PENUTUP
Kesimpulan
Ada 3 dimensi yang harus diperhatikan seorang tenaga laboratorium dalam mencangkup suatu
etika profesi yaitu:
1) Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih),
2) Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal dan non verbal),
3) Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan). Dimana
Kode etik merupakan sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secarategas
menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa
yangharus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Saran
Dengan adanya penerapan kode etik dalam suatu pekerjaan terutama bagi seorang
AnalisKesehatan sangad membantu dan sangad berperan penting dalam pemberian
pelayananlaboratorium yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
http://puskesmassungkai.wordpress.com/2009/09/08/standar-profesi-tenaga-ahli-teknologi-
laboratorium-kesehatan/
http://depsi.fst.unair.ac.id/wp-content/uploads/2011/04/Etika-Profesi.pdf
http://organisasiku.blogspot.com/2011/04/etika-profesi-analis-kesehatan.html
http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/eika-profesi-analis-kesehatan.html
http://etikaprofesi-fujiaturriza.blogspot.com/2011/12/tujuan-dan-fungsi-kode-etik.html
Lampiran berita asli tentang pelanggaran terhadap etika profesi Tenaga Kesehatan
Kasus pelanggaran etik profesi tenaga kesehatan masyarakat
Kasus gizi buruk ditemukan di wilayah kabupaten Sorong menimpa seorang remaja bernama
Carmelita (13). Penderita gizi buruk ini ditemukan oleh forum komunikasi anak dan orangtua
disabilitas(FKOD) kab.Sorong. carmelita tinggal bersama neneknya yang bekerja di ladang.
Carmelita tidak bisa mendapat asupan makanan bergizi karena kemiskinan. Kondisi Carmelita
yang sangat kurus dan hanya terkulai lemas di tempat tidur berberda jauh dari kesan wilayah
negeri papua yang kaya minyak bumi,gas,hutan dan alam yang eksotis. Pihak keluarga berharap
adanya perhatian serius dar pemerintah kab.Sorong untuk mengobati Carmelita
Pelanggaran pasal
UU No.23 tahun 2014 pasal 2 dan pasal 8
Pasal 2 bahwa pengaturan perbaikan gizi ditujukan untuk menjamin:
a. setiap orang memiliki akses terhadap informasi gizi dan pendidikan gizi
b. setiap orang terutama kelompok rawan gizi memiliki akses terhadap pangan yang bergizi
c. setiap orang memiliki akses terhadap pelayanan gizi
pasal 8 tentang kecukupan gizi:
1. setiap orang harus mengonsumsi makanan sesuai dengan standart AKG.
2. menteri mengatakan ,menetapkan standart AKG dimana dimaksud pada ayat 1 sekurang-
kurangnya setiap 4 th sekali
3. standar angka kecukupan gizi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat digunakan untuk :
a. acuan dalam menilai kecukupan gizi
b. acuan dalam menyusun makanan sehari-hari
c. acuan perhitungan dalam perencanaan penyediaan pangan tingkat regional maupun nasional
d. acuan pendidikan gizi
e. acuan label pangan yang mencantumkan informasi nilai gizi