Anda di halaman 1dari 3

Table 3: The relations between Saffron barometer and the

hotel price index


Regression
0,668
04
0,446
28
0,428
98
16,31
46

Multiple R
Value of reliability
R
Set value of reliability R
Mean value error
Observati
ons

34

ANOVA
Regressio
n
Residuals

Difference
1
32

Total

Limit
Brand
strength

33
Coefficients
11,90
8
1,1572
3

Mean
value
error
15,435
8
0,2278
7

SS

MS

Significance F

6864,69 6864,69 25,791


8517,31 266,166
1538
2

1,6E-05

Lower 95% Upper 95%

Lower
Upper
95,0% 95,0%

0,77145 0,4461

-19,534

43,3497

-19,534 43,3497

5,07849 1,6E-05

0,69308

1,62139

0,69308 1,62139

t Stat

P value

Sember: Hasil Penelitian

Uji F menegaskan dengan menggunakan probabilitas 95% hubungan antara nilai-nilai


dari barometer Saffron dan Indeks Harga Hotel. Nilai kritis koefisien korelasi adalah 0.361
dengan probabilitas 95% jika n = 34. Nilai 0.668 dari koefisien korelasi menegaskan dan
menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara brand value dari kota yang diungkapkan
oleh Saffron barometer dan rata-rata harga hotel.
Kesimpulan dan diskusi
Secara keseluruhan, hal ini menjadi jelas bahwa persaingan untuk warga, wisatawan dan
investasi telah meningkat secara substansial antara kota-kota yang tertarik dalam pengembangan
arus masuk pariwisata mereka. Hal ini dikarenakan oleh pengaruh globalisasi dan teknologi.
Pada zaman sekarang, tujuan yang sukses (kota) perlu diberikan brand seperti produk komersial.
Hal ini memungkinkan kota untuk memiliki brand dan image yang berevolusi menjadi "kualitas
tempat". Hal ini membentuk loyalitas merek, yang penting untuk kelangsungan hidup
perekonomian kota. Bagian penting dari city branding adalah identifikasi identitas merek yang
unik dan tak tergantikan, membentuk identitas menjadi image dan akhirnya membentuk
komunikasi dari nilai-nilai merek untuk target audiences.
Berdasarkan analisis konsep teoritis yang dijelaskan dalam Bagian 2
dari tulisan ini, terlihat jelas bahwa city brand saat ini menjadi salah satu

faktor penting yang mempengaruhi persaingan destinasi dan daya tarik


destinasi dalam pariwisata. Menurut para ahli, bagaimanapun, tidak ada hal
yang dapat disamakan dalam definisi dan pengukuran suatu city brand dapat
ditemukan atau ditelusuri. Selain itu, urutan kota bervariasi sesuai dengan
peringkat nilai dan prosedur metodologis. Berdasarkan analisis statistik,
terdapat hubungan antara brand value dan harga hotel di kota. Seperti yang
ditunjukkan pada bagian analisis antara City Brand Index dan Saffron
European City Brand Barometer memiliki hubungan positif yang signifikan
dengan rata-rata harga hotel. Hasil penelitian menunjukkan korelasi kuat
dalam kasus Saffron Barometer. Perbedaannya dapat dijelaskan dengan
konsep yang berbeda dan sifat dari indeks. Sementara itu CBI lebih umum
dan mencakup ekonomi, pendidikan dan aspek infrastruktur, sedangkan
Saffron Barometer lebih mengarah ke pariwisata.
Pada dasarnya, nilai dari suatu city brand bukan satu-satunya faktor
yang mempengaruhi tingkat harga akomodasi hotel. Terlepas dari city brand,
masih terdapat beberapa faktor yang lebih penting seperti jumlah hotel,
ukuran pasar domestik, nilai tukar mata uang, dan sejenisnya.
Daftar Pustaka
Buncle, T. (2003), Destination Branding Caribbean Tourism Organization. Edinburgh: Yellow Rail-road
United Kingdom.
Chiabai, A., Platt, S., & Strielkowski, W. (2014), Eliciting users preferences for cultural heritage and
tourism-related e-services: a tale of three European cities. Tourism Economics, 20(2), 263-277
Dodds, W., Monroe, K (1985), The Effect of Brand and Price Information on Subjective Product Evaluations, Advances in Consumer Research, 12, 85-90.
Foster, B., Cadogan, J. (2000), Relationship selling and customer loyalty: an empirical investigarion.
Marketing Inteligence & Planning, 18 (4), 185-199.
Gertner, D., Kotler, P. (2004), How can a place correct a negative image? Place Branding and Public
Diplomacy, 1(1), 50-57.
GFK (2009), The Anholt-GFK Roper Nation Brands Index Highlights Report. New York: Gfk Toper
Public Affairs & Media.
Hales, M. & Peterson, E. (2014), Global Cities Index and Emerging Cities Outlook. Chicago: A.T. Kearney, Inc.
Hildreth, J. (2012), The Saffron European City Brand Barometer. London: Safron Brand Consultants.
Kavaratzis, M. (2004), From city marketing to city branding: towards a theoretical framework for developing city brands, Place Branding 1, 58-73.
Kavaratzis, M. (2009), Cities and their brands: Lessons from corporate branding. Branding and Public
Diplomacy 5, 26-37.
Papp-Vary, A. (2011), The Anholt GMI City Brand Hexagon and the saffron European city brand barometer: a comparative study. Regional and Business Studies, 3 (1), 555-562.
Rossal, E. (2010), European Cities Monitor. London: Cushman & Wakafield.
Seisdedos, G., Vaggione, P.(2005), The city branding processes: the case of Madrid. 41st ISoCaRP
Congress 2005.

Strielkowski, W. (2013), Mystery and thriller tourism: Novel solutions for European cities. Turizam:
znanstveno-struni asopis, 61(3), 277-287.

Anda mungkin juga menyukai