Anda di halaman 1dari 20

DINAMIKA KELOMPOK

“KONSEP TEAM BUILDING”

MAKALAH

Dosen Pengampu:
Febranti Putri Navion, M.Pd

Oleh:
Kelompok 9 – BKI 3C

1. M. Alfito Choiriawan (12306193107)


2. Anggi Styawardani (12306193114)
3. Firdausi Nuzula (12306193117)
4. Dwiki Kristianto (12306193118)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
DESEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, berkat limpahan
Rahmat dan Taufiq-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW.

Penulis mengucapkan dan menyampaikan rasa terima kasih dan


penghargaan yang setinggi tingginya kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah
“Dinamika Kelompok”, yakni Ibu Febranti Putri Navion, M.Pd yang telah
memberikan pengetahuan kepada kami terutama tentang mata kuliah ini, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Konsep Team Building” ini
sesuai dengan waktunya.

Walaupun kelompok kami berusaha semaksimal mungkin untuk


menyempurnakan makalah ini, penulis menyadari betul bahwa makalah ini jauh
dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu yang kelompok
kami miliki. Untuk itu kelompok kami mengharapkan kritik dan saran serta
masukan yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya hanya kepada Allah kita berserah diri dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, dan kelompok kami khususnya, dan mudah-
mudahan Allah selalu memberikan Ridho-Nya, Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin.

Tulungagung, 09 Desember 2020

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan ..............................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN..............................................................................................3
A. Konsep Teknik Structuring..............................................................................3
B. Tujuan Teknik Structuring...............................................................................4
C. Prinsip Teknik Structuring...............................................................................4
D. Jenis-Jenis Teknik Structuring.........................................................................4
E. Aplikasi Teknik Structuring dalam Proses Konseling.....................................5
BAB III : PENUTUP.....................................................................................................8
A. Kesimpulan......................................................................................................8
B. Saran.................................................................................................................8
DAFTAR RUJUKAN 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat inibegitu marak dengan adanya sebuah tim. Tim dan kelompok
merupakan dua hal yang berbeda. Katzenbach dan Smith menyatakan
mengenai definisi dari tim yang merupakan sebagai sekelompok kecil orang
dengan keterampilan yang saling melengkapi yang berkomitmen untuk
maksud bersama, menghasilkan tujuan-tujuan, dan pendekatan bersama
dimana mereka mengikatkan diri dalam kebersamaaan tanggung jawab.
Adanya peningkatan modus konflik membuat tim mengalami
kesulitan. Maka sebab itu, tim akan memerlukan yang namanyateam building
untuk menjaga dan memperbaiki hubungan mendasar dalam kelompok.
Bachroni (2011) mengutarakan makna dariTeam Building adalah proses yang
berkesinambungan yang membantu tim berkembang menjadi kelompok
terpadu di dalam masyarakat. Proses ini dapat membantu dan meringkankan
kelompok untuk tidak  terjadi banyak konflik, perilaku buruk, dan bahkan
pelecehan di antara anggota-anggotanyasehingga tim dapat menjadi saling
terhubung menjadi sekelompok individu yang produktif dan terpadu. Oleh
karena itu, melalui makalah ini, mahasiswa akan mempelajari lebih lanjut
mengenai hal tersebut.
Salah satu hal yang sangat sulit dilakukan dalam menjalin hubungan
tim adalah menciptakan tim yang efektif dan solid. Komponen krusial untuk
menciptakan tim yang efektif, yaitu rancangan pekerjaan, komposisi tim,
sumber dan pengaruh fakto lain yang membuat tim menjadi efektif, serta
variabel proses yang mencerminkan sesuatu yang terjadi dalam tim yang
mempengaruhi efektivitas. Akhirnya, tim yang efektif memiliki anggota yang
setia pada tujuan bersama, tujuan khusus tim, anggota yang percaya terhadap
kemampuan tim, level konflik yang dapat dikelola, serta tingkat kemalasan
sosial yang minim.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
meliputi:
1. Apa perbedaan Tim dengan kelompok?
2. Apa saja jenis-jenis tim?
3. Bagaimana membangun tim yang dinamis?
4. Apa yang dimaksud tentang tim berkinerja unggul?
5. Bagaimana pembinaan kinerja tim?
6. Apa yang dimaksud Kebersamaan dan kebanggaan tim?
7. Bagaimana prosedur team building?

C. TUJUAN
Penyusunan makalah mengenai “Team Building” ini bertujuan untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Dinamika Kelompok. Adapun tujuan
lain penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan tim dengan kelompok.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis tim.
3. Untuk mengetahui membangun tim yang dinamis
4. Untuk mengetahui tim berkinerja unggul.
5. Untuk mengetahui pembinaan kinerja tim.
6. Untuk mengetahui kebersamaan dan kebanggaan tim.
7. Untuk mengetahui prosedur team building.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tim dan Kelompok


Dalam berhubungan dengan komunitas atau perkumpulan, kita sering
menjumpai dengan yang namanya tim dan kelompok. Dua kata tersebut
memang umum digunakan dan berlalu-lalang di telinga kita. Sekilas kata
‘tim’ dan ‘kelompok’ mungkin terlihat sangat dekat hubungannya dan erat
kaitannya. Namun jika kita telusuri lebih lanjut dengan sekasama, maka kita
akan mengetahui bahwasannya tim dan kelompok merupakan dua konsep
yang berbeda.
Katzenbach and Smith (1993) menyatakan definisi tim merupakan
sejumlah kecil orang dengan keterampilan yang saling melengkapi yang
berkomitmen untuk tujuan yang sama, tujuan kinerja, dan pendekatan yang
mereka saling akuntabel.Dalam buku “How to be Better at Managing People”
yang ditulis Barker (2003), menyebutkan bahwa tim adalah sekelompok
orang yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.
Burns (2004) juga mendefinisikan mengenai istilah tim sebagai sebuah
kelompok kejar yang terdiri dari beberapa orang dengan kompetensi yang
setara, di mana mereka bekerja secara interdependen atau ketergantungan
dalam melaksanakan pekerjaan di satu organisasi.
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai tim tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa tim merupakan sekumpulan orang dalam jumlah kecil
yang memiliki keterampilan spesifik dan berkumpul karena memiliki satu
kepentingan sama dan ketergantungan untuk mencapai suatu tujuan.
Terdapat perbedaan antara tim dan kelompok. Berikut ini adalah tabel
mengenai perbedaan antara tim dan kelompok:

3
Tim Kelompok
Anggota saling menyadari Orang berkumpul hanya karena
akanketergantungannya dan tujuan administratif. Individu
mengerti bahwa tujuan personal bekerja secara independen
maupun tujuan tim akan dicapai
dengan “mutual support”
Anggota merasakan kepemilikan Anggota cenderung berfokus
mereka atas timnya dan tugasnya pada diri mereka sendiri karena
karena mereka telah komit untuk mereka tidak sepenuhnya terlibat
mencapai suatu tujuan dalam perencanaan tujuan.
Mereka bekerja karena direkrut.
Anggota berkontribusi dengan Anggota diberitahu apa yang
mengaplikasikan keterampilan seharusnya dilakukan tanpa
dan pengetahuan mereka yang pendekatan atas apa yang
unik untuk mencapai tujuan sebaiknya dilakukan.
Anggota bekerja di iklim yang Anggota tidak mengerti peran
terbuka untuk mengekspresikan satu sama lain, opini dan
ide, opini, pertidaksetujuan dan pertidaksetujuan
perasaan mereka. dipertimbangkan sebagai
pengganggu dan tidak suportif
Anggota berkomunikasi secara Anggota sangat berhati-hati
terbuka dan jujur. Mereka untuk mengemukaan pendapat.
berusaha mengerti sudut
pandang sati sama lain.
Anggota didorong untuk Anggota mendapatkan pelatihan
mengembangkan keterampilan yang baik namun
dan mengaplikasikan apa yang pengaplikasiannya dibatasi oleh
mereka pelajari atas suatu supervisor atau anggota
pekerjaan. Mereka menerima grup lain.
dukungan dari tim.
Anggota menyadari bahwa Anggota mendapati diri mereka
konflik adalah normal dalam sendiri berada dalam masalah
hubungan antar manusia, mereka yang mereka tidak tau cara
melihat hal tersebut sebagai mengatasinya. Supervisor

4
suatu kesempatan atau situasi mungkin tidak akan memberikan
untuk ide baru dan kreatifitas. intervensi hingga masalah
Mereka bekerja untuk mengatasi tersebut teratasi.
konflik dengan cepat dan
konstruktif.
Anggota berpartisipasi dalam Anggota bisa atau tidak bisa
pengambilan keputusan namun berpartisipasi dalam
mengerti bahwa pemimpin atau pengambilan
ketua yang berhak memutuskan keputusan yang berefek pada
keputusan final tim.

B. Jenis-Jenis Tim
Menurut Robbins (2003), menyatakan ada 4 bentuk umum dari tim
yaitu:
1. Tim Problem-Solving
Tim Problem-Solving merupakan sebuah tim yang dibentuk untuk
mengatasi masalah yang muncul dalam upaya memperbaiki produktivitas
suatu organisasi. Dalam tim ini terdiri 4-12 pekerja yang dibayar per jam dan
berasal dari level yang sama didalam organisasi. Dilaksanakan pertemuan
dalam beberapa jam tiap minggu bertujuan untuk mendiskusikan cara-cara
perbaikan kualitas, efesiensi kerja, dan lingkungan kerja. Dalam tim ini para
anggota saling berbagi gagasan dan saran seputar proses dan metode yang
bertujuan untuk meningatkan kerja. Namun, dalam tim ini tidak memiliki
kebebasan yang penuh untuk merealisasikan saran-saran perbaikan yang
mereka ajukan.
Adapun contoh tim yang menggunakan bentuk tim Problem-Solving
untuk menyelesaikan masalahnya adalah Tim lingkaran Kualitas. Dalam tim
kerja ini terdiri dari gabungan 8-10 pekerja dan supervisor yang saling
berbagi gagasan wilayah kewenangan dan bertemu secara teratur untuk
mendiskusikan masalah kualitas pekerjaan mereka, menyelidiki sebab-sebab
masalah, dam merekomendasikan penyelesaian masalah.

5
2. Tim Self-Managed Work
Tim Self-Managed Work terdiri dari 10-15 orang yang bertanggung
jawab terhadapa supervisornya, tanggung jawab ini termasuk pengendalian
kecelakaan dalam kerja, penentuan penilaian pekerjaan, pemecahan masalah
organisasi dan pemilihan prosedur-prosedur pemeriksaan secara kolektif.
Dalam tim ini dapat memilih anggotanya sendiri dan memiliki
wewenang untuk menilai kinerja masing-masing anggotanya. Adapun
keuntungan dalam jenis tim ini, yaitu komitmen yang lebih kuat dari para
anggota tim terhadap pekerjaan, kualitas yang lebih baik, efisiensi yang lebih
baik, pengembangan produk yang lebih cepat, dan biaya gaji manajemen
yang lebih rendah.
3. Tim Cross-Functional
Tim Cross-Functional dipimpin seorang manajer yang disebut case
manager. Manajer memegang penuh kepemilikan sistem dan bertanggung
jawab untuk mencapai tujuan sistem demi pemuasan kebutuhan customer,
serta melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap sistem tersebut. Sedangkan
untuk anggota memiliki wewenang dan kesempatan untuk bertukar informasi,
mengembangkan gagasan baru dan memecahkan masalah masalah,
mengkoordinasikan proyek yang rumit.
4. Tim Virtual
Tim Virtual merupakan tim yang terdiri dari sekelompok orang yang
menggunakan teknologi komputer untuk mencapai sasaran bersama, dan
teknik ini memungkinkan orang saling bekerja sama secara online. Tim
Virtual melakukan lebih banyak hal ketimbang tim-tim lainnya, terutama
dalam hal berbagi informasi, pembuatan keputusan, dan perampungan
pekerjaan.
Tim Virtual sering meliputi para pekerja lepas, anggota organisasi
rekanan, pelanggan, pemasok, konsultan, atau dari pihak-pihak luar lainnya.
Terdapat 3 faktor utama yang membedakan Tim virtual dengan tim yang
lainnya, yaitu ketiadaan komunikasi lisan-fisik, terbatasnya konteks sosial,
dan kemampuan mengatasi masalah waktu dan hambatan tempat. Kelebihan

6
dalam tim ini, yaitu kemampuan untuk mengumpulkan kelompok orang
dengan cepat dan tepat untuk menyelesaikan proyek yang kompleks,
memecahkan masalah tertentu, atau mengekploitasi peluang strategis tertentu.
Namun, laporan sosial pada tim ini tergolong rendah karena kurangnya
interaksi langsung antar anggotanya.
Sementara menurut Daft (2000) jenis tim terdiri dari enam jenis, yaitu:
1. Tim Formal
Tim formal merupakan sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi
sebagai bagian dari struktur organisasi formal.
2. Tim Vertikal
Tim vertikal merupakan sebuah tim formal yang terdiri dari
seorang manajer dan beberapa orang bawahannya dalam rantai komando
organisasi formal.
3. Tim Horizontal
Tim horizontal merupakan sebuah tim formal yang terdiri dari
beberapa karyawan dari tingkat hirarki yang hampir sama tetapi berasal dari
area keahlian yang berbeda.
4. Tim dengan Tugas Khusus
Tim dengan tugas khusus merupakan sebuah tim yang dibentuk di luar
organisasi formal yang bertujuan untuk menangani sebuah proyek dengan
kepentingan atau kreativitas khusus.
5. Tim Mandiri
Tim Mandiri merupakan sebuah tim yang terdiri dari 5-10 orang
pekerja dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk
menghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya
diawasi oleh seorang anggota terpilih.
6. Tim Pemecahan Masalah
Tim pemecahan masalah biasanya terdiri dari 5-12 karyawan yang
dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk
mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
C. Membangun Tim Yang Dinamis

7
Tim yang dinamis merupakan tim yang memiliki saat sangat tinggi,
tim yang dapat memanfaatkan segala energi yang ada dalam tim tersebut
untuk menghasilkan sesuatu. Pada tim dinamis anggota menyadari kelebihan
dan kekurangan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Dalam mewujudkan tim yang dinamis memerlukan komitmen dan kinerja
yang kuat dan secara bertahap. Mengacu pada pendapat Richard Y. Chang
dan Peter Senge, terdapat beberapa tahapan perkembangan, yaitu :
1. Secara Umum
a) Forming (pencairan bentuk)
b) Storming (mencari jati diri tim)
c) Performing (tim mulai menunjukkan kinerja)
d) Transforming (tim mulai terbiasa dengan budaya kerja baru).
2. Secara Khusus
a) Menetapkan Arah (drive)
Dalam tahap ini tim berfokus pada misi dan membuat garis besar
strategi yang akan ditempuh serta menetapkan tujuan, prioritas, prosedur
kerja, dan peraturan bagi tim.
b) Bergerak (Strive)
Dalam tahap ini peran dan tanggung jawab anggota tim ditetapkan
dengan jelas, kendala harus dihadapi dengan dewasa bersama seluruh
anggota tim sehingga permasalahan dapat diselesaikan secara bijaksana.
c) Mempercepat Gerakan (Thrive)
Pada tahap ini meningkatkan produktifitas secara maksimal,
pemecahan masalah dapat dilakukan dengan umpan balik dari sesama
anggota, manajemen konflik, kerjamasa, dan pembuatan keputusan yang
efektif. Penguasaan terhadap wilayah secara cepat dan efektif dengan
daya tahan yang tangguh juga sangat diperlukan,
d) Sampai (Arrive)
Melalui kerjasama yang kompak maka tim dapat mencapai puncak
dengan mengatasi segala kendala dan mampu mencapai prestasi luar
biasa. Namun, apabila dalam fase ini belum mencapai puncak yang ideal
maka yang perlu dilakukan adalah melaksanakan konsolidasi (upaya
yang bisa dilakukan dengan koordinasi secara maksimal), selain itu

8
dilakukan peninjauan kembali (review) juga diperlukan terhadap target
atau sasaran untuk mengetahui masih releven atau tidak.
3. Membangun Rasa Kebersamaan Tim
Tim akan berjalan dengan efektif apabila dibangun berdasarkan
kebersamaan, tidak memandang pangkat, suku dan golongan, menunjukkan
rasa saling percaya, saling menghargai dan dilandasi oleh keterbukaan. Maka,
anggota tim hendaknya memiliki karakteristik yang berorientasi pada opini,
persamaan, serta tujuan.
4. Berorientasi Pada Opini
1) Berlawanan dengan orang yang bersifat dogmatis, akan mengarahkan
pada tindakan tidak mengutuk orang lain.
2) Memperkenalkan gagasannya tanpa mengusulkan atau bahkan
mengisyaratkan agar orang lain memberi posisi istimewa pada
gagasannya.
3) Saling meminta ide dari anggota kelompok yang lain, bukan
berorientasi pada gagasan perorangan.
4) Tidak hanya memfokuskan pada idenya sendiri, tetapi
menginvestigasipendapat orang lain.
5. Berorientasi pada Persamaan
a) Anggota tim berorientasi pada persamaan melihat keragaman
sebagai suatu keunggulan. Perbedaan yang dimiliki dapat dipakai
untuk mengecek setiap sisi, sudut, puncak dan dasar suatu masalah.
b) Mengandalkan semua anggota.
c) Kepercayaan kepada anggota tim meningkatkan produktivitas.
6. Berorientasi Pada Tujuan
a) Tim yang terdiri dari anggota yang berorientasi pada tujuan, sangat
kecil kemungkinan untuk timbul konflik di dalamnya yang
disebabkan oleh keunikan masing-masing kelompok.
b) Keseluruhan anggota tim berorientasi pada tujuan yang sama.
c) Anggota tim mengakuimasing-masing anggota tim memiliki tujuan,
dan kemungkinan tujuan tersebut bertentangan dengan tujuan tim.

9
d) Keunikan anggota tim yang muncul segera dapat diatasi tidak
dibiarkan melahirkan masalah baru.

Unsur-unsur tim yang dinamis dikemukakan oleh Richard Y. Chang :


a) Menyatakan secara jelas misi dan tujuan
b) Beroperasi secara kreatif
c) Memfokuskan pada hasil
d) Memperjelas peran dan tanggung jawab
e) Diorganisasikan dengan baik
f) Dibangun di atas kekuatan individu
g) Saling mendukung kepemimpinan anggota yang lain
h) Mengembangkan iklim Tim
i) Menyelesaikan ketidaksepakatan
j) Berkomunikasi secara terbuka
k) Membuat keputusan secara obyektif
l) Mengevaluasi efektivitasnya sendiri
D. Tim Berkinerja Unggul
Tim adalah kelompok orang dengan keterampilan yang saling
melengkapi yang berkomitmen untuk satu tujuan bersama dan
salingmenyatukan diri bertanggung jawab atas pencapaiannya. Idealnya,
mereka membangun identitas yang berbeda dan bekerja sama dalam cara
yangterkoordinasi dan saling mendukung untuk mencapai tujuan
mereka.Efektivitas tugas adalah sejauh mana tim berhasil dalam mencapai
tujuantugas yang berhubungan dengannya.
Berkenaan dengan kerja sama tim, fase proses adalah titik yang
mendefinisikan kerja sama tim terjadi; yaitu selama fase ini anggota tim
berinteraksi dan bekerja sama untuk menghasilkan output tim. Kerja sama
tim mencakup membangun hubungan dan bekerja dengan orang lain
menggunakan sejumlah keterampilan dan kebiasaan yang penting, di
antaranya :
1. Bekerja secara kooperatif
2. Berkontribusi untuk kelompok dengan ide-ide, saran, dan usaha
3. Komunikasi (baik memberi dan menerima)

10
4. Rasa tanggung-jawab
5. Penghargaan yang sehat untuk pendapat, kebiasaan, dan preferensi
individu yang berbeda
6. Kemampuan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
kelompok.
Tim yang sukses ditandai dengan semangat tim yang didasarkan pada
kepercayaan atau adanya rasa saling percaya, saling menghargai dan saling
membantu antar anggota tim kaitannya dalam mencapai tujuan bersama.
Kerja sama tim (teamwork) yang efektif diperoleh dari:
1. Tim yang keanggotaannya, ukuran dan sumber daya sesuai tugas.
2. Kepemimpinan yang baik dan perhatian terhadap tim-membangun.
3. Komitmen anggota tim untuk memahami dan mengidentifikasi satusama
lain tujuan ini.
4. Pengembangan tujuan tim - visi bersama.
5. Rasa kepemilikan umum dari tugas di tangan dan tanggung jawab
bersama untuk pencapaiannya.
6. Terkoordinasi usaha dan berbagi tugas direncanakan merata di seluruh
tim.
7. Pertukaran informasi terbuka dalam tim.
8. Kejujuran dan keterusterangan antara anggota tim.

Kerja sama tim yang efektif dapat dirusak oleh berbagai masalah,
misalnya: ketidakteraturan, komunikasi yang kurang baik, kesalahpahaman
atau prosedur yang tidak memadai untuk pemecahan masalah.

E. Pembinaan Kinerja Tim


Salah satu aspek penting dalam keberhasilan dan efektifitas timadalah
iklim semangat (spirit) yang dibangun dalam tim tersebut.Semangat Team
Building berbasis pada prinsip-prinsip komunikasikelompok mengenai cara
menumbuhkan dan menjaga semangat dalamtim. Semangat dalam tim dapat
berdampak pada kohesivitas,kerjasama, kedisiplinan, serta output yang
kemudian dihasilkan oleh kelompok tersebut. Menurut Barry Herman dalam
buku Building Team Spirit, beberapa teknik pengembangan tim yaitu:

11
1. Initiating
Anggota tim mulai membangun hubungan dan tujuan bersama yang
dimulai dengan membuat rasa saling memiliki dan saling percaya satu sama
lain. Seorang teologis, David Steindl-Rast menduga bahwa semangat
merupakan awal dari sebuah hubungan kerjasama yang baik. Initiating
merupakan teknik pengembangan tim yang paling penting dalam membangun
komunikasi.
2. Visioning
Anggota tim mulai memperkirakan tujuan yang akan merekahasilkan
bersama, melihat kemungkinan untuk pengembangansolusi pemecahan
masalah dan menyadari bahwa masalah yangdiselesaikan secara bersama
akan lebih cepat selesai dan lebih baikdibanding dengan menyelesaikan
masalah secara sendiri.Mengembangkan kemungkinan yang luar biasa
dalampencapaian tujuan bersama serta langkah yang baik untuk timdalam
mencapai tujuan tersebut. Banyak tim memfokuskanpandangan pada catatan
mereka, pada sistem, diagram organisasi,rencana pekerjaan, dan deskripsi
tugas namun hal tersebut mebuattiap anggota kehilangan rasa untuk mencapai
hasil yang jauh lebih baik jika tiap langkah pencapaian tujuan tersebut
dilakukan denganengeksplor kemampuan yang dimiliki baik yang
diketahuimaupun yang tidak disadari oleh tiap anggota, Tujuan dari
teknikvisioning adalah untuk pelayanan yang lebih baik.
3. Claiming
Salah satu cara pengembangan diri adalah bertukar pikiranmelalui
pengalaman solidaritas antar anggota tim, pemikiran danide dari tiap anggota
mengenai segala aspek yang dibutuhkan untukpencapaian tujuan. Claiming
membuat tiap anggota berhak atas pembuatan tujuan bersama dan berhak
mendapak hak baik sebagaianggota maupun tim.
4. Celebrating
Tim selalu mengakui dan menghargai penyelesaian masalahdan
pecapaian tujuan baik secara individu maupun bersama danmengakui bahwa
apa yang dikerjakan adalah sebagai bagian dari sebuah tim. Adanya perasaan
kagum dan penghargaan untuk kontribusiaktif tiap anggota tim dalam

12
memajukan tim tersebut. Celebratingmenciptakan sebuah pengalaman untuk
menimbulkan gairah dansemangat dalam tim. Semangat dalam menjalankan
sebuah tim,memberikan energi, kekaguman kepada tiap anggota tim tersebut.
5. Letting Go
Anggota tim mengakui dan berterus terang dengan
sebenarnyamengenai kegagalan, kekecewaan, dan apa yang ada
dalampikirannya dengan cara yang benar dan membangun. Hal ini adalah
jalan yang benar untuk usaha kedepannya.Adanya rasa kebebasan dan
kelegaan dalam penyelesaiansebuah tahapan kinerja anggota yang muncul
karenasikap terbuka, berterus terang dalam bekerja dan berbagi denganpenuh
integritas. Letting go adalah persetujuan dalam kejujuransebuahtim,
memberikan kesempatan untuk tiap anggota jujurdalam bekerja walaupun
kejujuran yang diberikan memberikan dampak yang buruk bagi dirinya
namun hubungan yang baik akandapat dibangun setelah muncul kejujuran
tersebut.
6. Service
Pelayanan adalah inti atau pokok dari kelima teknik tahapanyang
menghasilkan kapasitas kinerja dari tim untuk melakukanpekerjaan dengan
integritas dan mencapai tujuan.
F. Kebersamaan dan Kebanggaan Tim
Membangun kebanggaan tim yang dinamis. Tim dinamis akan
senantiasa mempertahankan kinerjanya secara maksimal guna mencapai
prestasinya. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk memotivasi tim
secara efektif agar mampu membangun kebanggaan terhadap tim.Salah satu
cara efektif untuk membangun kebanggaan terhadap tim adalah melalui
motivasi yaitu dengan membangun semangat anggota-anggotanya. Faktor-
faktor yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan tim agar anggotanya
mampu membangun kebanggaannya adalah sebagai berikut:
1. Memotivasi Anggota Tim untuk Berkomitmen
Dalam tahap motivasi ini, terlebih dahulu tentukan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi orang tersebut termotivasi dengan baik. Tanpa
mengetahui hal tersebut, proyek besarpun belum tentu dapat menjadi

13
stimulus.Setiap individu memiliki motif yang berbeda-beda, misalnya ada
orang timbul harga dirinya dengan menghargai kinerjanya, tetapi orang lain
belum tentu demikian.

2. Memotivasi Anggota Tim Yang Tidak Termotivasi


Tidak semua anggota tim memiliki motivasi yang sama. Ada anggota
tim yang produktif, ada pula yang enggan berpartisipasi secara aktif. Untuk
itu diperlukan berbagai strategi yang jitu, diantaranya:
a. Dapatkan nasehat dari mereka;
b. Jadikan mereka guru;
c. Libatkan mereka dalam presentasi dan (delegasikan kepada mereka
proyek bintang).
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam membangaun kerjasama tim
adalah perlunya perlunya meningkatkan kerjasama tim yang efektif. Kunci
utamanya adalah Komunikasi Yang Efektif, mendengarkan secara aktif,
mampu memotivasi anggota tim, serta menyelesaikan konflik secara efektif.
G. Prosedur Team Building
Team building yang solid akan menghasilkan sebuah team work yang
kuat. Team building sendiri adalah pondasi dalam sebuah organisasi atau
perusahaan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi team work.
Membangun team building memang bukan hal mudah apalagi sebuah
team adalah berisi beberapa individu yang mempunyai latar dan pemikiran
yang berbeda. Lalu bagaimana untuk bisa membangun team building yang
sukses dan terintegrasi? Berikut adalah 4 tahap dalam membangun team
building :
1. Visi
Team building yang kuat haruslah yang memiliki visi yang sama.
Adanya kesamaan visi membuat langkah dalam setiap individu bisa sejalan.
Visi tersebut tentunya dirumuskan bersama oleh pimpinan dan anggota team.
Dengan menetapkan visi maka akan terlihat pula target yang hendak dicapai
dan langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan untuk mencapai target
tersebut.

14
2. Program
Setelah mendapatkan visi bersama maka yang harus dilakukan
selanjutnya adalah menyusun program. Program ini dimaksudkan sebagai
panduan dalam bekerja dan menetapkan setiap langkah yang akan diambil
untuk menjalankan program tersebut.
Program yang terencana dapat mengarahkan team building pada target
yang tepat, selain itu dengan adanya program ini dapat menunjukkan sejauh
mana kaberhasilan pemimpin dalam melaksanakan tugasnya bersama team.
Pembentukan program yang tepat menjadi unsur penting dalam membangun
team building karena dari sinilah semua rencana kerja akan direalisasikan
oleh team work.
3. Posisi tugas
Membangun team building harus dilakukan dengan membangun
kenyamanan dari setiap individu dalam kelompok. Setiap anggota tentu akan
merasa lebih nyaman ketika mendapat tugas yang sesuai dengan keahlian
mereka. Disini peran pimpinan menjadi sangat penting karena ia dituntut
untuk jeli dalam melihat kemampuan setiap personal yang ada. Karena yang
kelak akan mengeksekusi visi dan program yang sudah ada adalah para
personal team work. Jangan sampai kesalahan dalam peletakan posisi tugas
nantinya akan membuat semua rencana kerja menjadi berantakan dan team
work menjadi kacau.
4. Komunikasi
Merupakan aspek non teknis namun memiliki pengaruh besar pada
proses membangun team building. Komunikasi diperlukan untuk memberikan
pengarahan yang tepat dari pimpinan dan menyampaikan saran/pendapat dari
anggota team. Komunikasi yang baik dalam team work adalah saling
mendengar dan menghilangkan arogansi pribadi untuk kepentingan dalam
team.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tim merupakan sekumpulan orang dalam jumlah kecil yang memiliki
keterampilan spesifik dan berkumpul karena memiliki satu kepentingan sama
dan ketergantungan untuk mencapai suatu tujuan. Memang sekilas kata ‘tim’
dan ‘kelompok’ terlihat sangat dekat hubungannya dan erat kaitannya.
Namun sebenarnya tim dan kelompok merupakan dua konsep yang berbeda.
Terdapat jenis-jenis tim yang diutarakan oleh Robbins (2003) dan
Daft (2000). Robbins (2003) menyatakan ada 4 bentuk umum dari tim yakni
Tim Problem Solving, Tim Self-Managed Work, Tim Cross-Functional dan
Tim Virtual. Sementara Daft (2000) juga membagi 4 jenis tim yakni Tim
Formal, Tim Vertikal, Tim Horizontal dan Tim dengan Tugas Khusus.
Berbagai karakteristik umum membuat tim menjadi lebih efektif.
Apabila peningkatan kinerja organisasi dengan menggunakan tim,
manajemen harus memastikan bahwa tim-timnya memiliki karakteristik-
karakteristik.
Banyak faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan tim
agar anggotanya mampu membangun kebanggaannya yakni memotivasi
anggota tim untuk berkomitmen dan memotivasi anggota tim yang tidak
termotivasi .
Ada 4 tahapan dalam membangun team building yang sukses dan
terintegrasi yaitu visi, program, posisi tugas dan komunikasi

B. Saran
Dalam berhubungan di sebuah tim diperlukan adanya kerjasama yang
baik dalam melaksanakan tanggung jawab dalam keorganisasian dan

16
meskipun terjadi perbedaan cara kerja dalam tim, bagaimanapun harus
ditanggapi dengan cara positif.

DAFTAR PUSTAKA

Setiyanti, Sri Wiranti. "Membangun kerja sama tim (kelompok)." Jurnal STIE


Semarang 4 (2012)
Nurul Yulaika dkk. 2015. Team Building. Makalah. Unair Press. \
Aryanto, Riza. 2013. Membentuk Tim yang Efektif. Retrieved from
https://manajemenppm.wordpress.com/2013/06/12/membentuk-tim-yang-efektif/

Bachroni, M., 2011. Pelatihan Pembentukan Tim untuk Meningkatkan


Kohesivitas Tim pada Kopertis V Yogyakarta. Jurnal Psikologi Volume 38, No. 1,
Juni 2011:

17

Anda mungkin juga menyukai