Perilaku kontraproduktif
1.
2.
3.
4.
agresi
Sabotase
Pencurian
Ketidakhadiran (mangkir)
ability
Job Performance
motivation
constraints
Job Performance yang baik membutuhkan ability & Motivasi.
Constraints yang bersumber dari organisasi seperti training yang kurang
efektif dapat menghambat performance
7
10
11
PERSONALITY
pendekatan the Big Five Model , menjelaskan kepribadian
manusia berdasarkan lima dimensi yang disebut dengan The
Big Five, yaitu:
- Extraversion --> pandai bergaul, asertif, pandai berbicara
- Emotional stability --> tidak mudah cemas, marah, depresi,
gambang kuatir
- Agreeableness --> mudah menyesuaikan diri, fleksibel,
bersikap baik, kooperatif
- Conscientiousness --> dapat diandalkan, bertanggung jawab,
bekejra keras, terarah pada hasil kerja
- Openness to experience. --> imajinatif, penasaran, pikiran
terbuka, dan memiliki pikiran yang terbuka.
12
13
14
Hasil penelitian :
Blau (1993b) meneliti bgmn LoC berkaitan dengan 2 aspek job
performance pada jabatan Teller Bank. Hasilnya orang dg LoC
internal memiliki tk motivasi yang lebih tinggi yang selanjutnya
mengarahkan mereka untuk berinisiatif dalam bekerja; sebaliknya
orang dg LoC eksternal, terlihat lebih conforming, dan merespons
lebih baik terhadap tugas-tugas yang terstruktur yang tidak
menuntut inisiatif.
Jadi :
orang dg LoC Internal memperlihatkan job performance yang
lebih baik dalam tugas-tugas yang membutuhkan pengembangan
job skills, sedangkan orang dengan LoC external memperlihatkan
job performance yang baik pada pekerjaan dengan tugas-tuugas
rutin yang sangat terstruktur.
15
16
17
18
19
20
21
Skill variety
task identity
task significance
Autonomy
feedback
Merasa berarti
22
23
Core job
dimensions
Critical
psychological states
Skill variety
Task identity
Task significance
Experienced
Meaningfulness
Of the work
Autonomy
Experienced
Responsibility for
Outcomes of the
work
Feedback
Knowledge of the
Actual results of the
Work activities
Employee growth-need strength
Personal and
work outcomes
High internal
Work motivation
High quality
Work performance
High satisfaction
With the work
Low absenteeism
And turnover
X Autonomy X FB
25
Salah satu cara untuk meningkatkan job performance adalah sistem insentif
yang merupakan pemberian imbalan atas hasil setiap unit kerja yang telah
diselesaikan.
Sistem inisentif bermaksud membangkitkan motivasi karyawan dengan
memberikan imbalan atas perilaku kerja yang dia lakukan yang
bermanfaat bagi organisasi
Biasanya insentif diberikan terhadap job performance, tetapi bisa juga
diberikan untuk kehadiaran.
Meskipun sistem insentif bisa meningkatkan produktivitas, namun secara
universal tidak selalu berhasil
Agar sistem insentif efektif, maka insenitf seharusnya mengandung 3 hal ,
yaitu : karyawan harus memiliki ability untuk meningkatkan
produktivitas; karyawan mengingninkan insentif; tidak terdapat konstrain
fisik dan psikologis untuk melaksanakan job performance
26
incentives
Karyawan menginginkan
insentif
Job
performance
27
30
31
32
33
34
35
36
37
Perilaku Kontraproduktif
38
39
Sumber lain lagi adalah sakit atau kondisi lain. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semakin tidak puas maka karyawati lebih sering
sakit dengan demikian menjadi sering tidakhadir
40
42
Turnover bukanlah masalah jika mereka yang keluar adalah karyawan dengan job
performance yang buruk. Tetapi jika turnover terjadi secara excessive (luas)
maka organisasi akan mengalami kesulitan untuk berprestasi. Orang-orang denga
kinerja baik biasanya menjadi incaran organisasi lain.
Sumber terjadinya turnover
Ketidakpuasan kerja
Tidak menarik pekerjaannya
Sebab-sebab kesehatan (ketidaksehatan)
Life interest (mau merawat anak, mau studi lanjut, dsb)
Injury karena karena kecelakaan kerja sehingga tidak bisa melanjutkan bekerja
Problem keluarga
Menemukan pekerjaan yang lebih baik
43
Perilaku
kontraproduktif
44
45
46
Constraints
Constraints :
Tidak dipromosikan
Merasa diperlakukan
tidak adil
Feeling of
frustration &
dissatisfaction
Low
control
High
control
Destructive
behavior
constructive
behavior
Menghayati emosi
neg, spt marah,
cemas, depresi,
47
48
49