Anda di halaman 1dari 2

AGNES NOVITA NINGTYAS 115060707111031

Konflik dalam Organisasi (Demo Pekerja PT. Panarub Dwi Karya Benoa)
Studi Kasus: KEDAIBERITA.COM JAKARTA Juru Bicara Serikat Pekerja PT Panarub Dwikarya, Kokom mengungkapkan, PT Panarub telah melakukan pemberangusan kepada 1300 anggota serikat pekerja yang juga karyawannya. "PT Panarub telah mem-PHK 1300 karyawan dan juga anggota SP. PT Panarub juga menghalang-halangi untuk karyawan untuk jadi anggota serikat Pekerja," ujar Kokom di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (24/10/12). Untuk itu Ia meminta secara tegas kepada PT Panarub untuk segara memperkerjakan kembali 1300 karyawan yang telah dipecat. "1.300 pekerja dipekerjakan kembali. Upah rapelan JanMaret 2012 dibayar," tegas Kokom.* Perlu diketahui, PT Panarub Dwikarya adalah perusahaan yang bergerak dibidang produksi sporwear alas kaki atau sepatu merek Adidas dan Mizuno untuk pesanan pasaran ekspor keberbagai negara di Eropa, Amerika maupun Asia. PT Panarub Dwikarya adalah sebuah perusahaan dari PT Panarub Group, perusahaan ini berkedudukan di Jalan Benoa Raya Komplek Benoamas Blok B No.1 Kecamatan Karawaci Kota Tangerang. Namun, perusahaan sebesar itu di demo ribuan buruhnya karena tidak memberikan hak kebebasan berserikat dan upah layak. Bahkan, seorang buruhnya bernama Omih dilaporkan oleh pihak PT Panurub ke Polisi hanya karena mengirim SMS yang bernada terror.

Interpretasi: Demo atau juga bisa dikatakan mogok kerja yang dilakukan oleh pekerja PT. Panarub Dwi Karya Benoa sebenarnya terjadi pada hari Kamis, 12 Juli 2012. Demo tersebut berlangsung cukup lama. Demo atau mogok kerja tersebut menurut saya merupakan salah satu contoh konflik dalam organisasi, yang mana organisasi yang dimaksud adalah PT. Panarub Dwi Karya Benoa. Konflik yang terjadi adalah antara pekerja dan pimpinan PT. Panarub Dwi Karya Benoa. Demo merupakan hal yang sangat sering kita jumpai. Terlebih laagi demo antara pekerja dengan perusahaan tempat mereka bekerja. Alasan yang diusung dalam demo juga sesuatu yang hampir sama dalam setiap demo, yaitu adalah masalah upah. Demo yang dilakukan oleh pekerja PT. Panarub Dwi Karya Benoa tersebut juga mengusung masalah yang sama, yaitu mereka menuntut upah yang layak dan hak kebebasan berserikat.

Konflik yang terjadi merupakan masalah yang sangat umum, yang bahkan hampir setiap perusahaan pernah mengalaminya. Menelisik hal tersebut, seharusnya demo pekerja perusahaan yang bahas di atas dapat dihindari, dengan bercermin dari demo-demo yang telah terjadi sebelumnya di perusahaan-perusahaan yang lain. Menurut saya, demo bukanlah hal yang menguntungkan, baik untuk pekerja maupun untuk perusahaan. Memang terkadang ada demo yang membuahkan hasil, yang permintaan pekerja dipenuhi. Namun, menurut pandangan saya lebih banyak demo yang tidak membuahkan hasil. Tetapi justru, demo tersebut mendatangkan kerugian bagi kedua pihak, seperti halnya demo pekerja PT. Panarub Dwi Karya Benoa. Dalam demo tersebut, tidak ada pihak yang mendapatkan keuntungan. Dari sisi pekerja yang meminta upah layak tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan tetapi justru 1300 orang yang mendemo telah di PHK. PHK yang mereka pasti merupakan hal yang sangat tidak disangkasangka. Pem-PHK-an yang dilakukan oleh PT. Panarub Dwi Karya Benoa tersebut bukanlah tanpa alasan, tetapi berdasarkan UU Republik Indonesia No.3 Tahun2003 pasal 168 ayat 1 yang berbunyi Pekerja/buruh yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh pengusaha 2 (dua) kali secara patut dan tertulis dapat diputus hubungan kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan diri. Para pekerja yang berdemo telah mangkir dari pekerjaannya lebih dari 5 hari. Sehingga para pekerja tersebut dapat dikenai pasal tersebut diatas. Dengan adanya hukum tersebut, pendemo yang telah di PHK tidak dapat menuntut kembali perusahaannya. Disamping itu, tidak hanya dari sisi pekerja yang mengalami kerugian. Dari sisi perusahaan, mereka juga mengalami kerugian yang sangat besar dengan adanya demo tersebut. Kerugian yang paling besar adalah kerugian finansial. Perusahaan kehilangan kapasitas produksi dan pesanan sebab hampir dari separuh peerja mereka melakukan mogok kerja. Selain itu, perusahaan juga harus menanggung peningkatan biaya pengiriman, sebab kekurangan pekerja yang mereka alami mengakibatkan mereka harus mengirim barang melalui udara untuk mengejar waktu, yang pastinya memakan biaya yang lebih besar dari sebelumnya yang melalui laut. Kehilangan begitu banyak pekerja juga menjai PR yang sangat besar bagi PT. Panarub Dwi Karya Benoa, sebab dengan kehilangan yang begitu besar, operasional untuk beberapa bulan kedepannya juga masih kurang optimal. Dari konflik yang dialami oleh PT. Panarub Dwi Karya Benoa diatas, banyak pelajaran yang dapat diambil, terutama bagi perusahaan-perusahaan lain. Konflik bukanlah hal yang menyenangkan ataupun menguntungkan, bagi pihak manapun. Banyak dari konflik yang terjadi hanya memberikan kerugian yang cukup besar bagi pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Oleh karena itu, penting untuk selalu nenjaga hubungan baik dengan pekerja, begitu pula sebaliknya dengan pekerja. Sebab perusahaan pasti membutuhkan pekerja, dan pekerja pun juga pasti membutuhkan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai