Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PERSONALITY DEVELOMENT NURSING

“ TIM BUILDING”
Diajukan untuk memenuhi penugasa Ujian Akhir Semester mata kuliah
Personality Development Nursing
Dosen Pengampu : Ns. Junita Maratur Silitonga, M.Kep,

DI SUSUN OLEH:

ANJELI SANDICHA PUTRI


NIM 2114
TINGKAT 2A

Akademi Keperawatan Hermina Manggala Husada


Program Studi D-III Keperawatan
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul “ Tim Building ” ini
dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya. Tujuan dibuatnya makalah ini,
kami harap dapat menambah pengetahuan kami lebih mendalam mengenai Tim
building, serta para pembaca dapat menambah pengetahuan.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak dapat kami
selesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Kami
sampaikan rasa syukur dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu.
Kami ucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Ns. Musripah, M.Kep, Selaku Direktur Akademi Keperawatan Hermina
Manggala Husada.
2. Ns. Junita Maratur Silitonga, M.Kep, Selaku Dosen Koordinator Mata
Kuliah Personality Development Nursing.
3. Ns. Ening Wahyuni, M.Kep, Selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah
Personality Development Nursing.

Kami mengetahui bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami harapkan adanya kritik dan saran. Semoga makalah ini
dapat memberikan kelancaran tugas kami selanjutnya dan dapat berguna bagi
semua pihak.

Jakarta, 12 Juli 2023

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 1


DAFTAR ISI .............................................................................................................. 2
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 5
2.1 Pengertian Tim Building ........................................................................................ 5
2.2 Teori Teori Kelompok............................................................................................ 5
2.3 Perbedaan Kelompok dan Tim ............................................................................... 6
2.4 Proses Pembentukan Tim dan Kelompok .............................................................. 8
2.5 Tujuan dan Manfaat Tim Building......................................................................... 9
BAB 3 TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN .............................................. 11
3.1 Gambaran kasus ........................................................................................ 11
3.2 Penyelesaian kasus .................................................................................... 11
BAB 4 PENUTUP....................................................................................................... 12
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 12
4.2 Saran ....................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 13

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tim adalah suatu kelompok yang terdiri atas individu-individu yang
diberi kekuasaan, kemandirian serta tanggungjawab terhadap pekerjaannya
dan dapat memberikan sumbangan terhadap organisasinya. Di dalam tim,
para anggota berbagi tanggungjawab. Tanggungjawab tersebut
didelegasikan oleh perusahaan atau instansi untuk memberdayakan anggota
dalam fungsi perencanaan, pengordinasian, dan pengendalian secara
berkesinambungan sehingga akan memperbaiki seluruh proses kerja.
Apabila rasa berdaya dan tanggung jawab terkandung dalam satu tim kerja
maka kecakapan dalam menjalankan proses pekerjaan akan meningkat dan
tumbuh kesadaran akan peran penting kerja tim, serta organisasi juga akan
semakin efektif, sedangkan apabila rasa berdaya dan tanggung jawab tidak
dimiliki anggota tim maka tim tidak pernah menyadari potensinya untuk
berkembang, selain itu juga kurang mendapatkan pengalaman atas masalah
dan kurang menyadari bahwa tugas tersebut sangat berarti bagi tim dalam
organisasi (Stewart dan Hardjana, 1998).
Apakah yang dimaksud dengan team building? Kadang banyak yang
salah kaprah dengan istilah ini, seakan-akan istilah ini hanya sebagai istilah
kerenkerenan untuk menyelenggarakan outbond yang sifatnya hanya
sementara. Meskipun outbond dalam suatu organisasi perlu sesekali
dilakukan untuk lebih menjalin keakraban, namun bukan itu essence dari
team building sesungguhnya. Arum (2013) menjabarkan bahwa pada
hakikatnya Team building adalah proses dimana membantu sebuah team
dalam membentuk kesinergian dalam mencapai goals dan tujuan yang

3
dibuat oleh team tersebut. Jadi dalam hal ini team tahu proses yang harus
dilalui dalam mencapai kesepakatan dalam membuat keputusan.
Tim Building adalah proses yang berkesinambungan yang membantu
tim berkembang menjadi kelompok terpadu di dalam masyarakat. Setiap
orang orang yang belajar untuk saling mendukung dan saling percaya,
sementara respect setiap orang berbeda beda, tim mampu menyelesaikan
masalah tersebut sebagai suatu unit yang kohesif (Bachroni, 2011).
Kegiatan tim building dapat membantu tim untuk tidak berperilaku
disfungsional sehingga tim dapat menjadi saling terhubung menjadi tim
individu yang produktif dan terpadu. Oleh karena itu, melalui makalah ini,
mahasiswa akan mempelajari lebih lanjut mengenai hal tersebut (Tin
20007).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Tim Building?


2. Apa saja teori kelompok?
3. Apa perbedaan kelompok dan tim?
4. Bagaimana proses pembentukan tim?
5. Apa tujuan Tim Building?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan
mengenai Tim Building

2. Tujuan Khusus
1. Untuk Mengetahui Pengertian Tim Building
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Teori Kelompok
3. Untuk Mengetahui Perbedaan Kelompok Dan Tim
4. Untuk Mengetahui Cara Pembentukan Tim
5. Untuk Mengetahui Tujuan Tim Building

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tim Building


Menurut Johnson (2000) dan Robbins (2003), mendefinisikan
kegiatan membangun kerja sama tim building sebagai langkah
menyesuaikan tujuan di dalam tim serta masalah spesifik yang dihadapi.
Menurut Oxford Languages, team building adalah tindakan atau
proses yang menyebabkan sekelompok orang bekerja sama secara
efektif sebagai satu tim, terutama melalui kegiatan dan acara yang
dirancang untuk meningkatkan motivasi serta mendorong kerja sama.
Pada sebuah perusahaan, team building dilakukan agar bisa mencapai
tujuan perusahaan dengan lebih efektif dan efisien. Team building juga
dapat meningkatkan keakraban antar karyawan, sehingga mereka
menjadi lebih solid dan saling mengerti satu sama lain.
Apabila team building berhasil diterapkan dalam lingkungan
perusahaan, komunikasi akan semakin mudah dilakukan. Hal ini tentu
dapat membuat pekerjaan cepat terselesaikan dan bisa menghindari
kesalahan yang tidak diperlukan.

2.2 Teori Teori Kelompok


Menurut Paul B Horton dan Chester L Hunt menjelaskan
kelompok sosial memiliki pengertian sebagai kumpulan manusia yang
mempunyai kesadaran, akan keanggotaannya serta saling berinteraksi.
memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang
terorganisasi dan selalu adanya berhubungan timbal balik antar
sesamanya.

Berikut beberapa teori yang bisa dipelajari untuk memahami


dalam pembentukan kelompok sosial di masyarakat, yaitu :

1. Teori Hasrat Sosial


Pemahaman teori ini memberikan pandangan dan
pendapat bahwa manusia yang tadinya hidup terpisah pisah.
Kemudian, individu itu hidup dalam pergaulan antarmanusia
yang disebabkan oleh diri sendiri tiap individu. Yang terdapat

5
hasrat sosial dimana senantiasa mendorong untuk bergaul,
berinteraksi dengan sesama manusia atau individu tersebut.
2. Teori keseimbangan
Dalam pemahaman teori ini mengatakan bahwa
seseorang tertarik pada yang lain karena adanya kesamaan sikap
dalam menanggapi suatu tujuan tersebut. Teori kesimbangan ini
dikembangkan oleh Theodore Newcomb.
3. Teori Alasan Praktis
Pemahaman dalam pandangan teori ini dikenal juga
dengan sebutan practical theory. Menjelasan bahwa kelompok
terbentuk karena kelompok cenderung. Memberikan kepuasaan
atas kebutuhan-kebutuhan sosial yang mendasar dari orang
orang yang berkelompok. Adanya kebutuhan sosial praktis
berupa alasan ekonomi, status sosial, keamanan, politik dan
alasan sosial lainnya.
4. Teori Kedekatan
Dalam penjelasan teori ini juga disebut dengan
propinquity theory. Merupakan teori yang sangat mendasar
tentang terbentuknya kelompok. Menyebutkan bahwa kelompok
terbentuk karena adanya afiliasi atau perkenalan antara orang
orang tertentu.

5. Teori Tenaga yang Menggabungkan


Kelompok terbentuk karena manusia senantiasa hidup
bersama dalam suatu pergaulan yang didorong oleh tenaga-
tenaga. Dimana tenaga itu yang menggabungkan atau
mengintegrasikan individu ke dalam suatu pergaulan.
6. Teori Kontrak Sosial
Pegembangan dalam teori ini dilakukan oleh Rousseau,
Hobbes, dan Locke. Ketiganya sama sama berangkat pada
sebuah pemikiran awal.Yang menyatakan terbentuknya sebuah
negara karena adanya kesepakatan dari masyarakat maupun
individu yang ada di dalam masyarakat.Kemudian, menentukan
kesepakatan atau perjanjian. Oleh karena itu teori ini juga
dikenal dengan sebutan Perjanjian Soaial.

6
2.3 Perbedaan Kelompok Dan Tim
1. Secara Umum
Secara umum, tim diartikan sebagai sekelompok individu yang
saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
kelompok adalah sekumpulan individu yang saling berinteraksi
dan berkomunikasi.
2. Menurut KBBI
Dalam KBBI, tim diartikan sebagai kelompok atau regu. Sedang
kelompok diartikan sebagai sekumpulan individu yang memiliki
struktur di dalamnya untuk mengatur pola interaksi mereka.
3. Menurut Para Ahli
Tim
1. Burn
Tim adalah sebuah kelompok kerja yang memiliki tingkat
kompetensi yang sama dan saling tergantung satu sama lain
untuk mencapai tujuan yang sama.
2. Snow dan Johnson
Tim merupakan hubungan interaksi interpersonal yang
memiliki struktur untuk mencapai tujuan tertentu.

Kelompok
1. Moorhead dan Griffin
Kelompok merupakan kumpulan individu yang saling
bergantung demi mencapai suatu tujuan.
2. Herneth Smith
Kelompok adalah sebuah unit yang terdiri dari beberapa
individu yang bisa melakukan sesuatu secara bersama-sama
karena memiliki satu persepsi.
3. De Vito
Kelompok adalah kumpulan individu yang relatif kecil
sehingga dapat melakukan komunikasi dengan mudah.
4. Joseph S. Roucek
Kelompok merupakan sebuah perkumpulan yang terdiri dari 2
individu atau lebih dengan adanya pola interaksi di antara
mereka yang hanya dapat mereka pahami.

7
2.4 Proses Pembentukan Tim dan Kelompok
Menurut Bruce Tuckman tahap pembentukan tim yang efektif ada lima,
antara lain:

1. Forming (Tahap Pembentukan Tim)


Tahap awal adalah pembentukan tim, dalam tahap ini komposisi tim
ditentukan siapa pemimpin, anggota, dan penyelaras. Setelah
komposisi tim terbentuk, selanjutnya mempelajari peluang,
tantangan, dan tujuan akhir (goals).Fungsi masing-masing anggota
tim mulai memitigasi sesuai tugasnya, semakin lengkap mitigasi
semakin bagus kerja tim. Disini peran pemimpin sebagai coach
sangat penting, pemimpin harus bisa menyikapi perbedaan
pandangan dari anggota tim dengan sedikit perintah namun tepat dan
efektif.Tugas utama dari pemimpin tim adalah memfasilitasi
hubungan (facilitation contact) antar para pihak yang masuk menjadi
anggota tim. Kemampuan ini membutuhkan keterampilan
berkomunikasi dan memfasilitasi komunikasi antar pihak.
2. Storming (Tahap Penentuan Aspirasi)
Pemimpin harus bersikap independen terhadap perbedaan pendapat
anggota tim. Perbedaan bisa menjadi sebuah kekuatan bagi sebuah
tim apabila bisa dikelola dengan baik.Tugas utama dari pemimpin
tim adalah mengelola konflik yang mungkin terjadi. Diskusi dan
negosiasi akan sangat membantu pada tahapan ini. Oleh karena itu,
kemampuan dalam mengelola konflik serta mengelola kepercayaan
dari pihak yang berkolaborasi dalam sebuah tim sangat dibutuhkan.
3. Norming (Tahap Penentuan Aturan):
Adanya perbedaan pendapat, karakter dan persaingan dari masing-
masing anggota tim diperlukan aturan atau tata tertib yang jelas,
sehingga perbedaan dan persaingan menjadikan anggota tim lebih
solid karena memiliki satu tujuan yang sama. Semua tujuan bersama
dan kesepakatan berbagi peran (coordinative action) telah terjalin.
Pada tahap ini hal terpenting yang harus dilakukan oleh pemimpin
kolaborasi adalah mempertahankan saling kepercayaan antara pihak-
pihak terkait sehingga semua pihak dapat melakukan pekerjaan
masing-masing dengan baik dalam rangka mencapai tujuan bersama.
4. Performing (Tahap Pelaksanaan)
Pada tahap ini pada umumnya sudah didapatkan hasil dari
pembentukan tim. Namun bisa terjadi pula kembali pada tahap
storming atau norming apabila ada perubahan kepemimpinan karena

8
masing-masing pimpinan bisa jadi mempunyai perbedaan cara
pandang. Hal terpenting yang dilakukan oleh pemimpin kolaborasi
adalah memberikan dukungan (facilitation of work) untuk semua
anggota tim agar melakukan tugas dengan sebaik-baiknya.
Selain itu, pada tahapan ini juga pemimpin tim harus terus
mempertahankan saling kepercayaan antar anggota tim dengan
memfasilitasi komunikasi yang baik diantara mereka (facilitation of
contact).
5. Adjourning (Tahap Penghentian)
Ada beberapa perbedaan pandangan pada tahap ini. Sebagian
berpandangan perlu adanya penghentian (pembubaran) tim apabila
tujuan dari pembentukan sebuah tim sudah tercapai. Namun ada
pula pendapat bahwa tidak perlu adanya tahap adjourning karena
begitu tujuan tercapai otomatis tim berhenti dengan sendirinya.
Proses pembubaran tim ini menjadi perhatian juga, mengingat telah
terbentuk ikatan yang kuat di antara anggota. Pemimpin tim harus
dengan baik menjalankan tahapan ini, misal melakukan sesi
pembubaran dengan memberikan apresiasi terhadap seluruh tim atas
pencapaian dan segala usaha yang telah dilakukan bersama.

2.5 Tujuan dan Manafaat Tim Building


kerja tim/kelompok
Pertemuan tim/ Tujuan Team Building
Dalam membangun sebuah tim harus diketahui apa tujuannya
agar tim dapat dibangun secara efektif. Menurut David F. Falino (2007),
membangun tim antara lain :
1. Mengkoordinasikan untuk melakukan tugas kompleks.
2. Memanfaatkan keahlian dan pengetahuan pribadi anggota.
3. Memungkinkan seseorang mengatasi tantangan pekerjaan
seharihari.
4. Untuk memberikan dukungan sosial dan emosional yang
memberi perbaikan kualitas pada kinerja mereka.
5. Untuk menciptakan saluran komunikasi sehat dan terbuka,
menghilangkan persaingan, dan kompetisi yang tidak sehat.
6. Untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan memecahkan
masalah melalui proses penemuan ide dan pemikiran kelompok.

9
7. Mengembangkan kekuatan dan keterampilan setiap anggota.
Dan meningkatkan tingkat pemberian wewenang individu dan
kolektif.

Manfaat Tim Building


Di dalam materi pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK
(2003) oleh WHO, menyebutkan bahwa team building yang dilakukan
secara benar dan berkesinambungan akan memberikan hasil perubahan
yang seringkali jauh lebih baik dari dugaan semula atas kelompok.
Manfaat Team Building atau hasil yang dirasakan :

1. Bagi pimpinan tim/kelompok


a. Pimpinan tim mampu menyelesaikan gaya kepemimpinannya,
dengan lebih memperhatikan kepentingan dan tanggung jawab
kelompok dibandingkan kepentingan pribadi.
b. Pimpinan menjadi lebih mampu untuk berkomunikasi secara
langsung kepada anggota tim sehingga terjadi hubungan
pengertian yang lebih baik antara pimpinan dan anggota tim.
c. Memiliki inisiatif untuk lebih memahami prakasa anggotanya.
d. Pimpinan mempunyai komitmen yang lebih tinggi terhadap
sasaran kerja dan memiliki harapan yang lebih besar.
2. Bagi individu, anggota tim/kelompok
a. Komunikasi dan dialog antar sesama anggota kelompok menjadi
lebih bebas dan terbuka.
b. Sebagian besar individu pendekatan yang lebih persuasif,
toleransi menjadi lebih tinggi dan memiliki kepercayaan untuk
mengajukan argumentasi tanpa terikat oleh hirarki.
c. Terdapat "ruang" yang lebih terbuka untuk mengakui beberapa
kelemahan pribadi.
3. Bagi pelaksanaan kerja tim atau kelompok
a. Bagi pelaksanaan kelompok menjadi lebih terstruktur dan
efektif.
b. Hasil yang diperoleh lebih dapat diterima dan terdistribusi
dengan baik kepada sesama peserta.
c. Terjadi perbaikan kerja dalam mencapai sasaran, dan
peningkatan kemampuan.
d. Komitmen yang lebih kuat terhadap sasaran-sasaran baru.
e. Tingkat komunikasi dalam dan antar kelompok menjadi lebih
komprehensif dan efektif

10
BAB 3
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Kasus


Seorang pasien anak D yang berusia 8 tahun dilarikan ke salah satu
RSUD di kota Bandung , anak mengalami keluhan demam dengan suhu 37,8°C
dan mual muntah, dokter menginstruksikan perawat 1 untuk memberikan terapi
obat omeprazole melalui injeksi bolus dengan dosis 10mg. Pada saat
mempersiapkan obat tersebut, perawat 1 dipanggil untuk membantu pasien
yang baru masuk ruangan rawat inap dan dia pun menginstruksikan perawat 2
untuk menyiapkan obatnya. Saat perawat 1 sudah kembali, perawat 1
menanyakan apakah obatnya sudah disiapkan atau blm dan perawat 2
menjawab sudah dengan dosis 10 mg. Perawat 1 pun mengecek apakah benar
sudah 10 mg, dan ternyata benar, lalu perawat 1 pergi ke ruangan pasien untuk
memberikan obatnya.

3.2 Penyelesaian Kasus


Menurut Johnson (2000) dan Robbins (2003), mendefinisikan
kegiatanmembangun kerja sama team building sebagai langkah menyesuaikan
tujuan di dalam tim serta masalah spesifik yang dihadapi. Sehingga pada
praktiknya, aktivitas tertentu dilakukan demi terbangunnya kerja sama tersebut.
Pada kasus diatas, kegiatan team building/kerja sama dalam 1 tim terjalin
dengan baik yaitu ketika perawat 1 mendapatkan suatu tugas dari dokter untuk
memberikan obat kepada pasien, namun pada saat mempersiapkan obat perawat
1 harus membantu pasien yang baru datang rawat inap dan perawat 2 pun
membantu dengan senang hati rekan kerjanya/rekan setim nya untuk
mempersiapkan obat yang akan diberikan kepada pasien. Dengan terjalinnya
kerja sama ini tentu tercapainya tujuan bersama secara efektif dalam merawat
pasien dan pada tugas selanjutnya. Dapat disimpulkan bahwa team building
adalah suatu upaya untuk membangun kerja sama yang positif di lingkungan
organisasi, guna tercapainya tujuan bersama secara efektif juga efisien.

11
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Building Team merupakan bagian dari basic skill management.
Pemahama dasar tentang bagaimana mengatur, mengelola, menerapkan, dan
memantau sistem manajemen baik di organisasi, dewan, lembaga dan
perusahaan, termasuk manajemen sumber daya manusia. Fokus dalam
membangun tim, untuk berhasil dalam manajemen, langkah awal yang perlu
dipahami yaitu siapa diri kita, dimana kita, siapa lawan kita

4.2 Saran
Pada dasar nya Tim Building dapat meningkatkan kerja sama,
komunikasi dan dapat menurunkan ego antar karyawan. Jika suatu tim
mengerjakan tugasnya secara benar dan menurut prinsip prinsip nya akan
memberikan perubahan yang lebih baik.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan, agar
penulisan makalah kami untuk kedepannya menjadi lebih baik dari ini. Mudah-
mudahan para pembaca dapat memahami makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Stewart & Hardjania 1998 team building-pengertian-tujuan


Arum 2013, pengertian Tim Building
Bachroni, 2011 & Tin 2007 cara pengembangan tim building
Johnson 2000 & Robbians 2003
Paul B Harton dan Chester C Hunt Teori pembentukan Tim Building
Bruce Tuckmen prose pembentukan tim dan kelompok
Dafit F Falino 2007, tujuan Tim
WHO 2003 manfaat Tim

13

Anda mungkin juga menyukai