PERILAKU ORGANISASIONAL
Disusun oleh :
Kelompok 1
Kelas : EM-A
1. Adhiesti Rizky Cahya Putri 141200253
2. Alexandra Nadine Tesalonika 141200097
3. Galuh Anggraeni 141200165
4. Dea Arbitria Jamil 141200089
0 0
KATA PENGATAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas segala limpahan rahmat serta
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “Memahami Kerja Tim”.
Dalam penyusunan makalah atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, bimbingan bapak Hery Sutanto. Sehingga, kendala- kendala yang
penulis hadapi teratasi.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Perilaku Keorganisasian. Saya juga menyadari sepenuhnya di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik atau saran dari pembaca demi perbaikan makalah yang akan di buat
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Yogyakarta, 3 April 2022
Penyusun
0 0
DAFTAR ISI
0 0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pentingnya tim kerja dalam organisasi?
2. Apakah perbedaan tim dan kelompok?
3. Bagaimana membentuk tim yang efektif?
4. Bagaimana mengubah individu menjadi pemain tim?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pentingnya tim dalam organisasi
2. Untuk mengetahui perbedaan tim dengan kelompok
3. Untuk mengetahui ciri-ciri tim yang efektif
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian tim kerja
0 0
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pentingnya Tim Kerja dalam Organisasi
Kegunaan tim menjadi hal pokok dalam perusahaan bisnis modern. Pada
kenyataannya beberapa hal yang lebih berbahaya dibandingkan tidak menjadi seorang
pemain tim. Sebagaimana organisasi telah melakukan restrukturisasi diri mereka
sendiri untuk bersaing dengan lebih efektif dan efisien, mereka telah beralih kepada tim
sebagai cara yang lebih baik untuk memanfaatkan talenta karyawan. tim yang lebih
fleksibel dan responsif terhadap perubahan kejadian daripada departemen yang
tradisional atau bentuk lain dari pengelompokan yang bersifat permanen. mereka dapat
dengan cepat merakit, menyebarkan, fokus ulang dan membubarkan diri. tetapi jangan
mengabaikan properti motivasional atas tim.
Kenyataan bahwa organisasi telah beralih kepada tim tidak lantas berarti bahwa
mereka selalu efektif. para pengambil keputusan, sebagai manusia dapat terpengaruh
oleh mode menghalau mentalitas. Setiap orang yang berada dalam satu kelompok kerja,
perlu kemampuan untuk dapat bekerja sama dengan baik. Tujuannya, agar dapat
mencapai sasaran atau target yang sudah ditetapkan perusahaan, baik untuk jangka
pendek maupun jangka panjang.
0 0
Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan atau peluang untuk terlibat dalam
kerja kolektif yang memerlukan usaha gabunggan. Sebaliknya tim kerja menghasilkan
sinergi positif melalui upaya yang terkoordinasi. Upaya individu akan menghasilkan
level kinerja yang lebih besar daripada jumlah input individu tersebut.
Tim kerja merupakan bagian dari kelompok kerja, tim dibangun untuk
kebermanfaatan (simbiosis) pada interaksi antar anggota.
Tipe tim :
3. Tim Fungsional Silang adalah tenaga kerja dari tingkat hirarki yang sama, tetapi dari
tempat pekerjaan yang berbeda. Tim Fungsional Silang merupakan cara efektif yang
memungkinkan orang-orang dari aneka bidang dalam suatu organisasi(atau bahkan
antar organisasi) untuk bertukar informasi, mengembangkan gagasan baru dan
memecahkan masalah, serta mengkoordinasikan proyekyang rumit.
4. Tim Virtual adalah tim yang menggunakan teknologi komputer untuk mengikat
secarafisik secara bersama membagi anggota untuk mencapai tujuan bersama.Mereka
mengizinkan orang untuk bergabung secara langsung denganmenggunakan komunikasi
0 0
langsung diantaranya seperti lokasi jaringankerja, video konfrensi dan e-mail. Tim
virtual terdiri atas anggota-anggota yang tersebar secara geografis dan organisasional
yang terikat terutama olehkemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi. Tim
virtual seringmeliputi para pekerja lepas, anggota organisasi rekanan,
pelanggan, pemasok, konsultan, atau pihak- pihak luar lainnya. Salah satu
keuntunganutama tim virtual adalah kemampuan untuk dengan cepat
mengumpulkankelompok orang yang paling tepat untuk menyelesaikan
proyek yangkompleks, memecahkan masalah tertentu, atau mengekploitasi
peluangstrategis tertentu. Sistem Multitim (Multiteam system ) merupakan suatu
pengumpulan dua atau lebih tim yang saling bergantung yang berbagitujuan dari
atasan. tim ini terdiri dari atas banyak tim.
Efektivitas – ukuran dari produktivitas tim, peringkat dari para manajer atas kinerja tim,
ukuran kepuasan seluruh anggota.
0 0
Faktor yang menentukan tim berhasil efektif atau tidak :
1. Sumber daya yg memadai : bergantung pd sumber daya dr luar tim, contohnya
dukungan organisasi thd tim (pemberian informasi scr tepat waktu, perlengkapan
yg layak, kepegawaian yg memadai, pemberian semangat, bantuan administrasi).
2. Kepemimpinan dan struktur : membuat kesepakatan terkait pembagian beban
kerja untuk setiap anggota, mengintegrasikan keterampilan setiap individu,
sehingga membutuhkan kepemimpinan dan struktur baik dr manajemen atau dari
para nggota untuk memandu, memantau jalan kerja sebuah tim apakah sudah
efektiv atau belum.
3. Iklim kepercayaan : mempercayai seluruh anggota tim dan memperlihatkan
kepercayaan kpd pemimpin. Jika tidak ada iklim kepercayaan maka akan
melemahkan fondasi kepemimpinan dalam tim.
4. Evaluasi kinerja dan sistem pemberian imbalan : mengevaluasi kinerja tim
dengan mengakui kontribusi dari setiap anggota, dan memberikan imbalan atas
hasil yang positif seperti pembagian keuntungan atau insentif dapat meningkatkan
komitmen tim.
Komposisi tim:
1. Kemampuan para anggota : bagian kinerja tim bergantung pada tingkat
pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan masing-masing anggota. Semakin
tinggi kemampuannya maka akan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan
situasi dan dapat memecahkan masalah lebih mudah.
2. Kepribadian para anggota : kepribadian mempengaruhi perilaku seseorang,
biasanya dites menggunakan model big five personality. Memiliki individu yang
teliti dapat menutupi kekurangan anggota lainnya. Anggota tim yang terbuka akan
mudah dalam berkomunikasi dengan sesame anggota dan akan lebih sering
menyatakan gagasannya, sehingga akan membentuk tim yang berpikiran terbuka,
kreatif, dan inovatif
3. Keragaman para anggota : keragaman seperti umur, ras, jenis kelamin, agama,
tingkat pendidikan,dll. Keragaman dalam tim maka akan terdapat sudut pandang
yang beragam juga. Maka seiring berjalannya waktu harus saling menghargai dan
belajar satu sama lain
4. Alokasi aturan : mengalokasi peran atau tanggung jawab kepada masing-masing
individu dengan hati-hati, disesuaikan dengan pengalaman dan ketrampilan dari
setiap individu.
0 0
5. Besaran/ukuran tim : tim yang efektif biasanya memiliki 5 hingga 9 anggota.
Jika terlalu banyak maka akan sulit berkoordinasi, kemalasan sosial meningkat,
kekompakan menurun, dll
6. Pilihan anggota : memilih naggota yang sejalan dengan kemampuan,
kepribadian, dan ketrampilan yang dibutuhkan. Jangan sampai memilih orang
yang ternyata lebih suka bekerja scr individu dibandingkan secara tim.
- Proses tim
1. Rencana dan tujuan umum : tim menganalisis misi tim, mengembangkan
tujuan-tujuan untuk mencapai misi tersebut, dan merencang strategi untuk
mencapai tujuan
2. Tujuan yg spesifik : tujuan umum dijabarkan secara lebih spesifik, dapat diukut
dan realistis. Tujuan harus menantang sehingga jika dapat dicapai maka akan
meningkatkan kinerja tim
3. Keberhasilan tim : menanamkan kepercayaan diri pada setiap pribadi dan yakin
bahwa akan berhasil, sehingga memotivasi untuk bekerja giat. Setiap anggota
dapat saling berbagi ilmu, pendapat, nasihat
4. Mental model : meningkatkan interaksi satu sama lain agar dapat lebih
termotivasi dan banyak perilaku positif dalam bekerja, dan tingkat kinerja akan
lebih tinggi
5. Level konflik : menyelesaikan masalah dengan membahas permasalahan secara
eksplisit, jangan berfokus pada kepribadian dan cara penyampaian pendapat
6. Kemalasan sosial : dikurangi dengan cara membagi secara jelas tanggung jawab
dan peran masing-masing individu.
0 0
- Jika tidak dapat dikerjakan dengan mudah, dapat diikutkan pelatihan untuk menjadikan
mereka pemain Tim.
3. Pemberian Imbalan : Menyediakan Insentif Agar Menjadi Seorang Pemain Tim Yang
Baik
Sistem pemberian imbalan organisasi harus dikerjakan ulang untuk mendorong
usaha bekerjasama dan bukan saling berkompetisi.
- Menurut Hallmark Cards Inc : Sistem Insentif dasar bagi individu pada bonus
tahunannya yang didasarkan pada pencapaian tujuan tim
- Menurut Whole Foods sistem imbalan yang didasarkan pada kinerja mengarah pada
kinerja tim. Sebagai hasilnya tim memilih anggota baru dengan hati-hati sehingga
mampu memberikan kontribusi bagi efektivitas tim.
Selain itu, adanya promosi, kenaikan gaji, dan bentuk penghargaan lainnya
harus diberikan kepada pekerja yang efektif sebagai anggota tim dengan melatih kolega
yang baru, berbagi informasi, membantu menyelesaikan konflik dalam tim, dan
menguasai keterampilan baru yang dibutuhkan. Terakhir adanya imbalan secara
instrinsik, misalnya persahabatan, yang diperoleh dari kerja Tim.
Kerja tim memerlukan lebih banyak waktu dan sumber daya daripada kerja
individu. Tim menuntut adanya komunikasi, pengelolaan konflik, dan pelaksanakan
pertemuan.
Terdapat 3 tes untuk menentukan sesuai tidaknya pekerjaan kelompok untuk dilakukan
0 0
dalam tim :
1. Apakah pekerjaan lebih baik dilakukan lebih dari satu orang? Indikator yang baik
adalah kompleksitas pekerjaan dan kebutuhan pandangan yang berbeda. Tugas
yang sederhana tidak memerlukan input beragam, sehingga lebih baik diserahkan
perorangan
2. Apakah pekerjaan menciptakan tujuan yang umum atau menetapkan tujuan dalam
kelompok yang lebih banyak daripada tujuan individu secara keseluruhan? Banyak
departemen jasa dari dealer kendaraan diperkenalkan dengan tim yang dapat
mengaitkan konsumen dengan tenaga bagian layanan, mekanik, spesialis suku
cadang dan representatif penjualan. Tim seperti ini mengolah dengan lebih baik
tanggungjawab secara kolektif untuk memastikan kebutuhan konsumen telah
terpenuhi dengan tepat.
3. Apakah para anggota kelompok saling bergantung atau tidak? Menggunakan tim
menjadi masuk akal ketika saling ketergantungan di antara tugas-tugas
keberhasilan dari keseluruhan bergantung pada keberhasilan masing-masing oran
0 0
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teamwork merupakan serangkaian nilai, sikap dan perilaku dalam sebuah tim. Untuk
mencapai kerjasama tim yang baik perlu ditumbuhkan sikap-sikap positif di antara anggota
tim. Sebab itu sangat diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam melaksanakan
tanggung jawab dalam keorganisasian.
Kegunaan tim menjadi hal pokok dalam perusahaan bisnis modern. Beberapa
kecenderungan telah mempengaruhi pekerjaan sebanyak gerakan besar untuk memperkenalkan
tim ke dalam tempat kerja. Pergeseran dari bekerja sendiri-sendiri menjadi bekerja dalam tim
mensyaratkan para karyawan untuk bekerja sama dengan orang lain, berbagi informasi
menghadapi perbedaan dan meleburkan kepentingan pribadi untuk kebaikan yang besar bagi
tim.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
0 0
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Sthephen P , Judge, Timothy A. “Perilaku Organisasi Edisi 16” Jakarta. Penerbit Salemba
Empat: 2015
0 0