Anda di halaman 1dari 15

Makalah Dinamika Kelompok

Team Building

Disusun Oleh:
1. Firas Azizah 01180000009
2. M. Robi Hidayat 01180000001
3. Putri Nur Annisa 01180000023
4. Rahma Awliahasanah 01180000025

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju


Prodi S1 Kesehatan Masyarakat
Jakarta
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Dinamika Kelompok ini, dengan
topik mengenai “Team Building”.
Adapun maksud dan tujuan kami dalam menyelesaikan tugas ini adalah untuk
menambah pengetahuan kami mengenai materi tersebut. Kami ucapkan terimakasih kepada
dosen pembimbing mata kuliah yang selalu memberikan bimbingan pada kami, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Selebihnya, semoga makalah ini dapat dimengerti dan dapat
digunakan sebagai media pembelajaran.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih pada semua pihak yang terlibat dalam
menyelesaikan tugas ini. Kritik dan saran selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Jakarta, November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

C. Tujuan .............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3

A. Definisi Team Building ................................................................................................... 3

B. Perbedaan Tim dan Kelompok ........................................................................................ 3

C. Jenis Tim ......................................................................................................................... 5

D. Tujuan dan Manfaat Team Building ................................................................................ 8

E. Pengukuran Kinerja Tim ............................................................................................... 10

BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 11

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini, pentingnya kerja sama tim lebih diakui oleh banyak organisasi.
Kompleksitas masalah suatu organisasi atau perusahaan telah meningkatkan kebutuhan
bagi anggotanya untuk membawa keahlian khusus mereka untuk bersama-sama mencari
solusi yang inovatif. Perubahan yang sangat cepat dalam teknologi juga telah memperkuat
kebutuhan suatu kelompok orang untuk berkolaborasi dan berkoordinasi dalam rangka
menyelesaikan tugas dan agar lebih kompetitif dalam menghadapi perkembangan ekonomi
global yang secara tidak langsung menuntut tim yang beragam untuk menyatukan
pengetahuan mereka dalam mengatasi tantangan-tantangan baru kedepannya. Masalah dan
tantangan ini memunculkan persepsi betapa pentingnya bagi organisasi untuk memahami
pentingnya kerja tim dan mengembangkan cara-cara untuk membangun sebuah tim (Saylor
Foundation 2013).
Team Building adalah proses yang berkesinambungan yang membantu tim
berkembang menjadi kelompok terpadu di dalam masyarakat. Seperti orang-orang yang
belajar untuk saling mendukung dan saling percaya satu sama lain, sementara respect setiap
orang berbeda-beda, tim mampu menyelesaikan masalah tersebut sebagai suatu unit yang
kohesif (Bachroni, 2011).
Kegiatan team building dapat membantu kelompok untuk tidak berperilaku
disfungsional (Tin, 2007) sehingga tim dapat menjadi saling terhubung menjadi
sekelompok individu yang produktif dan terpadu. Oleh karena itu, melalui makalah ini,
mahasiswa akan mempelajari lebih lanjut mengenai hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu definisi team building?
2. Apa perbedaan tim dan kelompok?
3. Apa saja jenis-jenis tim?
4. Apa saja tujuan dan manfaat team building?
5. Bagaimana pengukuran kinerja tim?

1
C. Tujuan
1. Diketahui definisi team building.
2. Diketahui perbedaan tim dan kelompok.
3. Diketahui jenis tim.
4. Diketahui tujuan dan manfaat team building.
5. Diketahui pengukuran kinerja tim.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Team Building


Team building adalah aktivitas kelompok yang memiliki interaksi tinggi untuk
meningkatkan produktivitas karyawan dalam menuntaskan tugas-tugas terutama yang
memiliki interdependensi dengan orang lain melalui serangkaian aktivitas yang dirancang
secara hati-hati untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. (Robbins,
2003).
Menurut Johnson dan Johnson (2000) dan Robbins (2003), untuk menyesuaikan
tujuan dan masalah spesifik yang dihadapi tim, aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan
dalam team building adalah menekankan pada aktivitas-aktivitas tertentu saja atau
keseluruhan dari aktivitas berikut:
 Penyusunan sasaran yang ditujukan untuk mengatasi perbedaan persepsi tujuan tim,
mengevaluasi efektivitas tim dalam menyusun prioritas dan mencapai sasaran,
mengidentifikasi area yang berpotensi menjadi masalah.
 Membangun hubungan interpersonal antar anggota tim.
 Analisis peran yang bertujuan untuk mengklarifikasi dan mengidentifikasi peran setiap
anggota tim, memikirkan kembali mengenai pekerjaan mereka yang sesungguhnya,
dan tugas spesifik yang mereka harapkan untuk dikerjakan.
 Analisis proses tim dilakukan dengan menganalisis proses kunci yang terjadi dalam
tim untuk mengidentifikasikan cara kerja dan bagaimana proses ini dapat diperbaiki
untuk membuat tim lebih efektif.
 Kemampuan beradaptasi dengan kondisi dan tuntutan yang berubah

B. Perbedaan Tim dan Kelompok

Terdapat perbedaan antara tim dan kelompok. Tabel berikut akan


memaparkan beberapa karakteristik tim dan kelompok sehingga orang-
orang mudah mengidentifikasi bahwa dirinya sedang bekerja dan atau
bersama dengan tim atau kelompok.

3
Kelompok Tim
Orang berkumpul hanya karena Anggota saling menyadari akan
tujuan administratif. Individu ketergantungannya dan mengerti
bekerja secara independen bahwa tujuan personal maupun
tujuan tim akan
dicapai dengan “mutual support”
Anggota cenderung berfokus pada Anggota merasakan kepemilikan
diri mereka sendiri karena mereka mereka atas timnya dan tugasnya
tidak sepenuhnya terlibat dalam karena mereka telah komit untuk
perencanaan tujuan. Mereka mencapai suatu tujuan
bekerja karena direkrut.
Anggota diberitahu apa yang Anggota berkontribusi dengan
seharusnya dilakukan tanpa mengaplikasikan keterampilan dan
pendekatan atas apa yang sebaiknya pengetahuan mereka yang unik
dilakukan. untuk mencapai tujuan
Anggota tidak mengerti peran satu Anggota bekerja di iklim yang
sama lain, opini dan terbuka untuk mengekspresikan ide,
pertidaksetujuan dipertimbangkan opini, pertidaksetujuan dan
sebagai pengganggu perasaan mereka
dan tidak suportif
Anggota sangat berhati-hati untuk Anggota berkomunikasi secara
mengemukaan pendapat. terbuka dan jujur. Mereka berusaha
mengerti
sudut pandang sati sama lain.
Anggota mendapatkan pelatihan Anggota didorong untuk
yang baik namun mengembangkan keterampilan dan
pengaplikasiannya dibatasi oleh mengaplikasikan apa yang mereka
supervisor atau anggota grup lain. pelajari atas suatu pekerjaan.
Mereka menerima dukungan dari
tim.

4
Anggota mendapati diri mereka Anggota menyadari bahwa konflik
sendiri berada dalam masalah yang adalah normal dalam hubungan
mereka tidak tau cara antar manusia, mereka melihat hal
mengatasinya. Supervisor mungkin tersebut sebagai suatu kesempatan
tidak akan memberikan intervensi atau situasi untuk ide baru dan
hingga masalah tersebut teratasi. kreatifitas. Mereka bekerja untuk
mengatasi konflik dengan
cepat dan konstruktif.
Anggota bisa atau tidak bisa Anggota berpartisipasi dalam
berpartisipasi dalam pengambilan pengambilan keputusan namun
keputusan yang berefek pada tim. mengerti bahwa pemimpin atau
ketua yang berhak
memutuskan keputusan final

C. Jenis Tim

Menurut Robbins (2003), terdapat empat bentuk umum dari tim yaitu: Tim
Problem-Solving, Tim Self-Managed Work, Tim Cross- Functional, dan Tim Virtual.
Berikut adalah penjelasan dari keempat jenis tim tersebut:
1. Tim Problem-Solving

Tim Problem-Solving merupakan sebuah tim yang dibentuk untuk mengatasi


masalah-masalah yang timbul dalam upaya memperbaiki produktivitas suatu
organisasi.
Tim ini terdiri atas 4 hingga 12 pekerja yang dibayar per jam dan berasal dari
level yang sama dalam organisasi. Mereka bertemu dalam beberapa jam tiap
minggu guna mendiskusikan cara-cara perbaikan kualitas, efisiensi kerja, dan
lingkungan kerja.

Dalam tim jenis ini, para anggota saling berbagi gagasan dan saran seputar

5
proses dan metode untuk meningkatkan kerja. Meskipun demikian, tim tidak
memiliki kebebasan penuh untuk merealisasikan saran-saran perbaikan yang
mereka ajukan.
Salah satu contoh tim yang menggunakan bentuk Tim Problem-Solving untuk
menyelesaikan masalahnya adalah Tim Lingkaran Kualitas. Tim kerja ini terdiri
atas gabungan 8 hingga 10 pekerja dan supervisor yang saling berbagi gagasan
wilayah kewenangan dan bertemu secara teratur guna mendiskusikan masalah
kualitas pekerjaan mereka, menyelidiki sebab-sebab masalah, dan
merekomendasikan penyelesaian.
2. Tim Self-Managed Work

Karena Tim Problem-Solving kurang melibatkan pekerja dalam proses


pembuatan keputusan, muncul jenis tim lain yang benar-benar otonom. Tim ini
tidak hanya bercorak problem-solving melainkan juga dapat menyelesaikan sendiri
masalahnya dan memiliki kewenangan penuh atas hasil- hasilnya.

Tim Self-Managed Work umumnya terdiri atas 10 hingga 15 orang yang


bertanggung jawab terhadap supervisornya. Tanggung jawab ini termasuk
pengendalian kecelakaan kerja, penentuan penilaian pekerjaan, pemecahan masalah
organisasi, dan pemilihan prosedur-prosedur pemeriksaan secara kolektif. Tim ini
bahkan memilih anggotanya sendiri dan memiliki wewenang untuk menilai kinerja
masing- masing anggotanya.
Beberapa keuntungan yang didapat dari jenis tim ini adalah termasuk
komitmen yang lebih kuat dari para anggota tim terhadap pekerjaan, kualitas yang
lebih baik, efisiensi yang lebih baik, pegawai yang lebih puas, pengembangan
produk yang lebih cepat, serta biaya gaji manajemen yang lebih rendah.
3. Tim Cross-Functional

Dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu yang bersifat khusus, organisasi

6
harus mengembangkan sebuah tim yang terdiri atas pekerja-pekerja dari tingkat
hierarki yang serupa tetapi beda wilayah pekerjaannya.

Tim lintas fungsional dipimpin oleh seorang manajer yang disebut dengan case
manager. Manajer memegang kepemilikan sistem dan bertanggungjawab untuk
mencapai tujuan sistem demi pemuasan kebutuhan customer, serta melakukan
perbaikan berkelanjutan terhadap sistem tersebut. Sedangkan anggota memiliki
wewenang dan kesempatan untuk bertukar informasi, mengembangkan gagasan
baru dan memecahkan masalah, serta mengkoordinasikan proyek yang rumit.
4. Tim Virtual

Tim Virtual merupakan tim yang terdiri dari sekelompok orang yang
menggunakan teknologi komputer guna mencapai sasaran bersama. Teknik tersebut
memungkinkan orang saling bekerjasama secara online, kendati mereka tidak
bertemu secara langsung.

Tim virtual sering meliputi para pekerja lepas, anggota organisasi rekanan,
pelanggan, pemasok, konsultan, atau pihak – pihak luar lainnya.
Terdapat 3 faktor utama yang membedakan Tim Virtual dengan tim-tim lain,
yaitu: (1) Ketiadaan komunikasi lisan- fisik; (2) terbatasnya konteks sosial, dan
(3) kemampuan mengatasi masalah waktu dan hambatan tempat.
7
Kelebihan tim virtual dari jenis tim lain adalah kemampuan untuk
mengumpulkan kelompok orang dengan cepat dan tepat untuk menyelesaikan
proyek yang kompleks, memecahkan masalah tertentu, atau mengekploitasi
peluang strategis tertentu. Namun demikian, laporan sosial pada tim ini tergolong
rendah karena kurangnya interaksi langsung antar anggotanya.

D. Tujuan dan Manfaat Team Building

1. Tujuan Team Building


Dalam membangun sebuah tim harus diketahui apa tujuannya agar tim dapat
dibangun secara efektif. Menurut David F. Falino (2007), tujuan membangun tim
antara lain :
a. Mengkoordinasikan usaha untuk melakukan tugas kompleks.
b. Memanfaatkan keahlian dan pengetahuan pribadi anggota.
c. Memungkinkan seseorang mengatasi tantangan pekerjaan sehari-hari. Untuk
memberikan dukungan sosial dan emosional yang memberi perbaikan kualitas
pada kinerja mereka.
d. Untuk menciptakan saluran komunikasi yang sehat dan terbuka, menghilangkan
persaingan, dan kompetisi yang tidak sehat.
e. Untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan memecahkan masalah melalui
proses penemuan ide dan pemikiran kelompok.
f. Untuk mengembangkan kekuatan dan keterampilan setiap anggota.
g. Untuk mengembangkan dan meningkatkan tingkat pemberian wewenang
individu dan kolektif.

2. Manfaat Team Building


Di dalam Materi Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK (2003) oleh WHO,
menyebutkan bahwa Team Building yang dilakukan secara benar dan
berkesinambungan akan memberikan hasil perubahan yang seringkali jauh lebih baik
dari dugaan semula atas sebuah kelompok.
Manfaat Team Building atau hasil yang dirasakan:
a. Bagi pimpinan tim/kelompok
1) Pimpinan tim akan menjadi lebih kuat dan lebih efektif
2) Pimpinan tim mampu menyesuaikan gaya kepimimpinannya, dengan lebih

8
memperhatikan kepentingan dan tanggung jawab kelompok dibandingkan
kepentingan pribadi
3) Terdapat apresiasi yang lebih besar dari pimpinan tim terhadap kebutuhan
anggota tim dan bagian-bagian dalam tim.
4) Pimpinan menjadi lebih mampu untuk berkomunikasi secara langsung
kepada anggota tim sehingga terjadi hubungan pengertian yang lebih baik
antara pimpinan dan anggota tim.
5) Pimpinan tim memiliki inisiatif untuk lebih memahami prakasa anggotanya.
6) Pimpinan mempunyai komitmen yang lebih tinggi terhadap sasaran kerja
dan memiliki harapan yang lebih besar.
b. Bagi individu, anggota tim/kelompok
1) Sebagian besar individu memiliki pendekatan yang lebih persuasif, toleransi
menjadi lebih tinggi dan memiliki Kepercayaan untuk mengajukan
argumentasi tanpa terikat oleh hirarki.
2) Komunikasi dan dialog antar sesama anggota kelompok menjadi lebih bebas
dan terbuka, yang selama ini menjadi salah satu hambatan utama dalam
perkembangan kelompok.
3) Terdapat “ruang“ yang lebih terbuka untuk mengakui beberapa kelemahan-
kelemahan pribadi, bahkan kadangkala tidak jarang yang mengundurkan
diri karena kesadaran diri (ini bukan penyelesaian yang diharapkan).
4) Banyak masalah antar pribadi sesama anggota tim/kelompok yang selama
ini mengganjal dapat dipecahkan dengan lebih mudah karena keterbukaan
semua anggota tim.
c. Bagi pelaksanaan kerja tim/kelompok
1) Pertemuan tim/kelompok menjadi lebih terstruktur dan efektif.
2) Hasil yang diperoleh lebih dapat diterima dan terdistribusi dengan baik
kepada sesama peserta.
3) Terjadi perbaikan kerja dalam mencapai sasaran, peningkatan kemampuan
dalam mengevaluasi individu dan kelompok dengan cara yang lebih
profesional.
4) Tingkat komunikasi dalam dan antar kelompok menjadi lebih komprehensif
dan efektif, walaupun dalam kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan.
5) Komitmen yang lebih kuat terhadap sasaran-sasaran baru.
9
6) Terciptanya otonomi yang lebih besar pada tingkat manajer.
7) Lebih banyak waktu digunakan untuk bekerja sama dengan kolega dan
bekerja sama dalam mencapai tujuan.

E. Pengukuran Kinerja Tim

Kinerja berarti pencapaian atau prestasi seseorang berkenaan dengan tugas


yang diberikan kepadanya. Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi adalah yang sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral etika
(Sedarmayanti 2008).
Mempertimbangkan bahwa banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
tim, diantaraya adalah karakteristik tim dan karakteristik anggota tim, diperlukan
adanya evaluasi atau penilaian kinerja tim untuk mengetahui efektifitas tim dalam
melakukan suatu tugas atau pekerjaan tertentu. Sehingga didapati hasil yang dapat
dijadikan acuan bagi suatu organisasi atau instansi tentang bagaimana meningkatkan
kinerja tim demi tercapainya suatu tujuan.
Terdapat beberapa cara untuk dapat mengukur kinerja tim tergantung pada
pendekatan dan kriteria yang hendak dinilai.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Team building adalah sebuah proses yang bertujuan
meningkatkan fungsi internal kelompok seperti kerjasama (teamwork),
komunikasi yang lebih baik, serta mengurangi konflik disfungsional
antar sesama anggota tim. Melalui Team building, anggota tim yang
memiliki keterampilan serta pengetahuan beragam dapat
menyelaraskan peran mereka dalam tim sehingga dapat mencapai
tujuan tim yang telah disepakati. Anggota tim juga diberikan gambaran
bagaimana cara bekerja sama yang ideal serta membangun action plans
untuk mengimplementasikan teamwork yang efektif di organisasi.
Tim yang memiliki karakteristik berbeda dengan kelompok
dapat dibentuk dan dikembangkan berdasarkan kondisi dan posisi tim
itu sendiri. Karakteristik tim dan karakteristik anggota tim, diperlukan
adanya evaluasi atau penilaian kinerja tim untuk mengetahui efektifitas
tim dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan tertentu. Sehingga
didapati hasil yang dapat dijadikan acuan bagi suatu organisasi atau
instansi tentang bagaimana meningkatkan kinerja tim demi tercapainya
suatu tujuan.

11
DAFTAR PUSTAKA

John Snow. 2012. Team Building Module. United States Government


Manurung, Hendro Nataniel. 2013. Pengaruh Kerjasama Tim Terhadap Efektivitas Kerja
Karyawan Pada PT Bank Perkreditan Rakyat Solider Pancur Batu. Skripsi. Fakultas
Ekonomi. Universitas Sumatera Utara

University of California.Chapter 14: Team Building. Retrieved from


http://ucsfhr.ucsf.edu/index.php/pubs/hrguidearticle/chapter-14-team-
building/
West, Michael, 2002. Kerja Sama yang Efektif, Cetakan Kelima, Penerjemah:
Srikandi Waluyo, Penerbit Kanisius, Yogyakarta

iii

Anda mungkin juga menyukai