Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

“ Kontribusi Teknologi Pembelajaran Dalam Organisasi Belajar ”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Muhammad Ansar Apriansyah ( 2020203884206002 )
Sri Hidayanti Syahrir (2020203884206010)
Salasia (2020203884206027)
Riskatun Ilahi (2020203884206020)

PROGRAM STUDI TADRIS IPA


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PAREPARE
2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Teknologi
Pembelajaran tentang “ Kontribusi Teknologi Pembelajaran Dalam Organisasi
Belajar ”. Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga memperlancar proses pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada semua
pihak, bagi kami khususnya dan bagi teman-teman mahasiswa IAIN Pare-pare
pada umumnya. Kami sadar bahwa makalah ini belum sempurna dan masih
memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak yang membaca.

Parepare, 18 April 2022

Kelompok 1

i
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Organisasi Belajar........................................................ 3
B. Perkembangan Teknologi Pembelajaran.............................................. 5
C. Kontribusi Teknologi Pembelajaran Dalam Organisasi Belajar........... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan kita mengalami perubahan yang terus-menerus dan bersifat
fundamental. Dalam skala nasional telah terjadi reformasi politik yang dipicu oleh
krisis ekonomi yang berkepanjangan. Sedangkan dalam skala global kita harus
mengikuti tuntutan perubahan berupa penerapan prinsip demokratisasi dan
pelestarian lingkungan hidup, serta penegakan hak asasi manusia. Menghadapi
tantangan perubahan dalam segala aspek lingkungan kehidupan, setiap organisasi
baik pemerintah, publik maupun bisnis, perlu menyesuaikan diri dengan
perubahan itu agar tetap bertahan dan berkembang.
Perubahan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
memerlukan perubahan pola berpikir dan bertindak. Masih banyak di antara kita
yang membanggakan kekayaan alam dan posisi geografis Indonesia sebagai
keuntungan potensial untuk menjadi negara besar dan maju. Tetapi keuntungan
potensial tersebut hanya akan terwujud bilamana masyarakat dan negara sebagai
organisasi besar menyadari dan memperbaiki ilusi yang menyesatkan. Dalam
rangka pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, kita tidak lagi dapat
mengandalkan pada tersedianya tenaga kerja yang banyak dan murah seperti yang
selama ini telah dianggap sebagai suatu keuntungan kompetitif. Tenaga kerja yang
diperlukan dalam era perubahan ini adalah mereka yang terdidik dengan baik,
terlatih dengan baik dan menguasai informasi (well educated, well trained, and
well informed). Perubahan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan merupakan asas dari organisasi belajar. (Miarso, 1999)
Pendidikan pada umumnya diartikan sebagai pembentukan sikap,
penguasaan keterampilan, dan perolehan pengetahuan sebelum memasuki, dunia
kerja. Sedangkan pelatihan adalah peningkatan kemampuan secara khusus dalam
suatu lingkungan kerja. Informasi yang perlu dikuasai tidak terbatas pada
lingkungan pendidikan dan pelatihan, melainkan berlangsung sepanjang hayat,
kapan saja, di mana saja, dari apa dan siapa saja, serta mengenai apa saja. Dalam

1
lingkungan kerja, penggabungan ketiga hal itu (pendidikan, pelatihan, dan
informasi), merupakan usaha pemberdayaan yang berlangsung terus menerus.
Teknologi pembelajaran masih banyak dipandang sebagai suatu bidang
yang berkepentingan dengan persekolahan, dan karena itu hanya perlu mendapat
perhatian dari para guru atau tenaga kependidikan lain dalam lingkungan
pendidikan formal. Teknologi pembelajaran telah berkemba sebagai suatu teori
dan praktik di mana proses, sumber, dan sistem belaja, pada manusia baik
perorangan maupun dalam suatu ikatan organisasi dapat dirancang,
dikembangkan, dimanfaatkan, dikelola, dan dinilai.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan organisasi belajar ?
2. Bagaimana perkembangan teknologi pembelajaran ?
3. Apa saja kontribusi teknologi pembelajaran dalam organisasi belajar ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan organisasi belajar,
perkembangan teknologi pembelajaran, dan apa saja kontribusi teknologi
pembelajaran dalam organisasi belajar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Organisasi Belajar


Setiap organisasi dapat dipandang sebagai suatu organisme yang selalu
berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan itu senantiasa berubah, baik
karena perubahan alamiah, maupun perubahan yang terjadi atas ulah dan
perbuatan manusia. Perubahan itu menimbulkan sejumlah masalah baru yang
belum ada sebelumnya. Menghadapi perubahan dan masalah baru tersebut maka
setiap organisasi apabila ingin bertahan hidup dan berkembang harus terus
menyesuaikan diri dengan menggunakan cara - cara atau pendekatan baru.
Keluarga, sekolah, masyarakat, perusahaan (bisnis maupun industri), bahkan
negara merupakan organisasi, dan karena itu untuk dapat bertahan dalam
menghadapi perubahan perlu belajar untuk mampu menyesuaikan dirinya dengan
perubahan tersebut, Karena tiap organisasi mempunyai kondisi dan kemampuan
yang berbeda, maka perubahan yang dilakukan perlu disesuaikan dengan kondisi
dan kemampuan tersebut.
Pengembangan organisasi ini dilakukan dengan berbagai cara atau model.
Salah satu model itu adalah yang dikemukakan oleh Robert Blake dan Jane S.
Mouton (1970). Model ini bertolak pada delapan asumsi, yaitu :
1) pengembangan itu meliputi perorangan, keanggotaan, dan organisasi yang
semuanya terkait dan merupakan keseluruhan sistem pengembangan,
2) perubahan yang efektif dan efisien perlu dilakukan secara sistematik dengan
lebih dulu menetapkan apa yang harus terwujud dalam waktu tertentu
3) perilaku manusia dan kegiatan organisasi saling berinteraksi yang mungkin
dapat menghambat atau sebaliknya meningkatkan kinerja,
4) pendidikan dan pelatihan harus terjalin agar pengembangan dapat efektif,
5) penalaran dan emosi saling berkaitan, karena itu kedua hal itu harus
dimasukkan dalam program pengembangan,
6) hubungan antara atasan dan bawahan dalam organisasi harus terbuka dan
memungkinkan komunikasi timbal balik

3
7) perlu diciptakannya peluang dari dalam organisasi sendiri untuk berprakarsa,
dan tidak mengandalkan konsultan dari luar,
8) setiap orang pada dasarnya ingin berpartisipasi atau terlibat dalam
pengambilan keputusan yang menyangkut dirinya .
Konsep organisasi belajar tersebar luas berkat tulisan Peter Seng, “The
Fifth Discipline” pada tahun 1990. Senge tidak secara eksplisit mendefinisikan
apa itu organisasi belajar, namun menekankan adanya lima komponen yang
menyatu dan membentuk organisasi belajar (1999), Meskipun masing-masing
komponen itu berkembang secara terpisah, tetapi Masing-masing akan
mendukung keberhasilan komponen yang lain. Masing-masing merupakan unsur
vital untuk membangun organisasi yang betul-betul belajar, yaitu organisasi yang
terus-menerus meningkatkatkan kemampuannya untuk mewujudkan aspirasinya.
Kelima komponen itu yang disebut oleh Senge sebagai disiplin yaitu perangkat
teori dan teknik yang perlu dipelajari dan dikuasai untuk dapat diterapkan di
lapangan adalah sebagai berikut:
a. Berpikir sistem (systems thinking). Setiap usaha manusia, termasuk bisnis
merupakan sistem karena senantiasa merupakan bagian dari jalinan tindakan
atau peristiwa yang saling berhubungan, meskipun hubungan itu tidak selalu
tampak.
b. Penguasaan pribadi (personal mastery). Setiap orang harus mempunyai
komitmen untuk belajar sepanjang hayat. Setiap orang, sebagai warga
organisasi, perlu mengembangkan potensinya secara optimal Penguasaan
pribadi ini merupakan suatu disiplin yang antara lain menunjukkan
kemampuan untuk senantiasa mengklarifikasi dan mendalami visi pribadi,
memfokuskan energi, mengembangkan kesabaran, dan memandang realitas
secara objektif.
c. Pola mental (menwal models). Setiap orang mempunyai pola mental tentang
bagaimana ia memandang dunia di sekitarnya dan bertindak atas dasar asumsi
atau generalisasi dari apa yang dilihatnya itu.

4
d. Visi bersama (shared vision). Organisasi yang berhasil (seperti IBM,
Microsoft, dan sebagainya) berusaha mempersatukan orang-orang berdasarkan
identitas yang sama dan perasaan senasib.
e. Belajar beregu (team learning). Dalam suatu regu, apakah itu dalam bidang
olahraga (kesebelasan sepakbola misalnya), atau dalam seni pertunjukan
(orkestra misalnya), atau dalam bidang ilmu pengetahuan, bahkan dalam
bidang bisnis, telah terbukti bahwa regu itu dapat belajar dengan menampilkan
hasil yang jauh lebih berarti daripada jumlah penampilan perorangan masing-
masing anggotanya.
Marguardt mendefinisikan organisasi belajar sebagai organisasi yang
belajar bersama dengan sungguh-sungguh, dan senantiasa mentransformasikan
diri dengan mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan pengetahuan untuk
keberhasilan usaha. Ia memberdayakan orang-orang baik di dalam Maupun di luar
organisasi belajar sambil bekerja. Teknologi dimanfaatkan untuk mengoptimalkan
belajar dan produktivitas ( 1996, 19 ). Serangkaian dimensi dan karakteristik
penting yang menandai organisasi belajar , di antarannya meliputi :
a) Belajar dilakukan oleh organisasi secara menyeluruh, seolah-olaf organisasi
itu memiliki satu otak,
b) Belajar berlangsung terus-menerus dan terintegrasikan dengan pekerjaan,
c) kemampuan berpikir sistem sangat fundamental,
d) Tersedianya informasi dan sumber data yang diperlukan untuk keberhasilan
organisasi;
e) Berkembangnya budaya kelembagaan yang mendukung, menghargai dan
memicu belajar perorangan dan beregu,
f) Kegiatan dilandaskan pada aspirasi, refleksi, dan konseptualisasi bersama,
g) Mempunyai kemampuan untuk senantiasa menyesuaikan diri memperbarui,
dan meningkatkan diri sebagai respons atas perubaha, lingkungan.

B. Perkembangan Teknologi Pembelajaran


Pada hakikatnya teknologi pembelanjaran adalah suatu disiplin yang
berkepentingan dengan pemecahan masalah belajar dengan berlandaskan pada

5
serangkaian prinsip dan menggunakan berbagai macam pendekatan.
Serangkaian prinsip yang dijadikan landasan teknologi pembelajaran adalah:
1. Lingkungan kita senantiasa berubah. Perubahan itu ada yang direkayasa, ada
yang dapat diperkirakan, namun sebagian besar tidak dapat kita ketahui
sebelumnya.
2. Jumlah penduduk semakin bertambah, meskipun dengan prosentase yang
mengecil. Mereka semua perlu belajar, dan belajar itu berlangsung seumur
hidup dan di mana saja, dari mana saja.
3. Sumber-sumber sedekala (tradisional) semakin terbatas, kasena itu harus
dimanfaatkan sebaik mungkin dan seoptimal mungkin. Kecuali itu harus pula
diciptakan sumber baru, dan didayagunakan sumber yang masih belum
terpakai (idle).
4. Adalah hak setiap pribadi untuk dapat berkembang semaksimal mungkin,
selaras dengan perkembangan masyarakat dan lingkungan.
5. Masyarakat berbudaya teknologi, yaitu bahwa teknologi merupakan bagian
yang tertanam (imbedded) dan tumbuh dalam setiap masyarakat, dengan kadar
yang berbeda.
Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah:
1. Pendekatan isomeristik, yaitu yang menggabungkan berbagai kajian/ bidang
keilmuan (psikologi, komunikasi, ekonomi, manajemen, rekayasa teknik, dan
lain-lain) ke dalam suatu kebulatan tersendiri:
2. Pendekatan sistematik , yaitu dengan cara yang berurutan dan terarah dalam
usaha memecahkan persoalan;
3. Pendekatan sinergistik, yaitu yang menjamin adanya nilai tambah dari
keseluruhan kegiatan dibandingkan dengan bila kegiatan itu dijalankan
sendiri-sendiri, dan
4. Sistemik, yaitu pengkajian secara menyeluruh atau komprehensif.
Pengertian atau definisi teknologi pembelajaran adalah teori dan praksa,
dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan , penilaian dan penelitian
proses, sumber dan sistem untuk belajar. Komponen dalam teknologi
pembelajaran, yaitu:

6
a) Teori dan praktik
b) Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian
c) Proses, sumber, dan sistem
d) (Untuk) belajar
Perkembangan teknologi pembelajaran kecuali ditentukan dengan
meningkatnya kebutuhan, juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi itu
sendiri sebagai suatu produk rekayasa manusia. Teknologi yang kini sangat
memengaruhi perkembangan itu adalah teknologi komunikasi dan informasi.

C. Kontribusi Teknologi Pembelajaran dalam Organisasi Belajar


Teknologi pembelajaran sebagai suatu disiplin telah berkembang di
Indonesia sejak awal tahun 1970-an. Perkembangan tersebut memang difasilitasi
dengan kebijakan pemerintah dalam REPELITA I untuk digunakannya siaran
radio dan televisi untuk meningkatkan mutu pendidikan yang merata. Pelaksanaan
kebijakan tersebut tentu harus didukung oleh organisasi yang diberi wewenang
dan tanggung jawab, sejumlah tenaga profesional yang mampu dan terampil, serta
dilengkapi dengan fasilitas pendukung.
Sebagai suatu disiplin, teknologi pembelajaran berpegangan pada falsafah
berkembangnya potensi optimal pembelajar (learners) secara efektif dan efisien
serta selaras dengan perkembangan dan kondisi masyarakat dan lingkungan.
Sedangkan visinya sebagai suatu disiplin adalah terwujudnya berbagai pola
pendidikan dan pembelajaran dengan dikembangkannya dan dimanfaatkannya
aneka sumber, proses, dan sistem belajar, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Teknologi pembelajaran secara konseptual mampu memberikan kontribusi
dalam bentuk :
1. Pengetahuan tentang pemecahan masalah beiajar baik pada perorangan,
maupun pada keseluruhan organisasi.
2. Penyediaan tenaga profesi (praktisi maupun akademisi) yang mampu
mengintervensi organisasi agar dapat dan mau belajar (seperti yang disarankan
oleh Argyris).

7
3. Aneka sumber belajar yang sengaja dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
4. Sistem informasi yang diperlukan agar organisasi dapat memperoleh akses
atas informasi yang terbaru secara cepat.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
organisasi belajar adalah sebagai organisasi yang belajar bersama dengan
sungguh-sungguh, dan senantiasa mentransformasikan diri dengan
mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan pengetahuan untuk
keberhasilan usaha. Sedangkan teknologi pembelanjaran adalah suatu
disiplin yang berkepentingan dengan pemecahan masalah belajar dengan
berlandaskan pada serangkaian prinsip dan menggunakan berbagai macam
pendekatan. Teknologi pembelajaran secara konseptual mampu memberikan
kontribusi dalam bentuk pengetahuan, penyediaan tenaga profesi, Aneka
sumber belajar, dan Sistem informasi

9
DAFTAR PUSTAKA
Miarso, Yusufhadi. 2005. Menyamai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Blake, Robert dan Jane S. Mouton, 1970, OD - Fad or Fundamental, Madison,
WI: American Society for Training and Development, Inc.
Marguardt, Michael J., 1996, Building the Learning Organization: A System
Approach to Quantum Improvement and Global Success, New York:
McGraw-Hill.
Senge, Peter M., 1990, The Fifth Discipline: The Art and Practice of Learning
Organization, New York: Doubleday Currency.

10

Anda mungkin juga menyukai