Anda di halaman 1dari 19

Hubungan teknologi pembelajaran dan kontribusi ekonomi

dalam pendidikan

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknologi
Pembelajaran

Dosen Pengampu:

Sholihul Anshori, S.ST,M.PdI

Disusun oleh kelompok 4 :


Maulana Fuadi Syah (1893044034)

Dinar Jiwani (1893044039)

Trio Hidayat (1893044132)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS HASYIM ASY`ARI
TEBUIRENG - JOMBANG
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapt menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat waktu. Dalam makalah ini kami membahas mengenai
“Hubungan teknologi pembelajaran dan kontribusi ekonomi dalam pendidikan”.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh sebab itu kami mengundang pembaca untuk memberi saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.

Tebuireng, Jombang

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR ..............................................................................................2


2. DAFTAR ISI..............................................................................................................3
3. BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................................5
4. BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................6
A. Kontribusi Ekonomi Dalam Teknologi Pembelajaran.........................................6
B. Aplikasi Teknologi Pembelajaran Dalam Pemecahan Masalah
Pembelajaran.........................................................................................................12
C. Hubungan Antara Teknologi Pembelajaran Dan Kontribusi Ekonomi
Dalam Pendidikan........................................................................................................15
5. BAB III PENUTUP..............................................................................................................17
A. KESIMPULAN...............................................................................................................17
B. SARAN...........................................................................................................................18
6. DAFTAR PUSTAKA

3
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah
terpengaruh dalam segala aspek kehidupan baik dibidang ekonomi, politik,
kebudayaan seni dan bahkan di dunia pendidikan.
Dunia pendidikan harus mau mengadakan inovasi yang positif
untuk kemajuan pendidikan dan sekolah. Tidak hanya inovasi dibidang
kurikulum, sarana-prasarana, namun inovasi yang menyeluruh dengan
menggunakan teknologi informasi dalam kegiatan pendidikan. Teknologi
pendidikan dapat mengubah cara pembelajaran yang konvensional menjadi
nonkonvensional.
Dalam rangka Innovative School, sekolah harus merespon
perkembangan dunia teknologi yang semakin canggih yang menyediakan
segudang ilmu pengetahuan yang baru dan lama. Pembelajaran di sekolah
perlu menggunakan serangkaian peralatan elektronik yang mampu bekerja
lebih efektif dan efisien. Walaupun demikian, peran guru tetap dibutuhkan
di kelas, ia sebagai desainer, motivator, pembimbing, dan sebagainya dan
tentunya sebagai sosok individu harus tetap dihormati.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (CIT) merupakan suatu
kebutuhan menuju ”Innovative School” karena dengan penggunaan CIT
diharapkan adanya peningkatan mutu belajar/ mengajar, peningkatan
produktivitas/ efisiensi dan akses, peningkatan sikap belajar yang positif,
pengembangan professional/ staff dan adanya peningkatan profil/
pengenalan. Kelima hal tersebut merupakan harapan sekaligus kebutuhan
yang menjadi dasar perlunya penerapan CIT di sekolah. Dengan demikian
diharapkan sekolah mengalami perubahan-perubahan yang sesuai dengan
tuntutan global tetapi tetap searah dengan visi dan misinya yang
dikorelasikan dengan kebutuhan sekolah dan daerah.
Teknologi pendidikan seringkali diasumsikan dalam persepsi yang
mengarah pada masalah elektronika padahal konsep teknologi

4
mengandung pengertian yang luas untuk itu dalam tulisan ini akan dibahas
lebih lanjut.
B. Rumusan Masalah
A) Apa saja kontribusi Ekonomi Dalam Teknologi Pembelajaran
B) Bagaimana aplikasi Teknologi Pembelajaran Dalam Pemecahan
Masalah Pembelajaran?
C) Apa hubungan Antara Teknologi Pembelajaran Dan Kontribusi
Ekonomi Dalam Pendidikan
C. Tujuan
A) Untuk mengetahui kontribusi Ekonomi dalam Teknologi
Pembelajaran
B) Untuk mengetahui bagaimana aplikasi Teknologi Pembelajaran
dalam Pemecahan Masalah Pembelajaran
C) Untuk mengetahui hubungan Antara Teknologi Pembelajaran
Dan Kontribusi Ekonomi Dalam Pendidikan

5
BAB II

Pembahasan

1. Kontribusi Ekonomi dalam Teknologi Pembelajaran


Teori ekonomi sering digunakan dalam bidang moneter. Selain itu
teori ekonomi dapat digunakan pada bidang-bidang lain seperti penelitian
perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan,
keluarga, pendidikan termasuk teknologi pembelajaran dan sebagainya.
Dengan demikian dalam memecahkan masalah-masalah belajar
pada manusia yang kompleks atau masalah pendidikan pada umumnya,
perlu berlandaskan teori ekonomi. Artinya untuk memilih alternatif terbaik
yang memenuhi syarat paling efektif dan efisien. Mengingat jumlah yang
harus ditangani cukup besar, kesempatannya sangat terbatas dan
pendidikan tradisional juga makin terbatas. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan alternatif pendidikan yang paling efektif dan efisien dengan
menerapkan teknologi pembelajaran.
Hukum ekonomi ini membelajarkan bahwa kekayaan dapat
dipeloreh dengan tiga cara yaitu : pertama, dapat mengenali kelangkaan
sumber daya alam dan memilikinya sebelum orang lain. Kedua, dengan
menghasilkan barang atas bantuan tenaga dan sumber daya yang ada.
Ketiga, dengan melakukan pertukaran dengan pihak lain yang memiliki
atau menghasilkan barang yang kita inginkan.
Dengan hukum ekonomi ini memberikan kontribusi pada perlunya
teknologi pembelajaran. Manusia dapat mengenali, menghasilkan, dan
melakukan sesuatu dalam rangka memenuhi kebutuhan dengan baik.
Sedangkan untuk dapat belajar secara efektif dan efisien perlu
memanfaatkan beraneka ragam sumber belajar. Di sisi lain teknologi
pembelajaran berupaya untuk merancang, mengembangkan, dan
memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau
memfasilitasi seseorang untuk belajar.
Tuntutan peningkatan kualitas, efesiensi, keefektivitas dan
relevansi pendidikan harus sejalan pula dengan adanya tuntunan

6
peningkatan kualitas dari SDM secara berkesinambungan. Untuk itu
diperlukan sikap belajar sepanjang hayat (life long education).
Pembentukan sikap dan kemampuan belajar sepanjang hayat dapat
dilakukan melalui penerapan teknologi pembelajaran.
Bedasarkan konsep Oppenheimer tersebut, pada tingkatan pertama,
berupaya untuk mengubah sumber daya alamiah menjadi aset yang
memberi keuntungan ekonomis. Pada tindakan kedua adalah proses
produksi itu sendiri yang bertujuan untuk menghasilkan, mengubah atau
meningkatkan nilai suatu aset atau barang. Ketiga adalah pertukaran aset
dari satu tangan ke tangan lain. Dimana satu pihak akan menukar barang
yang dimilikinya jika nilainya dianggap lebih rendah dengan barang pihak
lain yang dalam anggapan subjektif bernilai lebih tinggi. Hukum ekonomi
ini yang tidak lekang oleh zaman, inheren dalam efisiensi perekonomian
pasar.
Dalam melaksanakan peran diatas, diperlukan serangkaian
persyaratan sebagai berikut .
A. Adanya dukungan moral dan kebijakan yang dapat memberikan
kemungkinan tumbuhnya prakarsa masyarakat dan warganya.
B. Adanya dukungan organisasi karena tidak mungkin bagi perorangan
untuk melakukan peran sendiri tanpa bekerja sama dengan orang lain.
C. Adanya dukungan personal yaitu tenaga yang mempunyai berbagai
keahlian atau ketrampilan khusus yang saling berkaitam dan
tergantung dalam satu kesatuan atau tim kerja.
D. Adanya dukungan ekonomi khususunya dana.
E. Adanya dukungan sarana prasarana.

Bedasarkan UUD 1945 pasal 31 ayat 4, negara memprioritaskan


anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional.Sedangkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 49 dana Pendidikan selain gaji pendidik dan biaya
pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari APBN pada sektor
pendidikan minimal 20% dari APBD. PP 19 Tahun 2005 tentang Standar

7
Nasional Pendidikan, pasal 62 menyebutkan pembiayaan pendidikan
terdiri atas biaya investasi, biaya operasi dan biaya personal.

Kontribusi teori ekonomi dalam teknologi pembelajaran yaitu


menekankan pada proses untuk memperoleh nilai tambah. Artinya, belajar
akan lebih berkualitas, lebih efisien, lebih efektiv, lebih banyak, lebih luas,
lebih cepat dan sebagainya. Kemudian uraian secara lengkap dukungan
teori ekonomi dalam teknologi pembelajaran sebagai berikut:

a. Meningkatkan efisiensi pendidikan


Pemanfaatan teknologi pembelajaran dimaksudkan untuk
meningkatkan efisiensi pendidikan. Artinya, pengelolaan
pendidikan  memungkinkan dilakukan seperti pada dunia bisnis.
Semua kegiatan pendidikan dihitung dengan uang seperti fungsi
produksi sehingga dapat dibandingkan uang dengan uang secara
mudah. Fungsi produksi itu sendiri adalah hubungan antara input,
proses, output. Input pendidikan berupa masukan untuk proses
pendidikan yaitu peserta didik, guru, dana, sarana prasrana,
fasilitas pembelajaran. Sedangkan  proses menunjukan lamanya
waktu yang diguanakan (semester atau tahun ajaran) dan bentuk
atau pola pembelajaran yang dialaksanakan. Output-nya berupa
keluaran dengan  berbagai layanan pendidikan, hasil belajar
peserta didik dan jumlah lulusan atau tamatan itu semua dinilai
dengan uang.
Dengan demikian, apabila nilai harga input sama atau lebih
kecil dari pada nilai harga output-nya, maka kegiatan pendidikan
ini dikatakan efisien. Artinya efisien lebih ditekankan pada
perbandingan antara input atau sumber daya dengan output.
Namun perlu diingat, menghitung harga output yang didasarkan
pada aspek psikologis seperti penambahan pengetahuan,
penajaman pemikiran, pemguatan kemauan, perbaikan
kepribadian, peningkatan ketrampilan dan sebagainya tidak
mudah. Jadi, harga output bisa dilihat dari kegunaan atau manfaat

8
di masyarakat serta kecocokan dengan norma dan kondisi
masyarakat.
Oleh karena itu, efisiensi dapat dibedakan menjadi dua
yaitu : 1) efisiensi internal menunjukan perbandingan antara
prestasi belajar (ukuaran nonmonoter pendidikan) dan masukan
biaya pendidikan; 2) efisiensi eksternal dihubungkan dengan
metode cost benefit analysis, yaitu perbandingan keuntungan
finansial pendidikan, biasanya diukur dari penghasilan kelulusan
dengan jumlah dana yang dikeluarkan untuk pendidikan.
b. Meningkatkan efektivitas pendidikan
Efektivitas menekankan pada perbandinagan antara rencana
dengan tujuan yang dicapai. Oleh karena itu, efektivitas
pendidikan di ukur dengan tercapainya tujuan atau dapat diartiakn
sebagai ketepatan dalam megelola sesuatu situasi.
Efektivitas biaya pendidikan berarti itu hanya diarahkan
untuk mencapai tujuan pendidikan dengan tepat waktu. Dengan
demikian, biaya efektif suatu kegiatan adalah biaya menurut harga
pasar yang sedang berlaku dan dapat menyelesaikan kegiatan
sesuai dengan tujuan yang sedang direncanakan. Jadi analisis
efektivitas biaya adalah mengukur kaitan biaya dengan pencapaian
tujuan.
Analisis biaya efektivitas (cost effectiveness analysis)
merupakan salah satu teknik untuk melihat efisiensi dan efektivitas
pengguanaan dana yang dikeluarkan. Maksudnya, analisis ini
untuk melihat apakah investasi yang sudah dekeluarkan memberi
manfaat yang layak diperhitungkan.
Selanjutnya mengenai konsep pengembalian, ada tiga konsep
analisis yang lain yang biasanya dilakukan yaitu :
1) Nilai bersih saat ini (net present value) merupakan etimasi
saat ini bagi produk yang akan dihasilkan suatu program
setelah dikurangi seluruh biaya yang dikeluarkan.

9
2) Rasio biaya manfaat (cost benefit value) rasio etimasi
seluruh biaya per satuan manfaat yang akan dihasilkan.
3) Tingkat pengembalian investasi internal (internal rate of
return) merupakan etimasi rasio keuntungan dibandingkan
dengan biaya penyelenggaraan pendidikan.
Ketiga konsep analisis diatas, semuanya mengharuskan
kita melakukan etimasi manfaat dengan nilai uang. Hal ini
kadang-kadang sulit dilakukan dalam pengukuran manfaat
suatu pendidikan. Oleh karena itu, konsep analisis biaya
efektivitas biasanya dianggap lebih sesuai dalam
mengevaluasi efisiensi dan efektivitas program pendidikan,
karena dalam analisis biaya efektivitas manfaat tidak perlu
diterjemahkan ke dalam nilai uang.
c. Meningkatkan produktivitas pendidikan
Produktivitas pendidikan adalah hasilnya (lulusan, karya tulis,
penelitian dan sebagainya) bertambah, dengan pengurangan
masukan, atau tanpa pertambahan masukan atau dengan tambahan
masukan sedikit, tetapi pertambahan hasilnya lebih besar atau
pertambahan masukan yang banyak dengan hasil yang jauh lebih
banyak.
Berkaitan dengan peranan teknologi pembelajaran ini yang
mempunyai potensi untuk meningkatkan produktivitas pendidikan
dengan jalan
1) mempercepat tahap belajar (rate of learning).
2) membantu guru menggunakan waktunya secara lebih baik.
3) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi
sehingga guru dapat membina dan mengembangkan
kegairahan belajar peserta didik.
d. Mempercepat proses pendidikan
Agar peserta didik mampu menghadapi perubahan yang cepat,
satu-satunya cara adalah “belajar secara cepat”. Dengan kata lain,

10
adanya perubahan yang cepat (accellerated change) perlu
diimbangi dengan kecepatan belajar (accellerated learning).
Menurut Aziz Wahab kecepatan di dalam belajar dapat dilakukan
dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
1) Belajar bagaiman belajar (learning how to learn).
2) Memahami dengan baik teknik belajar sendiri (natural
learning style).
3) Memiliki kemampuan atau keterampilan dalam
memanfaatkan teknlogi informasi.
4) Mengkaji informasi dengan cepat, memahaminya, dan
diingat dengan baik.
5) Mengkaji dan memahami prinsip-prinsip diatas diharapkan
dapat membantu percepatan dalam belajar yang juga
sekaligus merupakan tuntutan era informasi dan
komunikasi.
e. Meningkatkan kualitas pendidikan
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik
melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat
terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang
bervariasi dan berpusat pada peserta didik (student centred).
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang penuh dikuasai
peserta didik.
Satuan pendidikan dapat mengembangkan empat pilar pendidikan
yang dicanangkan UNESCO baik untuk sekarang dan masa depan
yaitu :
1) learning to knows (belajar untuk mengetahui).
2) learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu)
3) learning to be (belajar untuk menjadi seseorang).

11
4) learning to live together (belajar untuk menjalani hidup
bersama).

Namun, perlu diingat untuk mewujudkan pola pembelajaran ini


perlu dukungan ekonomi yang memadai untuk pengadaan sarana
prasarana, fasilitas pembelajaran, penigkatan profesionalisme guru,
sistem evaluasi dan suasana sekolah yang demokratis.

2. Aplikasi Teknologi Pembelajaran dalam Pemecahan Masalah


Pembelajaran
Aplikasi atau penerapan teknologi pendidikan dalam upaya pemecahan
masalah pendidikan dan pembelajaran mempersyaratkan minimal
tersedianya hal-hal berikut:
a) dukungan teknologi atau infrastruktur.
b) penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan
content.
c) dukungan policy dari pemerintah dan top leader.
d) kesiapan masyarakat pengguna atau user.
Sementara itu pemecahan masalah belajar secara empirik dapat
dilakukan dengan berbagai cara, strategi, dan prosedur.
Aplikasi atau penerapan teknologi pendidikan dalam upaya pemecahan
masalah pendidikan dan pembelajaran dengan cara:
1) memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang ekonomi,
manajemen, psikologi, rekayasa, dan lain-lain secara bersistem.
2) memecahkan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan
serempak, dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan
saling kaitan di antaranya.
3) menggunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk
membantu memecahkan masalah belajar.
4) timbulnya daya lipat atau efek sinergi, di mana penggabungan
pendekatan dan atau unsur-unsur mempunyai nilai lebih dari
sekedar penjumlahan.

12
Demikian pula pemecahan secara menyeluruh dan serempak akan
mempunyai nilai lebih daripada memecahkan masalah secara terpisah.

Penerapan teknologi pendidikan dapat berwujud dalam berbagai bentuk


upaya memecahkan masalah pendidikan dan pembelajaran,khususnya
dalam perluasan akses dan peningkatan mutu pendidikan, yaitu:

a) menerapkan prosedur pengembangan pembelajaran dalam


penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, silabus dan
perangkat pembelajaran lain, seperti Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
b) menerapkan prosedur pengembangan pembelajaran dalam
penyusunan bahan belajar, modul, buku teks, atau buku elektronik
(e-book).
c) menerapkan metode pembelajaran yang lebih menekankan kepada
penerapan teori-teori belajar mutakhir, seperti teori belajar
konstruktivisme dan paradigma baru pendidikan lainnya.
d) mengembangkan dan memanfaatkan berbagai jenis media yang
sesuai dengan kebutuhan dan dengan mengindahkan prinsip-prinsip
pemanfaatannya secara efektif dan efisien.
e) mengembangkan strategi pembelajaran untuk membangun dan
menemukan jati diri melalui proses pembelajaran yang aktif,
interaktif,kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM).

Sesungguhnya pemanfaatan teknologi untuk keperluan


pendidikan dalam hal fungsinya sebagai media pembelajaran bukanlah
merupakan hal baru. Sejarah teknologi pendidikan, khususnya
pemanfaatan media massa dalam konteks pendidikan, merupakan
bagian dari suatu revolusi. Penggunaan buku, film, radio, TV dan
multimedia interaktif telah menjadi harapan masyarakat sebagai sarana
untuk bisa membantu memecahkan berbagai masalah proses
pembelajaran dalam sistem pendidikan, merupakan upaya pemanfaatan

13
teknologi untuk menunjang peningkatan kualitas proses belajar dan
pembelajaran yang dilakukan secara tradisional.

Dibandingkan dengan penggunaan media lain sebagai media


pembelajaran, Internet menjanjikan kemungkinan yang lebih lugas dan
memiliki dampak yang lebih serius terhadap masyarakat, baik
masyarakat politik maupun masyarakat pendidikan. Sebagai contoh
ialah Televisi yang sebagai media massa pemanfaatannya lebih
menonjol pada aspek hiburan, walaupun sesungguhnya sebagai media
massa dia juga mempunyai peran/fungsi yang lain yaitu pengawasan
lingkungan, korelasi antar bagian dalam masyarakat dan sosialisasi
atau pewarisan nilai-nilai. Sedangkan komputer/Internet
pemanfaatannya lebih luas lagi yaitu mencakup bidang-bidang
pekerjaan, sekolah (pendidikan), permainan/hiburan dan perdagangan
baik dalam lingkup individu, lingkup keluarga, institusi maupun bisnis.
Dengan demikian trend ke depan menunjukkan bahwa model-model
pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi atau
ICT ini makin berkembang.

Sistem pembelajaran yang inovatif, sebagai bentuk aplikasi


konsep teknologi pendidikan, telah berhasil diciptakan dan bahkan
dilembagakan dalam sistem pendidikan nasional. Sistem itu antara lain
SD PAMONG (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang tua dan
Guru), SD Kecil, SMP Terbuka, MTs Terbuka, SMA Terbuka,
Universitas Terbuka, dan berbagai sistem pembelajaran jarak jauh
yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga Diklat, Diklat guru SD
melalui Siaran Radio Pendidikan (Diklat SRP), Diklat bahasa Inggris
guru SD sistem jarak jauh, Siaran Radio Pendidikan untuk Murid
Sekolah Dasar (SRPM SD), IDLN, SEAMOLEC, pendidikan di rumah
(Home schooling), dan lain-lain.

Selain itu berbagai strategi belajar dan pembelajaran yang inovatif,


sebagai bentuk aplikasi konsep teknologi pendidikan, yaitu:
belajar berbasis masalah, belajar berbasis aneka sumber (BEBAS),

14
pembelajaran elaboratif, pembelajaran yang aktif, interaktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan (PAKEM), pembelajaran berbasis teknologi
informasi dan komunikasi atau ICT, seperti e-dukasi net, ASEAN
SchoolNet, serial televisi ACI (Aku Cinta Indonesia =Amir Cici dan
Ito), siaran Televisi Edukasi (TVE), dan lain lain.

3. Hubungan antara Teknologi Pembelajaran  dan Kontrbusi  Ekonomi dalam


Pendidikan
Globalisasi ekonomi yang melanda dunia, otomatis mempengaruhi
hampir semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Alasannya sederhana,
yaitu karena takut digulung dan dihempaskan oleh gelombang globalisasi
ekonomi dunia.
Perkembangan ekonomi makro berpengaruh pula dalam bidang
pendidikan. Cukup banyak orang kaya sudah mau secara sukarela menjadi
bapak angkat agar anak-anak dari orang tidak mampu bisa bersekolah.
Perkembangan lain yang menggembirakan di bidang pendidikan adalah
terlaksananya sistem ganda dalam pendidikan. Sistem ini bisa berlangsung
pada sejumlah pendidikan, yaitu kerja sama antara sekolah dengan pihak
usahawan dalam proses belajar mengajar para siswa adalah berkat
kesadaran para pemimpin perusahaan atau industri akan pentingnya
pendidikan.
Implikasi lain dari keberhasilan pembangunan ekonomi secara
makro adalah munculnya sejumlah sekolah unggul. Inti tujuan pendidikan
ini adalah membentuk mental yang positif atau cinta terhadap prestasi,
cara kerja dan hasil kerja yang sempurna. Tidak menolak pekerjaan kasar,
menyadari akan kehidupan yang kurang beruntung dan mampu hidup
dalam keadaan apapun.
Ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang
kelancaran proses pendidikan. Bukan merupakan modal untuk
dikembangkan, bukan untuk mendapatkan keuntungan. Dengan demikian
kegunaan ekonomi dalam pendidikan terbatas dalam hal-hal berikut .
a) Untuk membeli keperluan pendidikan yang tidak dapat dibuat
sendiri atau bersama para siswa, orang tua, masyarakat, atau yang

15
tidak bisa dipinjam dan ditemukan di lapangan, seperti prasarana,
sarana, media, alat belajar/peraga, barang habis pakai, materi
pelajaran.
b) Membiayai segala perlengkapan gedung seperti air, listrik, telepon,
televisi dan radio.
c) Membayar jasa segala kegiatan pendidikan seperti pertemuan-
pertemuan, perayaan-perayaan, panitia-panitia, darmawisata,
pertemuan ilmiah dan sebagainya.
d) Untuk materi pelajaran pendidikan ekonomi sederhana, agar bisa
mengembangkan individu yang berperilaku ekonomi, seperti hidup
hemat, bersikap efisien, memiliki keterampilan produktif, memiliki
etos kerja, mengerti prinsip-prinsip ekonomi.
e) Untuk memenuhi kebutuhan dasar dan keamanan para personalia
pendidikan

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kontribusi Ekonomi dalam Teknologi Pembelajaran. Teori
ekonomi sering digunakan dalam bidang moneter. Selain itu teori ekonomi
dapat digunakan pada bidang-bidang lain seprti penelitian perilaku
kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, keluarga,
pendidikan termasuk teknologi pembelajaran dan sebagainya.
Dengan demikian dalam memecahkan masalah-masalah belajar
pada manusia yang kompleks atau masalah pendidikan pada umumnya,
perlu berlandaskan teori ekonomi. Artinya untuk memilih alternatif terbaik
yang memenuhi syarat paling efektif dan efisien. Mengingat jumlah yang
harus ditangani cukup besar, kesempatannya sangat terbatas dan
pendidikan tradisional juga makin terbatas. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan alternatif pendidikan yang paling efektif dan efisien dengan
menerapkan teknologi pembelajaran.
Sesungguhnya pemanfaatan teknologi untuk keperluan
pendidikan dalam hal fungsinya sebagai media pembelajaran bukanlah
merupakan hal baru. Sejarah teknologi pendidikan, khususnya
pemanfaatan media massa dalam konteks pendidikan, merupakan bagian
dari suatu revolusi. Penggunaan buku, film, radio, TV dan multimedia
interaktif telah menjadi harapan masyarakat sebagai sarana untuk bisa
membantu memecahkan berbagai masalah proses pembelajaran dalam
sistem pendidikan, merupakan upaya pemanfaatan teknologi untuk
menunjang peningkatan kualitas proses belajar dan pembelajaran yang
dilakukan secara tradisional.
Globalisasi ekonomi yang melanda dunia, otomatis mempengaruhi
hampir semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Alasannya sederhana,
yaitu karena takut digulung dan dihempaskan oleh gelombang globalisasi
ekonomi dunia.
Perkembangan ekonomi makro berpengaruh pula dalam bidang
pendidikan. Cukup banyak orang kaya sudah mau secara sukarela menjadi

17
bapak angkat agar anak-anak dari orang tidak mampu bisa bersekolah.
Perkembangan lain yang menggembirakan di bidang pendidikan adalah
terlaksananya sistem ganda dalam pendidikan

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini mungkin masih banyak kesalahan-
kesalahan dalam penyusunannya, mohon maaf kepada dosen pengampu
serta teman-teman untuk membantu merevisi agar makalah ini lebih
sempurna dan sebagai proses pembelajaran menuju kesempurnaan.

18
Daftar Pustaka

Warista,bambang.(2008). Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya.


Jakarta: Rineka Cipta

Munir.(2013). Multi media Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung:


Alfabeta

David H. Jonassen.(2011). Tekonologi Pembelajaran dengan Suatu Pendekatan


Perspektif (Construktif). Nw Jersey, Columbus ohio ; Pennsylvonia state
University.

19

Anda mungkin juga menyukai