Anda di halaman 1dari 17

ORGANISASI BELAJAR (LEARNING ORGANIZATION/LO) &

PENGEMBANGAN ORGANISASI (ORGANIZATION


DEVELOPMENT) UNTUK MENGEFEKTIFKAN ORGANISASI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Kepemimpinan dan Manajerial Pendidikan Islam 2”

Dosen Pengampu :
Addin Arsyadana, M.Pd.I

Disusun Oleh :
Kelompok 2

1. Rudiat Al-Imron (932409018)


2. Vivin Puji Lestari (932412618)
3. Wahyu Darianto (932412918)
Kelas C
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena


atas petunjuk, Karunia serta Rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Organisasi Belajar (Learning Organization/LO) dan
Pengembangan Organisasi (Organisasi Development) untuk mengefektifkan
Organisasi” ini dengan baik.
Adalah suatu kehormatan bagi kami untuk menyajikan makalah ini dalam
rangka memenuhi tugas Kepemimpinan dan Manajerial Pendidikan Islam 2. Dan
pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak - pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung.
1. Bapak Dr. H. Nur Chamid, M.M. Sebagai rektor IAIN Kediri.
2. Bapak Addin Arsyadana, M.Pd.I Sebagai dosen mata kuliah
Kepemimpinan dan Manajerial Pendidikan Islam 2.
3. Bapak Ibu dosen yang telah memberi pengetahuan bagi kami sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini.
4. Ke dua orang tua yang telah memberikan do’a dan dorongan kepada kami
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
5. Dan semua pihak yang telah memberi pengarahan agar makalah ini
menjadi lebih baik.
Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu kritik dan saran demi kebaikan makalah ini dimasa
mendatang sangat membantu kami. Jika ada banyak kesalahan kami minta maaf
yang sebesar - besarnya. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya yang menulis.

Kediri, 14 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Organisasi Belajar ................................................................. 2
B. Karakterisktik Organisasi Belajar ....................................................... 4
C. Komponen Organisasi Belajar ............................................................ 5
D. Definisi Pengembangan Organisasi .................................................... 6
E. Karakteristik Pengembangan Organisasi ............................................. 7
F. Proses Pengembangan Organisasi ....................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Organisasi memiliki pengaruh penting terhadap lingkungan. Karena
organisasi merupakan suatu sistem yang didalamnya memiliki subsistem-
subsistem yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam organisasi
belajar, tidak semua organisasi dapat belajar secara cepat. Oleh sebab itu,
organisasi harus tanggap dan aktif menghadapi perubahan dunia yang terus
mengalami kemajuan. Kemampuan organisasi dapat dibangun dengan proses
pembelajaran. Dalam hal ini, pengembangan organisasi juga memiliki peran
penting dalam keefektifan perkembangan organisasi. Keduanya tidak lepas
dari perubahan yang dilakukan secara terus-menerus dan menyeluruh pada
setiap elemen-elemen organisasi. Dalam makalah ini dibahas menegnai
organisasi belajar dan juga pengembangan organisasi yang dimaksudkan
sebagai sistem perkembangan organisasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan organisasi belajar ?
2. Bagaimana karakterisktik pada organisasi belajar ?
3. Apa saja komponen yang terdapat dalam organisasi belajar ?
4. Apa yang dimaksud dengan pengembangan organisasi ?
5. Bagaiman karakteristik pada pengembangan organisasi ?
6. Bagaimana proses pelaksanaan pengembangan organisasi ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi organisasi belajar.
2. Untuk mengetahui karakterisktik organisasi belajar.
3. Untuk mengatahui komponen dalam organisasi belajar.
4. Untuk mengetahui definisi pengembangan organisasi.
5. Untuk mengetahui karakteristik pengembangan organisasi.
6. Untuk mengetahui proses pengembangan organisasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Organisasi Belajar (Learning Organization)


Menurut Peter, organisasi belajar adalah organisasi dimana orang-
orang terus mengembangkan kapasitas mereka untuk menciptakan hasil yang
benar-benar mereka inginkan, dimana pola-pola pemikiran yang baru dan luas
dipelihara, dimana aspirasi kolektif dibebaskan, dan dimana orang-orang
terus belajar untuk melihat secara keseluruhan. 1 Peter Senge menggambarkan
organisasi belajar sebagai lima disiplin yang saling berkaitan, yaitu : 2
1. Visi Bersama (Shared Vision)
Keberhasilan suatu organisasi dapat terealisaikan jika semua
anggota memiliki cita-cita yang sama yang dikenal sebagai visi
bersama. Visi bersama dibangun oleh anggota organisasi sebagai tekad,
komitmen dan keinginan yang gigih secara bersama.
2. Berpikir Sistem (System Thinking)
Berpikir sistem adalah berpikir menyeluruh terhadap seluruh
komponen organisasi sebagai satu kesatuan yang saling memengaruhi.
Lembaga pendidikan sebagai satu sistem yang terdiri dari berbagai
komponen meliputi kurikulum, humas, kesiswaan, perpustakaan, dan
sebagainya. Mengembangkan lembaga pendidikan harus dilakukan
secara menyeluruh, tidak pada satu bagian saja. Karena jika pada satu
bagian lemah, maka bisa melemahkan bagian lainnya. Oleh karena itu,
kerjasama dalam tim perlu dikembangkan.
3. Penguasaan Pribadi (Personal Mastery)
Pengembangan penguasaan pribadi di sekolah adalah
pengembangan wawasan dan kemampuan para guru, staf, pimpinan,
dan siswa agar menjadi pembelajar yang senantiasa belajar secara
bersama-sama dan secara mandiri untuk meraih visi bersama.
4. Pola Mental (Mental Models)

1
Peter Senge, The Fifth Discipline Fieldbook, Terj. Hari Suminto (Batam : Interaksara, 2002), 3.
2
Ibid., 7.

2
Pola mental dimaksud sebagai cara pandang seseorang terhadap
dunia dan bereaksi terhadapnya. Tercapainya visi bersama yakni
didukung oleh perubahan pola mental yang bersifat konstruktif, seperti
disiplin, kerja keras, kebersamaan, kolaboratif, suasana menyenangkan,
dan mau belajar.
5. Belajar Beregu (Team Learning)
Organisasi tidak terlepas dari anggota. Oleh karena itu, organisasi
harus belajar sebagi suatu tim, menghadapi dan memecahkan
permasalahan secara bersama. Asumsi yang sering mendasari bahwa
belajar beregu lebih baik daripada jumlah hasil belajar individu.

Sementara itu, Marquardt mengungkapkan bahwa organisasi belajar


adalah organisasi yang terus belajar secara sungguh-sungguh dan bersama-
sama, kemudian membangun dirinya agar dapat mengoleksi, mengelola dan
mempergunakan pengetahuannya untuk lebih baik guna keberhasilan
organisasi. Keinginan dan kebiasaan belajar tiap individu dalam organisasi
akan menjadi tempat tumbuhnya organisasi belajar.3
Learning organization merupakan kondisi organisasi yang
memberikan kesempatan kepada semua anggota organisasi untuk belajar
secara berkelanjutan menghadapi masalah yang bertujuan meningkatkan
kemampuan dalam mengidentifikasi solusi alternatif dengan menganalisis,
memilih, menguji sampai mengevaluasinya. 4
Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa organisasi
belajar adalah organisasi yang dapat membangun dan mengembangkan
kapasitas individu, pola pikir, cita-cita, dan belajar secara berkelanjutan
sehingga dapat mencapai hasil yang memiliki daa saing tinggi.
Organisasi belajar memerlukan individu, sebab individu memiliki
peran penting dala proses pembelajaran dan pihak yang dapat berfikir serta

3
Michael J. Marquardt, Building the Learning Organization, (New York: McGraw-Hill, 1996),
229.
4
Wahyu Setyaningsih dan Andre Dwijanto Witjaksono, “Pengaruh Learning Organization dan
Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan yang Berdampak pada Turnover Intention”,
Jurnal Manajemen, vol. 2, no. 1 (Januari, 2014), 221.

3
berbuat sehingga organisasi belajar dapat dibentuk dari individu-individu
yang terus belajar.

B. Karakteristik Organisasi Belajar


Marquardt, mengidentifikasi ciri organisasi belajar meliputi :
1. Belajar dilakukan melalui sistem organisasi secara menyeluruh dan
organisasi seakan-akan mempunyai satu otak
2. Semua anggota organisasi menyadari betapa pentingnya organisasi
belajar secara terus menerus untuk keberhasilan visi organisasi
3. Belajar merupakan proses yang berlangsung secara terus menerus
serta dilakukan bersamaan dengan kegiatan bekerja
4. Berfokus pada kreativitas dan keaktifan berpartisipasi dalam belajar
(generative learning)
5. Menganggap berpikir sistem merupakan hal yang sangat penting,
karena didasarkan pada keterkaitan antar sistem
6. Memperoleh akses ke sumber informasi dan data untuk keperluan
keberhasilan organisasi
7. Iklim organisasi mendorong dan mempercepat masing-masing
individu dan kelompok untuk belajar
8. Individu yang saling berhubungan dalam suatu jaringan yang inovatif
sebagai suatu komunitas di dalam dan di luar orgaisasi
9. Mudah bergerak cepat dan fleksibel
10. Setiap individu terdorong untuk meningkatkan mutu secara terus
menerus
11. Memiliki kompetensi inti (core competence) yang dikembangkan
dengan baik sebagai acuan untuk pelayanan dan produksi
12. Memiliki kemampuan untuk melakukan adaptasi, pembaharuan, dan
revitalisasi sebagai jawaban atas perubahan lingkungan5
Ciri organisasi belajar yang dikemukakan Marquard menunjukkan,
organisasi mempunyai lingkungan, iklim, serta budaya yang bukan hanya
mendorong individu dalam organisasi tersebut belajar secara perorangan dan
5
Michael J. Marquardt, Building the Learning Organization, (New York: McGraw-Hill, 1996),
235.

4
bersama-sama, tetapi juga mempercepat proses belajar itu sendiri untuk
meningkatkan kinerja organisasi. Belajar dan saling membelajarkan menjadi
kebutuhan individu dan kelompok, serta bukan menjadi beban karena mereka
merasakan kepuasan sendiri dalam keberhasilan kerja mereka. Perubahan
yang terjadi secara terus menerus sebagai hasil belajar membuat iklim
organisasi semakin mendukung dan menarik.
Peter Senge juga menekankan pentingnya komunikasi dalam
organisasi, khususnya dengan memperhatikan disiplin belajar tim (team
learning). Maka dialog merupakan salah satu ciri dari setiap pembicaraan
sesungguhnya dimana setiap orang membuka dirinya terhadap yang lain,
benar-benar menerima sudut pandangnya sebagai pertimbangan berharga.
Tujuannya bukan memenangkan argumen melainkan untuk pengertian lebih
lanjut. Belajar tim (team learning) memerlukan kapasitas anggota kelompok
untuk masuk ke dalam pola berfikir bersama yang sesungguhnya. 6

C. Komponen Organisasi Belajar


Selain lima disiplin di atas, Marquardt mendefinisikan lebih dalam
organisasi belajar sebagai organisasi yang mau belajar secara kuat dan
kolektif serta secara terus menerus meningkatkan dirinya untuk memperoleh,
mengatur, dan mempergunakan pengetahuan demi keberhasilan bersama.
Marquardt menguraikan bahwa organisasi belajar merupakan suatu sistem
yang terdiri atas lima subsistem, yaitu :
1. Subsistem Belajar
Subsistem belajar (learning) adalah esensi dari organisasi belajar.
Menurut Marquardt organisasi yang tidak mau belajar secara terus
menerus maka ia akan mundur dan tersisih. Demikian pula sekolah, jika
mau maju dan berkembang, maka ia harus mengembangkan organisasi
belajar dan mau belajar secara terus menerus. Belajar dalam kelompok
adalah belajar bersama dalam kelompok, sedangkan belajar dalam
organisasi di dikenal sebagai team learning (belajar beregu).
2. Subsistem Pengetahuan
6
Wahyudin Maguni, “Manajemen Organisasi Pembelajaran dan Kepemimpinan, Jurnal Al-Ta’dib,
vol.7, no. 1, (Januari-Juni, 2014), 135.

5
Organisasi belajar bertujuan menambah, memperbarui,
menyimpan, menggunakan, dan menyebarluaskan pengetahuan yang
relevan. Sekolah sudah seharusnya mencari, memperoleh, mengolah,
menyimpan dan mendistribusikan ilmu pengetahuan baru agar selaras
dengan perkembangan jaman.
3. Subsistem Manusia
Di sekolah subsistem manusia meliputi kepala sekolah, guru,
administrator, siswa, teknisi, laboran, dan komite. Mereka harus
senantiasa mengembangkan diri secara individu maupun dalam tim
untuk memajukan sekolah.
4. Subsistem Teknologi
Melalui teknologi informasi dan komunikasi (internet), siswa dan
guru dapat belajar berbagai hal. Adanya komputer lebih memudahkan
guru dan siswa sehingga dapat mengorganisasi, mengelola, dan
mendistribusikan pengetahuan yang dimilikinya.
5. Subsistem Organisasi
Di sekolah subsistem organisasi meliputi komponen penyusun,
struktur organisasi, pembagian wewenang, strategi pengembangan, dan
kemajuan atau perolehan organisasi. Sekolah sebagai organisasi
memiliki banyak komponen, seperti pimpinan, tenaga pendidik, tenaga
administrasi, laboran, teknisi, komite, dan sebagainya. Komponen
organisasi tersebut harus fungsional, solid, dan efektif.

D. Definisi Pengembangan Organisasi


Menurut Christine S. Becker, pengembangan organisasi adalah suatu
proses dari perubahan berencana terhadap orang-orang yang ada dalam suatu
organisasi secara keseluruhan.
Menurut French dan Bell, pengembangan organisasi (organization
development) adalah suatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki proses-
proses pemecahan masalah dan pembaruan organisasi, terutama melalui
manajemen budaya organisasi yang lebih efektif dan kolaboratif dengan
tekanan khusus pada budaya kerja formal dengan bantuan agen perubahan

6
(change agent), katalisator, dan pengguna teori dan teknologi ilmiah
keperilakuan terapan dan mencakup riset kegiatan.
Sedangkan menurut Bennis, pengembangan organisasi adalah suatu
tanggapan terhadap perubahan, yang berhubungan dengan segi edukatif yang
komplek yang dimaksudkan untuk mengubah berbagai pandangan, sikap,
nilai, dan struktur organisasi agar organisasi dapat menyesuaikan secara lebih
baik dengan teknologi, perubahan masyarakat yang dilayani, dan tantangan-
tantangan baru dalam tingkat kesulitan perubahan itu sendiri.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan
organisasi merupakan cara pendekatan terhadap perubahan yang berjangka
panjang dan lebih luas ruang lingkupnya yang bertujuan untuk menggerakkan
seluruh organisasi ke arah tingkat fungsional yang lebih tinggi. Sekaligus
meningkatkan prestasi dan menanamkan perasaan puas yang lebih besar di
kalangan para anggota organisasi.

E. Karakteristik Pengembangan Organisasi


Dari definisi pengembangan organisasi diatas, tersirat sejumlah
karakteristiknya. Berikut ini adalah karakteristik pengembangan organisasi
yang meliputi :
1. Perubahan yang direncanakan
2. Perubahan komprehensif
3. Perubahan jangka panjang
4. Berfokus pada kerjasama dalam tim
5. Partisipasi agen perubahan
6. Manajemen kolaboratif
7. Tekanan pada intervensi dan riset kegiatan7

Pengembangan organisasi timbul untuk menanggapi kebutuhan. Ada


dua alasan diperlukannya pengembangan organisasi, yaitu:
1. Struktur imbalan dalam pekerjaan tidak cukup memperkuat pelatihan
konvensional, sehingga seringkali gagal dalam mengalihkan hasil
belajar ke dalam pekerjaan. Terlalu banyak program yang dirancang
7
Rois Arifin, Amirullah, Khalikussabir, Budaya dan Perilaku Organisasi, (Malang: Empat Dua)
221-222.

7
dengan baik namun mengalami kegagalan karena lingkungan kerja
tidak mendukung secukupnya. Dalam kondisi semacam ini langkah
yang harus diakukan adalah berusaha mengubah organisasi secara
keseluruhan sehingga akan mendukung pelatihan. Inilah yang
sebenarnya diupayakan oleh pengembangan organisasi.
2. Laju perubahan yang begitu cepat mengharuskan organisasi untuk
benar-benar luwes dalam rangka melangsungkan hidupnya dan
memperoleh keuntungan. Pengembangan organisasi berupaya
mengembangkan organisasi secara keseluruhan agar dapat menanggapi
perubahan secara lebih seragam dan berkemampuan. Pengembangan
organisasi berusaha memperlancar arus komunikasi dengan
meningkatkan jumlah dan akurasi informasi melalui dinamika
kelompok yang lebih baik. Singkatnya, tujuan umum pengembangan
organisasi adalah mengubah semua bagian organisasi untuk
membuatnya lebih tanggap secara manusiawi, lebih efektif, dan lebih
mampu memperbarui diri sendiri. 8

Sebagaimana telah diterangkan secara umum, tujuan pengembangan


organisasi adalah untuk meningkatkan efektifitas organisasi secara
keseluruhan. Untuk mencapainya, ada empat cara yang bisa dilakukan, yaitu :
1. Meningkatkan keharmonisan hubungan kerja antara pimpinan dengan
staf anggota organisasi.
2. Meningkatkan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara
lebih terbuka.
3. Meningkatkan keterbukaan dalam berkomunikasi.
4. Meningkatkan semangat kerja para anggota organisasi dan juga
kemampuan mengendalikan diri sendiri. 9

F. Proses Pengembangan Organisasi

8
Keith Davis dan John W. Newstrom, Perilaku Dalam Organisasi, (Jakarta: Penerbit Erlangga,
2004) 246.
9
Adam I. Indrawijaya, Perubahan dan Pengembangan Organisasi, (Bandung : Sinar Baru, 1989),
23.

8
Pengembangan organisasi merupakan proses canggih yang dapat
berlangsung selama satu tahun lebih dalam suatu organisasi dan dapat pula
berlangsung dalam waktu yang tidak dapat ditentukan. Langkah-langkah
pengembangan organisasi meliputi tujuh tahapan, yaitu :
1. Diagnosa awal
Konsultan mengadakan pertemuan dengan pimpinan untuk
menentukan sifat masalah yang dihadapi organisasi untuk
mengembangkan pendekatan pengembangan organisasi yang
kemungkinan berhasilnya lebih besar dan memastikan adanya
dukungan penuh pimpinan. Dalam langkah ini konsultan dapat mencari
masukan melalui wawancara dengan berbagai orang dalam organisasi.
2. Pengumpulan data
Dalam tahap ini, dapat dilakukan survei guna mengetahui iklim
organisasi dan masalah perilaku. Yakni konsultan mengadakan
pertemuan dengan berbagai kelompok di luar tempat kerja.
3. Umpan data dan pembahasan data
Kelompok-kelompok kerja ditugaskan untuk meninjau data yang
dikumpulkan, menengahi bidang-bidang ketidaksepakatan di kalangan
mereka sendiri dan menetapkan prioritas perubahan.
4. Perencanaan tindakan dan pemecahan masalah
Semua kelompok menggunakan data untuk menyusun rekomendasi
perubahan yang spesifik. Rencana disusun secara spesifik, termasuk
orang yang bertanggung jawab dan saat penyelesaian aktivitas.
5. Pembinaan tim
Dalam keseluruhan periode pertemuan kelompok, konsultan
mendorong kelompok untuk mengkaji cara mereka bekerja sama.
Konsultan membantu mereka mengetahui nilai komunikasi terbuka dan
kepercayaan sebagai prasyarat peningkatan berfungsinya kelompok.
6. Pengembangan antar kelompok
Setelah pengembangan tim dalam kelompok-kelompok kecil,
selanjutnya dapat dilakukan pengembangan kelompok-kelompok besar
yang terdiri atas beberapa tim.

9
7. Evaluasi dan tindak lanjut
Konsultan membantu organisasi untuk mengevaluasi hasil program
pengembangan organisasi yang diselenggarakan dan menyusun
program tambahan dalam bidang-bidang yang memerlukan hasil
tambahan. 10

Untuk melakukan pengembangan terhadap organisasi, maka


diperlukan cara-cara atau teknik tertentu. Terdapat tiga teknik dalam
pengembangan organisasi, yaitu:
1. Grid Training. Teknik ini mengkombinasikan perhatian terhadap
produksi dan terhadap personil dan berusaha meningkatkannya terhadap
kedua variable tersebut. Program Grid Training mempunyai enam
tahap, yaitu:
a. Laboratory-Seminar Training
b. Team Development
c. Intergroup Development
d. Organizational Goal Setting
e. Goal Attainment
f. Stabilization
2. Survey Feedback. Survei atas umpan balik menggunakan sasaran
kuesioner. Data yang dikumpulkan dikembalikan kepada manajer dan
bawahannya, sehingga hasil-hasil survei dapat dipakai sebagian besar
untuk mengadakan perubahan. Menurut French dan Bell, teknik ini
terdiri dari lima langkah, yaitu :
a. Anggota organisasi tingkat paling atas dalam hirarki turut serta
dalam perencanaan awal.
b. Data dikumpulkan dari semua anggota organisasi.
c. Data diumpanbalikkan kepada tim eksekutif tertinggi dan
diteruskan ke bawah melalui hirarki kepada tim-tim yang
berfungsi.

10
Keith Davis dan John W. Newstrom, Perilaku Dalam Organisasi, (Jakarta: Penerbit Erlangga,
2004), 253.

10
d. Setiap atasan memimpin pertemuan dengan bawahannya untuk
membahas data. Kepada bawahan diminta menginterpretasikan
data itu, kemudian disusun rencana untuk mengadakan
perubahan yang konstruktif, disusun pula rencana untuk
memperkenalkan data tersebut kepada tingkat bawahan
berikutnya.
e. Kebanyakan pertemuan umpan balik mengikutsertakan
konsultan yang telah membantu mempersiapkan atasan untuk
pertemuan itu dan bertindak sebagai sumber.
3. Team Building. Teknik kegiatan pembentukan tim (team building) ini
bertujuan memperbaiki dan meningkatkan efektivitas berbagai macam
tim dalam organisasi. Program pembentukan tim yang banyak
digunakan dalam berbagai organisasi adalah sebagai berikut:
a. Lokakarya keterampilan tim.
b. Pengumpulan data.
c. Konfrontasi data.
d. Perencanaan kegiatan.
e. Pembentukan tim.
f. Pembentukan antar kelompok.11

11
Rois Arifin, Amirullah, Khalikussabir, Budaya dan Perilaku Organisasi, (Malang: Empat Dua,
2017) 222-225.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lembaga pendidikan merupakan suatu wadah dan sarana
kepemimpinan. Dimana didalamnya terdapat kelompok orang-orang yang
bekerja secara tim. Oleh karena iu, untuk kemajuan organisasi itu sendiri,
maka organisasi menerapkan sistem organisasi belajar atau organization
learning.
Organization learning adalah organisasi yang bersifat membangun
dan meningkatkan pola pikir, prestasi, pandangan individu yang ada dalam
organisasi tersebut guna meningkatkan esensi organisasi. Organization
learning ini sendiri memeiliki beberapa karakteristik yang cukup dominan
terlihat, yakni belajar secara menyeluruh dan terus menerus.
Organisasi belajar sebagai organisasi yang mau belajar secara kuat
dan kolektif serta secara terus menerus meningkatkan dirinya untuk
memperoleh, mengatur, dan mempergunakan pengetahuan demi keberhasilan
bersama. Organisasi belajar terdiri dari subsisem-subsistem yang mendukung
oganisasi mencapai tujuannya.
Disisi lain, terdapat juga organization development atau yang biasa
disebut pengembangan organisasi. Organization development adalah cara
pendekatan terhadap perubahan berjangka panjang dan lebih luas ruang
lingkupnya dengan tujuan menggerakkan seluruh organisasi ke arah tingkat
fungsional yang lebih tinggi.
Dalam pelaksanaannya, pengembangan organisasi melalui beberapa
langkah demi terciptanya kondisi organisasi yang diinginkan. Dalam
penerapannya, pengembanga organisasi memiliki tiga teknik yang meliputin
grid training, survey feedback, team building.

B. Saran
Perlunya untuk setiap organisasi menerpakan hal yang seperti
dituliskan oleh penyusun untuk menciptakan organisasi yang lebih bisa

12
beradaptasi dengan perubahan zaman. Kemudian dalam hal ini, diharapkan
penyusun selajutnya bisa menjelaskan perihal dampak ataupun kendala apa
yang terjadi dalam suatu sistem organisasi jika menerapkan hal diatas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Rois, Amirullah dan Khalikussabir. 2017. Budaya dan Perilaku


Organisasi. Malang: Empat Dua.
Davis, Keith dan John W. Newstrom. 2004 . Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Indrawijaya, Adam I. 1989. Perubahan dan Pengembangan Organisasi. Bandung
: Sinar Baru.
Maguni, Wahyudin, “Manajemen Organisasi Pembelajaran dan Kepemimpinan,
Jurnal Al-Ta’dib, vol.7, no. 1, (Januari-Juni, 2014), 131-148.
Marquardt, Michael J. 1996. Building the Learning Organization. New York:
McGraw-Hill.
Senge, Peter. 2002. The Fifth Discipline Fieldbook. Terj. Hari Suminto. Batam :
Interaksara.
Setyaningsih, Wahyu dan Andre Dwijanto Witjaksono, “Pengaruh Learning
Organization dan Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
yang Berdampak pada Turnover Intention”, Jurnal Manajemen, vol. 2, no.
1 (Januari, 2014), 220-234.

Anda mungkin juga menyukai