Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KERJASAMA TIM (TEAM WORK)

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas mata kuliah KEPEMIMPINAN pada Program Studi
Manajemen Bisnis Diploma III Reg.A

DISUSUN OLEH

Pitria Ningsih (0420101016)

Agung Maulana (0420101003)

M Zidny (0419101032)

UNIVERSITAS WIDYATAMA

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

PROGRAM STUDI D-3 MANAJEMEN

2020/2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin dan kekuatan
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “kerjasama tim
(team work)” tepat pada waktunya. Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kepemimpinan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dalam
isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan
kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah
ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan
umumnya bagi pembaca.

Bandung,09 Desember 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Teamwork menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kerja. Kerjasama
dalam tim akan menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi dan sinergisitas bagi
individu-individu yang tergabung dalam teamwork. Tanpa kerjasama yang baik tidak akan
memunculkan ide-ide cemerlang. Sebagaimana yang dinyatakan Bachtiar (2004) bahwa
kerja sama merupakan sinergisitas kekuatan dari beberapa orang dalam mencapai satu tujuan
yang diinginkan. Kerjasama akan menyatukan kekuatan ide-ide yang akan mengantarkan
pada kesuksesan.

Menurut Henderson, Molloy dan Pascual (2001) teamwork adalah faktor-faktor yang
berpengaruh pada sistem yang mengatur proses yang menggunakan sumberdaya dan
menghasilkan kinerja tertentu. Proses yang mempengaruhi keberhasilan teamwork tersebut
adalah indvidual character (skill, pengetahuan dan kecocokan tujuan personal dengan
organisasi dan komitmen), task characteristic (kejelasan tujuan, beban kerja), task related
(penafsiran situasi, manajemen diri), team related (interaksi internal tim, dukungan), task
outcome (kepuasan kerja, ketercapaian tujuan) dan team outcame (saling percaya, saling
menghargai, visi bersama).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kerjasama tim?


2. Apa saja ciri-ciri dan kriteria dalam kerjasama tim yang efektif ?
3. Apa Manfaat Kerjasama Tim?
4. Bagaimana tahap perkembangan teamwork?
5. Bagaimana cara membangun tim kerja yang baik?
6. Apa saja teori pembentukan tim?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan penulis guna
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Kepemimpinan
1.4 Manfaat Penulisan
1. Memahami Pengertian Kerjasama Tim (Teamwork), ciri-ciri Teamwork, Kriteria Tim
dan Manfaat dan Tujuan Tim Kerja.
2. Dapat mengetahui tahap perkembangan kerjasama tim (teamwork)
3. Dapat menambah wawasan bagi pembaca terutama dalam membangun teamwork yang
baik dan efektif dalam meningkatkan kinerja dalam sebuah perusahaan.
4. Dapat mengetahui teori apa saja yang digunakan dalam pembentukan tim
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kerjasama Tim

Tim / Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap manusia


dalam berbagai kegiatan apapun manusia akan terlibat dalam aktivitas Tim / Kelompok.
Demikian pula Tim / Kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Tim
adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan
mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki tiga komponen.
Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua, orang – orang dalam sebuah tim
memiliki interaksi regular. Ketiga, orang – orang dalam sebuah tim memiliki tujuan
kinerja yang sama.

2.2 Ciri-ciri Kerjasama Tim yang Efektif

1. Tujuan yang Sama


Jika semua anggota tim mendayung ke arah yang sama, pasti kapal yang didayung
akan lebih cepat sampai ke tempat tujuan, dari pada jika ada anggota tim yang
mendayung ke arah yang berbeda, berlawanan, ataupun tidak mendayung sama
sekali karena bingung ke arah mana harus mendayung. Jadi, pastikan bahwa tim
memiliki tujuan dan semua anggota tim Anda tahu benar tujuan yang hendak dicapai
bersama, sehingga mereka yakin ke arah mana harus mendayung.

2. Antusiasme yang Tinggi


Pendayung akan mendayung lebih cepat jika mereka memiliki antusiasme yang
tinggi. Antusiasme tinggi bisa dibangkitkan jika kondisi kerja juga menyenangkan:
anggota tim tidak merasa takut menyatakan pendapat, mereka juga diberi kesempatan
untuk menunjukkan keahlian mereka dengan menjadi diri sendiri, sehingga
kontribusi yang mereka berikan juga bisa optimal.

3. Peran dan Tanggung Jawab yang Jelas


Jika semua ingin menjadi pemimpin, maka tidak akan ada yang mendayung.
Sebaliknya, jika semua ingin menjadi pendayung, maka akan terjadi kekacauan
karena tidak ada yang memberi komando untuk kesamaan waktu dan arah
mendayung. Intinya, setiap anggota tim harus mempunyai peran dan tanggung jawab
masing-masing yang jelas. Tujuannya adalah agar mereka tahu kontribusi apa yang
bisa mereka berikan untuk menunjang tercapainya tujuan bersama yang telah
ditentukan sebelumnya.

4. Komunikasi yang Efektif


Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif antar anggota
tim. Strateginya: Jangan berasumsi. Artinya, jika Anda tidak yakin semua anggota
tim tahu apa yang harus menjadi prioritas utama untuk diselesaikan, jangan
berasumsi, tanyakan langsung kepada mereka dan berikan informasi yang mereka
perlukan.

5. Resolusi Konflik
Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus dihadapi. Tetapi
konflik ini tidak harus menjadi sumber kehancuran tim. Sebaliknya, konflik ini yang
dapat dikelola dengan baik bisa dijadikan senjata ampuh untuk melihat satu masalah
dari berbagai aspek yang berbeda sehingga bisa diperoleh cara baru, inovasi baru,
ataupun perubahan yang memang diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah
tujuan.

6. Shared Power
Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu dilakukan
sendiri, atau sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak menganggur, maka
pasti ada ketidakberesan dalam tim yang lambat laun akan membuat tim menjadi
tidak efektif. Jadi, tiap anggota tim perlu diberikan kesempatan untuk menjadi
”pemimpin”, menunjukkan ”kekuasaannya” di bidang yang menjadi keahlian dan
tanggung jawab mereka masing-masing. Sehingga mereka merasa ikut bertanggung
jawab untuk kesuksesan tercapainya tujuan bersama.

7. Keahlian
Tim yang terdiri dari anggota – anggota dengan berbagai keahlian yang saling
menunjang akan lebih mudah bekerja sama mencapai tujuan. Berbagai keahlian yang
berbeda tersebut dapat saling menunjang sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah
dan lebih cepat diselesaikan.

8. Evaluasi
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui sudah sedekat apa mereka dari tujuan,
jika mereka tidak menyediakan waktu sejenak untuk melakukan evaluasi? Evaluasi
yang dilakukan secara periodik selama proses pencapaian tujuan masih berlangsung
bisa membantu mendeteksi lebih dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa
segera diperbaiki.
Ada sepuluh karakteristik yang diperlukan tim dalam menghasilkan kinerja secara
luar biasa dan cepat mencapai tujuan yang diharapkan.
1) Prinsip, Tujuan dan Sasaran
2) Keterbukaan dan Konfrontasi
3) Dukungan dan Kepercayaan
4) Kerjasama, Komunikasi dan Konflik
5) Prosedur kerja dan keputusan yang layak
6) Kepemimpinan yang layak
7) Review Kerja dan Program secara Reguler.
8) Pengembangan Individu.
9) Hubungan antar kelompok (sosial).
10) Ikatan hati secara sinergi.

2.3 Manfaat Kerjasama Tim tujuan kerjasama tim

1. Membentuk Tim yang Dinamis


Teamwork secara tidak langsung dapat membantu Anda memiliki tim yang solid
dan dinamis. Bekerja secara berkelompok akan mendorong setiap anggota tim untuk
bersama-sama mencari dan menerapkan strategi bekerja produktif dan saling
membantu. Dengan cara ini, akan tercipta dinamika kerja tim yang kuat, yang
menghasilkan output atau timbal balik yang besar.

2. Meningkatkan Kemmampuan Kolaborasi


Bekerja dalam tim berarti harus saling mendukung dan menyokong satu sama lain
dalam menyelesaikan tugas. Cara ini membuat pekerjaan selesai pada waktu yang
ditetapkan dan meraih pencapaian optimal. Anda yang terlibat dalam kerja sama tim
tentu saja tidak boleh mementingkan diri sendiri. Sebab, kolaborasi serta tukar
pendapat perlu dilakukan antar anggota tim untuk bisa mencapai keberhasilan
organisasi secara keseluruhan.

3. Mengumpulkan Banyak Ide


Ide yang dihasilkan dari satu kepala akan berbeda dengan ide yang dihasilkan dari
banyak kepala. Artinya, bekerja bersama dalam tim akan meningkatkan antusiasme
seluruh anggota tim. Masing-masing individu akan tertantang untuk memberikan ide-
ide kreatif. Nantinya, satu ide yang muncul bisa dilengkapi dengan ide-ide lain,
sehingga terjadi kolaborasi ide yang memunculkan inovasi baru. Di saat yang sama,
mengumpulkan banyak ide seperti ini berguna untuk perkembangan pengetahuan
setiap individu. Kemudian, akan berpengaruh pula pada penentuan strategi efektif
yang akan dilakukan oleh perusahaan di masa yang akan datang.
4. Kerjasama Tim Membuat Lebih Bahagia
Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 1000 anggota tim menunjukkan
bahwa kerjasama tim mendatangkan kebahagiaan. Umpan balik, rasa hormat dan
keterbukaan setiap orang di dalam tim merupakan faktor yang membuat mereka
bahagia saat bekerjasama dalam tim. Tentu saja, pekerja yang bahagia akan
menghasilkan produktivitas tinggi yang juga bermanfaat bagi kesuksesan organisasi.

5. Meningkatkann Peluang Bertumbuh Secara Individual


Kerjasama tim dapat membuat Anda bertumbuh secara individual. Kerjasama tim
membuat Anda dapat saling berbagi informasi, saling melatih dan menyemangati
satu dengan yang lain sehingga akan mendapatkan pengalaman dan ide-ide yang
baru. Kerjasama tim juga merupakan kesempatan untuk belajar dari kesalahan yang
dilakukan oleh anggota lainnya. Ini membuat Anda menjadi orang yang sangat
berhati-hati dalam mengambil langkah agar terhindar dari kesalahan yang sama di
masa depan.

6. Dapat Menghilangkan Kejenuhan


Anda pasti mengalami kejenuhan dalam pekerjaan. Hal yang dapat dilakukan
untuk mengatasinya adalah saling berbagi tugas dengan anggota tim lainnya. Saat
bekerjasama dalam tim, Anda saling memberikan dukungan emosional. Inilah yang
membuat setiap anggota tim dapat kembali bersemangat dan menyelesaikan
pekerjaan dengan lebih baik.

7. Menggali Potensi Diri


Dapat menggali potensi diri dan menggunakan kekuatan yang Anda miliki pun
merupakan manfaat kerja sama tim. Dalam kelompok, pembagian tanggung jawab
biasanya berfokus pada keterampilan yang dimiliki oleh anggota, sehingga setiap
tugas dapat ditangani dengan baik.

8. Meningkatkan Kesuksesan Organisasi


Di era teknologi yang semakin maju saat ini, Anda dituntut memiliki keterampilan
tertentu. Tentu saja, tidak ada individu yang dapat menguasai seluruh keterampilan
yang dibutuhkan. Untuk itu diperlukan tim. Dengan bekerjasama dalam tim, setiap
orang dapat memegang peranannya masing-masing dengan keterampilan yang
dimiliki sehingga anggota tim yang satu dapat melengkapi anggota tim lainnya.
Keterampilan unik yang dimiliki dapat membuat setiap orang bersinar dan
menghasilkan kinerja yang luar biasa.

9. Mampu Meningkatkan Produktifitas


Salah satu faktor yang membuat Anda menghasilkan pekerjaan yang luar biasa
adalah rasa hormat dan rasa dihargai yang didapatkan dari rekan-rekan di dalam tim.
Kerjasama tim merupakan hal yang membuat Anda mendapatkan rasa hormat dan
dihargai agar termotivasi dan menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi.

10. Memampukan Anda Berani Mengambil Resiko


Jika bekerja sendiri, Anda akan takut untuk melangkah. Jika bekerjasama dalam
tim, Anda akan memiliki keberanian untuk melakukan banyak hal, termasuk hal-hal
yang berisiko tinggi. Anda mengetahui bahwa akan selalu ada orang-orang yang
mendukung sekalipun nantinya akan menghadapi kegagalan. Itulah sebabnya,
kerjasama tim memampukan Anda berani mengambil risiko.

2. Tujuan Bekerja Dalam Tim

a) Kesatuan Tujuan

Setiap anggota tim memiliki kesamaan visi,misi dan program kerja.

b)Efisiensi

Setiap anggota tim menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara cepat,cermat dan tepat tanpa
pemborosan dan kecerobohan.

c)Efektif

Setiap anggota tim memiliki tujuan yang jelas, memiliki keterampilan yang memadai, memiliki
komitmen, saling percaya, memiliki komunikasi yang baik, memiliki kemampuan bernegoisasi,
dan memiliki kemampuan yang tepat.

2.4 Tahap Perkembangan Kerjasama Tim

1. Undevelopment
Tahap undevelopment ini adalah tahap yang paling sering dijumpai pada suatu
organisasi. Salah satu ciri dari tahap ini adalah :

a. Terlihat sekelompok orang mengerjakan suatu tugas tetetapi mereka tidak


bersepakat tentang bagaimana seharusnya mereka bekerja. Contohnya antara lain
dalam rapat atau pertemuan lebih sering terjadi antrian lontaran gagasan dan
bukan diskusi. Gagasan yang sebenarnya bersifat membangun, tidak mereka
utarakan. Mereka tidakut jika ‘gagasan itu’ akan mengganggu keseimbangan
organisasi.
b. Tidak melibatkan perasaan individu karena dianggap tidak pada tempatnya untuk
membicarakan perasaan orang lain secara terbuka. Contohnya yaitu setiap orang
sibuk dengan tugasnya masing-masing dan atasan yang membuat hampir semua
keputusan. Sehingga roda organisasi menggelinding sesuai aturan dan prosedur
dari atasannya. Perlu diketahui disini bahwa banyak tim yang tidak efektif
menunjukkan ciri-ciri di atas, dan biasanya terjadi jika atasan memiliki kearifan,
energi dan waktu untuk membuat semua keputusan. Ini bukan kerjasama
kelompok yang benar, karena dengan cara ini kekuatan yang ada didalam tim
tidak dimanfaatkan sehingga lebih terpusat pada pemimpinnya.

2. Experimenting

Tahap ini dimulai ketika tim secara bersungguh-sungguh mulai meninjau ulang
metode operasional yang berlaku selama ini. Pada tahap Experimenting, tim
berkemauan untuk melakukan eksperimen dan uji coba. Mereka berani menghadapi
berbagai kemungkinan dengan memasuki daerah yang belum dikenal Pada tahap
perkembangan ini, bahwa berbagai masalah dihadapi dan dibahas secara lebih
terbuka serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang lebih luas sebelum
membuat suatu keputusan. Contohnya yaitu, suatu permasalahan pribadi dibicarakan
secara terbuka, perasaan individu dipertimbangkan dan diselesaikan sampai tuntas.
Pada tahap ini walaupun tim telah menjadi lebih terbuka dan mempunyai potensi
untuk menjadi lebih efektif, masih kurang untuk disebut sebagai tim yang efektif
yang menghasilkan keuntungan.

3. Consolidating
Setelah berhasil menyelesaikan masalah antar pribadi di tahap 2, tim mulai
memiliki kepercayaan diri, keterbukaan dan dipercaya untuk mencoba cara kerjanya.
Biasanya tim akan memilih cara kerja yang lebih sistematik atau bermetode. Aturan
dan cara kerja yang kaku diubah dengan aturan baru yang disepakati bersama,
dimana setiap anggota memiliki peran agar tujuan dapat dicapai. Walau hubungan
antar pribadi telah mejadi lebih erat, mereka sadar akan pentingnya aturan-aturan
dasar dan cara kerja yang akan dipakai oleh tim. Bukti nyata dari tahap ini adalah
cara untuk mencapai suatu keputusan, yaitu adanya kejelasan tujuan dari aktivitas
atau tugas, adanya penetapan sasaran, pengumpulan informasi yang dibutuhkan,
adanya kemauan memikirkan kemungkinan yang ada pada tim, adanya perencanaan
rinci mengenai apa yang harus dilakukan, kemauan meninjau kembali hasil kerja dan
menggunakannya sebagai dasar untuk memperbaiki cara kerja di masa yang akan
datang. Hubungan antar pribadi yang lebih baik pada tahap 2 ini tetap dipertahankan,
tetetapi mereka membangun aturan dasar dan cara kerja yang akan dipakai oleh tim.
4. Mature
Setelah mengetahui penjelasan dari tahap 3, maka tersusunlah dasar bagi
terbentuknya suatu tim yang matang. Keterbukaan, kepedulian dan peningkatan
hubungan pribadi pada tahap 2 serta pendekatan yang sistematik dari tahap 3
merupakan modal dasar bagi terbentuknya tim yang benar-benar matang.
Fleksibilitas menjadi hal yang utama, karena setiap kebutuhan memiliki prosedur
kerja yang berbeda. Seseorang tidak lagi khawatir untuk mempertahankan posisi
mereka. Tim mengenali tipe kepemimpinan yang dibutuhkan saling percaya, jujur,
terbuka dan pemimpin mengenali kebutuhan untuk melibatkan anggotanya.
Saling percaya, keterbukaan, kejujuran, kerja sama dan konfrontasi maupun
review berkala terhadap hasil kerja, menjadi gaya hidup tim. Tim akan selalu
bersedia untuk membantu tim lain yang mengalami kesulitan maupun yang belum
sampai ke tahap mereka. Tetetapi lebih dari itu, tim ini adalah tempat yang
menyenangkan dan membawa hasil.

2.5 Cara Membangun Tim Kerja yang Baik untuk Perusahaan

1. Memiliki Visi & Misi yang Sama

Cara pertama dalam membangun tim kerja yang baik adalah memiliki visi dan misi yang sama.
Setiap tim kerja yang dibentuk selalu memiliki tujuan. Sebagai pemimpin yang bertanggung
jawab, Anda harus bisa menyelaraskan visi dan misi dari setiap anggota dalam bekerja. Hal ini
akan memberikan dampak positif pada kemudian hari,Khususnya dari hasil kerja yang diberikan.

2. Membangun Rasa Saling Percaya

Rasa percaya yang dimiliki pasti terasa rendah. Untuk membangun tim kerja yang baik, perlu
kesadaran dari setiap anggota tim agar mereka bisa memberikan rasa saling percaya terhadap
satu dengan yang lainnya. Hal ini bisa membuat setiap anggota tim saling bergantung sama lain
sehingga tercipta kerja sama yang apik.

3. Komunikasi Harus Intensif

Komunikasi yang efektif selalu menjadi poin penting dalam suatu hubungan antar individu atau
di dalam kelompok. Itu pula yang harus digalakkan dengan memberikan pesan komunikasi yang
jelas pada setiap anggota tim. Komunikasi yang dilakukan harus intensif. Jangan sampai ada
komunikasi antar anggota tim yang terkesan kering karena itu bisa membawa masalah.
Sebenarnya komunikasi yang intensif tidak hanya dalam urusan pekerjaan saja, tetapi juga di luar
persoalan itu. Saling membangun hubungan personal sangat membantu dalam menaikkan
semangat kerja masing-masing anggota.

4. Ciptakan Sistem Penghargaan

Siapa yang tidak suka dengan penghargaan, khususnya bonus materi? Pasti semua orang
menginginkan itu. Untuk mendapatkan penghargaan, tentu ada target yang harus dicapai. Nah,
Anda bisa memberikan penghargaan itu pada setiap anggota tim agar kinerja mereka lebih
maksimal. Dampak positif pasti langsung terasa jika memang anggota tim percaya bahwa
mereka mampu mencapai target tersebut. Tim Anda bisa bekerja maksimal dan membantu
perusahaan untuk bertumbuh pula.

5. Memahami Peran dan Tanggung Jawab Masing-Masing

Setiap anggota tim memiliki tugas masing-masing walau jabatan mereka mungkin saja sama.
Dengan perbedaan tugas yang diberikan, mereka harus sadar dengan peran dan tanggung jawab
masing-masing. Kesadaran itu harus dibangun sejak dini agar hasilnya pekerjaan lebih
maksimal.

F. Teori pembentukan tim

Menurut Hughes (2012: 366) teori pembentukan tim harus melewati 4 tahap pembentukan yaitu:
tahap forming (pembentukan), tahap storming (goncangan), tahap norming (membangun norma)
dan tahap performing (berkinerja).

Tahap pembentukan (forming) adalah proses pengumpulan calon anggota tim yang datang
dengan pertanyaan apakah saya orang yang dibutuhkan dalam tim ini, dan kenapa mereka dipilih
menjadi anggota tim. Tahap peleburan (storming) disini adalah untuk mengetahui apa peran
masing-masing anggota tim dan penentuan siapa yang akan menjadi pengarah/pimpinan dalam
tim ini. Setelah jelas pembagian tugas masing-masing selanjutnya adalah menentukan norma-
norma dan aturan main yang harus disepakati oleh seluruh anggota tim (norming). Dan bila
sudah disepakati maka tim ini akan mulai bekerja dalam tenggat waktu tertentu dengan misi
mencapai tujuan tertentu (performing).

BAB III
KASUS

PEMBAHASAN&SOLUSI

3.1 Profil perusahaan Adam Air

Maskapai penerbangan yang memiliki nama listing Adam SkyConnection Airlines, PT.
ini pertama kali didirikan tanggal 21 November 2002. Founder Adam Air adalah Agung
Laksono dan Sandra Ang. Sedangkan, Gunawan Suherman menjabat sebagai CEO dan Adam
Aditya Suherman adalah president diretornya. Adam Air hadir sebagai low-cost carrier, tetapi
juga memberikan layanan on-board yang cukup baik dengan harga tiket kompetitif serupa
dengan model bisnis Valuair.

3.2 Masalah-masalah Adam Air

Permasalahan dengan para Flight Operation Officer yang sampai melakukan mogok kerja
tanggal 11 Agustus 2007 lalu. FOO menganggap lingkungan kerja yang sudah tidak kondusif
serta konflik yang sering terjadi dengan manajemen. Masalah ini membuat operasional mereka
sangat terganggu. Kemudian, dari 46 FOO yang melakukan pemogokan, 33 di antaranya
langsung dipecat hari itu juga. Kekosongan ini kemudian membuat Adam Air
“mengimpor” FOO dari luar ,bahkan FOO yang sebenarnya tidak memiliki lisensi. Mereka tidak
memiliki pengetahuan soal Aturan Keselamatan Penerbangan Sipil (Civil Aviation Safety
Regulation/CASR), kebutuhan bahan bakar, limit bobot maksimum, dan sebagainya. Adam Air
juga melakukan walk-in interview dan langsung mempekerjakan mereka,
termasuk applicant yang pernah ditolak sebelumnya. Bahkan mantan district manager Bouraq
dan station manager Jatayu dimasukkan juga ke dalamnya. FOO tersebut disupervisi oleh
seorang ramp manager yang juga tidak memiliki lisensi. Akibatnya, baik FOO maupun ramp
manager sering tidak bisa mengatasi masalah/konflik yang muncul sebelum penerbangan
dilakukan. Tugas FOO sendiri sebenarnya untuk mengukur payload agar sesuai
dengan performance limit. Tentu saja, tanpa lisensi dan pengetahuan yang memadai, FOO cuma
berpikiran selama di pesawat ada space, kenapa tidak diisi saja penuh. Lupakan sejenak
soal safety, engine climb, performance, dan sebagainya.

3.3 Identifikasi Masalah Team Work Adam Air


Pihak manajemen Adam Air tidak memiliki norma-norma yang dapat diterapkan dalam
mengatur dan membangun etika kerja . Buktinya, pihak manajemen sengaja meminimalkan
seluruh biaya ( termasuk biaya maintaining ) untuk dapat menghasilkan pendapatan sebesar-
besarnya tanpa menghiraukan keselamatan penerbangan. Konflik yang terjadi dalam manajemen
Adam Air disebabkan oleh kerusakan komunikasi dan perbedaan tujuan. Langkah penyelesaian
masalah yang diambil oleh pihak manajemen Adam Air juga tidak masuk akal. Mereka
cenderung menggunakan gaya menghindar , yang tidak merefleksikan kekuatan asertif maupun
kerja sama.

saat terjadi mogok kerja FOO, pihak manajemen Adam Air mengambil jalan pintas dengan
“mengimpor” FOO dari luar , bahkan FOO yang sebenarnya tidak memiliki lisensi. Sebenarnya,
gaya menghindar ini tepat bila diterapkan dalam situasi adanya isu yang sepele, tidak ada
kesempatan menang, masih banyak informasi yang perlu dikumpulkan, atau ketika gangguan
akan menjadi sangat mahal. Namun, penyebab protes yang disampaikan oleh para FOO yang
mogok itu bukanlah sebuah isu yang remeh. Karena itu merupakan kritik langsung atas
kebobrokan manajemen Adam Air.

3.4 Solusi yang Kami Sarankan

Sebetulnya, Adam Air tidak perlu sampai dibubarkan karena masalah ini. menganjurkan adanya
perubahan business model secara simultan untuk menanganinya. Karena perubahan kecil saja
tidak sanggup meng-cover kebobrokan yang sudah membudidaya. Oleh karena itu lebih
baik , PT Adam Sky Connection (AdamAir) dalam hal ini melakukan pemutusan hubungan kerja
dikarenakan perusahaan dinyatakan pailit, jadi berdasarkan UU No.13 Tahun 2003, maka para
pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar 1 kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang
penghargaan masa kerja sebesar 1 kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak
sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

hasil pembahasan yang telah dilakukan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagaiberikut :

Kinerja karyawan menunjuk pada kemampuan karyawan dalam melaksanakankeseluruhan tugas-


tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Kinerja para karyawan akanmeningkat apabila mereka
terlibat secara aktif dan ikut berpartisipasi dan menjadi bagiantim dalam proses kegiatan pada

unit organisasi dimana mereka bekerja. Kerja sama tim karyawan yaitu ikut berpartisipasi
dalam kegiatan tersebut sekaligusterlibat dalam pengambilan keputusan merupakan kemampuan
yang harus terus diasah danmasih terdapat ruang untuk perbaikan. Tujuan dibentuknya Tim
untuk memperbaiki danmeningkatkan kualitas produk dan kualitas manajemen.

4.2 SARAN

Dalam upaya untuk peningkatan kinerja karyawan maka perlukerjasama tim dari karyawan.
Untuk membangun tim yang baik, maka perlu ada ikatan hati antar anggotanya dengan
manjemen sehingga tercapainya tujuan sesuai dengan yang diharapkan.

Meskipun teamwork menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan organisasi, namun


masih diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam melaksanakan tanggung jawab dalam
keorganisasian.Teamwork juga tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang dengan gaya, sikap,
maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru merupakan potensi yang akan
membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif. Oleh karena itu, perbedaan cara kerja dalam
tiap anggota tim harus ditanggapi dengan positif.

DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen P (2008), Organizational Behavior, Concept, and Application, 12th Edition, Prentice Hall, USA.

http://kulpulan-materi.blogspot.com/2013/01/tahap-tahap-perkembangan-kelompok.html [Diakses 10 April 2013]

http://ririndwi19.blogspot.com/2011/12/manfaat-dan-tujuan-bekerja-dalam-tim.html [Diakses 10 April 2013]

http://setabasri01.blogspot.com/2011/01/kelompok-dan-tim-dalam-organisasi.html [Diakses 10 April 2013]

http://www.leadership-park.com/new/more-about-u/tahap-tahap-perkembangan-tim.html [Diakses 10 April 2013]

Anda mungkin juga menyukai