Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS INDUSTRI AKOMODASI WISATA PADA SAAT PANDEMI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas :

Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran Praktikum

Dosen Pengampu : Dinda Kayani Putri Bestari, S.M.B., M.M.

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Fajar Ardiansyah (0419101030)

Rozan Ilham (30421100005)

Sheila Azzaini Tiar Safinaz (30421100003)

Thirza Dier Athiyya Radhwa (30421100033)

Fakultas Manjamen & Bisnis D3

Universitas Widyatama
Bandung

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN`.............................................................................................................

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................................................

BAB II ANALISA KASUS...........................................................................................................

2.1 Perubahan ......................................................................................................................

BAB III PENDEKATAN TEORI YANG DIGUNAKAN

BAB IV PENUTUP........................................................................................................................

4.1 Kesimpulan ....................................................................................................................

4.2 Saran .............................................................................................................................

DAFTAR REFERENSI.................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Risiko ekonomi dalam pandemi COVID – 19 telah mengakibatkan resesi diseluruh
Negara, termasuk Indonesia. Adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi di triwulan I 2020
dan pertumbuhan yang negatif pada triwulan II dan III pada tahun 2020. Dampak pandemi
terhadap perekonomian pada sektor informal karena mereka memiliki pendapatan yang
rendah, juga tabungan yang rendah, cenderung tidak memiliki proteksi asuransi atau
tabungan dan status tenaga kontrak.
Situasi pandemi COVID – 19 telah mengakibatkan terganggunya rantai pasok global,
dalam negeri, pasar keuangan, permintaan konsumen serta dampak negatif di sektor utama
yaitu salah satunya perjalanan dan pariwisata. Dampak dari pandemi COVID – 19 sangat
berpengaruh diseluruh rantai nilai pariwisata, perusahaan kecil dan menengah disektor
pariwisata juga ekonomi kreatif.
Pada industri pariwisata terlihat pada, adanya penurunan yang besar dari kedatangan
kunjungan wisatawan mancanegara, pembatalan penerbangan tiket pesawat, hotel serta
penurunan pemesanan. Hal ini terjadi penurunan karena adanya perlambatan perjalanan
domestik, terutama wisatawan domestik, keengganan masyarakat untuk melakukan
perjalanan, dikhawatirkan dapat menyebarkan dampak COVID – 19 di daerah wisata. Hal ini
pun terjadi pada penurunan bisnis pariwisata dan perjalanan yang berdampak pada usaha
UMKM, pekerja informal dan lapangan kerja yang semakin turun. Dapat kita ketahui bahwa
selama ini pariwisata adalah sektor padat karya yang menyerap tanaga kerja lebih dari 13 juta
pekerjanya, dampak turunan atau multiplier effect yang mengikuti termasuk industri turunan
yang terbentuk dibawahnya juga mengalami imbas dari pandemi COVID – 19 di sektor
pariwisata.
Pandemi COVID – 19 berpengaruh besar terhadap semua industri yang ada di Indonesia,
termasuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Bisa dibilang 2 tahun terakhir menjadi salah

iii
satu tantangan terbesar bagi para pelaku industri akomodasi wisata di Indonesia, untuk dapat
terus bertahan di tengah pandemi. Didukung kebijakan pemerintah terhadap sektor pariwisata
terkait pandemi ini juga mengakibatkan banyaknya tempat wisata dan akomodasi yang tutup
sementara dan beberapa ada yang masih bertahan. Bebebrapa yang masih bertahan perlu
membuat inovasi, agar tempat wisata dan akomodasi tersebut tidak tutup dan tetap bertahan
ditengah pandemi.
Melihat dari data, bisa dibilang kondisi ini sangat memprihatinkan, terlebih lagi sektor
pariwisata dan ekonomi kreatif yang telah lama menjadi salah satu tulang punggung ekonomi
nasional. Untuk itu, sudah seharusnya industrri pariwisata, khususnya akomodasi wisata
melakukan sebuah inovasi, adaptasi dan kolaborasi agar sektor pariwisata dan ekonomi
kreatif dapat bertahan di tengah pandemi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perubahan lingkungan pemasaran eksternal dan internal yang terjadi dalam
kasus industri akomodasi wisata pada saat pandemi ?
2. Apakah perubahan lingkungan pemasaran tersebut berdampak pada perubahan strategi
bauran pemasaran yang dirumuskan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui perubahan lingkungan pemasaran eksternal dan internal yang terjadi dalam
kasus industri akomodasi wisata pada saat pandemi.
2. Mengetahui dan memahami apakah perubahan lingkungan pemasaran tersebut
berdampak pada perubahan strategi bauran pemasaran yang dirumuskan.

iv
BAB II

ANALISA KASUS

2.1 Perubahan Lingkungan Pemasaran Eksternal dan Internal Yang Terjadi Dalam
Kasus Industri Akomodasi Wisata Pada Saat Pandemi
Dalam kasus industri akomodasi wisata pada saat pandemi, perubahan lingkungan
pemasaran eksternal dan internal ini pasti akan terjadi. Perubahan lingkungan pemasaran
eksternal meliputi faktor – faktor di luar dari kendali suatu perusahaan yang dapat
mempengaruhi operasional dan strategi perusahaan. Berikut ini beberapa perubahan
lingkungan pemasaran eksternal yang terjadi, diantaranya :
1. Perubahan Kebijakan Pemerintah
Pemerintah memberlakukan pembatasan perjalanan, penguncian wilayah atau
kebijakan lain yang mempengaruhi mobilitas dan permintaan pelanggan.
2. Perubahan Preferensi Pelanggan
Selama pandemi perubahan preferensi pelanggan yaitu meliputi, preferensi
pelanggan dalam hal tujuan perjalanan, keamanan atau jenis akomodasi yang menjadi
berubah.
3. Perubahan Tren Global
Perubahan tren global ini seperti, peningkatan kesadaran akan kebersihan dan
kesahatan dapat mempengaruhi permintaan dan harapan pelanggan terhadap
akomodasi.

Sementara itu, perubahaan lingkungan pemasaran internal berkaitan dengan faktor –


faktor yang ada pada dalam kendali perusahaan yang dapat disesuai untuk merespons
perubahan lingkungan eksternal. Berikut ini beberapa perubahan lingkungan pemasaran
internal yang terjadi, diantaranya :

1. Penyesuaian Harga

v
Perusahaan menyesuaikan harga akomodasi untuk menarik pelanggan selama
periode dengan permintaan yang lebih rendah.
2. Peningkatan Kebersihan
Perusahaan meningkatkan protokol kebersihan dan sanitasi untuk memberikan
rasa aman kepada pelanggan.
3. Pengembangan Paket Promosi
Perusahaan mengembangkan paket promosi khusus atau menawarkan diskon
untuk menarik pelanggan baru, serta untuk mempertahankan pelanggan setianya.

2.2 Perubahan Lingkungan Pemasaran Yang Berdampak Pada Perubahan Strategi


Bauran Pemasaran Yang Dirumuskan
Perubahan lingkungan pemasaran eksternal dan internal pada industri akomodasi
wisata selama pandemi, akan mempengaruhi perubahan strategi bauran pemasaran yang
dirumuskan oleh perusahaan dalam industri ini. Beikut beberapa cara bagaimana
perubahan tersebut dapat mempengaruhi strategi pemasaran, diantaranya :
 Perubahan Lingkungan Pemasaran Eksaternal
1. Penurunan Permintaan
Jika terjadi penurunan tajam dalam permintaan akomodasi wisata karena
pandemi, perusahaan mungkin perlu untuk menyesuaikan harga atau
menawarkan promosi khusus untuk menarik pelanggan.
2. Perubahan Perilaku Konsumen
Jika konsumen menjadi lebih berhati – hati dalam perjalanan dan memilih
akomodasi yang lebih aman, perusahaan mungkin perlu fokus pada promosi
kebersihan dan protokol keamanan.
3. Perubahan Persyaratan Hukum dan Regulasi
Adanya peraturan baru terkait dengan operasi akomodasi selama pandemi
dapat mempengaruhi strategi pemasaran, seperti menonjolkan kepatuhan
terhadap regulasi tersebut.
4. Ketidakpastian Pasar

vi
Ketidakpastian ekonomi selama pandemi dapat membuat perusahaan lebih
berhati – hati dalam mengelola persediaan dan menentukan harga yang lebih
fleksibel.

 Perubahan Lingkungan Pemasaran Internal


1. Kesiapan Infrastruktur
Jika perusahaan telah meningkatkan protokol kebersihan dan keamanan
internal, mereka dapat mempromosikan ini sebagai bagian dari strategi
pemasaran untuk membangun kepercayaan pelanggan.
2. Penyesuaian Tenaga Kerja
Pengurangan atau perubahan dalam kekuatan kerja internal dapat
mempengaruhi tingkat layanan yang dapat diberikan yang harus tercermin
dalam strategi pemasaran.
3. Efisiensi Operasional
Jika perusahaan telah mengadopsi teknologi atau proses operasional baru
untuk mengatasi pandemi, hal ini dapat mempengaruhi strategi pemasaran yang
menekankan efisiensi atau sebuah inovasi.

Penting bagi perusahaan dalam industri akomodasi wisata untuk terus memantau
perubahan di lingkungan pemasarannya, baik itu eksternal maupun internal dan
menyesuaikan strategi bauran pemasaran perusahaannya secara dinamis. Fleksibilitas
dan responsibilitas terhadap perubahan adalah kunci untuk bertahan dan berhasil selama
periode yang penuh tentangan seperti pandemi COVID – 19.

2.3 .....

vii
BAB III

PENDEKATAN TEORI YANG DIGUNAKAN

3.1 Pemasaran

Teori pemasaran adalah serangkaian konsep dan prinsip yang digunakan oleh perusahaan dan
pemasar untuk memahami, merencanakan, dan mengimplementasikan strategi pemasaran. Ini
melibatkan pemahaman tentang bagaimana produk atau layanan dapat diposisikan di pasar, cara
mencapai konsumen target, dan bagaimana menciptakan nilai untuk pelanggan. Berikut beberapa
poin utama dalam teori pemasaran:
1. Nilai Pelanggan:
Teori pemasaran menekankan pentingnya memahami nilai yang diinginkan oleh
pelanggan. Pemasar harus memahami kebutuhan, keinginan, dan preferensi pelanggan
untuk dapat menyediakan produk atau layanan yang sesuai.
Teori nilai pelanggan adalah konsep bisnis yang berfokus pada pemahaman dan pemenuhan kebutuhan
serta keinginan pelanggan sebagai cara untuk mencapai keberhasilan dalam bisnis. Terdapat beberapa
aspek penting dalam teori ini:

 Pemahaman Pelanggan: Bisnis harus mendalami dan memahami pelanggan mereka dengan baik.
Ini melibatkan penelitian pasar, analisis perilaku pelanggan, dan komunikasi aktif dengan
pelanggan untuk memahami kebutuhan dan preferensi mereka.
 Pemenuhan Kebutuhan: Setelah memahami kebutuhan pelanggan, bisnis harus berusaha untuk
memenuhi kebutuhan tersebut dengan produk atau layanan yang relevan dan berkualitas tinggi.
 Nilai Tambah: Bisnis harus menciptakan nilai tambah bagi pelanggan mereka. Ini dapat berarti
inovasi produk, layanan pelanggan yang baik, atau harga yang kompetitif.
 Kesetiaan Pelanggan: Dalam teori nilai pelanggan, menciptakan kesetiaan pelanggan sangat
penting. Kesetiaan pelanggan dapat menghasilkan pendapatan berulang dan rekomendasi
pelanggan kepada orang lain.
 Hubungan Jangka Panjang: Bisnis yang menerapkan teori nilai pelanggan berfokus pada
membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan, bukan hanya transaksi satu kali.
 Perencanaan Strategis: Implementasi teori nilai pelanggan memerlukan perencanaan strategis
yang baik, termasuk pengembangan produk, strategi pemasaran, dan pengelolaan hubungan
pelanggan.

viii
Dengan memahami dan menerapkan teori nilai pelanggan dengan baik, bisnis dapat mencapai
keberhasilan jangka panjang dengan mempertahankan dan menarik lebih banyak pelanggan, yang pada
gilirannya meningkatkan profitabilitas mereka.

2. Segmentasi Pasar:
Teori pemasaran memandang pasar sebagai heterogen, dan oleh karena itu,
mengelompokkan pelanggan ke dalam segmen yang berbeda berdasarkan karakteristik
demografis, perilaku, atau psikografis. Ini membantu dalam menyusun strategi yang lebih
efektif.
Teori segmentasi pasar adalah pendekatan dalam pemasaran yang bertujuan untuk
memahami kebutuhan, preferensi, dan perilaku konsumen dengan cara yang lebih
terperinci. Teori ini berdasarkan asumsi bahwa pasar yang besar dan beragam dapat
dibagi menjadi segmen-segmen yang lebih kecil, di mana setiap segmen memiliki
karakteristik yang serupa. Pendekatan ini membantu perusahaan untuk menyesuaikan
strategi pemasaran mereka agar lebih efektif dalam mencapai target pasar yang spesifik.
Ada beberapa teori dan konsep yang terkait dengan segmentasi pasar, termasuk:
 Segmentasi Demografis: Memisahkan pasar berdasarkan karakteristik seperti usia,
jenis kelamin, pendapatan, dan status perkawinan.
 Segmentasi Geografis: Memisahkan pasar berdasarkan lokasi geografis, seperti
negara, kota, atau wilayah.
 Segmentasi Psikografis: Menggolongkan konsumen berdasarkan faktor-faktor
psikologis dan sosial, seperti gaya hidup, nilai, dan sikap.
 Segmentasi Berdasarkan Keperluan: Membagi pasar berdasarkan kebutuhan,
masalah, atau keinginan yang spesifik yang dihadapi konsumen.
 Segmentasi Berdasarkan Perilaku: Melihat perilaku konsumen terkait dengan
produk atau layanan, seperti kesetiaan merek, tingkat penggunaan, atau tahapan
pembelian
Segmentasi pasar membantu perusahaan untuk menargetkan pelanggan potensial
dengan lebih efisien, merancang pesan pemasaran yang lebih relevan, dan
mengembangkan produk atau layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan segmen
tertentu. Ini adalah strategi penting dalam upaya meningkatkan keberhasilan
pemasaran dan memahami pasar secara lebih mendalam.
Pemasaran Berdasarkan Segmentasi: Setelah segmen pasar diidentifikasi, pemasar
harus mengembangkan produk, harga, promosi, dan distribusi yang sesuai untuk
setiap segmen ini. Pendekatan ini dikenal sebagai pemasaran berdasarkan segmen.
3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix):
Konsep bauran pemasaran melibatkan empat elemen kunci: produk (apa yang
ditawarkan), harga (berapa harganya), promosi (bagaimana produk dipromosikan), dan
distribusi (bagaimana produk diakses oleh pelanggan). Teori bauran pemasaran, juga dikenal
sebagai marketing mix atau 4P (Product, Price, Place, Promotion), adalah konsep dasar dalam

ix
pemasaran yang membantu perusahaan merencanakan dan mengelola strategi pemasaran mereka.
Berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap elemen dalam teori bauran pemasaran:
 Produk (Product): Ini mencakup semua barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan
kepada pelanggan. Perusahaan harus memutuskan jenis produk atau jasa apa yang akan mereka
tawarkan, serta fitur-fitur, desain, dan kualitasnya.
 Harga (Price): Ini adalah sejumlah uang yang pelanggan harus bayar untuk membeli produk atau
jasa. Perusahaan harus menentukan strategi penetapan harga yang sesuai dengan nilai produk dan
persaingan di pasar.
 Tempat (Place): Ini berkaitan dengan saluran distribusi yang digunakan perusahaan untuk
membuat produk atau jasa mereka tersedia bagi pelanggan. Hal ini mencakup keputusan tentang
distribusi fisik, lokasi penjualan, dan manajemen rantai pasokan.
 Promosi (Promotion): Ini mencakup semua aktivitas pemasaran yang digunakan perusahaan
untuk mempromosikan produk atau jasa mereka kepada pelanggan. Ini termasuk periklanan,
promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan strategi komunikasi lainnya.
Bauran pemasaran adalah alat penting dalam merancang strategi pemasaran yang efektif, dan perusahaan
sering mengadaptasinya untuk mencapai tujuan bisnis mereka. Selain 4P, dalam pemasaran modern,
beberapa teori juga telah memperluas konsep ini dengan elemen tambahan seperti orang (People), proses
(Process), dan bukti fisik (Physical Evidence), yang lebih relevan dalam bisnis jasa.

4. Siklus Hidup Produk:


Produk melalui berbagai tahap dalam siklus hidupnya, termasuk pengenalan,
pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan. Pemasar harus mengatur strategi yang sesuai
untuk setiap tahap ini. Teori siklus hidup produk adalah kerangka kerja yang digunakan untuk
memahami perkembangan produk dalam pasar. Teori ini mengidentifikasi empat tahap utama
dalam siklus hidup produk:
 Pengenalan (Introduction): Pada tahap ini, produk baru diperkenalkan ke pasar. Penjualan
biasanya rendah, biaya produksi tinggi, dan promosi intensif diperlukan untuk membangun
kesadaran dan minat pelanggan.
 Pertumbuhan (Growth): Tahap pertumbuhan adalah ketika penjualan produk mulai meningkat
pesat. Pelanggan mulai mengadopsi produk ini, dan keuntungan meningkat karena efisiensi
produksi dan pemasaran. Persaingan di pasar juga dapat meningkat.
 Kematangan (Maturity): Pada tahap ini, penjualan mencapai puncaknya. Pasar mungkin sudah
jenuh, dan persaingan sangat ketat. Perusahaan cenderung fokus pada inovasi produk atau strategi
pemasaran untuk mempertahankan pangsa pasar.
 Penurunan (Decline): Tahap terakhir adalah penurunan, di mana penjualan produk mulai
menurun. Ini bisa disebabkan oleh perubahan tren, pergeseran pelanggan ke produk baru, atau
kejenuhan pasar. Perusahaan harus memutuskan apakah akan mempertahankan, menghentikan,
atau mengubah produknya.
Perusahaan harus mengelola produknya sesuai dengan tahap siklus hidupnya. Ini termasuk mengatur
harga, promosi, distribusi, dan strategi lainnya sesuai dengan kondisi pasar saat ini.

5. Hubungan Pelanggan:

x
Dalam pemasaran modern, hubungan pelanggan menjadi sangat penting. Ini melibatkan
mempertahankan pelanggan yang ada dan membangun loyalitas mereka melalui layanan
pelanggan yang baik dan interaksi yang berkelanjutan. Teori hubungan pelanggan adalah
pendekatan bisnis yang menekankan pentingnya membangun dan memelihara hubungan jangka
panjang dengan pelanggan sebagai salah satu kunci keberhasilan bisnis. Beberapa konsep dan
prinsip utama dalam teori ini meliputi:
 Fokus pada Pelanggan: Pusat perhatian adalah pelanggan. Ini berarti memahami kebutuhan,
keinginan, dan preferensi pelanggan dengan baik, serta menjawabnya dengan produk atau
layanan yang relevan.
 Komunikasi Berkelanjutan: Membangun hubungan yang kuat melibatkan komunikasi
berkelanjutan dengan pelanggan. Ini bisa melibatkan pembinaan hubungan melalui saluran seperti
email, media sosial, atau layanan pelanggan yang responsif.
 Kepuasan Pelanggan: Meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan adalah tujuan utama. Pelanggan
yang puas lebih cenderung tetap setia dan mempromosikan produk atau layanan kepada orang
lain.
 Kepercayaan dan Kesetiaan: Kepercayaan adalah dasar dari hubungan pelanggan yang sukses.
Ketika pelanggan merasa bahwa mereka dapat mempercayai perusahaan dan merasa dihargai,
mereka cenderung menjadi pelanggan setia.
 Penyesuaian: Setiap pelanggan dapat memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu,
penyesuaian produk atau layanan, jika memungkinkan, dapat meningkatkan hubungan dengan
pelanggan.
 Manajemen Keluhan: Respon yang efektif terhadap keluhan pelanggan adalah bagian penting dari
teori hubungan pelanggan. Ini dapat membantu perusahaan memperbaiki masalah dan
meningkatkan citra mereka di mata pelanggan.
 Retensi Pelanggan: Dalam teori ini, retensi pelanggan dianggap lebih ekonomis daripada mencari
pelanggan baru. Mempertahankan pelanggan yang sudah ada dapat mengurangi biaya pemasaran
dan meningkatkan pendapatan jangka panjang.
Dengan menerapkan teori hubungan pelanggan, perusahaan berharap dapat menciptakan pelanggan yang
setia dan berkelanjutan, yang pada gilirannya dapat membantu pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis
mereka.

6. Pemasaran Digital: Dalam era digital, teori pemasaran telah beradaptasi dengan kemajuan
teknologi. Pemasaran digital melibatkan penggunaan internet, media sosial, dan teknologi
lainnya untuk mencapai konsumen dan membangun merek. Teori pemasaran digital adalah
pendekatan untuk memasarkan produk atau layanan menggunakan platform dan teknologi digital.
Beberapa teori dan konsep yang relevan dalam pemasaran digital meliputi:
 Marketing Mix (4Ps): Pemasaran digital masih mencakup elemen dasar dalam bauran pemasaran,
yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi. Namun, dalam konteks digital, strategi untuk
masing-masing elemen ini dapat berbeda.
 Customer Journey: Teori ini menggambarkan perjalanan pelanggan dari kesadaran produk
hingga pembelian dan retensi. Pemasaran digital berfokus pada memahami perjalanan ini dan
memberikan konten yang relevan pada setiap tahap.
 SEO (Search Engine Optimization): Konsep ini berkaitan dengan cara meningkatkan peringkat
situs web Anda dalam hasil pencarian mesin pencari. Ini adalah aspek penting dalam pemasaran

xi
digital.
 SEM (Search Engine Marketing): Ini melibatkan penggunaan iklan berbayar di mesin pencari
seperti Google untuk meningkatkan visibilitas.
 Social Media Marketing: Teori ini mencakup strategi untuk memanfaatkan platform media sosial
untuk berinteraksi dengan pelanggan dan mempromosikan produk atau layanan.
 Content Marketing: Fokus pada pembuatan dan distribusi konten yang relevan dan berharga
untuk menarik dan mempertahankan audiens.
 Data Analytics: Pemasaran digital sangat terkait dengan analisis data untuk memahami perilaku
pelanggan, mengukur kinerja kampanye, dan mengambil keputusan yang lebih baik.
 Influencer Marketing: Ini adalah konsep di mana merek bekerja sama dengan individu yang
memiliki pengaruh di media sosial untuk mempromosikan produk atau layanan mereka.
 Mobile Marketing: Mengingat banyaknya pengguna smartphone, strategi pemasaran yang
dioptimalkan untuk perangkat mobile adalah bagian penting dari pemasaran digital.
 E-commerce: Teori pemasaran digital juga mencakup konsep-konsep seperti pengembangan toko
online, pengalaman pengguna, dan strategi penjualan online.
Pemasaran digital terus berkembang seiring dengan perubahan teknologi dan perilaku konsumen,
sehingga penting untuk terus mempelajari dan mengadaptasi teori-teori ini dalam upaya pemasaran digital
Anda.

xii
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pandemic Covid-19
yang terjadi memberikan dampak penurunan pada sektor pariwisata. Adanya kebijakan
Pembatasan Sosial Besar-Besaran (PSBB) memberikan dampak ekonomi yang cukup besar
terhadap sektor pariwisata. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa kunjungan wisatawan
mancanegara ke Indonesia secara kumulatif selama periode Januari-November 2020 hanya
mencapai 3,89 juta kunjungan, lebih rendah dari periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu
sebesar 14,73 juta wisatawan mancanegara atau mengalami penurunan tajam sebesar 73,60
persen. Terdapat 10.946 usaha pariwisata yang terdampak dan 30.421 tenaga kerja wisata
kehilangan pekerjaan. Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Kemenkarekraf) telah melakukan beberapa langkah kebijakan untuk memeperbaiki sektor
pariwisata dan ekonomi kreatif. Peningkatan ekspor dan digitalisasi pemasaran produk ekonomi
kreatif (Ekraf) menjadi salah satu langkah pemerintah, sehingga diharapkan dapat memulihkan
kepariwisataan nasional.

SARAN

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diambil diatas, maka saran yang peneliti
berikan dalam penelitian ini adalah :

1. Intensitas sosialisasi dan pelatihan mengenai kepariwisataan perlu ditingkatkan agar semakin
banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya pariwisata dan memiliki kemampuan untuk
melihat serta mengelola potensi wisata ekonomi di daerahnya.

2. Walaupun jumlah wisatawan setiap tahun dimasa Covid-19 cenderung menurun, namun
bagian promosi perlu mengadakan program promosi yang lebih inovatif dan kreatif, seperti

3. Membangun infrastruktur konektivitas yang kompetitif dengan negara-negara lain serta


menciptakan dan membangun daya tarik wisata.
4. Implementasi dan pemantauan penerapan protokol CHSE di daerah.
5. Meninkatkan kualitas SDM tenaga kerja ekonomi kreatif.
6. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produk ekonomi kreatif.
xiii
DAFTAR REFERENSI

https://www.bing.com/ck/a?!&&p

https://kemenparekraf.go.id/ragam-pariwisata/Strategi-Industri-Akomodasi-Wisata-saat-Pandemi

https://new.widyamataram.ac.id/content/news/pariwisata-indonesia-pasca-covid-19-dan-strategi-
new-normal

https://binus.ac.id/malang/ebc/strategi-bisnis-akomodasi-saat-pandemi/

https://www.researchgate.net/publication/
350104444_SEKTOR_PARIWISATA_INDONESIA_DI_TENGAH_PANDEMI_COVID_19

xiv

Anda mungkin juga menyukai