Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KERJA SAMA TIM

Disusun Oleh :

1. M. Aldi Wiranata 190101023


1. Nicita Sativareka 190101025
2. Noffalia Nurmaningsih 190101026
3. Raudina Asmarani 190101027
4. Rifandika Dindra 190101028

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PAMENANG

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“KERJA SAMA TIM”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pengembangan Kepribadian. Kami berharap dapat menambah wawasan dan
pengetahuan khususnya dalam bidang medis. Serta pembaca dapat mengetahui tentang
bagaimana dan apa sebenarnya kerja tim itu.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu,


kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala
kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.

Kediri, September 2021

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

JUDUL................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI
iii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah...............................................................................................1


Rumusan Masalah.........................................................................................................1
Tujuan Pembahasan......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

Definisi Kerja Tim (Team Work).................................................................................2


Manfaat Kerja Tim (Team Work) ...............................................................................2
Jenis Kerja Tim (Team Work)......................................................................................3
Cara Membentuk dan Metode Kerja Tim (Team Work).............................................4
Contoh Penerapan Kerja Tim Dalam Keperawatan (Team Work)..............................6

BAB III PENUTUP

Kesimpulan...................................................................................................................8
Saran............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sering terjadi orang yang bekerja dalam tim tidak kompak dan tidak efektif.
Karena sebagian dari anggota memiliki tujuan yang berbeda, belum tercapainya rasa
saling menghagai di antara sesame anggota, pembagian tugas yang tidak adil dan tidak
merata. Oleh karena itu, sangat diperlukan kerja sama dalam tim yang kompak dan
efektif. Kerja sama dalam tim merupakan proses kegiatan yang sistemik dan
berkesinambungan. Semua anggota yang terlibat dalam tim mempunyai tugas dan
wewenang yang jelas dan penempatan anggota tim yang sesuai kemampuan yang
dimilikinya. Agar suatu tim lebih efektif maka perlu dipupuk rasa kebersamaan, rasa
keakraban dan dalam setiap melaksanakan tugas, perlu diciptakan suatu kesempatan
untuk saling tukar pengetahuan, tukar pengalaman, dan saling tukar ketrampilan. Dalam
proses tim terlibat unsur kepemimpinan, komunikasi, peran, dan fungsi, pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari kerja tim (team work) ?
2. Apa saja manfaat dari kerja tim (team work) ?
3. Apa saja jenis dari kerja tim (team work) ?
4. Bagaimana cara membentuk kerja tim dan bagaimana metodenya ?
5. Sebutkan contoh penerapan kerja tim dalam keperawatan ?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Untuk mengetahui definisi kerja tim (team work)
2. Untuk mengetahui manfaat kerja tim (team work)
3. Untuk mengetahui jenis kerja tim (team work)
4. Untuk mengetahui cara membentuk kerja tim dan mengetahui metodenya
5. Untuk mengetahui contoh penerapan kerja tim dalam keperawatan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kerja Tim

Fleming (2004) mendefinisikan tim sebagai sejumlah orang yang


bekerjasama sedemikian rupa sehingga bisa mencapai lebih dari sekedar jumlah
pencapaian setiap individu. Tim juga diartikan sebagai kumpulan dari orang orang
yang memiliki tujuan yang sama. Kerja tim merupakan kegiatan yang dikelola dan
dilakukan sekelompok orang yang tergabung dalam satu organisasi. (Tracy, 2006).
Menurut Dewi (2007), kerja tim (teamwork) adalah bentuk kerja dalam
kelompok yang harus diorganisasi dan dikelola dengan baik. Tim beranggotakan
orang-orang yang memiliki keahlian yang berbeda-beda dan dikoordinasikan untuk
bekerja sama dengan pimpinan. Terjadi saling ketergantungan yang kuat satu sama
lain untuk mencapai sebuah tujuan atau menyelesaikan sebuah tugas. Dengan
melakukan teamwork diharapkan hasilnya melebihi jika dikerjakan secara
perorangan.
Stephen dan Timothy (2008) menyatakan teamwork adalah kelompok yang
usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah
masukan individual. Teamwork menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang
terkoordinasi. Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuah
tim lebih baik daripada kinerja perindividu di suatu organisasi ataupun suatu
perusahaan.
Teori yang dikemukakan oleh Stephen dan Timothy (2008) senada dengan
teori tim yang efektif yang dikemukakan oleh Smither, Houston, McIntire (1996).
Manurut Smither, Houston, McIntire (1996), tim yang efektif adalah sebuah tim yang
memungkinkan anggotanya untuk bisa menghasilkan penyelesaian tugas yang lebih
besar jumlahnya dibandingkan dengan hasil kerja perorangan karena hasil kerjanya
merupakan hasil dari kontribusi anggota-anggota tim secara bersama-sama.
Pernyataan tersebut juga didukung oleh Burn (2004), yang menyatakan
bahwa efektifitas tim atau tim yang efektif merupakan tim kerja yang anggota-
anggotanya saling berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama dan memiliki sikap
yang saling mendukung dalam kerjasama tim.

4
B. Manfaat Kerja Tim
Bekerja dalam bentuk tim memiliki fungsi yaitu antara lain dapat merubah sikap,
perilaku, dan nilai-nilai pribadi serta dapat turut serta dalam mendisiplinkan anggota
tim. Selain itu, bekerja dalam tim dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan,
merundingkan dan bernegosiasi.
Manfaat bekerja dalam tim :
1. Bagi organisasi tim
a. Meningkatkan produktivitas kerja
b. Meningkatkan kualitas kerja
c. Meningkatkan mentalitas kerja
d. Meningkatkan kemajuan organisasi
2. Bagi anggota tim
a. Tanggung jawab atas pekerjaan ditanggung bersama
b. Sebagai media aktualisasi diri

c. Stress atau beban kerja berkurang

C. Jenis-jenis Kerja Tim


Menurut Daft (2006), team work terbagi menjadi 6 jenis, yaitu :
1. Tim formal
Adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari struktur
organisasi formal
2. Tim vertikal
Adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan beberapa orang
bawahannya dalam rantai komando organisasi formal
3. Tim horizontal
Adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari tingkat
hierarki yang hampir sama tapi berasal dari area keahlian yang berbeda
4. Tim dengan tugas khusus
Adalah sebuah tim yang dibentuk di luar organisasi formal untuk menangani
sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas khusus
5. Tim mandiri
Adalah sebuah tim yang terdiri dari 5 hingga 20 orang pekerja dengan beragam
keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk menghasilkan sebuah produk

5
atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang anggota
terpilih
6. Tim pemecahan masalah
Adalah tim yang biasanya terdiri dari 5 hingga 12 karyawan yang dibayar per jam
dari departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk mendiskusikan cara
memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja
Menurut Robbins (2004) terdapat beberapa jenis tim kerja, yaitu :
1) Problem solving teams
Adalah kelompok yang beranggotakan 5 sampai 12 karyawan yang datang dari
departemen yang sama, beberapa jam dalam seminggu mereka bertemu untuk
berdiskusi bagaimana cara agar efisiensi, kualitas, dan lingkungan kerja
mengalami peningkatan
2) Self-Managed work teams
Adalah kelompok yang beranggotakan 10 sampai 15 orang yang memiliki
tanggung jawab kepada pengawas atau supervisor mereka
3) Cross Functional teams
Adalah kayawan yang datang dari area kerja yang berbeda namun masih dalam
tingkat hierarki yang sama, bertemu untuk menyelesaikan suatu proyek atau tugas
4) Virtual teams
Adalah tim yang memakai teknologi komputer sebagai pengikat bersama
meskipun secara fisik setiap anggotanya terpisah, namun tetap bekerja sama agar
tujuan bersama tercapai

D. Cara Membentuk Kerja Tim dan Metodenya


Menurut Tuckman (dalam Guffey dkk., 2005: 59), tim yang sukses umumnya
melalui empat fase, yaitu: pembentukan (forming), prahara (storming), penormaan
(norming), dan pelaksanaan (performing)
a) Pembentukan (forming)
Pada fase ini, setiap individu anggota tim saling berkenalan satu sama lain. Pada
awalnya, mereka sangat hati-hati dengan bersikap terlalu sopan dan merasa sedikit
canggung. Mereka mulai mencari kesamaan dan berusaha menjalin ikatan sambil
mulai membangun rasa percaya satu sama lain. Bergerak secara perlahan melalui
fase ini merupakan sebuah keharusan untuk membangun sebuah unit yang bersatu

5
dan produktif. Pada fase tingkat pembentukan tim ini, pemimpin tim juga
memiliki tugas memberi waktu bagi para anggota tim untuk mengenal satu sama
lain serta mendorong para anggota tim untuk terlibat dalam diskusi informal dan
sosial (Daft, 2003: 478).
b) Prahara (storming)
Pada fase kedua ini, para anggota mulai mendefinisikan peran dan
tanggung jawab mereka, menentukan bagaimana mencapai tujuan mereka, dan
menetapkan aturan yang mengatur cara mereka berinteraksi. Sesuai dengan
namanya, fase ini sering menghasilkan prahara, penuh dengan konflik antar
anggota. Pada fase ini, seorang pemimpin harus bisa menengahi dengan
menetapkan batas-batas, mengendalikan kekacauan, serta memberi saran-saran.
pada fase prahara ini, pemimpin harus mendorong partisipasi setiap anggota tim.
Para anggota harus mengutarakan ide-ide mereka, tidak setuju degan anggota
yang lain, serta berusaha melewati ketidakpastian persepsi yang bertentangan
mengenai tugas dan tujuan tim.
c) Penormaan (norming)
Pada fase ini kelompok secara reguler memeriksa agendanya untuk mengingatkan
diri mereka akan kemajuan dalam mencapai tujuan. Mereka mulai bersatu untuk
mengejar agenda kelompok. Anggota kelompok mulai berhatihati agar tidak
mengoyahkan persahabatan yang begitu sulit dibangun dan pembentukan tujuan
yang satu. Kepemimpinan formal tidak diperlukan karena setiap anggota
berfungsi sebagai pemimpin. Data atau informasi penting mengalir kepada seluruh
kelompok, mulai terjadi sharing informasi.
Setiap anggota mulai merasa bergantung pada anggota yang lain. Secara umum,
kelompok atau tim mulai bergerak pada arah yang sama secara lancar. Para
anggota memastikan semua prosedur telah disiapkan agar bisa mengantisipasi
konflik yang mungkin muncul di kemudian hari. Fase ini biasanya berdurasi
singkat. Tugas pemimpin dalam fase ini adalah: menekankan kesatuan dalam tim
dan membantu klarifikasi berbagai norma serta nilai tim (Daft, 2003: 479).
d) Pelaksanaan (performing)
Pada fase ini anggota kelompok telah mengembangkan langkah dan bahasa yang
sama. Mereka telah membangun kesetiaan dan kemauan untuk menyelesaikan
semua masalah. Muncul mentalitas “ kami bisa” saat mereka bergerak menuju

5
tujuan mereka. Perselisihan tidak lagi merupakan masalah, kerja sama
berlangsung dengan lancar. Perselisihan pendapat dapat ditangani secara matang.
Kinerja yang paling baik pada fase ini adalah: informasi bisa mengalir secara
bebas, tenggat waktu ditepati, dan produksi melebihi harapan. Pemimpin harus
berkonsentrasi terhadap pelaksanaan kinerja tugas yang tinggi. Anggota yang
berperan sebagai spesialis tugas dan sosioemosional harus memberikan kontribusi
(Daft, 2003: 479).
e) Fase pembubaran (adjourning)

Pada fase ini fokus ada pada penyelesaian dan penghentian. Kinerja tugas tidak
lagi merupakan prioritas utama. Anggota tim mungkin akan merasakan emosi
yang memuncak, kekompakan yang kuat, dan depresi atau bahkan penyesalan atas
pembubaran tim. Pada satu sisi mereka senang dengan pencapaian hasil tim dan
pada sisi yang lain mereka mungkin sedih atas kehilangan persahabatan dan
asosiasi. Pada fase ini pemimpin menginformasikan pembubaran tim dengan suatu
ritual atau upacara, mungkin dengan memberikan piagam dan penghargaaan
sebagai tanda penutupan dan telah selesainya misi tim (Daft, 2003: 479).

Menurut Tappen (1995), ada beberapa elemen penting yang harus


diperhatikan :
1. Pemimpin tim didelegasikan untuk membuat penugasan bagi anggota tim dan
mengarahkan pekerjaan timnya
2. Pemimpin diharapkan menggunakan gaya kepemimpinan demokratik atau
partisipatif dalam berinteraksi dengan anggota tim
3. Tim bertanggung jawab terhadap perawatan total yang diberikan kepada
kelompok pasien
4. Komunikasi di antara anggota tim adalah penting agar dapat sukses.

E. Contoh Penerapan Kerja Sama Tim Dalam Keperawatan


Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan tim yang terdiri atas kelompok klien dan perawat. Kelompok ini
dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman kerja memiliki
pengetahuan dibidangnya. Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh
pimpinan kelompok atau ketua grup dan ketua grup bertanggung jawab dalam
6
mengarahkan anggota grrup atau tim. Selain itu, ketua grup bertugas memberi
pengarahan dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta
membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan dan
selanjutnya ketua tim melaporkan pada kepala ruang tentang kemajuan
pelayanan/asuhan keperawatan terhadap klien.

Keperawatan tim berkembang pada awal tahun 1950-an, saat berbagai


pemimpin keperawatan memutuskan bahwa pendekatan tim dapat menyatukan
perbedaan kategori perawat pelaksanaan dan sebagai upaya untuk menurunkan
masalah yang timbul akibat penggunaan model fungsional. Pada model tim, perawat
bekerja sama memberikan asuhan keperawatan untuk sekelompok pasien dibawah
arahan/pimpinan seorang perawat professional (Marquis & Huston, 2000).

Dibawah pimpinan perawat professional, kelompok perawat dapat bekerja


sama untuk memenuhi sebagai perawat fungsional. Penugasan terhadap pasien dibuat
untuk tim yang terdiri dari ketua tim dan anggota tim. Model tim didasarkan pada
keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam
merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan
rasa tanggung jawab perawat yang tinggi.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tim adalah kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi dan
berkomitmen untuk mecapai tujuan bersama secara efektif dan efisien
(Hunsaker,2001). Bekerja dalam tim dapat dimanfaatkan untuk pengambilan
keputusan, merundingkan dan bernegosiasi. Jenis jenis kerja tim ada 6 yaitu: Tim
formal, tim vertikal, tim horizontal, tim dengan tugas khusus, tim mandiri, tim
pemecahan masalah. Cara membentuk tim yang sukses ada 4 fase yaitu :
pembentukan (forming), prahara (storming), penormaan (norming), pelaksanaan
(performing).
B. Saran
Kekompakan team dalam suatu kelompok sangatlah penting untuk mencapai
tujuan yang mereka inginkan. Serta dalam mencapai tujuan monitoring sangat
diperlukan dalam suatu proses pengumpulan dan menganalisis suatu informasi
terutama kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana, oleh karena itu
team, monitoring, dan evaluasi harus saling berkeseinambungan untuk memperoleh
hasil yang diharapkan. Tidak hanya salah satu saja yang berperan

8
DAFTAR PUSTAKA

Aris Aiyanto, d. (2021). Entrepreneurial Mindsets & Skill. Sumatera Barat: CV Insan
Cendekia Mandiri.

Hartanto, C. F. (2020). MANAJEMEN. Labuhan Batu, Sumatera Utara: Sihsawit Labuhan


Batu, PT.

M.Si., M. P. (2021). Pelayanan Prima. Klaten: Penerbit Lakeisha.

Prof. Dr. Achmad Sudiro, S. M. (2018). Perilaku Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

2
9

Anda mungkin juga menyukai