Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

LEARNING ORGANIZATION (ORGANISASI PEMBELAJARAN)

OLEH:
KELOMPOK 1

1. Yasmine Nurfirdaus 291231005


2. Ahmad Basyir Latif 291231007
3. Rino Tryanto Keya 291231012
4. Tesalonika Arina Pambudi 291231026
5. Giovanni Yan Mario Paridy Man 291231031
6. Dela Tri Ambarsari 291231034

PRODI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 2


BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 3
1.2 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 3
1.3 Manfaat Penulisan ............................................................................................................ 4
BAB 2 PEMABAHASAN ........................................................................................................ 5
2.1 Learning Organization ..................................................................................................... 5
2.1.1 Learning Organization dan Organizational Learning............................................... 5
2.1.2 Pengertian Learning Organization ............................................................................ 5
2.2 Manfaat Learning Organization ....................................................................................... 6
2.3 Dimensi Learning Organization ....................................................................................... 7
2.4 Five Disciplines of Learning Organization ...................................................................... 9
2.5 Penerapan Learning Organization dalam Kesehatan Masyarakat .................................. 11
BAB 3 PENUTUP................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 14
3.2 Saran ............................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perbaikan secara terus menerus atau continuous improvement telah menjadi tuntutan
bagi setiap organisasi saat ini. Peranan organisasi tidak lagi difokuskan pada persoalan eksternal
organisasi, tetapi lebih ditekankan pada bagaimana internal organisasi mampu bertahan dan
belajar di tengah persaingan yang ada. Proses belajar dalam organisasi merupakan hal yang
harus dapat diterima dan didukung oleh semua pihak terlibat. Tanggung jawab penciptaan
organisasi belajar tidak dapat hanya dipikul oleh seorang manajer saja, tetapi juga
membutuhkan keterlibatan semua orang dalam organisasi. Berbagai organisasi berusaha
memperbaiki diri agar tidak tertinggal dengan perkembangan dunia yang semakin maju dan
mengglobal. Hal ini harus menjadi perhatian bagi sebuah organisasi, gaya organisasi perintah
atau komando menjadi sharing atau partisipatif. Organisasi harus memberikan kesempatan bagi
anggotanya untuk selalu belajar dan berkembang sehingga dapat memberikan dampak positif
bagi organisasi tersebut. Salah satu strategi yang harus dilakukan adalah mengembangan
learning organization.
Organisasi pembelajaran didefinisikan sebagai organisasi yang memiliki kemampuan
untuk selalu memperbaiki kinerja secara berkelanjutan karena anggota-anggotanya memiliki
komitmen dan kompetensi individual yang mampu belajar dan berbagi pengetahuan pada
tingkat superfisial dan substansial. Organisasi pembelajaran adalah kata kiasan yang
menggambarkan suatu organisasi sebagai sebuah sistem yang terintregasi dan senantiasa selalu
berubah, karena individu-individu anggota organisasi mengalami proses belajar, yang dilandasi
oleh budaya kerjanya.

1.2 Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui peran learning organization di masyarakat
2. Untuk mengetahui proses learning organization di masyarakat

3
1.3 Manfaat Penulisan

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:


1. Bagi mahasiswa dapat membantu memahami mengenai learning organization
2. Bagi praktisi atau masyarakat dapat membantu menambah wawasan mengenai
learning organization.

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Learning Organization

2.1.1 Learning Organization dan Organizational Learning


Ada dua konsep pembelajaran yang berbeda: Learning Organization dan
Organizational Learning. Kedua gagasan ini memiliki makna yang berbeda, meskipun pada
kenyataannya pada beberapa penelitian tertentu memiliki makna yang tumpang tindih.
Ortenblad (2001) memberikan kata kunci perbedaan mendasar antara organizational learning
dan learning organization yaitu: organizational learning adalah proses, deskriptif, ada secara
alami, netral, seperlunya (necessary), dapat diperoleh (obtainable), diketahui (known), dan
sasarannya pada akademisi, sedangkan learning organization adalah bentuk organisasi,
normatif, dibutuhkan aktivitas, preferable, tidak seperlunya (not necessary), tak dapat dicapai
(unreachable), tidak diketahui (unknown), dan sasarannya pada praktisi dan konsultan.
Learning organization dikatakan sebagai bentuk organisasi yang mampu belajar dan
dibutuhkan usaha untuk menciptakan organisasi tersebut sedangkan organization learning
adalah aktivitas atau proses belajar yang berlangsung secara alami yang ada di dalam
organisasi tersebut.
2.1.2 Pengertian Learning Organization
Konsep learning organization mengalami perhatian sangat besar pada saat Peter M.
Senge pada tahun 1990 mengeluarkan buku dengan judul "The Fifth Discipline: The Art and
Pratice of the Learning Organization". Senge (1990) menjelaskan bahwa learning
organization merupakan organisasi dimana orang-orang di dalamnya mengembangkan
kapasitasnya secara berkelanjutan untuk menciptakan hasil yang diinginkan, dimana terbentuk
pola-pola berpikir baru dan berkembang, dimana pendapat bersama bebas disuarakan, dan
dimana orang-orang secara berkelanjutan belajar untuk melihat keseluruhan secara bersama.
Bukan sekedar pembelajaran diri, melainkan organisasi yang individu di dalamnya belajar
baik secara individu maupun kolektif untuk mencapai tujuan bersama dalam meningkatkan
kemajuan organisasi, serta tercapainya visi dan tujuan bersama.
Garvin (1993) mendefinisikan learning organization sebagai organisasi yang mampu
membuat, memperoleh, dan memodifikasi perilaku tersebut mentransferkan pengetahuan,
serta untuk merefleksikannya menjadi pengetahuan dan insight yang baru. Garvin merupakan

5
orang pertama yang membuat alat ukur dengan konstruk learning organization. Namun
Marsick & Watkins (1996) memberikan kritik pada alat ukur Garvin yang hanya mengukur
pengetahuan sedangkan sebuah organisasi perlu diukur dari level individu, kelompok, dan
sistem organisasi. Redding (1997, dalam Yang, Watkins, & Marsick, 2004) mereview
beberapa alat ukur learning organization dan menyarankan kerangka yang dibuat Watkins &
Marsick (1996, dalam Yang, Watkins, & Marsick, 2004) merupakan alat ukur yang dapat
melingkupi semua level belajar yaitu Activate Windows Goto Settings 15 te V individu,
kelompok, dan organisasi.
Marsick & Watkins (2003) berpendapat bahwa learning organization bukan sekedar
kumpulan dari individu yang belajar dalam organisasi, melainkan lebih dilihat pada proses
belajar yang muncul pada level yang berbeda dalam organisasi. Marsick & Watkins (2003)
mengatakan bahwa learning organization adalah organisasi yang mampu belajar dan
dibutuhkan usaha untuk terus menerus melakukan pembelajaran dan mengubah (transform)
dirinya melalui keterlibatan semua karyawan. dalam proses yang dilakukan bersama dan
perubahan kolektif yang diarahkan oleh nilai-nilai bersama (shared values)

2.2 Manfaat Learning Organization

1. Bagi suatu organisasi adalah


a. menjadi lingkungan dinamis dan proaktif,
b. memiliki karyawan berkualitas,
c. komitmen dan integritas karyawan meningkat,
d. mudah bersinergi,
e. meningkatkan kinerja karyawan, dan
f. siap berkembang
2. Bagi karyawan adalah
a. lingkungan kerja yang menyenangkan,
b. proses pembelajaran jangka panjang,
c. partisipasi lebih besar,
d. kesamaan dalam memperoleh kesempatan,
e. self esteem, dan
f. pembaruan organisasi dan kesiapan kompetitif

6
2.3 Dimensi Learning Organization

Menurut Watkins & Marsick dalam Yang, Watkins & Marsick (2004)

mengidentifikasi terdapat tujuh dimensi learning organization pada level individu,

tim/kelompok, dan organisasi yang saling berkaitan satu sama lain. Pada level individu

terdapat dua dimensi yaitu continuous learning dan inquiry and dialogue. Pada level

tim/kelompok direfleksikan dengan team learning. Pada level organisasi terdapat empat

dimensi yaitu embedded system, system connection, strategic leadership. Penjelasan ketujuh

dimensi tersebut sebagai berikut:

1. Continuous Learning menggambarkan kondisi yang memberi kesempatan untuk

pendidikan dan pertumbuhan yang tersedia. Maksud dari dimensi ini adalah

pembelajaran didesain menjadi satu dengan pekerjaannya sehingga karyawan dapat

belajar melalui pelaksanaan tugasnya.

2. Inquiry and Dialogue menjelaskan kondisi budaya organisasi mendukung karyawan

untuk bertanya, memberi umpan balik (feedback), dan melakukan eksperimen.

Maksud dari dimensi ini adalah karyawan memperoleh keahlian akan pemahaman

yang produktif untuk mengekspresikan pandangannya dan keahlian akan kapasitasnya

untuk mendengarkan dan melakukan inquire akan pandangan-pandangan karyawan

yang lain.

3. Team Learning dimensi ini dapat direfleksikan melalui semangat kolaborasi dan

keahlian untuk berkolaborasi yang menjadi dasar dalam penggunaan tim/kelompok.

Maksud dimensi ini adalah menggambarkan kondisi pekerjaan yang terdesain dengan

menggunakan tim/kelompok untuk mengakses cara berpikir yang berbeda karena

kolaborasi sangat dihargai oleh organisasi dan harapannya tim/kelompok dapat belajar

dengan bekerjasama.

7
4. Embedded System menggambarkan kondisi sistem yang diperlukan untuk tercipta,

terpelihara, dan terintegrasi sharing pembelajaran dengan pekerja/karyawan yang

memperoleh akses dari sistem ini. Maksud dari dimensi ini adalah dengan

mengindikasikan usaha untuk menetapkan sistem yang menangkap dan membagikan

pembelajaran. → Learning Environment

5. Empowerment menggambarkan karyawan terlibat dalam pengimplementasian shared

vision, tanggungjawab terdistribusikan sehingga karyawan termotivasi untuk belajar

akan apa yang dilakukan karyawan lain. Dimana proses organisasi yang menciptakan

dan membagikan visi bersama dan mendapatkan umpan balik dari karyawannya

tentang gap antara kondisi saat ini dengan visi terbaru.

6. System Connection merefleksikan pemikiran dan perilaku global yang mengoneksikan

organisasi terhadap lingkungan internal maupun eksternal. Sehingga komunikasi

organisasi terhubung dengan lingkungan sekitar dan menggunakan informasi di sekitar

untuk menyesuaikan dengan pekerjaannya sehingga karyawan dapat melihat akibat

dari hasil pekerjaannya terhadap keseluruhan organisasi.

7. Strategic Leadership menunjukkan secara luas bahwa pemimpin berpikir secara

strategis tentang bagaimana menggunakan pembelajaran untuk menciptakan

perubahan dan membawa organisasi ke arah yang baru.

Learning Organization dilihat sebagai organisasi yang memiliki kapasitas

untuk mengintegrasikan karyawan dan struktur untuk mencapai pembelajaran yang

berkelanjutan dan perubahan ke arah atau tujuan baru dalam menghadapi tantangan

global.

8
2.4 Five Disciplines of Learning Organization

Peter Senge menerbitkan bukunya The Fifth Discipline: The Art and Practice of the
Learning Organization pada tahun 1990 dan terjual lebih dari satu juta eksemplar. Buku ini
berfokus pada manajemen organisasi dengan menggunakan metode berpikir sistem. Penulis
menjabarkan rencana dan pola pikir perusahaan untuk menjadi organisasi pembelajar,
“…organisasi di mana orang-orang terus mengembangkan kapasitas mereka untuk
menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, di mana pola pikir baru dan ekspansif
dipupuk, di mana aspirasi kolektif dibebaskan. , dan di mana orang-orang terus belajar untuk
melihat keseluruhannya secara bersama-sama." Singkatnya, organisasi pembelajar belajar
sebagai sebuah kelompok dan beradaptasi dengan sistem yang terlibat di dalamnya.
Penerapan lima disiplin ini dalam organisasi membantu menciptakan budaya
pembelajaran yang memungkinkan organisasi untuk beradaptasi, belajar dari pengalaman, dan
terus berkembang secara berkelanjutan. Konsep ini telah memengaruhi banyak organisasi di
seluruh dunia, termasuk di Indonesia, untuk menjadi lebih responsif dan efektif dalam
menghadapi perubahan dan tantangan.

Five Disciplines of Learning Organizations menurut Peter Senge (1990) :

9
1. Building a Shared Vision
Disiplin ini menekankan pentingnya memiliki visi bersama dalam organisasi. Ketika
semua anggota organisasi memiliki pemahaman yang seragam tentang tujuan, nilai, dan arah
yang diinginkan, mereka dapat bekerja lebih efektif sebagai sebuah tim untuk mencapai visi
tersebut.. Visi bersama adalah suatu gambaran umum dari organisasi dan tindakan (kegiatan)
organisasi yang mengikat orang-orang secara bersama-sama dari keseluruhan identifikasi dan
perasaan yang dituju.
2. Systems Thinking
Pemikiran sistem adalah disiplin kelima yang menjadi fokus utama buku Peter Senge.
Ini melibatkan pemahaman bahwa organisasi adalah sistem yang kompleks dengan banyak
unsur yang saling terkait. Dengan pemikiran sistem, anggota organisasi dapat memahami
dampak keputusan mereka pada sistem secara keseluruhan dan bekerja untuk menciptakan
perubahan yang berkelanjutan dan positif. System thinking juga merupakan cara terbaik untuk
melihat manajemen pengetahuan, sebagai sistem utuh yang terdiri dari proses, orang, budaya,
teknologi, dan sebagainya.
3. Mental Models
Disiplin ini berkaitan dengan pengenalan, evaluasi, dan perubahan model-model
mental yang mendasari keyakinan dan persepsi individu. Dengan mengenali model-model
mental yang mungkin membatasi pemikiran dan tindakan mereka, anggota organisasi dapat
mengubah pandangan mereka untuk mencapai pemahaman yang lebih baik. Mental model
adalah representasi tentang proses berpikir seseorang tentang bagaimana dan apa yang bekerja
dan terjadi di dunia nyata. Representasi ini terkait dengan dunia sekitar mereka, hubungan
antara berbagai bagian dan persepsi intuitif seseorang tentang tindakan dan konsekuensinya.
Mental model dapat membantu membentuk perilaku dan pendekatan untuk memecahkan
masalah dan melakukan tugas.
4. Team Learning
Team learning adalah nilai dan sikap organisasi yang secara aktif mendorong
pembelajaran individu dalam kelompok melalui pelatihan atau mendorongan individu untuk
berpartisipasi dalam kelompoknya. Penguasaan tim berfokus pada kemampuan kelompok atau
tim untuk belajar dan bekerja sama secara efektif. Ini mencakup kemampuan untuk
berkomunikasi, berkolaborasi, dan memecahkan masalah bersama dalam rangka mencapai
tujuan bersama.

10
5. Personal Mastery
Personal mastery mengacu pada seperangkat nilai dan atribut sedemikian rupa
sehingga individu berkomitmen untuk belajar sepanjang hayat – yang pada gilirannya
memungkinkan organisasi untuk terlibat dalam pembelajaran seumur hidup. Disiplin ini
berfokus pada pengembangan diri individu. Melalui penguasaan pribadi, anggota organisasi
belajar untuk mengembangkan kompetensi pribadi, mengidentifikasi tujuan pribadi, dan
terus-menerus meningkatkan diri mereka sendiri.

2.5 Penerapan Learning Organization dalam Kesehatan Masyarakat

Penerapan Learning Organization adalah sebuah perjalanan yang berkelanjutan dan


memerlukan komitmen dari semua tingkatan dalam organisasi. Hal ini bertujuan untuk
menciptakan budaya pembelajaran yang dapat membantu organisasi untuk berkembang dan
beradaptasi dalam lingkungan yang terus berubah. Penerapan konsep Learning Organization
dalam suatu organisasi melibatkan sejumlah langkah dan praktik. Berikut adalah beberapa
langkah yang dapat membantu dalam menerapkan konsep Learning Organization:
1. Pemahaman Konsep
Pertama-tama, manajemen dan anggota organisasi perlu memahami dengan baik
konsep Learning Organization, tujuannya, dan nilai yang dapat dihasilkan dari
penerapannya. Ini melibatkan pelatihan dan edukasi tentang konsep tersebut.
2. Pemimpin yang Mendukung
Pemimpin organisasi harus menjadi contoh yang baik dalam pembelajaran dan berubah.
Mereka harus mendukung dan mendorong anggota organisasi untuk terlibat dalam
proses pembelajaran.
3. Membentuk Tim Pembelajaran
Organisasi dapat membentuk tim atau kelompok pembelajaran yang bertugas untuk
mengidentifikasi masalah, peluang, dan tren baru, serta berbagi pengetahuan dan
pengalaman.
4. Mendorong Berbagi Pengetahuan
Organisasi harus menciptakan lingkungan yang mendukung berbagi pengetahuan. Ini
bisa melibatkan pembuatan basis pengetahuan internal, pelatihan, dan platform berbagi
informasi.

11
5. Memberikan Akses ke Sumber Pembelajaran
Organisasi harus memberikan akses ke sumber pembelajaran, seperti pelatihan, kursus,
dan sumber daya online, kepada anggota mereka.
6. Evaluasi Kinerja dan Pembelajaran dari Kesalahan
Organisasi perlu memiliki proses evaluasi kinerja yang berkelanjutan dan mendorong
belajar dari kesalahan. Kesalahan dianggap sebagai peluang untuk perbaikan.
7. Membangun Budaya Pembelajaran
Budaya organisasi harus mendorong dan menghargai pembelajaran sebagai bagian
integral dari pekerjaan sehari-hari. Ini bisa melibatkan penghargaan untuk inovasi,
eksperimen, dan berbagi pengetahuan.
8. Pengembangan Keterampilan Individu
Organisasi harus memberikan dukungan untuk pengembangan keterampilan individu
dan pertumbuhan karir. Ini bisa termasuk program pelatihan, mentor, dan
pengembangan kepemimpinan.
9. Mengidentifikasi dan Mengatasi Hambatan
Identifikasi hambatan atau kendala yang mungkin menghambat proses pembelajaran
dan berubah, dan berupaya mengatasi hambatan tersebut.
10. Memonitor dan Evaluasi Progres
Organisasi perlu memonitor dan mengevaluasi kemajuan dalam menerapkan konsep
Learning Organization. Ini melibatkan pengukuran kinerja dan pengukuran sejauh
mana organisasi telah menjadi lebih adaptif dan inovatif.
Dalam konteks kesehatan masyarakat, Penerapan learning organization (organisasi
pembelajaran) merupakan suatu pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi,
efektivitas, adaptabilitas, responsivitas dan inovasi dalam penyediaan layanan kesehatan
masyarakat. Learning organization yang merupakan konsep yang pertama kali diperkenalkan
oleh Peter Senge dalam bukunya "The Fifth Discipline," ini mempunyai fokus utama pada
mempromosikan pembelajaran berkelanjutan, berbagi pengetahuan, dan perbaikan
berkelanjutan dalam organisasi.
Berikut beberapa langkah penting dalam menerapkan konsep learning organization di
bidang kesehatan masyarakat:
1. Budaya Pembelajaran
Salah satu langkah awal adalah menciptakan budaya di mana pembelajaran dihargai
dan didorong. Hal ini melibatkan anggota organisasi untuk merasa nyaman berbagi

12
pengetahuan, mengakui kegagalan sebagai peluang belajar, dan selalu berusaha untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
2. Peningkatan Komunikasi
Meningkatkan komunikasi antara semua anggota tim kesehatan masyarakat adalah
kunci dalam proses pembelajaran. Ini dapat mencakup pertukaran ide, pengalaman, dan
informasi yang dapat memperkaya pemahaman dan pengetahuan tentang permasalahan
kesehatan masyarakat.
3. Penggunaan Teknologi
Teknologi dapat menjadi alat penting dalam mendukung pembelajaran di organisasi
kesehatan masyarakat. Sistem informasi kesehatan, database, dan perangkat lunak
khusus dapat membantu dalam mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data
kesehatan.
4. Pelatihan dan Pengembangan
Menyediakan pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan untuk anggota tim
kesehatan masyarakat adalah penting. Ini dapat membantu mereka memperoleh
keterampilan dan pengetahuan baru yang diperlukan untuk mengatasi perubahan dan
tantangan dalam kesehatan masyarakat.
5. Evaluasi dan Umpan Balik
Evaluasi secara teratur dari proses dan hasil kerja adalah bagian integral dari
pendekatan learning organization. Ini memungkinkan organisasi untuk
mengidentifikasi area di mana perbaikan diperlukan dan untuk belajar dari pengalaman.
6. Kolaborasi
Mendorong kolaborasi dan kerja sama antara berbagai entitas dalam kesehatan
masyarakat, seperti rumah sakit, pusat kesehatan, lembaga pemerintah, dan organisasi
non-pemerintah, dapat membantu dalam memecahkan masalah yang kompleks dan
meningkatkan hasil kesehatan masyarakat.
7. Inovasi
Mendorong inovasi adalah salah satu elemen utama dari learning organization.
Organisasi kesehatan masyarakat harus terbuka terhadap gagasan baru, teknologi baru,
dan pendekatan baru untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat.
Penerapan learning organization di bidang kesehatan masyarakat dapat membantu
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Hal ini juga dapat membantu organisasi kesehatan
masyarakat untuk lebih baik menghadapi perubahan lingkungan dan permasalahan kesehatan
yang terus berkembang.

13
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Organisasi pembelajar (learning organization), memberikan kontribusi yang positif


bagi organisasi tentang pemecahan masalah yang sistematis sebagai aktivitas awal yang
menekankan pada filosofi dan metode yang digunakan terhadap peningkatan kualitas, yang
dilakukan melalui program pelatihan teknik pemecahan masalah, berupa latihan dan contoh
kasus sehingga anggota organisasi lebih berdisiplin dengan pemikirannya, serta lebih
memperhatikan detail sebuah pekerjaan. Akurasi dan kecermatan merupakan sesuatu yang
esensial dalam pemahaman teori ini.

3.2 Saran

Komitmen dari suatu lembaga dan budaya terhadap prinsip ini merupakan bagian
penting dari organisasi pembelajar, karena ini adalah kesatuan untuk menerima fakta bahwa
masa mendatang dan struktur organisasi itu sendiri adalah tetap akan terus berubah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Zeeman, A. (2017). Senge’s Five Disciplines of Learning Organizations. Retrieved [02 Nov 2023]
from Toolshero: https://www.toolshero.com/management/five-disciplines-learning-organizations/

Purnamawan, I.G. et al (2020). Implementasi Organizational Learning Terhadap Perbaikan Akreditasi


Puskesmas di Kabupaten Buleleng-Bali. http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI

Peter, S. (1990). The Fifth discipline. The Art & Practice of Learning Organization. Doupleday
Currence, New York.

Yang, B., Watkins, K. E., & Marsick, V. J. (2004). The construct of the learning organization:
Dimensions, measurement, and validation. Human Resource Development Quarterly, 15(1), 31-55.

Garvin, D. A., Edmondson, A. C., & Gino, F. (2008). Is yours a learning organization?. Harvard
Business Review, 86(3), 109.

Fortuna, G. (2013). Learning Organization pada Karyawan PT Star Taman Remaja Surabaya
(Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Mohamed, I. A., & Otman, N. M. M. (2021). Exploring the link between organizational learning and
transformational leadership: A review. Open Access Library Journal, 8(5), 1-19.

Sari, R. K., & Rosnani, T. (2022). Peran Pertukaran Pengetahuan, Organisasi Pembelajaran Dan
Kemampuan Inovasi Individu Dalam Kinerja. In Proceeding Seminar Nasional Bisnis Seri VI (pp.
306-314).

15

Anda mungkin juga menyukai