Anda di halaman 1dari 6

MEMBANGUN TEAM WORK YANG SOLID

MATA KULIAH
MANAJEMEN KONFLIK

DISUSUN OLEH:
AGNES YANILA GRASELA (NIM. 20201531292)
SILFIA FEBRIANTI (NIM. 20201531339)
DISEPTI (NIM. 20201531299)

DOSEN PENGAMPU
Dr. MUHAMMAD YUSUP, S.Pd.I., M.Pd

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM BATANGHARI


INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANGHARI
SEPTEMBER 2022
MEMBANGUN TEAM WORK YANG SOLID

A. Pembahasan
1. Sub Bab 1
Membangun berarti mendirikan perumahan atau gedung-gedung, dan juga
mengadakan penghalang-penghalang antara lain tumpukan-tumpukan tanah, bahan-
bahan bangunan, tanaman-tanaman atau mempunyai kapal-kapal serta alat-alat lain
yang mengapung di atas air.” (Pasal 1 Huruf d UU Nomor 83 Tahun 1958 Tentang
Penerbangan).
Sebuah tim yang solid adalah tim yang mengerti dan disiplin pada tanggung
jawabnya masing-masing. Tujuan tim kerja tidak akan tercapai jika salah satu anggota
tim tidak mengerti atau malas dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya.
Hal ini menunjukkan bagaimana pentingnya kerja sama tim dalam organisasi. Untuk
dapat disebut sebagai tim kerja, maka sekumpulan individu harus memiliki
kesepakatan terhadap misi tim, anggota tim harus memahami dan menyepakati misi
tim agar bisa bekerja dengan efektif, kemudian setiap anggota harus mentaati
peraturan tim, dan setiap anggota tim saling membantu dalam beradaptasi terhadap
segala perubahan yang terjadi.
Membangun kelompok kerja yang berperilaku sebagai tim yang solid bukanlah
pekerjaan yang mudah. Kelompok kerja yang para anggotanya enggan dan tidak
mampu bekerjasama dengan baik, tidak akan berkinerja unggul. Kelompok kerja
seperti ini dikatakan disfungsional karena tidak produktif dengan kinerja berada di
bawah standar. Sebuah tim yang bersinergi secara positif adalah sekolompok orang
yang bekerjasama dengan kontribusi masing-masing untuk mencapai hasil hingga
beberapa kali lebih baik daripada kelompok yang bukan tim. Setiap organisasi yang
berkinerja dengan kualitas unggul memiliki kelompokkelompok kerja yang
berperilaku sebagai tim. Kelompok-kelompok kerja ini adalah sekumpulan orang
dengan kompetensi yang saling melengkapi, saling memercayai, saling menghargai,
saling belajar, serta saling menolong dan membantu dalam kebersamaan.
Tim yang solid adalah kumpulan individu yang dapat bekerja sama untuk
meraih tujuan dengan cara menggunakan keterampilan serta ide mereka, kemudian
mampu mengkolaborasikan semuanya.
2. Sub Bab 2
Salah satu kelemahan dari team building adalah terlalu banyaknya individu
yang tanpa sadar menggunakan pemikiran atau pendapat sendiri dalam memutuskan
sesuatu. Kemudian mengatakan bahwa keputusan yang Anda buat ditujukkan untuk
kesuksesan tim. Di sinilah Anda harus bisa membedakan, apakah pemikiran Anda
benar berdasarkan kebutuhan tim, atau merupakan pikiran individualis yang mana
didorong faktor menyukai atau tidaknya Anda kepada individu lain.
Untuk menghindari hal tersebut, berpikiran terbuka menjadi kunci dalam
menghilangkan pikiran yang merugikan Anda, serta dapat menyelesaikan
permasalahan yang terjadi secara bersama-sama sebagai rekan satu tim, demi
membuat tim yang unggul.1
Membangun tim yang solid bisa Anda mulai dengan menggunakan
komunikasi yang baik antar anggota tim, sehingga bisa mendapatkan team building

1
Tim Diklat Prajabatan. (2009). Membangun Kerjasama Tim. Depok: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
yang baik pula. Komunikasi efektif dan komunikasi produktif menjadi kunci utama
dalam menjalankan suatu tim. Karena bila komunikasi antar anggota tim tidak
berjalan dengan baik. Tentu saja akan berakibat fatal, terjadi salah persepsi, salah
paham, hingga salah memberikan atau menerima arahan.
Ketika sudah masuk ke dunia kerja, seringkali Anda akan diminta bekerja sama
dengan orang lain untuk menyelesaikan suatu proyek. Bisa jadi kerja sama yang akan
dibangun tidak hanya dengan orang dekat se kantor, namun lintas bidang. Pangkal
persoalan yang sering terjadi adalah ketika orang yang akan menjadi partner tim tidak
sesuai dengan gambaran pribadi yang dibayangkan. Kerja tim menjadi tidak optimal.
Target yang dibebankan kepada menjadi tidak tercapai. Solusi terbaik untuk
mengatasi persoalan tersebut adalah dengan membangun tim yang solid. Tips berikut
mungkin bisa menjadi panduan yang bermanfaat.
Misalnya Anda diminta direktur mengurusi sebuah proyek dengan
membentuk tim dari bagian-bagian yang ditunjuk untuk beberapa pos. Segeralah cari
orang yang dapat menempati pos-pos tersebut. Kenali latar belakang, kompetensi,
serta hal-hal apa saja yang membuat orang tersebut istimewa. Mencari latar belakang
orang bisa dilakukan dengan bertanya dengan orang terdekatnya. Bisa juga dicari
melalui bagian HRD dan SDM.
Setelah tim terkumpul, sampaikan target dan maksud Anda meminta mereka
untuk menjadi bagian dari tim Anda. Terangkan secara jelas tentang misi tim tersebut
serta peran setiap bagian untuk mensukseskan tujuan. Pemahaman peran tiap bagian
dibutuhkan agar setiap personel mengerti tugas mereka secara individu dan tugas tim
secara keseluruhan. Berikan kepercayaan Anda kepada mereka.
Kuncinya adalah optimis. Anda harus menunjukkan keseriusan di hadapan
anggota tim. Jika menjadi pemimpin, ajak anggota Anda untuk mengutarakan ide
kemudian dijadikan bahan diskusi. Jangan memperlakukan orang secara berbeda.
Rangkullah semua anggota untuk menyelesaikan tugasnya masing-masing. Yang
paling penting, jangan menutup diri dari kritik dan masukan.
Memberi penghargaan kepada rekan kerja bisa meningkatkan semangat. Sebab,
orang yang diberi penghargaan akan merasa bahwa jerih payahnya dihargai. Namun
yang perlu diingat, sampaikan kepada anggota bahwa penghargaan yang diberikan
bukan tujuan akhirnya. Penghargaan tersebut hanya salah satu jalan yang dapat
ditempuh untuk fokus meraih target sesungguhnya.2
Seringkali karena target yang dicapai terlalu berat, anggota tim menjadi
tertekan. Proses yang berjalan lantas menjadi melelahkan dan membosankan. Agar
anggota tidak lelah dan bosan di tengah jalan, bangun suasana yang bersahabat.
Jadikanlah relasi Anda dengan mereka bukan sekadar struktur formal layaknya bos
dan pegawai. Melainkan menjadi sahabat. Di sela-sela pekerjaan, Anda bisa mengajak
mereka keluar ngopi bareng, berolah raga, dan sebagainya. Tata letak kantor pun bisa
diatur senyaman mungkin dengan menambahkan beberapa fasilitas pendukung.
3. Sub Bab 3
Ada banyak faktor yang diperlukan untuk membangun teamwork yang baik
dan solid. Karena di dalam sebuah tim terdapat sekian banyak anggota dengan isi
kepala yang berbeda-beda.
Untuk membangun Team Work atau kerja sama tim merupakan suatu hal yang
harus di miliki dari setiap tim di dalam sebuah perusahaan, Organisasi dan tugas
tugas kelompok, karena dengan Tim untuk menjadikan TeamWork yang Solid akan

2
Widowatty. (2007). Membangun Kerjasama Tim (Team Building). Bogor: Balai Diklat Kehutanan
menjadi kunci apakah sebuah tim tersebut dapat berkembang atau tidak. Dan apa
hanya mengandalkan satu atau dua orang saja
Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dilakukan untuk membangun team work
yang solid
1. Memahami Tujuan Tim
Agar teamwork semakin solid maka yang pertama dapat dilakukan adalah
memahami apa tujuan dan misi dari tim yang ingin dicapai. Seluruh anggota tim
harus benar-benar memahami dan berkomitmen untuk memenuhi goal tersebut.
Pastinya perusahaan akan menjelaskan harapan apa yang mereka miliki terhadap tim
yang dibentuk. Dan kejelasan ini diperlukan agar seluruh anggota tim memiliki
ekspektasi yang jelas mengenai goal, tanggung jawab, kerja dan hasil kerja.
2. Lingkungan Kerja yang Kondusif
Membentuk teamwork yang solid dapat dimulai dengan menciptakan sebuah
lingkungan yang kondusif dan nyaman bagi setiap anggota dalam tim tersebut.
Lingkungan yang kondusif tersebut dapat mendorong kepercayaan antar anggota,
serta dapat membuat anggota tim tidak takut untuk mengemukakan pendapatnya.
Dengan begitu anggota akan merasa dihargai pendapatnya dan merasa aman jika
memiliki pendapat yang berbeda. Tanpa adanya lingkungan yang kondusif ini maka
akan susah membangun kepercayaan dalam tim.
3. Komunikasi yang Terbuka
Dalam membangun tim yang solid diperlukannya sebuah komunikasi yang
baik antar anggotanya. Setiap anggota tim harus bisa berkomunikasi secara terbuka
dan jujur, dengan tetap menghormati orang lain. Dengan begitu setiap anggota tim
akan merasa didengarkan dan dimengerti.
4. Rasa Memiliki yang Tinggi
Rasa memiliki yang baik haruslah dimiliki oleh seluruh anggota dalam tim.
Karena rasa memiliki ini sangat penting agar setiap anggota sadar bahwa ia bekerja
sama dengan anggota lainnya yang memiliki tujuan yang sama. Untuk membangun
rasa memiliki yang kuat dapat dilakukan dengan cara membangun hubungan yang
baik antar anggotanya. Dengan demikian setiap anggota akan memiliki ikatan batin
yang kuat terhadap norma yang ada di dalam tim.
5. Menghargai Perbedaan
Setiap individu yang dalam dalam sebuah tim pasti memiliki pengetahuan,
sudut pandang, pengalaman, dan opini yang berbeda-beda. Setiap sudut pandang,
pengalaman, pengetahuan dan pendapat dari masing-masing anggota tim haruslah
dihargai. Dengan menghargai segala perbedaan yang ada, maka nantinya dapat
meraih keberhasilan dalam tim.
6. Melakukan Evaluasi Berkala
Evaluasi secara berkala dalam sebuah tim itu sangat diperlukan dalam
meningkatkan proses, cara kerja dan interaksi anggota tim. Bagi sebuah tim yang
ingin berkembang dan bergerak maju, maka tim tersebut harus bisa menganalisis apa
saja hal yang menghalangi kinerja dan strategi yang selama ini dilakukan. Tim harus
mengadakan rapat secara rutin untuk terus melakukan assessment pada proses dan
kinerja tim dalam mencapai tujuan bersama.

4. Sub Bab 4
Menurut Syer dan Connolly (1996), terdapat empat karakteristik proses dalam
tim, yaitu (1) konsisten terhadap kinerja; (2) optimal dalam pelaksanaan tugas; (3)
tangguh dalam menghadapi peristiwa/gangguan di luar kendali dan tidak diprediksi,
dan (4) mengembangkan diri dengan mengerahkan seluruh potensi yang dimiliki
secara terus-menerus. Umpan balik mendorong tim kerja selalu berproses untuk
mencapai tujuan/target organisasi yang telah ditetapkan dan ditunjukkan melalui
unjuk kinerja. Proses pembinaan dan peningkatan mutu organisasi dilakukan
pendelegasian kepada tim-tim kerja sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-
masing sebagaimana diatur organisasi. Masing-masing tim kerja memiliki struktur
(coordinator/ketua dan anggota), batasan-batasan (aturan-aturan baik yang
berkekuatan hukum maupun kebiasaan), input (sumber daya yang diperlukan), proses
(bagaimana suatu kegiatan dilaksanakan), dan output yang harus ditunjukkan pada
akhir kegiatan.3
Sebuah tim yang baik tidak hanya membutuhkan waktu dan usaha yang cukup
dalam pelaksanaan tugasnya, tetapi juga menjaga hubungan agar tim tersebut lebih
baik lagi dalam menjalankan tugasnya.
Adapun ciri perubahan yang disebabkan oleh faktor umum meliputi hal-hal
berikut ini.
a. Kinerja tim secara konsisten berada dibawah target. Proses pengamatan dapat
membantu dalam mengidentifikasi kegagalan target pencapaian tujuan. Tim perlu
menyediakan waktu untuk memperbaikinya. Model yang disarankan adalah
pelatihan dan pengembangan keterampilan tim.
b. Kinerja tim melampauin target, misalnya dapat menyelesaikan proyek lebih cepat.
Kebiasaan dalam bekerja, struktur, motodologi atau kinerja individu dalam tim
tetap disarankan untuk ditingkatkan. Kinerja puncak dapat digunakan sebagai
model untuk meningkatkan kinerja.
c. Ketika beberapa kinerja anggota tim di luar parameter dari target yang harus
dicapai atau banyak terjadi perubahan dalam pengukuran kinerja tim dapat
diakibatkan oleh kesalahan dalam menentukan target atau sistem tim , khususnya
pada struktur, proses, dan norma. Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan
modifikasi atau dilakukan evaluasi terhadap ukuran penilaian.4
Dalam tim yang memiliki kinerja optimal dan konsisten perlu tetap
dipertahankan dan memperhatikan faktor-faktor yang menentukan kinerja tim.
Berbicara yang berlebihan pada saat mengikuti rapat/pertemuan tidak perlu
dilakukan. Masing-masing anggota tim harus saling mendukung, dan jika hal ini
dapat dilakukan dengan baik maka kinerja tim akan meningkat. Jadi mengenai hal ini
tim yang efektif adalah tim yang mampu menciptakan bagaimana cara
mengembangkan potensi masing-masing anggota tim.

3
Lijan Poltak Sinambela. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia: Membangun Kerja yang Solid untuk Meningkatkan
Kinerja. Jakarta: Bumi Aksara. hal.425

4
Lijan Poltak Sinambela. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia: Membangun Kerja yang Solid untuk Meningkatkan
Kinerja. Jakarta: Bumi Aksara.hal.427- 428
B. Referensi
Tim Diklat Prajabatan. (2009). Membangun Kerjasama Tim. Depok: Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Pegawai
Widowatty. (2007). Membangun Kerjasama Tim (Team Building). Bogor: Balai Diklat
Kehutanan
Lijan Poltak Sinambela. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia: Membangun Kerja yang
Solid untuk Meningkatkan Kinerja. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai