Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas mata kuliah KEPEMIMPINAN pada Program Studi
Manajemen Bisnis Diploma III Reg.A
DISUSUN OLEH
M Zidny (0419101032)
UNIVERSITAS WIDYATAMA
2020/2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin dan kekuatan
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “kerjasama tim
(team work)” tepat pada waktunya. Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kepemimpinan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dalam
isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan
kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah
ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan
umumnya bagi pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Teamwork menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kerja. Kerjasama
dalam tim akan menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi dan sinergisitas bagi
individu-individu yang tergabung dalam teamwork. Tanpa kerjasama yang baik tidak akan
memunculkan ide-ide cemerlang. Sebagaimana yang dinyatakan Bachtiar (2004) bahwa
kerja sama merupakan sinergisitas kekuatan dari beberapa orang dalam mencapai satu tujuan
yang diinginkan. Kerjasama akan menyatukan kekuatan ide-ide yang akan mengantarkan
pada kesuksesan.
Menurut Henderson, Molloy dan Pascual (2001) teamwork adalah faktor-faktor yang
berpengaruh pada sistem yang mengatur proses yang menggunakan sumberdaya dan
menghasilkan kinerja tertentu. Proses yang mempengaruhi keberhasilan teamwork tersebut
adalah indvidual character (skill, pengetahuan dan kecocokan tujuan personal dengan
organisasi dan komitmen), task characteristic (kejelasan tujuan, beban kerja), task related
(penafsiran situasi, manajemen diri), team related (interaksi internal tim, dukungan), task
outcome (kepuasan kerja, ketercapaian tujuan) dan team outcame (saling percaya, saling
menghargai, visi bersama).
PEMBAHASAN
5. Resolusi Konflik
Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus dihadapi. Tetapi
konflik ini tidak harus menjadi sumber kehancuran tim. Sebaliknya, konflik ini yang
dapat dikelola dengan baik bisa dijadikan senjata ampuh untuk melihat satu masalah
dari berbagai aspek yang berbeda sehingga bisa diperoleh cara baru, inovasi baru,
ataupun perubahan yang memang diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah
tujuan.
6. Shared Power
Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu dilakukan
sendiri, atau sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak menganggur, maka
pasti ada ketidakberesan dalam tim yang lambat laun akan membuat tim menjadi
tidak efektif. Jadi, tiap anggota tim perlu diberikan kesempatan untuk menjadi
”pemimpin”, menunjukkan ”kekuasaannya” di bidang yang menjadi keahlian dan
tanggung jawab mereka masing-masing. Sehingga mereka merasa ikut bertanggung
jawab untuk kesuksesan tercapainya tujuan bersama.
7. Keahlian
Tim yang terdiri dari anggota – anggota dengan berbagai keahlian yang saling
menunjang akan lebih mudah bekerja sama mencapai tujuan. Berbagai keahlian yang
berbeda tersebut dapat saling menunjang sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah
dan lebih cepat diselesaikan.
8. Evaluasi
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui sudah sedekat apa mereka dari tujuan,
jika mereka tidak menyediakan waktu sejenak untuk melakukan evaluasi? Evaluasi
yang dilakukan secara periodik selama proses pencapaian tujuan masih berlangsung
bisa membantu mendeteksi lebih dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa
segera diperbaiki.
Ada sepuluh karakteristik yang diperlukan tim dalam menghasilkan kinerja secara
luar biasa dan cepat mencapai tujuan yang diharapkan.
1) Prinsip, Tujuan dan Sasaran
2) Keterbukaan dan Konfrontasi
3) Dukungan dan Kepercayaan
4) Kerjasama, Komunikasi dan Konflik
5) Prosedur kerja dan keputusan yang layak
6) Kepemimpinan yang layak
7) Review Kerja dan Program secara Reguler.
8) Pengembangan Individu.
9) Hubungan antar kelompok (sosial).
10) Ikatan hati secara sinergi.
a) Kesatuan Tujuan
b)Efisiensi
Setiap anggota tim menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara cepat,cermat dan tepat tanpa
pemborosan dan kecerobohan.
c)Efektif
Setiap anggota tim memiliki tujuan yang jelas, memiliki keterampilan yang memadai, memiliki
komitmen, saling percaya, memiliki komunikasi yang baik, memiliki kemampuan bernegoisasi,
dan memiliki kemampuan yang tepat.
1. Undevelopment
Tahap undevelopment ini adalah tahap yang paling sering dijumpai pada suatu
organisasi. Salah satu ciri dari tahap ini adalah :
2. Experimenting
Tahap ini dimulai ketika tim secara bersungguh-sungguh mulai meninjau ulang
metode operasional yang berlaku selama ini. Pada tahap Experimenting, tim
berkemauan untuk melakukan eksperimen dan uji coba. Mereka berani menghadapi
berbagai kemungkinan dengan memasuki daerah yang belum dikenal Pada tahap
perkembangan ini, bahwa berbagai masalah dihadapi dan dibahas secara lebih
terbuka serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang lebih luas sebelum
membuat suatu keputusan. Contohnya yaitu, suatu permasalahan pribadi dibicarakan
secara terbuka, perasaan individu dipertimbangkan dan diselesaikan sampai tuntas.
Pada tahap ini walaupun tim telah menjadi lebih terbuka dan mempunyai potensi
untuk menjadi lebih efektif, masih kurang untuk disebut sebagai tim yang efektif
yang menghasilkan keuntungan.
3. Consolidating
Setelah berhasil menyelesaikan masalah antar pribadi di tahap 2, tim mulai
memiliki kepercayaan diri, keterbukaan dan dipercaya untuk mencoba cara kerjanya.
Biasanya tim akan memilih cara kerja yang lebih sistematik atau bermetode. Aturan
dan cara kerja yang kaku diubah dengan aturan baru yang disepakati bersama,
dimana setiap anggota memiliki peran agar tujuan dapat dicapai. Walau hubungan
antar pribadi telah mejadi lebih erat, mereka sadar akan pentingnya aturan-aturan
dasar dan cara kerja yang akan dipakai oleh tim. Bukti nyata dari tahap ini adalah
cara untuk mencapai suatu keputusan, yaitu adanya kejelasan tujuan dari aktivitas
atau tugas, adanya penetapan sasaran, pengumpulan informasi yang dibutuhkan,
adanya kemauan memikirkan kemungkinan yang ada pada tim, adanya perencanaan
rinci mengenai apa yang harus dilakukan, kemauan meninjau kembali hasil kerja dan
menggunakannya sebagai dasar untuk memperbaiki cara kerja di masa yang akan
datang. Hubungan antar pribadi yang lebih baik pada tahap 2 ini tetap dipertahankan,
tetetapi mereka membangun aturan dasar dan cara kerja yang akan dipakai oleh tim.
4. Mature
Setelah mengetahui penjelasan dari tahap 3, maka tersusunlah dasar bagi
terbentuknya suatu tim yang matang. Keterbukaan, kepedulian dan peningkatan
hubungan pribadi pada tahap 2 serta pendekatan yang sistematik dari tahap 3
merupakan modal dasar bagi terbentuknya tim yang benar-benar matang.
Fleksibilitas menjadi hal yang utama, karena setiap kebutuhan memiliki prosedur
kerja yang berbeda. Seseorang tidak lagi khawatir untuk mempertahankan posisi
mereka. Tim mengenali tipe kepemimpinan yang dibutuhkan saling percaya, jujur,
terbuka dan pemimpin mengenali kebutuhan untuk melibatkan anggotanya.
Saling percaya, keterbukaan, kejujuran, kerja sama dan konfrontasi maupun
review berkala terhadap hasil kerja, menjadi gaya hidup tim. Tim akan selalu
bersedia untuk membantu tim lain yang mengalami kesulitan maupun yang belum
sampai ke tahap mereka. Tetetapi lebih dari itu, tim ini adalah tempat yang
menyenangkan dan membawa hasil.
Cara pertama dalam membangun tim kerja yang baik adalah memiliki visi dan misi yang sama.
Setiap tim kerja yang dibentuk selalu memiliki tujuan. Sebagai pemimpin yang bertanggung
jawab, Anda harus bisa menyelaraskan visi dan misi dari setiap anggota dalam bekerja. Hal ini
akan memberikan dampak positif pada kemudian hari,Khususnya dari hasil kerja yang diberikan.
Rasa percaya yang dimiliki pasti terasa rendah. Untuk membangun tim kerja yang baik, perlu
kesadaran dari setiap anggota tim agar mereka bisa memberikan rasa saling percaya terhadap
satu dengan yang lainnya. Hal ini bisa membuat setiap anggota tim saling bergantung sama lain
sehingga tercipta kerja sama yang apik.
Komunikasi yang efektif selalu menjadi poin penting dalam suatu hubungan antar individu atau
di dalam kelompok. Itu pula yang harus digalakkan dengan memberikan pesan komunikasi yang
jelas pada setiap anggota tim. Komunikasi yang dilakukan harus intensif. Jangan sampai ada
komunikasi antar anggota tim yang terkesan kering karena itu bisa membawa masalah.
Sebenarnya komunikasi yang intensif tidak hanya dalam urusan pekerjaan saja, tetapi juga di luar
persoalan itu. Saling membangun hubungan personal sangat membantu dalam menaikkan
semangat kerja masing-masing anggota.
Siapa yang tidak suka dengan penghargaan, khususnya bonus materi? Pasti semua orang
menginginkan itu. Untuk mendapatkan penghargaan, tentu ada target yang harus dicapai. Nah,
Anda bisa memberikan penghargaan itu pada setiap anggota tim agar kinerja mereka lebih
maksimal. Dampak positif pasti langsung terasa jika memang anggota tim percaya bahwa
mereka mampu mencapai target tersebut. Tim Anda bisa bekerja maksimal dan membantu
perusahaan untuk bertumbuh pula.
Setiap anggota tim memiliki tugas masing-masing walau jabatan mereka mungkin saja sama.
Dengan perbedaan tugas yang diberikan, mereka harus sadar dengan peran dan tanggung jawab
masing-masing. Kesadaran itu harus dibangun sejak dini agar hasilnya pekerjaan lebih
maksimal.
Menurut Hughes (2012: 366) teori pembentukan tim harus melewati 4 tahap pembentukan yaitu:
tahap forming (pembentukan), tahap storming (goncangan), tahap norming (membangun norma)
dan tahap performing (berkinerja).
Tahap pembentukan (forming) adalah proses pengumpulan calon anggota tim yang datang
dengan pertanyaan apakah saya orang yang dibutuhkan dalam tim ini, dan kenapa mereka dipilih
menjadi anggota tim. Tahap peleburan (storming) disini adalah untuk mengetahui apa peran
masing-masing anggota tim dan penentuan siapa yang akan menjadi pengarah/pimpinan dalam
tim ini. Setelah jelas pembagian tugas masing-masing selanjutnya adalah menentukan norma-
norma dan aturan main yang harus disepakati oleh seluruh anggota tim (norming). Dan bila
sudah disepakati maka tim ini akan mulai bekerja dalam tenggat waktu tertentu dengan misi
mencapai tujuan tertentu (performing).
BAB III
KASUS
PEMBAHASAN&SOLUSI
Maskapai penerbangan yang memiliki nama listing Adam SkyConnection Airlines, PT.
ini pertama kali didirikan tanggal 21 November 2002. Founder Adam Air adalah Agung
Laksono dan Sandra Ang. Sedangkan, Gunawan Suherman menjabat sebagai CEO dan Adam
Aditya Suherman adalah president diretornya. Adam Air hadir sebagai low-cost carrier, tetapi
juga memberikan layanan on-board yang cukup baik dengan harga tiket kompetitif serupa
dengan model bisnis Valuair.
Permasalahan dengan para Flight Operation Officer yang sampai melakukan mogok kerja
tanggal 11 Agustus 2007 lalu. FOO menganggap lingkungan kerja yang sudah tidak kondusif
serta konflik yang sering terjadi dengan manajemen. Masalah ini membuat operasional mereka
sangat terganggu. Kemudian, dari 46 FOO yang melakukan pemogokan, 33 di antaranya
langsung dipecat hari itu juga. Kekosongan ini kemudian membuat Adam Air
“mengimpor” FOO dari luar ,bahkan FOO yang sebenarnya tidak memiliki lisensi. Mereka tidak
memiliki pengetahuan soal Aturan Keselamatan Penerbangan Sipil (Civil Aviation Safety
Regulation/CASR), kebutuhan bahan bakar, limit bobot maksimum, dan sebagainya. Adam Air
juga melakukan walk-in interview dan langsung mempekerjakan mereka,
termasuk applicant yang pernah ditolak sebelumnya. Bahkan mantan district manager Bouraq
dan station manager Jatayu dimasukkan juga ke dalamnya. FOO tersebut disupervisi oleh
seorang ramp manager yang juga tidak memiliki lisensi. Akibatnya, baik FOO maupun ramp
manager sering tidak bisa mengatasi masalah/konflik yang muncul sebelum penerbangan
dilakukan. Tugas FOO sendiri sebenarnya untuk mengukur payload agar sesuai
dengan performance limit. Tentu saja, tanpa lisensi dan pengetahuan yang memadai, FOO cuma
berpikiran selama di pesawat ada space, kenapa tidak diisi saja penuh. Lupakan sejenak
soal safety, engine climb, performance, dan sebagainya.
saat terjadi mogok kerja FOO, pihak manajemen Adam Air mengambil jalan pintas dengan
“mengimpor” FOO dari luar , bahkan FOO yang sebenarnya tidak memiliki lisensi. Sebenarnya,
gaya menghindar ini tepat bila diterapkan dalam situasi adanya isu yang sepele, tidak ada
kesempatan menang, masih banyak informasi yang perlu dikumpulkan, atau ketika gangguan
akan menjadi sangat mahal. Namun, penyebab protes yang disampaikan oleh para FOO yang
mogok itu bukanlah sebuah isu yang remeh. Karena itu merupakan kritik langsung atas
kebobrokan manajemen Adam Air.
Sebetulnya, Adam Air tidak perlu sampai dibubarkan karena masalah ini. menganjurkan adanya
perubahan business model secara simultan untuk menanganinya. Karena perubahan kecil saja
tidak sanggup meng-cover kebobrokan yang sudah membudidaya. Oleh karena itu lebih
baik , PT Adam Sky Connection (AdamAir) dalam hal ini melakukan pemutusan hubungan kerja
dikarenakan perusahaan dinyatakan pailit, jadi berdasarkan UU No.13 Tahun 2003, maka para
pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar 1 kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang
penghargaan masa kerja sebesar 1 kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak
sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
hasil pembahasan yang telah dilakukan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagaiberikut :
unit organisasi dimana mereka bekerja. Kerja sama tim karyawan yaitu ikut berpartisipasi
dalam kegiatan tersebut sekaligusterlibat dalam pengambilan keputusan merupakan kemampuan
yang harus terus diasah danmasih terdapat ruang untuk perbaikan. Tujuan dibentuknya Tim
untuk memperbaiki danmeningkatkan kualitas produk dan kualitas manajemen.
4.2 SARAN
Dalam upaya untuk peningkatan kinerja karyawan maka perlukerjasama tim dari karyawan.
Untuk membangun tim yang baik, maka perlu ada ikatan hati antar anggotanya dengan
manjemen sehingga tercapainya tujuan sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P (2008), Organizational Behavior, Concept, and Application, 12th Edition, Prentice Hall, USA.