Anda di halaman 1dari 26

Makalah

DISIGNING LEARNING ORGANIZING

Disusun

Sri Wahyuni (NIM)


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan nikmat
serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kelompok
dapat menyelesaikan makalah dengan materi “Disigning Learning Organizing”.
Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad
Shalallaahu Alaihi Wassalaam yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-
qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah … pada ... Kelompok
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu … selaku dosen
pengampu mata kuliah … dan kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan
dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 14 Maret 2023

Kelompok

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................2
C. Tujuan Makalah..............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3

A. Learning Organization.....................................................................3
1. Pengertian Learning Organization..............................................3
2. Karakteristik Learning Organization...........................................6
3. Konsep Learning Organization ..................................................9
4. Prinsip Learning Organization....................................................15
5. Learning Organization dalam Persepektif Islam.........................18

BAB III PENUTUPAN................................................................................22

A. Kesimpulan.......................................................................................22
B. Saran.................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kehidupan masyarakat sedikit maupun banya, kecil ataupun besar pasti


akan mengalami berbagai perubahan. Organisasi sebagai bagian bentuk dari
kehidupan suatu masyarakat juga pasti mengalami perubahan. Perubahan yang
dialami suatu organisasi berasal dari dalam dan dari luar suatu organisasi tersebut.
Tantang penyebab perubahan yang berasal dari dalam seperti volume kegiatan
yang bertambah banya, adanya perubahan tujuan, penambahan tujuan, tingkat
pengetahuan, serta perilaku yang harus di miliki oleh anggota organisasi.
Sedangkan perubahan yang berasal dari luar organisasi seperti adaanya peraturan
baru, perubahan gaya hidup masyarakat yang harus dikelola dengan baik.
Perubahan yang terjadi dalam organisasi tentunya memerlukan penyesuain pada
setiap anggota organisasi melalui proses pembelajaran yang kemudian dikenal
dengan proses pembelajaran organisasi.

Leraning organization (LO) merupakan organisasi yang memberikan


kesempatan anggota orgnisasi untuk dapat terus belajar dan memperluar
kapastitas dirinya. Menurut teori kompleksitas sosial, pembelajaran individu
dapat berlangsung dengan baik dalam memori organisasi sebagai “theory-in-
use”.1 Melalui organisasi setiap anggota dapat menunjukkan kemampuan belajar,
seperti akuisisi kompetensi, eksperimen, batasan-batasan serta tindak lanjut dalam
kegiatan orgnisasi. Dalam learning organization, terjadinya proses pembelajaran
sangat bergantung pada anggota organisasi karena mereka merupakan pelaku
dalam pembelajaran organisasi tersebut.

1
Garavan,T.N. Strategic Human Resource Management, Journal of European Industrial
Training,Vol.15 No.1,1991

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Learning Organization?
2. Bagaimana Karakteristik Learning Organization ?
3. Bagaimana Konsep Learning Organization ?
4. Bagaimana Prinsip Learning Organization
5. Bagaimana Learning Organization dalam Persepektif Islam?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Learning Organization
2. Untuk Mengetahui Karakteristik Learning Organization
3. Untuk Mengetahui Konsep Learning Organization
4. Untuk Mengetahui Prinsip Learning Organization
5. Untuk Mengetahui Learning Organization dalam Persepektif Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Learning Organization
1. Pengertian Learning Organization

Perkembangan dalam dunia pendidikan semakin hebat dengan


cakupan yang sangat luas sehingga dalam melakukan sebuah transformasi
perkembangan pada dunia pendidikan di perlukan Learning Organization
khususnya pada pendidikan di tingkat madrasah dan perguruan tinggi.
Learning organization sebagai sebuah sistem yang terintegrasi dan
senantiasa berubah karena anggota organisasi tersebut mengalami proses
belajar. Peter Senge, Menyatakan bahwa “Learning organization where
people continually espand their capacity to create the results the truly
desire, where new and expansive patterns of thinking are nurtured, where
collective aspiration is set free and where people are continually learning
to see the whole together”.2

Pembelajaran organisasi merupakan organisasi-organisasi yang


mengembangkan kapasitas individu yang berada dalam organisasi tersebut
secara terus menerus untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, yang mana
dalam pembelajarn organisasi itu individu memiliki pola pikir yang luas
dan baru dijaga, aspirasi kolektif dipole, setiap anggota organisasi belajr
tanpa henti untuk melihat segala hal secara bersama-sama. Dasar
pemikiran organisasi dalam situasi perubahan yang sangat cepar hanya
terdapat pada organisasi yang fleksibel, adaptif serta produktif yang akan
unggul. Agar hal tersebut dapat diwujudkan organisasi perlu menemukan

2
Peter M Senge, The Fifth Discipline (London, Century Business), New York: (Random
House, 1990)., h. 3.

3
bagaiaman memberi jalan untuk munculnya komitmen dan kapasitas
individu untuk dapat belajar pada semua level.

Perhatian utama dari learning organization ini adalah untuk


menyelaraskan prinsip dan tujuan individu dari semua elemen melalui
disiplin membangun visi. Scngc membayangkan sebuah proses di mana
praktek membimbing adalah untuk membangun gambaran masa depan
bersama. Kesuksesan organisasi tergantung pada kemampuan seseorang
untuk saling percaya satu sama lain dan untuk memiliki gambaran
bersama tentang masa depan. Disiplin pembangunan visi ini didasarkan
pada impian dan tujuan individu, yang diperjelas melalui praktik
penguasaan pribadi.3 Visi tidak boleh dijual oleh pemimpin karismatik,
melainkan harus berasal dari pikiran peserta. Hal ini sangat berbeda dari
penekanan NCSL pada kepala sekolah yang luar biasa menggunakan
pengaruh dan pengaruh mereka untuk memberikan visi yang menarik yang
berasal dari nilai-nilai pribadi mereka sendiri dan komitmen yang penuh
semangat (NCSL 2003).

Pembelajaran tim dibangun di atas disiplin penguasaan pribadi dan


membangun visi bersama. Ini bertujuan untuk mengembangkan kapasitas
kelompok untuk mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan. Disiplin
dimulai dengan dialog, suatu kegiatan di mana anggota tim
menangguhkan asumsi mereka tentang satu sama lain dan masuk ke dalam
proses 'berpikir bersama' yang membantu mereka mengenali pola interaksi
destruktif yang melemahkan pembelajaran (Senge 1990). Pembelajaran
tim lebih sulit daripada pembelajaran individu, sehingga keterampilan
pembelajaran tim perlu dipraktikkan jika ingin meningkatkan efektivitas
individu dan organisasi. Bahwa individu mengadopsi rutinitas defensif

3
Akdon,. Strategic management for educational management. Bandung: (Alfabeta,
2011). h. 81

4
yang membatasi kemampuan mereka untuk belajar sebagai sebuah tim
mudah diremehkan. Tim dapat, bagai manapun, mengembangkan
kepercayaan dan keterbukaan dalam komunikasi dan hubungan, dan,
akhirnya, kapasitas yang kuat untuk koordinasi jarak jauh. melebihi
tindakan.4

Menurut Pedler, Burgoyne and Boydell mengemukakan bahwa


learning organization adalah “organization that facilitates the learning of
all its members and continuously transformsit self to achieve superior
competitive performance”. Learning organization adalah suatu organisasi
yang memberi kemudahan seluruh anggotanya untuk belajar dan
mengubah bentuk organisasi secara terus-menerus guna memperoleh
prestasi dan daya saing yang unggul. 5

Berdasarkan definisi yang sudah dijelaskan di atas, learning


organization adalah organisasi yang memberikan fasilitas kepada seluruh
anggotanya untuk terus belajar secara bersama-sama dalam
mentransformasikan organisasi guna memperoleh prestasi dan daya saing
yang unggul. Sehingga learning organization dapat membangun dan
mengembangkan kapasitas individu, pola pikir, cita-cita bersama, dan
belajar berkelanjutan untuk mengubah organisasi sehingga mampu
mencapai hasil yang memiliki daya saing tinggi. Kapasitas individu yang
mampu mengkonstruksi sistem belajar berkelanjutan dalam rangka
mengubah dan mengadaptasi organisasi sesuai dengan kondisi lingkungan
yang sedang berubah.

4
Garavan,T.N… Vol.15 No.1,1991
5
Mike Pedler et al., A manager’s guide to leadership. United States: (McGraw-Hill
Berkshire, 2004). h. 56

5
2. Karakteristik Learning Organization
Kesulitan dalam mendefinisikan organisasi belajar adalah diri
sendiri. perjalanan reflektif yang dibayangkan di atas adalah berkelanjutan
tetapi tidak lengkap. Terdapat lima disiplin yang menggambarkan proses
pembelajaran yang kompleks dan yang dapat dipahami dalam mencapai
tujuan. Infed (2007) mencantumkan enam karakteristik yang umumnya
ditemukan dalam literatur tentang organisasi pembelajaran yang sukses.
Adapun karakteristik dalam organisasi pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a. Menyediakan kesempatan belajar terus menerus
b. Menggunakan pembelajaran untuk mencapai tujuan mereka
c. Menghubungkan kinerja individu dan organisasi
d. Memupuk penyelidikan dan dialog, menciptakan iklim yang aman
untuk berbagi dan mengambil risiko
e. Merangkul ketegangan sebagai sumber energi dan pembaharuan
f. Menyadari, dan berinteraksi dengan, lingkungan mereka.

Learning organization akan mudah kita ketahui ketika kita tahu


karakteristiknya, sebagaimana dijelaskan oleh Marquardt dan Reynolds
mengamati bahwa dalam learning organization memiliki karakteristik
sebagai berikut :

a. Perkembangan dan belajar seseorang dikaitkan dengan perkembangan


belajar organisasi secara khusus dan terstruktur
b. Berfokus pada kreativitas dan adaptability
c. Semua kelompok merupakan bagian dari proses belajar dan bekerja,
d. Jaringan kerja sangat penting dalam belajar dan menyelesaikan
pekerjaan
e. Berpikir sistem adalah fundamental

6
f. Memiliki visi yang jelas di mana mereka berada dan ke mana tujuan
mereka
g. Secara terus menerus melakukan transformasi dan berkembang.6

Peter Senge juga menekankan pentingnya dialog dalam organisasi,


khususnya dengan memperhatikan pada disiplin team learning. Maka dialog
merupakan salah satu ciri dari setiap pembicaraan sesungguhnya dimana
setiap orang membuka dirinya terhadap yang lain, benar-benar menerima
sudut pandangnya sebagai pertimbangan berharga dan memasuki yang lain
dalam batasan bahwa dia mengerti tidak sebagai individu secara khusus,
namun isi pembicaraannya. Tujuannya bukan memenangkan argument
melainkan untuk pengertian lebih lanjut. team learning memerlukan kapasitas
anggota kelompok untuk mencabut asumsi dan mesu ke dalam pola berfikir
bersama yang sesungguhnya.7

Berdasarkan paparan teori di atas dapat disimpulkan bahwa karakter


learning organization adalah keyakinan bahwa individu akan proaktif untuk
meningkatkan keinginan diri, berusaha maju dan terus belajar dengan
menciptakan iklim organisasi yang terbuka dan arus informasi yang jelas.
Kondisi ini nantinya akan menghasilkan proses yang terus berkesinambungan
dengan tetap mengacu pada kondisi internal organisasi yang pada akhirnya
mengacu pada kondisi dan tuntutan eksternal di luar organisasi

Marquardt, mengidentifikasi ciri learning organization secara lengkap,


yakni8:
a. Belajar dilakukan melalui sistem organisasi secara keseluruhan dan
organisasi seakan-akan mempunyai satu otak
6
Michael J Marquardt, Building the learning organization: mastering the five elements for
corporate learning, (Hachette UK, 2011)., h.21
7
Peter M Senge, The Fifth Discipline (London, Century Business), (New York: Random
House, 1990)., h. 3.
8
Michael J Marquardt…h 35

7
b. Semua anggota organisasi menyadari betapa pentingnya organisasi belajar
secara terus menerus untuk keberhasilan organisasi pada waktu sekarang
dan akan datang
c. Belajar merupakan proses yang berlangsung secara terus menerus serta
dilakukan berbarengan dengan kegiatan bekerja
d. Berfokus pada kreativitas dan generative learning
e. Menganggap berpikir system adalah sangat penting
f. Dapat memperoleh akses ke sumber informasi dan data untuk keperluan
keberhasilan organisasi
g. Iklim organisasi mendorong, memberikan imbalan, dan mempercepat
masing-masing individu dan kelompok untuk belajar
h. Individu saling berhubungan dalam suatu jaringan yang inovatif sebagai
suatu komunitas di dalam dan di luar orgaisasi
i. Perubahan disambut dengan baik, kejutan- kejutan dan bahkan kegagalan
dianggap sebagai kesempatan belajar
j. Mudah bergerak cepat dan fleksibel
k. Setiap orang terdorong untuk meningkatkan mutu secara terus menerus
l. Kegiatan didasarkan pada aspirasi, reffleksi, dan konseptualisasi,
m. Memiliki kompetensi inti (core competence) yang dikembangkan dengan
baik sebagai acuan untuk pelayanan dan produksi
n. Memiliki kemampu untuk melakukan adaptasi, pembaharuan, dan
revitalisasi sebagai jawaban atas lingkungan yang berubah
Demikian pula, Garvin (1993) mengidentifikasi lima kegiatan utama
yang mencirikan organisasi pembelajaran:

a. Pemecahan masalah secara sistematis


b. Bereksperimen dengan pendekatan baru
c. Belajar dari pengalaman masa lalu
d. Belajar dari praktik terbaik orang lain

8
e. mentransfer pengetahuan dengan cepat dan efisien ke seluruh
organisasi
3. Konsep Learning Organization
Organisasi harus terus menerus melakukan proses self learning agar
organisasi tersebut memiliki kecepatan berpikir dan bertindak dalam
merespon beragam perubahan yang muncul sehingga dibutuhkan konsep
learning organization. Seperti yang dijelaskan oleh para ahli menekankan
pada komponen-komponen yang saling terkait antara satu dengan yang
lain, yaitu; kapasitas individu, pola pikir, aspirasi bersama, belajar
berkelanjutan, tranformasi organisasi, dan daya saing hasil. Komponen-
komponen dalam sistem tersebut memiliki sub sistem. Subsistem
Pembelajaran terdiri atas:
a. Tingkat yang meliputi; individu, grup/kelompok, dan organisasi,
b. Jenis pembelajaran yang terdiri atas adaptif, antisipatori, deuteron, dan
tindakan
c. Keterampilan belajar yang meliputi sistem berpikir, model mental,
penguasaan perorangan, belajar beregu, visi bersama dan dialog.

Keterampilan dalam learning organization oleh Marquardt,


diistilahkan dengan disiplin kelima (the fifth disiplin) oleh Peter Senge,
yang tidak memasukkan disiplin dialog sebagai satu disiplin tersendiri
karena menurutnya dialog secara inplisit telah mewarnai kelima disiplin
tersebut. mengelompokkan subsistem organisasi kedalam empat bagian
yaitu: visi, budaya, struktur, dan strategi organisasi.

Sedangkan subsistem orang dibagi dalam enam bagian yakni:


manager/pemimpin, karyawan, pelanggan, rekan usaha, dan masyarakat.
Unsur pengetahuan meliputi akuisisi (data dan informasi yang diperoleh
dari dalam dan luar organisasi), kreasi (pengetahuan baru yang
diciptakan), simpanan (pengetahuan yang mudah diperoleh anggota

9
organisasi), transfer dan penggunaan (pengalihan informasi dan
pengetahuan antar individu serta penggunaannya dalam organisasi).
Terakhir adalah subsistem teknologi terdiri dari unsur-unsur teknologi
informasi, belajar berbasis teknologi dan sistem pendukung kinerja
elektronik

Hambatan dalam proses belajar, bisa datang dari individu maupun


organisasi. Dalam konteks individu hambatan pembelajaran terjadi karena
beberapa hal, diantaranya adalah:

a. Pengetahuan individu tersebut tersimpan sendiri


b. Individu yang memiliki pengetahuan tersebut tidak ingin berbagi
dengan anggota organisasi lainnya
c. Individu-individu dalam organisasi tidak menyadari manfaat dari
belajar itu sendiri, dan
d. Individu-individu dalam organisasi tersebut tidak memiliki waktu
yang cukup untuk belajar

Sedangkan dalam konteks organisasi, hambatan belajar dapat


terjadi karena hal-hal berikut:

a. Kurangnya dukungan dari manajemen organisasi; para pengambil


kebijakan tertinggi dilevel organisasi kurang memberikan dukungan
untuk berubah
b. Budaya atau kultur perusahaan yang tidak bersahabat; biasanya terjadi
tidak saling percaya, disiplin rendah
c. Menganggap bahwa belajar tidak menjadi bagian dari cara kerja
organisasi atau dianggap hanya tanggung jawab bidang human
resource

10
Komitmen masing-masing orang dan kemampuan untuk belajar
adalah penting dalam membangun budaya pembelajaran dalam organisasi.
Individu maupun organisasi harus mengubah paradigma lama di mana
proses belajar bersifat formal dan tanggung jawab departemen tertentu
menjadi paradigma baru di mana proses belajar menjadi tanggung jawab
semua orang dan dapat dilakukan di mana saja. Organisasi harus dapat
mendukung terjadinya sebuah proses belajar secara sinergis melalui
adanya:

a. kontributor, orang yang bersedia membagi ilmu.


b. Audiens, orang yang menjadi pendengar
c. Media, cara, tempat, ataupun mekanisme yang dipakai dalam proses
belajar

Irisan matematis pada model sistem Learning organization Marquardt


tersebut menggambarkan bahwa proses pembelajaran juga merupakan bagian
dari model sistem dan harus terjadi pada seluruh subsistem lainnya yaitu
subsistem manusia, teknologi, pengetahuan, dan organisasi. Jika proses
pembelajaran dalam organisasi pembelajar terjadi, akan terjadi perubahan
persepsi, perilaku, kepercayaan, mentalitas, strategi, kebijakan, dan prosedur
baik yang berkaitan dengan manusia ataupun organisasi. Kelima subsistem
tersebut saling berhubungan dan saling melengkapi antara satu dengan yang
lainnya. Apabila salah satu subsistem tidak dimiliki atau lemah, maka
subsistem lainnya akan terganggu secara signifikan. Adapun subsistem dalam
organizing dan learning dapat diuraikan sebagai berikut:

11
a. Subsistem Learning
Subsistem learning adalah inti dari learning organization. dimensi
learning organization adalah system thinking, personal mastery, mental
models, shared vision dan, team learning.9
1) System Thinking
Berpikir sistem mencakup pengujian dan refleksi atas seluruh
aspek kehidupan organsiasi seperti misi dan strategi, struktur, kultur
dan praktik manajerial. System thinking merupakan bagian dari
pemimpin, manajer, dan karyawan yang diharapkan mampu
meningkatkan pemahaman dan tindakannya lebih fokus pada
pengintegrasian bagian atau divisi yang berbeda kearah
memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, serta
meningkatkan seluruh operasionalisasi organisasi.
2) Personal Mastery
Hal ini menjadi pra syarat yang penting sebagai bagian dari
aset organisasi yang sangat strategis. Personal mastery dapat diperoleh
dari pendidikan, aktivitas pembelajaran formal, informal, dan
pengalaman kerja.
3) Mental Model
Keahlian ini mencakup nilai-nilai, kepercayaan, sikap, dan
asumsi yang membentuk cara pandang seseorang. Struktur,
pengalaman, kultur, dan sistem kepercayaan mendukung mental
models, dimana memberi pedoman kepada seseorang dan bertindak
sebagai penyaring selama keputusan dibuat. Mental models berperan
mendukung learning organization dengan membantu setiap karyawan
memahami setiap peristiwa yang tampak acak.

9
Ziauddin Sardar dan Merryl Wyn Davies, Wajah-wajah Islam; Suatu Perbincangan
Tentang Isu-isu Kontemporer, (Bandung: Mizan, 1992)., h.24.

12
4) Shared Vision
Merupakan landasan untama learning organization karena
menggambarkan perspektif bersama anggota organisasi termasuk
pemahaman mereka terhadap misi dan sasaran organisasinya.
Pimpinan, manajer, dan karyawan memiliki persepsi yang sama
mengenai pentingnya pembelajaran, bagi karyawan maupun
organisasi.
5) Team Learning
Team learning ini membantu proses komunikasi dan kerja
sama, menggiring kearah sinergi dan rasa saling menghormati diantara
anggota. Anggota tim akan dapat memperluas wawasannya. Team
learning ini dipandang sebagai interaksi dan sekaligus refleksi dari
suatu tindakan.
b. Subsistem Organization
Usaha merubah diri dari organisasi yang belum melaksanakan
pembelajaran menjadi Learning organization, dibutuhkan transformasi
yang signifikan seperti halnya metamorfosis sebuah ulat untuk menjadi
kupu-kupu. Struktur dan stragegi organisasi harus mengalami transformasi
secara dramatis sebelum terbentuk menjadi sebuah Learning organization.
Dalam mengembangkan organisasi dalam bentuk yang baru, organisasi
harus mengatur kembali organisasi tesebut dengan fokus pada empat
dimensi subsistem transformasi organisasi.
Tujuan dan desain organisasi pada masing-masing dimensi subsistem
transformasi organisasi harus berubah yang semula fokus kepada
pekerjaan dan produktivitas, menjadi fokus secara bersama kepada
pembelajaran dan pengembangan organisasi
1) Visi (Vision), hal utama dan langkah paling penting untuk menjadi
organisasi pembelajar adalah penanaman fondasi yang kuat dengan
membangun visi bersama mengenai pembelajaran. Visi

13
mengungkapkan tujuan, sasaran, dan arah yang ingin dituju oleh
organisasi. Visi organisasi pembelajar mengungkapkan pentingnya
pembelajaran untuk mencapai sasaran masa depan yang diinginkan,
membangun keinginan organisasi, serta terus menerus memperbarui
organisasi dalam rangka mempertahankan pertumbuhan dan
perkembangannya.
2) Budaya (Culture), seperti sebuah bangsa yang memiliki
bermacammacam budaya, organisasi memiliki berbagai kepercayaan,
cara berpikir, dan tindakan yang diwujudkan oleh simbol-simbol, adat
istiadat, kebiasaan, ideologi, dan nilai-nilai. Sifat dari pembelajaran
dan sikap yang terjadi di organisasi ditentukan secara signifikan oleh
budaya organisasi. Budaya pembelajar mendorong individu dan tim
untuk tumbuh dan berkembang melalui kreatifitas, tim kerja,
perbaikan yang kontinyu, dan manajemen diri. Organisasi pembelajar
memberikan iklim yang mendukung fasilitasi pembelajaran serta
hadiah (reward) bagi personil dan tim yang melakukan pembelajaran
dengan baik.
3) Strategi (strategy), kekuatan dan pengaruh strategi dapat mempercepat
dan mengaktifkan sebuah organisasi untuk merubah dirinya menjadi
organisasi pembelajar dengan mendorong dan memaksimalkan
pembelajaran yang diperlukan, penyebaran dan pemanfaatan oleh
seluruh departemen, tindakan dan inisiatif organisasi.
4) Struktur (Structure), struktur organisasi mencakup konfigurasi unit,
departemen dan divisi. Organisasi pembelajar menunjukan struktur
yang sederhana yang meminimalkan pemisahan antara orang dengan
proses, sambil memaksimalkan kontak, alur informasi, dan kolaborasi
diantara individu dan tim.

14
4. Prinsip Learning Organization
Peter Senge membayangkan pembelajaran individu sebagai tahap
pertama dalam kegiatan di mana individu terus memperluas kapasitas
mereka untuk menciptakan hasil belajar sesuai yang diinginkan, di mana
pola pemikiran yang baru dan ekspansif ditumbuhkan dan di mana aspirasi
kolektif dibebaskan10. Individu terus-menerus belajar menjelajahi
keseluruhan secara bersama-sama. Proses pembelajaran dimulai ketika
individu anggota organisasi memulai perjalanan refleksi diri untuk
mengklarifikasi apa yang benar-benar penting bagi mereka, dan untuk
mencapai visi masa depan yang lebih dalam.
Peter senge mengungkapkan bahwa terdapat 5 disiplin atau prinsip
dalam Learning Organization, yakni:
a. Penguasaan Pribadi Personal Mastery
Penguasaan pribadi adalah suatu budaya dan norma lembaga yang
terdapat dalam organisasi yang diterapkan sebagai cara bagi semua
individu dalam organisasi untuk bertindak dan melihat dirinya.
Penguasaan pribadi juga merupakan kegiatan belajar untuk
meningkatkan kapasitas pribadi kita untuk menciptakan hasil yang
paling kita inginkan, dan menciptakan suatu lingkungan organisasi
yang mendorong semua anggotanya mengembangkan diri mereka
sendiri ke arah sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan yang mereka pilih .11
Dalam learning organization, individu dan profesinya dipandang
sebagai faktor yang krusial untuk membawa keberhasilan organisasi.
Oleh karena itu, individu tidak boleh berhenti belajar. Dia harus

10
Peter M Senge, .., h. 3.
11
Suprayogi, Roi Anjas (2008), “Mentransformasikan Organisasi Menjadi Learning
Organization”, Rumah Belajar Indonesia, Artikel. diakses pada tanggal 14 Maret 2023, pukul 16.45
wib

15
memiliki visi mimpi pribadi, harus kreatif, dan harus komit pada
kebenaran.12
b. Model Pola Mental
Model mental adalah suatu prinsip yang mendasar dari Learning
Organization , karena dengannya, organisasi dan individu yang ada di
dalamnya diperkenankan untuk berpikir dan merefleksikan struktur
dan arahan perintah dalam organisasi dan juga dari dunia luar selain
organisasinya. Senge menyebutkan bahwa model mental adalah suatu
aktivitas perenungan, terus menerus mengklarifikasikan, dan
memperbaiki gambaran-gambaran internal kita tentang dunia, dan
melihat bagaimana hal itu membentuk tindakan dan keputusan kita.
Model mental terkait dengan bagaimana seseorang berpikir dengan
mendalam tentang mengapa dan bagaimana dia melakukan tindakan
atau aktivitas dalam berorganisasi. Model mental merupakan suatu
pembuatan peta atau model kerangka kerja dalam setiap individu
untuk melihat bagaimana melakukan pendekatan terhadap masalah
yang dihadapinya. Dengan kata lain, model mental bisa dikatakan
sebagai konsep diri seseorang, yang dengan konsep diri tersebut dia
13
akan mengambil keputusan terbaiknya. Dalam Learning
Organization model mental menjadi tidak terbatas, melainkan bebas
dan selalu bisa berubah. Jika organisasi menginginkan berubah
menjadi Learning Organization maka harus bisa mengatasi ketakutan-
ketakutan atau kecemasan-kecemasan untuk berpikir
c. Visi Bersama Shared
Vision Visi bersama adalah suatu gambaran umum dari organisasi
dan tindakan kegiatan organisasi yang mengikat orang-orang secara
12
Mustafa, Hasan (2001), “Organisasi Belajar Dalam Ekonomi Global”,
http://home.unpar.ac.id/%7Ehasan/Organisasi%20Belajar%20dalam%20Ekonomi%2 0Global.doc.
diakses pada tanggal 14 Maret 2023, pukul 17.45 wib
13
Suprayogi, Roi Anjas….Artikel

16
bersama-sama dari keseluruhan identifikasi dan perasaan yang dituju.
Dengan visi bersama organisasi dapat membangun suatu rasa
komitmen dalam suatu kelompok, dengan membuat gambaran-
gambaran bersama tentang masa depan yang coba diciptakan, dan
prinsip-prinsip serta praktek- praktek penuntun yang melaluinya kita
harapkan untuk bisa mencapai masa depan
d. Belajar Tim
Belajar tim adalah suatu keahlian percakapan dan keahlian berpikir
kolektif, sehingga kelompok-kelompok manusia secara dapat
diandalkan bisa mengembangkan kecerdasan dan kemampuan yang
lebih besar daripada jumlah bakat para anggotanya. Dalam suatu regu
atau tim telah terbukti bahwa regu dapat belajar dengan menampilkan
hasil jauh lebih berarti daripada jumlah penampilan perorangan
masing-masing anggotanya. Belajar beregu diawali dengan dialog
yang memungkinkan regu itu menemukan jati dirinya. Dengan dialog
ini berlangsung kegiatan belajar untuk memahami pola interaksi dan
peran masing-masing anggota dalam regu. Belajar beregu merupakan
unsur penting, karena regu-bukan perorangan-merupakan unit belajar
utama dalam organisasi.
e. Pemikiran Sistem
System Thinking Setiap usaha manusia, termasuk bisnis,
merupakan sistem karena senantiasa merupakan bagian dari jalinan
tindakan atau peristiwa yang saling berhubungan, meskipun hubungan
itu tidak selalu tampak. Oleh karena itu organisasi harus mampu
melihat pola perubahan secara keseluruhan, dengan cara berpikir
bahwa segala usaha manusia saling berkaitan, saling mempengaruhi
dan membentuk sinergi.14
14
Adie e, Yusuf. 2008. “Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Kinerja,”
Uncategorizedhttp:teknologikinerja.wordpress.com/.../adietekkinerja Weblog. Published May 6, 2.
diakses pada tanggal 14 Maret 2023, pukul 16.35 wib

17
Pemikiran sistem berpikir sistem adalah suatu kerangka kerja
konseptual, yaitu suatu cara dalam menganalisis dan berpikir tentang
suatu kesatuan dari keseluruhan prinsip- prinsip Learning
Organization . Tanpa kemampuan menganalisis dan mengintegrasikan
disiplin-disiplin Learning Organization , tidak mungkin dapat
menerjemahkan disiplin-disiplin itu ke dalam tindakan kegiatan
organisasi yang lebih luas. Disiplin ini membantu kita melihat
bagaimana kita mengubah sistem-sistem secara lebih efektif, dan
bertindak lebih selaras dengan proses-proses yang lebih besar dari
alam dan dunia ekonomi. Secara sederhana berpikir sistem ini dapat
dikatakan sebagai melihat organisasi sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisahkan.
5. Learning Organization dalam Persepektif Islam
Lingkungan persaingan dewasa ini begitu ketat sehingga memaksa
setiap organisasi untuk memperbaharui strategi berkompetisi. Perubahan
yang cepat mendorong organisasi untuk bertransformasi menjadi
institusiinstitusi yang cepat tanggap terhadap peta persaingan terbaru,
potensi pasar dan strategi-strategi baru untuk mencapai tujuan masing-
masing. Perubahan tersebut dilandasi dengan paradigmatik bahwa
organisasi atau institusi harus beradaptasi dan bertransformasi menjadi
learning organization.15
Learning Organization merupakan pelaksanaan proses yang
bermutu yang dilakukan anggota lembaga pendidikan dengan bekerja
secara optimal, mempunyai komitmen dan istiqamah dalam pekerjaannya.
Tanpa adanya komitmen dan istiqomah dari para (pekerja), dalam konteks
lembaga pendidikan, civitas akademika, maka lembaga pendidikan
tersebut tidak mungkin dapat melakukan proses yang bermutu. Maka

15
Hasibuan, H Malayu S P. Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:
(Bumi Aksara, 2016). h 34

18
dalam melakukan proses yang bermutu juga dibutuhkan personalia yang
bermutu dan berdedikasi tinggi juga. Sehingga berbuat yang optimal atau
berkualitas itu harus dilakukan dalam semua jenjang, semua lini dalam
lembaga pendidikan
Pendidikan Islam sejatinya merupakan proses untuk
memanusiakan manusia, dalam konteks ini ada dua agenda penting yakni
proses pemanusiaan dan proses kemanusiaan. Pendidikan Islam hadir
bukan untuk mengajarkan agama yang teralienasi dari konteks, tetapi aktif
dalam penyelesaian problem realitas. Sejak awal kedatanganya, ajaran
Islam hadir untuk selalu mengentas manusia dari manusia yang
berperadaban rendah menuju manusia yang berperadaban tinggi.
Transformasi yaitu menggerakkan dinamika ajaran agama menjadi
sebuah kerja kreatif yang selalu kontekstual dengan realitas di mana
agama tersebut eksis sehingga agama tidak kehilangan maknanya dalam
dimensi yang berbeda. Di samping itu, agama juga mutlak
ditransformasikan dalam sendi-sendi kehidupan manusia agar agama tidak
selamanya melangit dan tidak terjangkau oleh pemahaman manusia.
Agama diwahyukan untuk manusia maka pemahamannya pun sudah
selayaknya manusiawi dan prakteknya pun harus ditransformasikan secara
manusiawi pula.16
Perubahan lingkungan persaingan yang sangat ketat dan cepat,
juga sangat terasa sekali dalam dunia pendidikan, sehingga mendorong
setiap lembaga pendidikan untuk beradaptasi secara berkesinambungan.
Untuk beradaptasi dengan baik, suatu organisasi atau institusi pendidikan
harus dibentuk dalam struktur yang lebih efektif dan responsif terhadap
segala perubahan. Nukleus pada setiap proses adalah sumber daya
manusia (SDM). Oleh karena itu SDM harus dipersiapkan dan dikelola

16
Hasbullah, Otonomi Pendidikan. Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya terhadap
Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: (PT Raja Grafindo Persada, 2006). h. 23

19
untuk menyongsong segala perubahan. Hanya ada satu teknik agar
lembaga pendidikan dapat bertahan dan memiliki daya saing di masa
depan, yaitu institusi tersebut harus menjadi learning organization.
Proses mentransformasikan potensi manusia menjadi manusia
yang unggul yang mempunyai daya saing tinggi adalah tugas sejati
komunitas learning organization, terutama tenaga pengembangnya
(gurunya). Learning organization merupakan organisasi terlatih untuk
menciptakan belajar, dan memindahkan pengetahuan, dan memodifikasi
perilaku untuk mencerminkan perilaku dan wawasan baru. Terminologi
pendidikan yang dimaksudkan di sini adalah jaring-jaring
kemasyarakatan, termasuk aneka organisasi, yang bersentuhan dan mampu
mengubah perilaku manusia, baik melalui pendidikan formal, informal
dan nonformal
Pengembangan madrasah dan pergurusan tinggi melalui learning
organization sangat terbuka, sebab dalam beberapa hal eksistensi
madrasah telah melakukan beberapa transformasi terutama dalam konteks
inovasi sistem pendidikan dalam merespons modernitas dan
industrialisasi, pengembangan ilmu pengetahuan yang ada sebagai bentuk
transformasi diri yang menjanjikan eksistensi dan penemuan jati diri siswa
dalam menghadapi tuntutan zaman modern, dan madrasah telah banyak
melakukan terobosan-terobosan yang strategis, mulai dari kurikulum,
sistem pendidika dan pembelajaran, sarana dan fasilitas penunjang
pendidikan yang berbasis teknologi informasi dan semacamnya.17
Usaha mewujudkan diri sebagai learning organization, maka ada
beberapa langkah yang harus dilakukan madrasah yang mencakup adanya
dukungan dari manajemen puncak, pembudayaan pendidikan dan
pelatihan untuk pengembangan SDM, pengembangan manajemen

17
Hidayah, Nurul. Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan. Yogyakarta: (Ar-Ruzz Media, 2016). h. 16

20
pendidikan dan sistem informasi yang berbasis teknologi informasi untuk
menangkap dan mengikuti berbagai macam perubahan dan perubahan
orientasi pembelajaran yang difokuskan pada perkembangan lingkungan
dan harus siap bersaing dalam meraih masa depan yang kompetitif.

BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan

learning organization adalah organisasi yang memberikan fasilitas kepada


seluruh anggotanya untuk terus belajar secara bersama-sama dalam
mentransformasikan organisasi guna memperoleh prestasi dan daya saing yang
unggul. Sehingga learning organization dapat membangun dan mengembangkan
kapasitas individu, pola pikir, cita-cita bersama, dan belajar berkelanjutan untuk

21
mengubah organisasi sehingga mampu mencapai hasil yang memiliki daya saing
tinggi. Kapasitas individu yang mampu mengkonstruksi sistem belajar
berkelanjutan dalam rangka mengubah dan mengadaptasi organisasi sesuai
dengan kondisi lingkungan yang sedang berubah . learning organization memiliki
karakter yang menyakinkan bahwa individu akan proaktif untuk meningkatkan
keinginan diri, berusaha maju dan terus belajar dengan menciptakan iklim
organisasi yang terbuka dan arus informasi yang jelas. Kondisi ini nantinya akan
menghasilkan proses yang terus berkesinambungan dengan tetap mengacu pada
kondisi internal organisasi yang pada akhirnya mengacu pada kondisi dan
tuntutan eksternal di luar organisasi

B. Saran

Dengan diselesaikannya makalah ini kelompok berharap makalah ini


dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya kelompok juga
mengharapkan kritik dan saran guna peningkatan kualitas dalam penulisan
makalah.

DAFTAR PUSTAKA

Adie,Yusuf. (2008). “Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Kinerja,”


Uncategorizedhttp:teknologikinerja.wordpress.com/.../adietekkinerja
Weblog. Published May 6, 2. diakses pada tanggal 14 Maret 2023,
pukul 16.35 wib
Akdon,. (2011). Strategic management for educational management.
Bandung: Alfabeta,

22
Garavan, T.N. (1991). Strategic Human Resource Management, Journal of
European Industrial Training,Vol.15 No.1
Hasbullah, (2006). Otonomi Pendidikan. Kebijakan Otonomi Daerah dan
Implikasinya terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Hasibuan, H Malayu S P. (2016). Manajemen, Dasar, Pengertian, dan
Masalah. Jakarta: Bumi Aksara
Hidayah, Nurul. (2016). Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Michael J Marquardt. (2011). Building the learning organization: mastering
the five elements for corporate learning: Hachette UK
Mike Pedler. 2004. A manager’s guide to leadership. United States: McGraw-
Hill Berkshire
Mustafa, Hasan (2001), “Organisasi Belajar Dalam Ekonomi Global”,
http://home.unpar.ac.id/%7Ehasan/Organisasi%20Belajar%20dalam
%20Ekonomi%2 0Global.doc. diakses pada tanggal 14 Maret 2023,
pukul 17.45 wib
Peter M Senge, (1990). The Fifth Discipline (London, Century Business), New
York: Random
Suprayogi, Roi Anjas (2008), “Mentransformasikan Organisasi Menjadi
Learning Organization”, Rumah Belajar Indonesia, Artikel. diakses
pada tanggal 14 Maret 2023, pukul 16.45 wib
Ziauddin Sardar & Merryl Wyn Davies. (1992). Wajah-wajah Islam; Suat
Perbincangan Tentang Isu-isu Kontemporer. Bandung: Mizan

23

Anda mungkin juga menyukai