A. Panthologi Organisasi
1) Sindrom Amuba, indikasinya : kurangnya pengarahan dari pimpinan, struktur
yang tidak memadai, organisasi secara keseluruhan dalam kondisi merosost,
organisasi jatuh dalam perangkap kegiatan.
2) Sindrom Anarki, indikasinya kepemimpinan organisasi berbeda/bertentangan
pendapat, akibat “perang dalam istana”, pergolakan dalam penempatan berkaitan
dengan masalah tanggung jawab, fungsi dan sumber, terjadinya krisis identitas.
3) Sindrom Cambuk Pedati, indikasinya pelayanan dan produk organisasi usang
dan tidak mampu menopang hidupnya. Tidak ada kreasi dan inovasi dalam
organisasi teutama dalam menghasilakan produk dan pelayanan.
4) Sindrom Deadlock, indikasinya terjadi konflik antara organisasi dengan
stakeholder, merugikan semuanya, tidak mampu mengatasinya
5) Sindrom Mama dan Papa, indikasinya organisasi tidak mampu menghindari
dan mengatasi kekacauan di dalam organisasi. Tidak memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan, para pemimpinnya dan pendirinya
tidak memahami tentang pentingnya manajemen dan kepemimpinan, otoriter dan
kurang manusiawi.
6) Sindrom Rabun-Jauh, Pimpinan organisasi tidak berorientasi kemasa depan,
sedikit sekali memikirkan dan menerapkan strategi, hidup rutinitas dan monoton,
selalu menanggapi kejutan-kejutan. Sindrom ini dapat terjadi dengan sindrom
amuba.
7) Sindrom Lomba Tikus, Iklim sosial sangat buruk menyelimuti kehidupan
organisasi, organisasi tidak efektif, manajer suka menindas dan menghukum
dalam berbagai tingkat, pimpinan kurang memperhatikan kepentingan anggota
organisasi, tidak manusiawi, pekerjaan tidak menarik, membosankan, insentif
rendah atau tidak memberikan dorongan untuk meningkatkan produktivitas
organisasi.
8) Sindrom Kontrol Jarak Jauh, Indikasinya otonomi tidak/kurang. Banyak
kebijakan, peraturan dan prosedur yang dapat membelenggu orang-orang di
lapangan atau yang akan melaksanakannya. Organisasi induk senantiasa ingin
selalu menyeragamkan, akibatnya organisasi cabang mengalami tercekik
birokrasi, prosedur dan persyaratan-persyaratan laporan yang tidak ada habis-
habisnya.
9) Sindrom Rigor– Mortis, Indikasinya dalam organisasi terjadi kondisi
kelembaman dan kegiatan yang menyempit (struktur dan perintah), organisasi
sangat kaku, dikuasai oleh status dan hampir tak dapat diatur. Organisasi disusun
atas dasar bagian-bagian yang sangat banyak atau pekerjaan-pekerjaan yang
berorientasi pada individu.
H. Kalau menurut Tichy and Sherman, 1995: Transformational Leadership in the 1990
Menyatakan bahwa terdapat 3 langkah dalam tranformasional seorang kepemimpinan:
1) Penyadaran (awakening): tahap menyadarkan masyarakat akan kemampuan yang
dimiliki, serta rencana dan harapan akan kondisi yang lebih baik.
2) Envisioning (pembentukan & pemantapan Visi)
3) Rearchitecting (Perancangan kembali organisasi)
I. Gaya Penolakan
1) Terbuka : melakukan aksi mogok, demonstrasi, memperlambat pekerjaan,
menyampaiakan keluhan
2) Tertutup: turunnya loyalitas dan motivasi kerja, kurang konsentrasi,dll