Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN HASIL OBSERVASI

Observasi terhadap Penderita Koumpounophobia


(Phobia terhadap Kancing Baju yang Berukuran Besar)

TUGAS AKHIR SEMESTER

Dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikodiagnostik II

Dosen pengampu: Fuji Astutik,M.Psi

Disusun Oleh:

Rizky Ayaturahman: 17410193

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2018
I. IDENTITAS OBSERVEE

Nama : Rizal Antoni

Tempat, tanggal lahir : Lampung Timur, 20 Februari 1996

Umur : 22 tahun

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat asli

: Jl. Sp. Kayat No.23, Bandar Agung, Lampung Timur, Lampung

Alamat saat ini : Perum Joyogrand, blok O, no 85 A, Lowokmaru, Kota Malang, Jawa Timur
II. TEORI

Phobia sering kali dimiliki seseorang. Apabila terdapat perasaan takut akan sesuatu yang terkadang
tidak mengidap sesuatu adalah lucu dan aneh, tetapi bagi orang yang mengalami hal tersebut benar-
benar menakutkan dan sering kali tidak diketahui penyebab dari hal tersebut. Kebanyakan orang
menyebut hal tersebut dengan istilah phobia pada manusia.

Phobia adalah salah satu bentuk dari gangguan kecemasan. Sebagai bagian dari gangguan
kecemasan, akar berkembangnya gejala ini yaitu pengelolaan yang kurang adaptif terhadap
pengalaman-pengalaman rasa takut yang menimbulkan rasa cemas, yang pernah dialami seseorang
sepanjang kehidupan, terhadap sesuatu hal atau objek tertentu.

Kecemasan yang tidak rasional, berlebihan dan intens membuat seseorang menjadi tidak mampu
melakukan apa-apa disebut dengan phobia. Phobia juga merupakan perasaan cemas yang intens dari
sesuatu yang tidak atau sedikit menyebabkan bahaya aktual. Phobia tergantung pada bentuk
karakter masing-masing di setiap orang. Apabila orang yang mengalami kejadian buruk sehingga
orang tersebut akan mengalami reaksi fisik dan emosional yang sama seperti saat ia benar-benar
berada di dalam situasi berbahaya yang akhirnya membuat orang tersebut menjadi tegang.

Pada observasi ini observer melakukan observasi terhadap penderita Koumpounophobia. Menurut
Wikipedia, Phobia atau ketakutan terhadap sesuatu bisa saja terjadi pada kancing. Phobia ini sering
disebut dengan Koumpounophobia. Koumpouno sendiri berasal dari bahasa Latin yang artinya
Kancing dan Phobos yang artinya takut. Ciri yang sering terlihat dari Koumpounophobia ialah orang
tersebut akan merasa cemas berlebihan bila melihat, membicarakan atau berpikir mengenai
kancing.
III. PEDOMAN

Menurut DSM 5 ada beberapa ciri spesifik phobia yaitu :


1) Kecemasan menetap dan nyata yang berlebihan atau tidak masuk akal terhadap satu
antisipasi objek spesifik atau situasi (seperti penerbangan, ketinggian, hewan, saat disuntik,
melihat darah.
2) Ketika terpapar pada stimulus fobik hampir selalu mencetus kecemasan mendadak yang
dapat menjadi serangan panik berkaitan dengan hal itu.
3) Pasien menyadari kecemasan ini berlebihan atau tidak masuk akal. Pada anak hal ini tidak
ada.
4) Situasi-situasi phobia dihindari atau dirasakan dengan kecemasan kuat atau 5 penderitaan.
5) Penghindaran, kecemasan antisipatif, atau penderitaan pada situasi-situasi yang ditakutkan
secara bermakna pada rutinitas normal pasien, pekerjaan (atau akademik) atau aktifitas
sosial atau hubungan lainnya atau adanya penderitaan yang nyata tentang phobianya.

Gejala-gejala dari koumpounophonia yang sering terlihat :

I. Menolak untuk mengenakan datang ke acara formal karena banyak baju tuxedo, jaket
dengan kancing.
II. Mudah berteriak atau kehilangan kendali saat melihat 1 kancing saja.
III. Mengalami akan muntah, jijik atau sakit bila menemukan kancing.
IV. Beberapa orang akan mencuci tangannya secara berulang-ulang setelah menyentuh
kancing.
V. Pada kasus terlampau ekstrim, bahkan ada orang yang takut bila menulis kata kancing atau
meneriakkan itu dengan keras.
IV. METODE YANG DIGUNAKAN
 Metode observasi eksperimental

Alasan :
Observer menggunakan atau menunjukkan objek yang ditakuti dan dijadikan phobia oleh
observee dengan tujuan untuk melihat seberapa takut dan reaksi yang muncul dari observee
saat melihat objek yang dijadikan phobia tersebut.
V. HASIL OBSERVASI

Observasi ini dilakukan di rumah kontrakan observee di Perum Joyogrand, blok O, no 85 A,


Lowokmaru, Kota Malang dengan alasan mengikuti tempat yang diminta oleh observee agar supaya
tidak ada unsur paksaan bagi observe dalam penelitian ini dan observer juga akan lebih leluasa
dalam melakukan eksperimen sehingga perilaku-perilaku dari observee juga akan tampak.

Kegiatan observasi diawali dengan obrolan santai tentang pertandingan sepakbola yang bertujuan
untuk menjadikan observee merasa rileks, selain itu juga bertujuan untuk melakukan pendekatan
emosional antara observer dan observee sebelum melakukan eksperimen. Setelah itu observer
memulai observasi dengan menanyakan tentang Koumpounophobia yang diderita observee, hal
yang menjadi penyebabnya dan sejak kapan observee menderita phobia tersebut. Observee
menjelaskan bahwa ia tidak tahu dengan pasti mulai kapan observee mulai mengalami phobia
kancing, atau sering disebut dengan istilah koumpounophobia. Observee sendiri berusaha
mengingat-ingatnya. Namun, yang observee ingat saat sekolah TK, observee paling bahagia jika
harus menggunakan rompi tanpa kancing karena rompi tersebut bisa menutupi kegelian observee
terhadap kancing. Observee sendiri malah merasa geli saat melihat seragam teman-teman
sekelasnya yang saat itu justru menggunakan rompi berkancing yang berukuran cukup besar.

Observer memulai eksperimen dengan bercerita tentang hal-hal yang berhubungan dengan kancing,
observee tidak menunjukkan respon yang menunjukkan bahwa ia phobia tetapi hanya menunjukkan
respon yang biasa saja seperti seseorang yang tidak mengalami phobia.

Selanjutnya observer menunjukkan beberapa jenis kancing dan memiliki ukuran yang bervariasi
mulai dari ukuran kancing kemeja pada umumnya yang memiliki ukuran cukup kecil sampai kancing
jas yang memiliki ukuran jauh lebih besar dibandingkan ukuran kancing kemeja yang ditunjukkan
observer. Pada saat melihat kancing yang berukuran cukup kecil (ukuran kancing kemeja pada
umumnya) observee masih menunjukkan respon yang cukup biasa meskipun observee terkadang
mengalihkan perhatiannya terhadap kancing tersebut. Setelah itu observer menunjukkan kancing
seukuran kancing jas yang berukuran cukup besar, observee mulai menunjukkan gejala-gejala phobia
yang lebih tampak dengan berbagai perilaku, seperti langsung gelisah yang ditujukkan dengan
mengusap-usap tangannya sembari menundukkan kepalanya sesaat setelah melihat kancing yang
ditujukkan observer dan tidak mau lagi melihat kancing tersebut. Setelah sekitar satu menit
menunjukkan kancing berukuran cukup besar itu, observee terlihat mulai mengeluarkan keringat di
wajahnya sehingga observee pun akhirnya kembali menyimpan kancing- kancing tersebut.
Eksperimen terakhir yang dilakukan adalah observer meminta observee untuk mengenakan jas
almamater UIN Malang dimana almamater itu memiliki ukuran kancing yang cukup besar. Observee
menunjukkan penolakan, kemudian observer memaksa observee untuk mengenakan jas almamater
tersebut namun observee tetap bersikeras menolak yang pada akhirnya menunjukkan sikap marah
terhadap observer dengan melihat tajam kearah mata observer.

Observasi dan eksperimen ini diakhiri dengan pertimbangan sikap marah dari observee, observer
kemudian meminta maaf kepada observee terhadap apa yang telah terjadi selama eksperimen dan
observasi ini. Kemudian dilanjutkan dengan obrolan santai masalah keseharian guna mencairkan
suasana kembali.
VI. KESIMPULAN

Dari hasil observasi dan eksperimen yang telah dilakukan, observee mengalami phobia dimana
selama eksperimen observee menunjukkan gejala-gejala yang sesuai pada pedoman observasi ini,
seperti ketika terpapar pada stimulus fobik observee hampir selalu mencetus kecemasan mendadak
yang dapat menjadi serangan panik, penghindaran, dan kehilangan pengendalian diri pada saat
melihat stimulus fobik. Observee diindikasikan mengalami Koumpounophobia ringan, observee
hanya menunjukkan gejala phobia terhadap kancing yang berukuran cukup besar (seukuran kancing
jas almamater UIN Malang).
VII. DAFTAR PUSTAKA

https://en.wiktionary.org/wiki/koumpounophobia

Maslim, Rusdi. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta : PT
Nuh Jaya.

Nevid, J.S., Rathus, S.A., Greene, B., 2005, Psikologi Abnormal, Edisi ke lima, Jilid 1, Jakarta, Erlangga.

Reber, A.S., & Reber, E.S., 2010, Kamus Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai