Anda di halaman 1dari 21

Kerjasama Tim Dalam Organisasi

PAPER



Oleh
Dewi Kurniawati Sumargo 115020301111003
Nurroida Bana Maulida Ningtyas 115020301111027
Yohana Nathania 115020301111031



FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Desember, 2011



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami. Atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini kami susun untuk
memenuhi tugas Pengantar Manjemen yang diberikan oleh Bpk. Misbahuddin
Azzuhri.
Dalam kesempatan ini pula kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini baik dukungan
materiil maupun spiritual. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberika balasan
yang setimpal.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan
makalah ini. Selain itu, kami selaku penyusun juga berharap agar makalah ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca. Amin.

Malang, 20 Desember 2011


Penulis











DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
3. Tujuan Pembahasan ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Bekerja dalam tim...................................................................................... 3
2. Membuat Tim menjadi Efektif .................................................................. 5
3. Jenis-Jenis Tim .......................................................................................... 6
4. Pengarahan Tim yang Inovatif ................................................................. 7
5. Karakteristik Tim....................................................................................... 7
6. Proses Tim ................................................................................................. 9
7. Mengelola Konflik Tim ........................................................................... 11
8. Tim Kerja yang Efektif ............................................................................ 15
9. Penerapan Kerjasama Tim dalam Dunia Nyata ....................................... 15
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan .............................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 18








BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam dunia kerja, mau tidak mau setiap orang pasti akan melakukan
kerjasama. Kerjasama dapat dilakukan di dalam suatu perusahaan (internal)
maupun dengan perusahaan lain(eksternal). Team work mungkin merupakan salah
satu istilah yang sering kita dengar terutama di kantor. Team work merupakan
istilah keren untuk kerjasama pada masa ini.
Membentuk tim adalah salah satu yang solusi yang umum untuk
menyelesaikan sebuah tugas yang tidak mungkin dapat diselesaikan seorang diri.
Anggota tim yang melebihi 20 orang adalah umum sekarang. Meskipun tim
beranggotakan banyak orang dan terdiri dari para ahli sekalipun, hal tersebut
bukanlah jaminan untuk menjawab tantangan proyek pada masa ini. Dengan
banyaknya anggota tim resiko kegagalan tim juga dapat menjadi tinggi karena
setiap orang memiliki pandangannya masing-masing. Pada umumnya anggota tim
yang kompleks cenderung kurang memiliki keinginan untuk berkolaborasi dan
enggan untuk bekerja bersama-sama.
Dahulu, jumlah anggota tim umumnya kurang dari 20 orang, tetapi sekarang
ini, beberapa tugas yang kompleks dikerjakan oleh sebuah tim dengan lebih dari
100 orang. Saat jumlah anggota tim begitu besar, kecenderungan untuk bekerja
sama menjadi menurun. Tim yang besar dapat memiliki kerjasama tim yang tinggi
tetapi diperlukan adanya suatu alat untuk membantu meningkatkan kerjasama
antar anggota tim. Kerjasama tim juga dapat menurun bila anggota tim jarang
bertatap muka atau saling berinteraksi satu sama lain.
Keragaman dalam tim juga mendorong munculnya pandangan dan inovasi
baru. Tetapi keragaman turut membawa resiko pada kerjasama tim. Hal tersebut
dikarenakan anggota tim umumnya lebih dapat bekerja sama apabila mereka


merasa memiliki sebuah kesamaan misalnya saja pendidikan, budaya, latar
belakang maupun SARA. Semakin besar gap yang ada dalam suatu tim, semakin
kecil pula kemungkinan anggota tim untuk mau saling berbagi pengetahuan atau
bekerja sama.
Jadi pada saat ini umumnya tim yang dibentuk dalam dunia kerja merupakan
tim yang besar dan kompleks. Dalam tim yang besar dan kompleks, peluang
terjadinya keretakan-keretakan dalam tim sangatlah besar. Sekarang manajer
harus berpikir bagaimana caranya untuk memafaatkan setiap peluang yang ada
untuk menghilangkan gap yang ada di antara bawahannya. Oleh karena itu,
kerjasama tim merupakan topic kompleks yang perlu dibahas secara lebih
mendalam.

1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas adalah :
1. Bagaimana membuat tim menjadi efektif ?
2. Bagaimana penerapan kerjasama tim dalam dunia nyata ?
1.3 Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan ini adalah :
1. Mengetahui cara agar tim menjadi efektif.
2. Mengetahui penerapan kerjasama tim dalam dunia nyata.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bekerja Dalam Tim
2.1.1 Pengertian Tim
Pada era saat ini, setiap individu dituntut untuk megerjakan pekerjaannya
masing-masing dengan baik. Tapi di sisi lain, tidak semua pekerjaan dapat
dikerjakan seorang diri. Ada saat-saat dimana seseorang harus membentuk
atau bergabung dalam tim untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Dalam
sebuah tim, individu-indvidu tersebut harus saling berinteraksi dan
berkomunikasi guna mewujudkan tujuan-tujuan mereka.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai tim, ada hal-hal lain yang perlu
diketahui seperti apa itu tim dan organisasi? Berikut adalah beberapa pendapat
dari para ahli mengenai pengertian organisasi dan tim.
Organisasi pada hakikatnya terdiri atas individu-individu dan
kelompok-kelompok yang harus bekerja bersama dan
mengkoordinasikan aktivitas mereka guna mewujudkan tujuan- tujuan.
(Richard L. Daft, 2010)
Tim adalah kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi
dan berkomitmen untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan
efisien (Aamprogresif, 2011)
Tim adalah unit dari dua atau lebih orang yang berinteraksi dan
mengkoordinasikan kerja mereka untuk mencapai tujuan tertentu.
(Richard L. Daft, 2010)
Berdasarkan definisi dari Richard L. Daft, ada tiga komponen utama dalam
tim. Pertama, diperlukan dua orang atau lebih. Kedua, orang-orang dalam
sebuah tim akan melakukan interaksi secara rutin. Ketiga, orang-orang dalam
tim memiliki tujuan kerja.


2.1.2 Dilema Tim
Meskipun tim adalah sekelompok orang tetapi kedua istilah tersebut tidak
memiliki maka yang sama. Berikut adalah perbedaan antara kelompok dan
tim.
KELOMPOK TIM
Memiliki orang yang ditugasi sebagai
pemimpin
Berbagi / menggilirkan peran
pemimpin
Menempatkan tanggung jawab di
tangan individu
Menempatkan tanggung jawab
bersama pada tim
Memiliki tujuan yang serupa untuk
kelompok dan organisasi
menentukan visi/tujuan spesifik
untuk tim
Memiliki hasil kerja individu Memiliki hasil kerja kolektif
Menjalankan rapat yang efisien
Menjalankan rapat yang
menciptakan diskusi terbuka dan
penyelesaian masalah
Mengukur keefektifan secara tidak
langsung dengan hal-hal yang
mempengaruhi bisnis
Mengukur keefektifan secara
langsung dengan menilai kerja
kolektif
Mendiskusikan, memutuskan dan
mendelegasikan tugas pada individu
Mendiskusikan, memutuskan dan
membagi pekerjaan


Dalam dunia ini, ada yang menyukai ide kerja tim, ada pula yang tidak suka
dengan adanya kerja tim. Ada tiga alasan utama mangapa kerja tim meberikan
dilema pada sebagian besar orang. Pertama karena seseorang harus
mengsampingkan kemandiriannya. Kedua, kita harus berhadapan dengan anggota
tim yang hanya ingin mendapatkan keuntungan. Ketiga, tim terkadang mengalami
disfungsi. Ada lima disfungsi yang biasanya terjadi dalam sebuah tim.


Disfungsi Karakteristik tim yang baik
Kurangnya kepercayaan Kepercayaan
Ketakutan akan konflik Konflik yang sehat
Kurangnya komitmen Komitmen
Penghindaran akuntabilitas Akuntabilitas
Kurangnya perhatian pada hasil Orientasi pada hasil

2.2 Membuat Tim Menjadi Efektif
Dalam sebuah organisasi, sebuah tim dibagun oleh manajer. Manajer harus
melakukan hal-hal tertentu agar anggota tim dapat bekerja dengan baik. Ada
beberapa faktor yang berkaitan dengan kinerja tim yang efektif. Keefektifan
sebuah tim didasarkan pada tiga hasil. Tiga hasil tersebut adalah keluaran
produktif, kemampuan untuk beradaptasi dan belajar serta kepuasan diri.
2.2.1 Model Tim yang Efektif
Karakteristik penting dari sebuah tim adalah jenis timnya, struktur tim, dan
komposisi timnya. Manajer harus memutuskan kapan ia menciptakan tim
permanent dalam struktur formal dan kapan menciptakan sebuah tim yang
akan mengerjakan tugas sementara. Karakteristik-karakteristik tim ini
memengarui proses-proses yang ada di dalam tim, yang pada akhirnya, akan
memengaruhi keluaran, kepuasan, dan kontribusi tim pada adaptabilitas
organisasi.
2.2.2 Kepemimpinan Tim yang Efektif
Terdapat tiga cara spesifik yang dapat digunakan pemimpin untuk
berkontribusi pada kesuksesan tim :
1. Mengerahkan anggota-anggota untuk mencapai suatu tujuan. Sudah
menjadi tanggung jawab seorang pemimpin untuk menyampaikan tujuan


dan arahan yang jelas serta bersifat, yang merupakan salah satu unsure
kunci dari sebuah tim yang baik.
2. Berbagi kekuasaan. Pemimpin harus memiliki keyakinan bahwa anggota-
anggotanya tim yang lain akan membuat keputusan yang baik, bahkan jika
keputusan-keputusan yang dibuat anggota tidak perna terpikirkan
sebelumnya oleh sang pemimpin untuk dipilih.
3. Mengakui ketidaktahuan. Pemimpin yang baik tidak takut mengakui
ketidaktahuannya dan meminta pertolongan.
2.3 Jenis-jenis Tim
Selain itu dalam kenyataannya terdapat berbagai jenis tim. Tiap-tiap tim biasanya
memiliki berbagai karakteristik yang berbeda-beda. Berikut ini adalah jenis-jenis
tim:
2.3.1 Tim Formal
Tim formal adalah tim yang dibentuk secara sengaja oleh manajer yang
diberi tanggung jawab melakukan tugas tertentu untuk membantu
organisasi untuk mencapai sasarannya. Tim Formal dibagi menjadi 2,
yaitu:
1) Tim Vertikal: Tim yang terdiri atas manajer dan bawahan dalam
suatu perusahaan.
2) Tim Horizontal: tim yang terdiri dari beberapa pekerja dengan
hierarki sama, dan berasal dari departemen yang berbeda.
Tim horizontal terbagi lagi menjadi 3:
a) Tim komando adalah sebuah tim yang terdiri dari seorang manajer
dan karyawan yang melapor kepada manajer tersebut.
b) Komite adalah sebuah tim organisasi formal, biasanya relative
berumur panjang, diciptakan untuk organisasi khusus.
c) Gugus tugas (team proyek) adalah tim yang dibentuk untuk
menangani masalah spesifik. (James A.F Stoner ,1996).


2.3.2 Tim Informal
Tim informal(tim yang diarahkan sendiri) adalah tim yang terdiri atas 5
hingga 20 orang dengan bermacam keterampilan dan melakukan
penggiliran kerja dalam memproduksi produk atau layanan servis dan
disupervisi oleh anggota terpilih.
1. Tim penyelesaian masalah adalah tim yang berasal dari departemn
yang sama dan mendiskusikan cara memperbaiki kualitas efisiensi
dan lingkungan kerja.
2. Tim rujukan adalah tim yang dijadikan identitas oleh individu dan
untuk membandingkan diri mereka sendiri.

2.4 Pengerahan Tim yang Inovatif
Beberapa pendekatan baru yang menarik mengenai kerja tim telah
dihasilkan dari kemajuan teknologi informasi, pengharapan pegawai yang
berubah, dan globalisasi bisnis. Dua jenis tim yang makin sering digunakan
adalah tim virtual dan tim global.
2.4.1 Tim virtual
Adalah tim yang berisi anggota yang terpisah secara geografi dan organisasi dan
menjalankan pekerjaan mereka dengan menggunakan teknologi informasi yang
maju.
2.4.2 Tim global
Adalah tim kerja yang terdiri atas anggota dari berbagai bangsa aktivitasnya
mencakup lebih dari satu negara.

2.5 Karakteristik Tim
Berikut adalah uraian mengenai karakteristik tim.


2.5.1 Ukuran
Ukuran tim tidak boleh terlalu besar juga tidak baik apabila tim berukuran
cukup sedikit. Setidaknya sebuah tim terkomposisi oleh tiga sampai enam
anggota tim. Tim berukuran besar berkemampuan baik menampung beragam
keterampilan untuk menyelesaikan tugas, memungkinkan anggotanya
mengungkapkan perasaan yang baik dan buruk serta menyelesaikan
permasalahan secara agresif. Namun, seiring bertambah besarnya ukuran
sebuah tim akan mempersulit anggota untuk berinteraksi dan mempengaruhi
anggota lain. Sebuah tim yang berukuran kecil berkemampuan memberi kesan
keakraban pada para anggota serta memberi kemudahan berkomunikasi.
2.5.2 Keberagaman
Sebuah tim membutuhkan beragam keterampilan pengetahuan dan
pengalaman. Kemungkinan besar tim yang bersifat heterogen lebih efektif
daripada tim yang bersifat homogen. Tim yang beragam menghasilkan solusi
yang lebih inovatif dalam menyelesaikan masalah. Keberagaman dapat
berkontribusi pada tingkat pertentangan yang sehat sehingga dapat
menghasilkan pengambilan keputusan yang lebih baik.
2.5.3 Peran anggota
Ada dua jenis peran dalam tim:
1. Peran spesialis tugas, dimana seseorang menggunakan waktu dan
energinya untuk membantu tim menyelesaikan tugas. Adapun
perilaku yang ditunjukkan biasanya seperti:
Menciptakan ide
Mencari informasi
Meringkas
Menyemangati


2. Peran sosio emosional, dimana seseorang memberikan dukungan
untuk kebutuhan emosi setiap anggota dan kesatuan social. Mereka
menunjukkan perilaku dibawah ini:
i. Mendorong
ii. Menyelaraskan
iii. Mengurangi ketegangan
iv. Melakukan kompromi
Tim yang baik beranggotakan orang-orang yang berperan sebagai spesialis tugas
serta sosio emosional. Tim yang seimbang akan bekerja dengan baik dalam jangka
waktu lama karena akan dapat memberikan kepuasan pada siri setiap anggota
serta memungkinkan dikerjakannya tugas demi mencapai tujuan. (R.L Daft, 2010)
Tim yang baik beranggotakan orang-orang yang berperan sebagai spesialis tugas
serta sosio emosional. Tim yang seimbang akan bekerja dengan baik dalam jangka
waktu lama karena akan dapat memberikan kepuasan pada siri setiap anggota
serta memungkinkan dikerjakannya tugas demi mencapai tujuan. (R.L Daft,
2010).
Dalam mengatasi kendala apabila suatu tim sedang berada dalam tempat yang
berbeda (Tim global), maka cara yang mungkin dapat diterapkan, antara lain:
a) Membuat pertemuan tim untuk membicarakan berbagai kendala
yang dihadapi untuk menemukan solusi, memperbaharui strategi
untuk memajukan perusahaan.
b) Mendiskusikan masing-masing tugas dalam tim, menyamakan
pandangan agar dapat menciptakan goal congruence, mempererat
tali persaudaraan dan kekompakan antar tim

2.6 Proses Tim
Untuk membentuk sebuah tim tentunya terdapat berbagai proses yang harus
dilewati. Proses-proses yang terjadi dalam sebuah tim tersebut adalah


2.6.1 Tahap-Tahap Perkembangan Tim
1.Pembentukan (forming)
Kelompok pembentuk dan belajar tingkah laku apa yang dapat diterima
dalam kelompok. Tahap ini merupakan periode orientasi dan aklimatisasi.
2.Konflik (storming)
Setelah anggota kelompok menjadi lebih nyaman dalam pergaulan, sering
kali terjadi pertengkaran mengenai peraturan dasar yang telah ditetapkan
3.Pemantapan norma (norming)
Konflik sudah ditangani dan diharapkan sudah selesai. Anggota mulai
menyuarakan pendapat pribadi dan mengembangkan hubungan yang erat.
4.Berprestasi (performing)
Anggota sekarang dapat mengubah arah usaha mereka dari
pengembangan kelompok menjadi struktur kelompk untuk menyelesaikan
tugas yang dihadapi.
5.Pembubaran (adjourning)
Inilah waktunya kelompok mengakhiri aktivitasnya. Focus kelompok
bergeser dari menangani tugas yang sulit menjadi penutupan.(James A.F
Stoner,1996)

2.6.2 Kepaduan Tim
Adalah sejauh mana para anggota tertarik pada timnya dan termotivasi untuk
tetap berada dalam tim tersebut. Faktor yang menentukan kepaduan tim
berdasarkan karakteristik:


a. interaksi tim
b. konsep tujuan bersama
c. ketertarikan pribadi pada tim
Adapun faktor yang ada dalam konteks antara lain:
a. adanya kompetisi
b. kesuksesan tim
Ketika sebuah tim mencapai kesuksesan dalam tugas dan orang lain dalam
organisasi mengakuinya, anggota tim akan merasa senang, dan komitmen
mereka pada timnya akan tinggi.
2.6.3 Norma Tim
Adalah standar perilaku informal yang dianut oleh semua anggota tim dan
dijadikan acuan berperilaku. Pemimpin tim memainkan peran penting
dalam membentuk norma yang akn membantu tim untuk menjadi efektif.
Norma-norma yang dibentuk akan mempengaruhi kepaduan tim. Apabila
norma yang diberlakukan sesuai dengan keinginan dan harapan anggota
tim, maka para anggota akan dengan senang hati dan berkontribusi tinggi
dalam melaksanakan tugasnya. Dengan demikian kepaduan tim akan
terpupuk dengan baik. (R.L Daft,2010)
2.7 Mengelola Konflik Tim
Dalam sebuah tim, tidak semua yang kita inginkan dapat berjalan dengan
mulus. Ada kalanya kita menemui masalah-masalah yang tidak terduga. Oleh
karena itu, seorang manager harus mampu untuk mengatasi konflik-konflik yang
muncul dalam tim. Sebelum mengatasi konflik tersebut, kita sebaiknya
memahami terlebih dahulu pengertian tentang konflik. Konflik adalah interaksi
yang bersifat bermusuhan dimana satu pihak berupaya untuk menghalangi niat
atau tujuan pihak lain. Sedangkan kompetisi, yang merupakan bentuk persaingan
antara individu atau tim, dapat memberikan dampak yang sehat karena kompetisi
dapat memicu orang untuk berkinerja lebih tinggi


2..7.1 Menyeimbangkan Konflik dan Kerjasama
Konflik halus sebenarnya dapat memberikan keuntungan bagi tim. Tingkat
konflik yang sehat akan membantu mencegah terciptanya groupthink, dimana
orang-orang terlalu berkomitmen terhadap kepaduan tim sehingga mereka
menjadi malas untuk mengungkapkan opini-opini yang berlawanan. Konflik yang
terlalu besar, dan tidak dikelola secara baik dapat merusak moril dan produktivitas
tim. Sedangkan konflik yang terlalu sedikit akan mengurangi kinerja tim karena
tim tidak mendapatkan keuntungan dari paduan ide dan opini yang mungkin
mengarah pada solusi yang lebih baik atau mencega tim melakukan kesalahan.
2.7.2 Sebab-sebab Konflik
Beberapa faktor dapat mengarah pada terciptanya konflik. Salah satu faktor
utama yang menyebabkan konflik adalah adanya persaingan untuk mendapatkan
sumber daya, seperti uang, informasi, atau pasokan. Ketika individu atau tim
harus bersaing untuk mendapatkan sumber daya yang langka atau sedikit,
biasanya konflik tidak akan terhindarkan. Selain itu, konflik sering kali terjadi
hanya karena orang orang mengejar tujuan yang berbeda.Konflik juga dapat
terjadi dari gangguan komunikasi. Komunikasi yang buruk dapat terjadi di tim
manapun.
2.7.3 Gaya Penanganan Konflik
Untuk mengatasi konflik yang terjadi dalam sebuah tim, terdapat beberapa
gaya penanganan konflik, yaitu:
1. Gaya bersaing mencerminkan ketegasan seseorang untuk memenangkan
keinginannya dan dapatdigunakan ketika tindakan cepat dan tegas menjadi
persoalan penting atau tindakan yang tidak biasa, seperti saat pemotongan
mendesak atau darurat.
2. Gaya menghindar tidak mencerminkan ketegasan ataupun kerjasama. Gaya ini
cocok ketika persoalannya bersifat trivia, ketika tidak akan ada kesempatan


untuk menang, ketika dibutuhkan waktu untuk lebih banyak mengumpulkan
informasi, atau ketika gagasan akan memakan biaya besar.
3. Gaya berkompromi mencerminkan jumlah yang cukup dari ketegasan dan
kerja sama. Gaya ini cocok ketika tujuan-tujuan kedua belah pihak sama-sama
penting, ketika lawan memiliki kekuatan yang setara, atau ketika orang-orang
harus membuat solusi sementara dan bijaksana di bawah tekanan waktu.
4. Gaya mengakomodasi mencerminkan derajat kerja sama yang tinggi, yang
akan sangat cocok ketika orang-orang menyadari bahwa diri mereka salah,
ketika suatu persoalan lebih berarti bagi orang lain daripada bagi diri sendiri,
ketika sedang membangun citra social untuk dijadikan modal dalam diskusi
mendatang, dan ketika menjaga keselarasan yang penting.
5. Gaya berkolaborasi mencerminkan tingkat ketegasan dan kerjasama tinggi.
Gaya kolaborasi memungkinkan kedua pihak untuk menang, meskipun harus
dilakukantawar-menawar dan negosiasi. Gaya berkolaborasi adalah gaya yang
penting ketika kedua kepentingan tersebut terlalu penting untuk
dikompromikan, ketika pengetahuan dari orang-orang berbeda harus
digabungkan dan menjadi solusi bersama, dan ketika komitmen kedua pihak
dibutuhkan untuk melawan consensus

Penelitian menyatakan bahwa penggunaan tujuan-tujuan superordinat,
mediasi, dan negosiasi untuk menyelesaikan konflik diantara orang-orang atau
depertemen :
1. Tujuan-tujuan superordinat : tujuan superordinat serupa dengan konsep visi.
Visi yang kuat seringkali dapat memaksa orang-orang untuk mengatasi
konflik dan bekerjasama demi kepentingan orang banyak.
2. Mediasi : menggunakan pihak ketiga untuk menyelesaikan sebuah sengketa.
Pihak yang dapat dijadikan mediator adalah supervisor, manajer tingkat
tinggi, konsultan luar, atau orang dari departemen sumberdaya manusia.



2.7.4 Negosiasi
Orang-orang terlibat dalam diskusi serah terima dan mempertimbangkan
beragam alternative untuk mencapai keputusan bersama yang dapat diterima
kedua belah pihak jenis2 negosiasi :
1. Negosiasi integrative : didasarkan pada asumsi yang memenangkan
kedua belah pihak, di mana kedua belah pihak ingin menciptakan
solusi yang kreatif yang dapat menguntungkan kedua belah pihak.
2. Negosiasi distributive : menganggap bahwa ukuran kebaikan sudah
ditetapkan dan setiap pihak berupaya untuk mendapatkan sebanyak
mungkin dari kebaikan tersebut.

2.7.5 Aturan untuk mencapai solusi yang memenangkan kedua belah pihak :
1. Memisahkan orang-orang dari permasalahan. Agar negosiasi
integrative dapat berjalan sukses, orang-orang harus tetap focus pada
permasalahan dan sumber konflik daripada menyerang atau mencoba
untuk menjatuhkan satu sama lain
2. Berfokus pada kepentingan bukan tuntutan. Tuntutan adalah apa yang
diinginkan masing-masing pihak dari negosiasi, sedangkan kepentingan
adalah mengapa mereka menginginkannya.
3. Menghasilkan banyak alternative untuk keuntungan dua belah pihak.
Kedua pihak dalam negosiasi integrative menghasilkan beragam pilihan
untuk menyelesaikan persoalan dan terlibat dalam diskusi serah terima
tentang alternative mana yang dapat memberikan kedua pihak yang
mereka inginkan
4. Bersikeras bahwa hasil didasarkan pada standar objektif. Setiap pihak
dalam negosiasi integrative memiliki kepentingan dan secara alami akan
senang memaksimalkan hasilnya. Negosiasi yang sukses mengharuskan
adanya focus terhadap criteria objektif dan penjagaan standar keadilan


daripada menggunakan penilaian subyektif dalam mementukan solusi
terbaik.
2.8 Tim Kerja yang Efektif
Di bagian ini kita akan melihat hasil positif dari tim yang baik, dengan menilai
tim berkenaan dengan keluaran produktif, kepuasan pribadi, dan kapasitas untuk
beradaptasi dan belajar, manajer dapat mengidentifikasi secara lebih baik
tindakan-tindakan yang akan mengikatkan keefektifan tim kerja.
2.8.1 Keluaran Produktif
Satu aspek dari keefektifan berhubungan dengan apakah keluaran yang
dihasilkan oleh tim seperti keputusan, barang, atau jasa. Tim yang baik dapat
menyalurkan banyak energi dan kreatifitas dari para pegawai.
2.8.2 Kepuasan Anggota
Tim yang baik akan memberikan banyak peluang bagi para anggotanya untuk
memuaskan kebutuhan pribadi mereka dan kesempatan untuk berkembang
baik secara pribadi maupun professional.
2.8.3 Kapasitas untuk Beradaptasi dan Belajar
Dalam tim kerja yang baik, anggota-anggotanya dapat saling mengantisipasi
tindakan rekan-rekannya dan memberi respon yang pas. Mereka belajar dari
pengalaman serta menggunakan pembelajaran ini untuk memperkuat dan
menciptakan kembali tim tersebut, dengan secara mulus beradaptasi pada
tuntutan organisasi dan persaingan yang berubah-ubah.
2.9 Penerapan Kerjasama Tim dalam Dunia Nyata
Dalam dunia nyata, kerjasama tim sangat dibutuhkan. Tetapi dalam kenyataannya,
tidak jarang pula terjadi konfik dalam penerapan kerjasama tim. Konflik tersebut
mungkin terjadi dikarenakan banyaknya perbedaan kepentinga. Di sini kami
memberikan contoh kasus antara pengusaha dan buruh PT Megariamas.


Sekitar 500 buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Garmen Tekstil dan
Sepatu-Gabungan Serikat Buruh Independen (SBGTS-GSBI) PT Megariamas
Sentosa, Selasa (23/9) siang menyerbu Kantor Sudin Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Nakertrans) Jakarta Utara di Jl Plumpang Raya, Kelurahan Semper
Timur, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Mereka menuntut pemerintah mengambil
tindakan tegas terhadap perusahaan yang mempekerjakan mereka karena mangkir
memberikan tunjangan hari raya (THR).

Ratusan buruh PT Megariamas Sentosa yang berlokasi di Jl Jembatan III Ruko 36
Q, Pluit, Penjaringan, Jakut, datang sekitar pukuk 12.00 WIB. Sebelum ditemui
Kasudin Nakertrans Jakut, mereka menggelar orasi yang diwarnai aneka macam
poster yang mengecam usaha perusahaan menahan THR mereka. Padahal THR
merupakan kewajiban perusahaan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4/1994 tentang THR.

Kasus di atas adalah salah satu contoh kasus suatu konflik yang terjadi dalam
suatu organisasi bisa ditekankan disini suatu perusahan,dimana seorang pemimpin
yang tidak bertanggung jawab dan tidak adil dalam memimpin suatu
perusahan.Mereka senantiasa mempermainkan rakyat kecil dan bertindak sangat
tidak bijaksana sebagai seorang yang memiliki kekuasaan,mereka dengan mudah
dapat mengeluarkan seorang karyawan yang dianggap terlalu vokal dan
maengancam para karyawanya dengan tidak memberikan THR.Menurut saya ini
jelas sangat berpengaruh dalam terjadinya sebuah konflik ini adalah penyebab
utama terjadinya konflik dalam kasus ini menurut saya bila dalam kasus ini
banyak cara untuk menyelesaikanya mungkin dengan cara mediator atau jika
dengan cara mediator tidak berhasil juga perlu adanya proses hukum karena disini
telah melanggar hak seseorang dan telah melanggar hukum yang berlaku tentang
pemberian THR kepada tenaga kerja. Solusi yang mungkin bisa menyelesaikan
konflik dalam perusahaan ini,ada baiknya berikanlah apa yang menjadi haknya
setelah iya mengerjakan kewajibanya.



BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sebuah Tim merupakan aspek inti dalam sebuah organisasi saat ini.
Kesuksesan dalam mengelola tim merupakan suatu kerja keras dari manajer dan
organisasi. Tim di dalam organisasi bekerja sama mengkoordinasikan tugas
mereka untuk mewujudkan tujuan-tujuan. Banyak tugas dalam organisasi yang
bersifat saling bergantung, sehingga membutuhkan suatu kerja sama untuk
menyelesaikannya.
Kerja yang efektif dan efisien merupakan sasaran sebuah organisasi.
Begitu pula, tim dalam sebuah organisasi harus mampu bekerja secara efektif
serta efisien. Tim yang kuat adalah Tim yang mampu membuat organisasi tersebut
dapat sampai kepada tujuan terakhirnya. Banyak tim yang bekerja dengan baik,
serta mampu mencapai sebuah kesuksesan. Namun tak sedikit pula tim yang
mengalami kegagalan dalam membina hubungan ataupun kinerjanya. Banyak
sekali faktor-faktor yang membuat tim mengalami keterpurukan, antara lain
disebabkan konflik, kurangnya in-group feeling dalam tim dan lain sebagainya.










DAFTAR PUSTAKA

Daft, Richard L, 2010. Era Baru Manajemen Edisi 9. Jakarta : Salemba Empat
Stoner, James A.F, 1996. Manajemen. Jakarta : PT. Indeks Gramedia Grup
Aamprogersif, 2011. Pengertian Kerja Tim (online), http://id.shvoong.com/
(diakses tanggal 8 Oktober 2011)
Ridho Akbar, 2009. Hi World? (online),http://generasikertasmaya.blogspot.com/
( diakses tanggal 17 Oktober 2011)

Anda mungkin juga menyukai