Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS WIDYATAMA

Disusun oleh : Fajar Ardiansyah


NPM : 0419101030
Etika Bisnis & Profesi

Fakultas Ekonomi & Bisnis


Manajemen D3
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Profesi: Bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan,
kejuruan,dsb) tertentu (Alwi, dkk, 2002) Contoh: dokter, dokter gigi, apoteker, SKM, SKp,
wartawan,hakim, pengacara, akuntan, bidan, perawat. Ciri-ciri pekerjaan/profesi: (Mnt. Hanafiah
danAmir, 1998) Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional pekerjaannya berlandaskan etika
profesi mengutamakan panggilan kemanusiaan drpd keuntungan pekerjaannya legal, melalui
perijinan anggota-anggotanya belajar sepanjang hayat anggota-anggotanya bergabung
dalamsuatu organisasi profesi. Profesi Kesehatan adalah pekerjaan yang memenuhi kriteria:
Diberikankewenangan untuk melaksanakan pelayanan kepada klien maupun tenaga kesehatan
lainmempunyai pendidikan formal untuk memperoleh pengetahuan, sikap dan
keterampilanmelaksanakan pelayanan melalui kode etik dan standar pelayanan yang diakui
masyarakat profesional (KBBI) Bersangkutan dengan profesi pekerjaan yang memerlukan
kepandaiankhusus untuk menjalankannya mengharuskan adanya pembayaran untuk
melakukannya (lawandari amatir).
Profesionalisme: (Alwi, dkk, 2002) Mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang
merupakanciri suatu profesi atau orang yang profesional 7 syarat pekerjaan profesional pekerjaan
tersebutadalah untuk melayani orang banyak (umum) Bagi yang ingin terlibat dalam profesi
dimaksud,harus melalui pelatihan yang cukup lama dan berkelanjutan. Adanya kode etik dan
standar yangditaati berlakunya di dalam organisasi tersebut menjadi anggota dalam organisasi
profesi danselalu mengikuti pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh organisasi profesi
tersebut 7Syarat Pekerjaan Profesional (2) Mempunyai media/publikasi yang bertujuan
untukmeningkatkan keahlian dan ketrampilan anggotanya. Kewajiban menempuh ujian untuk
menguji pengetahuan bagi yang ingin menjadi anggota. Adanya suatu badan tersendiri yang
diberiwewenang oleh pemerintah untuk mengeluarkan sertifikat Fungsi Standar Ukuran
mutuPedoman kerja Batas tanggung jawab Alat pemberi perintah Alat pengawasan Kemudahan
bagiumum Pekerjaan yang Memerlukan Standar Menyangkut kepentingan orang banyak
Mutuhasilnya ditentukan Banyak orang (pekerja) terlibat Sifat dan mutu pekerjaan sama
Adaorganisasi yang mengatur Profesionalisme.
Pengertian
1.Definisi
· Kata etik atau etika berasal dari kata ethos (Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaanatau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun
kelompok untukmenilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar,
buruk atau baik.sedangkan itu etika merupakan cerminan dari sebuah mekanisme kontrol yang
dibuat danditerapkan oleh dan untuk kepentingan suatu kelompok sosial atau profesi. Kehadiran
organisasi profesi dengan kode etik profesi diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan
profesi,dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun
penyalah-gunaan keahlian
· Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan
yangmemerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit
darimanusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian
tinggi,hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup
yangluas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; serta
adanyadisiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang
menyandang profesi tersebut.
Adapun Ciri-Ciri Profesi sebagai berikut :
o Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi;
o Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan;
o Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat.
o Adanya proses lisensi atau sertifikat;
o Adanya organisasi;
o Otonomi dalam pekerjaannya.
· Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan
yangmemerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit
darimanusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian
tinggi,hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup
yangluas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya.
disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang
menyandang profesi tersebut. · Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional
tertulis yang secara tegasmenyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan
tidak baik bagi profesional.Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah,
perbuatan apa yang harus dilakukandan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar
profesional memberikan jasa sebaik-baiknyakepada pemakai jasa. Adanya kode etik akan
melindungi perbuatan yang tidak profesional.Orientasi kode etik hendaknya ditujukan kepada :
profesi, pekerjaan, rekan, pemakai jasa, dan masyarakat
2.Tujuan Kode Etik Profesi
a) Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
b) Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
c) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
d) Untuk meningkatkan mutu profesi.
e) Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
f) Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
g) Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
h) Menentukan baku standarnya sendiri.
3.Fungsi Kode Etik Profesi
Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas
yangdigariskan. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan.Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan
etikadalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dlam berbagai bidang. Kode
etikyang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan bervariasi. Umumnya pemilik kode
etikadalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional, misalnya Ikatan Penerbit
Indonesia(IKAPI), kode etik Ikatan Penasehat HUKUM Indonesia, Kode Etik Jurnalistik
Indonesia, KodeEtik Advokasi Indonesia dan lain-lain. Ada sekitar tiga puluh organisasi
kemasyarakatan yangtelah memiliki kode etik. Suatu gejala agak baru adalah bahwa sekarang ini
perusahaan- perusahan swasta cenderung membuat kode etik sendiri. Rasanya dengan itu mereka
inginmemamerkan mutu etisnya dan sekaligus meningkatkan kredibilitasnya dan karena itu pada
prinsipnya patut dinilai positif.
4.Tugas Pokok Analis Kesehatan
Analis Kesehatan bertugas melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi
bidanghematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunoserologi, patologi anatomi
(histology,histopatologi, imunopatologi, histokimia), toksikologi, kimia lingkungan, biologi dan
fisika. Didalam pelayanan laboratorium, Analis Kesehatan melakukan pengujian/analisis
terhadap bahanyang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia yang tujuannya
adalahmenentukan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan dan faktor yang
berpengaruh pada kesehatan perorangan atau masyarakatPeran Analis Kesehatan
1) Pelaksanaan teknis dalam pelayanan laboratorium kesehatan
2) Penyelia teknis operasional laboratorium kesehatan
3) Peneliti dalam bidang laboratorium kesehatan
4) Penyuluh dalam bidang laboratorium kesehatan (Promotion Health Laboratory)
5) Analis Kesehatan Sebagai Profesi
6) Standar Profesi Analis Kesehatan Profesionalisme
7) Standar mutu : berlaku bagi semua Analis Kesehatan di Indonesia
8) Melindungi pasien/klien dan masyarakat dari pelayanan yang tidak professional
9) Melindungi Analis Kesehatan dari tuntutan klien
10) Penapisan Ahli Laboratorium asing
Kewajiban Analis Kesehatan
1) Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses specimen
2) Melaksanakan uji analitik terhadap reagen maupun terhadap spesimen, yang berkisar dari
yangsederhana sampai dengan yang kompleks.
3) Mengoperasikan dan memelihara peralatan laboratorium dari yang sederhana sampai
denganyang canggih.
4) Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur pengendalian
mutudan mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data hasil uji.
5) Mengevaluasi teknik, instrumen dan prosedur baru untuk menentukan manfaat
kepraktisannya.
6)Membantu klinisi dalam pemanfaatan yang benar dari data laboratorium untuk
memastikanseleksi yang efektif dan efisien terhadap uji laboratorium dalam menginterpretasi
hasil uji.
7) Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium.
8) Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang Teknik kelaboratoriuman.
9) Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.
Kemampuan yang Harus Dimiliki Analis Kesehatan
1) Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan fungsinya di laboratorium kesehatan.
2) Keterampilan dan pengetahuan dalam pengambilan spesimen, termasuk penyiapan pasien
(biladiperlukan), labeling, penanganan, pengawetan, atau fiksasi, pemrosesan, penyimpanan dan
pengiriman spesimen.
3) Keterampilan dalam melaksanakan prosedur laboratorium.
4) Keterampilan dalam melaksanakan metode pengujian dan pemakaian alat dengan benar.
5) Keterampilan dalam melakukan perawatan dan pemeliharaan alat, kalibrasi dan
penangananmasalah yang berkaitan dengan uji yang dilakukan.
6) Keterampilan dalam pembuatan uji kualitas media dan reagen untuk
pemeriksaanlaboratorium.
7) Pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan prosedur laboratorium.
8) Kewaspadaan terhadap faktor yang mempengaruhi hasil uji.
9) Keterampilan dalam mengakses dan menguji keabsahan hasil uji melalui evaluasi
mutuspesimen, sebelum melaporkan hasil uji.
10) Keterampilan dalam menginterpretasi hasil uji.
11) Kemampuan merencanakan kegiatan laboratorium sesuai dengan jenjangnya.

5.Etika Profesi Analis Kesehatan


Etika profesi Analis Kesehatan memiliki tiga dimensi utama, yaitu :
1) Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih)
2) Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal dan non verbal)
3) Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan) Kewajiban
Terhadap Profesi
a) Menjunjung tinggi serta memelihara martabat, kehormatan, profesi, menjaga integritas
dankejujuran serta dapat dipercaya.
b) Meningkatkan keahlian dan pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuandan teknologi.
c) Melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar prosedur operasional,
standarkeselamatan kerja yang berlaku dan kode etik profesi.
d) Menjaga profesionalisme dalam memenuhi panggilan tugas dan kewajiban profesi.
Kewajiban Terhadap Pekerjaan
a) Bekerja dengan ikhlas dan rasa syukur
b) Amanah serta penuh integritas
c) Bekerja dengan tuntas dan penuh tanggung jawab
d) Penuh semangat dan pengabdian
e) Kreatif dan tekun
f) Menjaga harga diri dan jujur
g) Melayani dengan penuh kerendahan hati
Kewajiban Terhadap Rekan
a) Memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas norma yang berlaku
b) Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi.
c) Membina hubungan kerjasama yang baik dan saling menghormati dengan teman sejawat
dantenaga profesional lainnya dengan tujuan utama untuk menjamin pelayanan tetap
berkualitastinggi.
Kewajiban Terhadap Pasien
a) Bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya dalam memberikan pelayanan kepada
pasien / pemakai jasa secara profesional.
b) Menjaga kerahasiaan informasi dan hasil pemeriksaan pasien / pemakai jasa, serta
hanyamemberikan kepada pihak yang berhak.
c) Dapat berkonsultasi / merujuk kepada teman sejawat atau pihak yang lebih ahli
untukmendapatkan hasil yang akurat
Kewajiban Terhadap Masyarakat
a) Memiliki tanggung jawab untuk menyumbangkan kemampuan profesionalnya
kepadamasyarakat luas serta selalu mengutamakan kepentingan masyarakat.
b) Dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya harus mengikuti peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku serta norma-norma yang berkembang pada
masyarakat.
c) c) Dapat menemukan penyimpangan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar norma
yang berlaku pada saat itu serta melakukan upaya untuk dapat melindungi kepentingan
masyarakat.
Langkah Menuju Profesional
a) Self comitment (teguh pada tujuan yang ingin dicapai dan berprinsip namun tidak kaku)
b) Self management (manajemen prioritas dan manajemen waktu)
c) Self awareness (pengelolaan kelemahan dan kelebihan diri)
Harapan Profesionalisme Analis Kesehatan
a) Tangibles (bukti langsung dan nyata) meliputi kemampuan hasil pengujian, dapat
menunjukkankonsep derajat kesehatan pada diri sendiri
b) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan
dengansegera dan memuaskan
c) Responsiveness (daya tanggap), yaitu tanggap dalam memberikan pelayanan yang baik
terhadap pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)
d) Assurance (jaminan), mencakup kemampuan, kesopanan, sifat dapat dipercaya yang
dimilikiAnalis Kesehatan dan bebas dari risiko bahaya atau keragu-raguan
e) Emphaty (empati) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik danmemahami kebutuhan pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)
6. Pasal-Pasal Yang terkait Tentang Kode Etik
1)Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
2) Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
3) Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4) Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana
telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
PemerintahPengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004.
5) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional.
6) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
7) Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
danKewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi.
8) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar
PelayananMinimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
9) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan
StrategiDesentralisasi Bidang Kesehatan.
10) Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 07/KEP/M.PAN/2/2000
Tahun2000 Tentang Jabatan Fungsional Laboratorium Kesehatan dan Angka Kreditnya.

PENUTUP

Kesimpulan
Ada 3 dimensi yang harus diperhatikan seorang tenaga laboratorium dalam mencangkup suatu
etika profesi yaitu:
1) Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih),
2) Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal dan non verbal),
3) Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan). Dimana
Kode etik merupakan sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secarategas
menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa
yangharus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Saran
Dengan adanya penerapan kode etik dalam suatu pekerjaan terutama bagi seorang
AnalisKesehatan sangad membantu dan sangad berperan penting dalam pemberian
pelayananlaboratorium yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
http://puskesmassungkai.wordpress.com/2009/09/08/standar-profesi-tenaga-ahli-teknologi-
laboratorium-kesehatan/
http://depsi.fst.unair.ac.id/wp-content/uploads/2011/04/Etika-Profesi.pdf
http://organisasiku.blogspot.com/2011/04/etika-profesi-analis-kesehatan.html
http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/eika-profesi-analis-kesehatan.html
http://etikaprofesi-fujiaturriza.blogspot.com/2011/12/tujuan-dan-fungsi-kode-etik.html
Lampiran berita asli tentang pelanggaran terhadap etika profesi Tenaga Kesehatan
Kasus pelanggaran etik profesi tenaga kesehatan masyarakat
Kasus gizi buruk ditemukan di wilayah kabupaten Sorong menimpa seorang remaja bernama
Carmelita (13). Penderita gizi buruk ini ditemukan oleh forum komunikasi anak dan orangtua
disabilitas(FKOD) kab.Sorong. carmelita tinggal bersama neneknya yang bekerja di ladang.
Carmelita tidak bisa mendapat asupan makanan bergizi karena kemiskinan. Kondisi Carmelita
yang sangat kurus dan hanya terkulai lemas di tempat tidur berberda jauh dari kesan wilayah
negeri papua yang kaya minyak bumi,gas,hutan dan alam yang eksotis. Pihak keluarga berharap
adanya perhatian serius dar pemerintah kab.Sorong untuk mengobati Carmelita
Pelanggaran pasal
UU No.23 tahun 2014 pasal 2 dan pasal 8
Pasal 2 bahwa pengaturan perbaikan gizi ditujukan untuk menjamin:
a. setiap orang memiliki akses terhadap informasi gizi dan pendidikan gizi
b. setiap orang terutama kelompok rawan gizi memiliki akses terhadap pangan yang bergizi
c. setiap orang memiliki akses terhadap pelayanan gizi
pasal 8 tentang kecukupan gizi:
1. setiap orang harus mengonsumsi makanan sesuai dengan standart AKG.
2. menteri mengatakan ,menetapkan standart AKG dimana dimaksud pada ayat 1 sekurang-
kurangnya setiap 4 th sekali
3. standar angka kecukupan gizi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat digunakan untuk :
a. acuan dalam menilai kecukupan gizi
b. acuan dalam menyusun makanan sehari-hari
c. acuan perhitungan dalam perencanaan penyediaan pangan tingkat regional maupun nasional
d. acuan pendidikan gizi
e. acuan label pangan yang mencantumkan informasi nilai gizi

Anda mungkin juga menyukai