Anda di halaman 1dari 9

BAB I

A.    Latar Belakang

            Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan


sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran
normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan
dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal (sekolah) saja.
Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan
masyarakat luas. Ketiga jadi untuk menjadi pendidik yang baik dan sebagai panutan Siswa dan
Siswi atau Peserta didik maka kita harus mengetahui subjek pendidikan yang baik dan memiliki
kualitas yang tinggi, maka dengan memahami Qur’an surat Ar-Rahman Ayat 1-4 kita sebagai
calon pendidik akan mengetahui sikap yang harus dimiliki seorang pendidik.

B.  Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang ada, maka dapat diambil sebuah rumusan masalah sederhana sebagai
berikut:
1.      Apa yang di maksud Subjek Pendidika?
2.      Apa tafsir dari Q.S Ar-Rahman 1?
3.      Apa tafsir dari Q.S, Ar-Rahman 2?
4.      Bagaimana tafsir dari Q.S, Ar-Rahman 3?
5.      Bagaimana tafsir dari Q.S, Ar-Rahman 4?

BABA II
PEMBAHASAN

A.    SUBJEK PENDIDIKAN (ALLAH)


4   َ‫ َعلَّ َمهُ ْالبَيَان‬  3  ‫ق اإْل ْن َسن‬
َ َ‫خَ ل‬  2 1   َ‫ َعلَّ َم ْالقُرْ َءان‬  ‫الرحمن‬
1.       (tuhan) yang Maha pemurah,
2.       yang telah mengajarkan Al Quran.
3.       Dia menciptakan manusia.
4.       mengajarnya pandai berbicara.

B.      SEBAB NUZUL.
Ayat ini turun setelah terjadi pelecehan orang kafir setelah ada perinta untuk bersujud kepada
Allah yang terdapat dalam surat al-Furqon
sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% ãNßgs9 (#r߉ßÚó™$# Ç`»uH÷q§=Ï9 (#qä9$s% $tBurß`»oH÷q§9$# ß‰àfó¡nSr& #
   $yJÏ9 $tRããBù's? öNèdyŠ#y—ur#Y‘qàÿçR
dan apabila dikatakan kepada mereka: "Sujudlah kamu sekalian kepada yang Maha Penyayang",
mereka menjawab:"Siapakah yang Maha Penyayang itu? Apakah Kami akan sujud kepada
Tuhan yang kamu perintahkan kami(bersujud kepada-Nya)?", dan (perintah sujud itu) menambah
mereka jauh (dari iman).
Ayat ini merupakan bantahan bagi kaum kafir yang mengungkapkan mereka tidak mengenal
seseorang yang bernama Rahman kecuali Rahman dari yamamah. Maka ayat ini menegaskan
bahwa Arrahman bukanlah dia tetapi Allah yang maha Rahman yang telah mengajarkan Al-
Qur’an dan telah menciptakan manusia.
C.     MAKNA MUFRODAT

`‫الرحمن‬                    = yang maha pemurah (salah satu Nama Allah)


َ‫ َعلَّ َم ْالقُرْ َءان‬                = yang telah mengajarkan Al – Qur’an
š                 ‫سن‬ َ ‫ق اإْل ْن‬
َ َ‫ َخل‬ = Umat Manusia ,
    َ‫عَلَّ َمهُ ْالبَيَان‬               = kemampuan manusia untuk mengutarakan isi hati
                              dan memahamkannya kepada orang lain[1]

D.       TAFSIR AR – RAHMAN AYAT 1 – 4

1.      Tafsir Ar – Rahman Ayat 1

Dalam penafsiran Surat Ar – Rahman ayat 1 ( ‫)الرحمن‬ ar-Rahman secara panjang lebar telah


dikemukakan oleh penulis antaralain ketika menafsirkan surat al-Fatihah dan al-Furqan. Rujukan
ke sana! Dalam konteks ayat ini dapat ditambahkan bahwa kaum musyrikin mekah tidak
mengenal siapa ar-Rahman sebagaimana pengakuan mereka yang direkam oleh Qs. Al-Furqon
[25] : 60. Dimulainya surat ini dengan kata tersebut bertujuan juga mengundang rasa ingin tahu
mereka dengan harapan akan tergugah untuk mengakuan nikmat-nikmat dan beriman kepada-
Nya.Di sisi lain, penggunaan kata rerbut di sini sambilmenguraikan nikmat-nikmat-Nya,
merupakan juga bantahan terhadap merka yang enggan mengakui-Nya itu.[2]
Arti Ar-Rahman adala amat luas. Kalimat dalam pengambilannya ialah Rahmat. Yang
berarti kasih, sayang, cinta pemurah. Dia meliputi kepada segala segi dari kehidupan manusia
dan terbentang di dalam segala makhluk yang wujud dalam dunia ini. Didalam ayat-ayat al-
Qur’an kita akan bertemu dengan ayat-ayat yang menyebutkan Ragmat Allah, tidak kurang
daripada 60 kali, rahim sampai 100.
Maka apabila kita perhatikan al-Qur’an dengan seksama,kita akan bertemu hampir pada
tiap-tiap halaman, kalimat-kalimat Rahman, Rahim, Rahmat, Rahmati, Rahimi, Ruhamaak,
Arhaman, al-Arhaam, yang semuanya itu mengandung arti akan kasih, sayang, pemurah,
kesetiaan dan lain-lain. Artinya pada sifat-sifat yang lain, misalnya sifat santun, sifat Afuwwun
(pemaaf), sifat Ghoffur (pengampun) dan lain-lain, didalamnya kalu kita renungkan, akan
bertemu kasih-sayang tuhan, kemurahan tuhan, dermawan Tuhan.[3]

2.      Tafsir Ar- Rahman ayat 2

َ‫رْ َءان‬€€ُ‫عَلَّ َم ْالق‬ (Yang telah mengajarkan al-Qur’an). Dalam kata ‫عَلَّ َم‬ (Telah mengajarakan)
disini maksud telah mengajarkan diartikan kepada siapa yang dikehendakkinya[4].
            sedangkan patron kata ‫عَلَّ َم‬ (Telah mengajarakan) memerlukan dua objek. Banyak ulama
yang menyebutkan objeknya adalah kata ( ‫ )اإلنسان‬manusia yang diisyaratkan oleh ayat berikutnya.
Thabathabai menambahkan bahwa jin juga trmasuk, kerena surat tersebut ditunjukan kepada
manusia dan jin. Menurut Penulis, bisa saja objeknya mencakup selain kedua jenis tersebut.
Melaikt jibrilyang menerima dari Allah wahyu-wahyu al-Qur’an untuk disampaikan kepada
Rasul Saw., termasuk yang diajarnya, karena bagaimana mungkin malaikat itu dapat
menyampaikan bahkan mengajarkan firman Allah itu kepad Nabi Muhhammad Saw. Kalau
malaikat itu sendiri tidak memperoleh pengajaran Allah SWT, disisilain, tidak disebutkannya
objek kedua dari kata tersebut, mengisyaratkan bahwa ia bersifat umum dan mencakup segala
sesuatu yang dapatr dijangkau oleh pengajaran-Nya.[5]
            Al-Qur’an adalah firman-firman Allah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad saw. Dengan lafal dan maknanya yang beribadah siapa yang membacanya, dan
menjadi bukti kebenaran mukjizat Nabi Muhammad saw.
            Dan inilah salah satu dari Rahman, atau kasih sayang dari Allah kepad manusia,yaitu
diajarkan kepada manusia itu al-Qur’an

3.    Tafsir Ayat 3 Surat Ar-Rahman


‫ق اإْل ْن َسن‬
َ َ‫خَ ل‬  (yang Menciptakan Manusia).
                        Kata (‫ )اإْل ْن َسنا‬pada ayat ini mencakup semua jenis manusia sejak adam hingga akhri
zaman.[6]
Penciptaan manusia pun satu diantara tanda Rahman Tuhan kepada alam ini. Sebab dantara
bagitu banyak makluk Ilahi didalam alam, mausia satu-satunya makhluk paling mulia.
Kemuliaan itu lah salah satu bentuk rahmat ilahi :
ô‰s)s9ur $oYøB§x. ûÓÍ_t/ tPyŠ#uä öNßg»oYù=uHxqur ’Îû ÎhŽy9ø9$#̍óst7ø9$#ur Nßg»oYø%y—
  ?u‘ur šÆÏiB ÏM»t7ÍhŠ©Ü9$# óOßg»uZù=žÒsùur4’n?tã 9ŽÏVŸ2 ô`£JÏiB $oYø)n=yz WxŠÅÒøÿs

dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan
di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.[7]

4.      Tafsir ar-Rahman ayat 4.


َ‫عَلَّ َمهُ ْالبَيَان‬ (mengajarnya berbicara), Al-Hasam mengatakan, “yang dimaksud dengan dengan
al-bayan ialah pengujaran, yaitu membaca al-Qur’an. Pembacaan itu dengan memudahkan
pengujaran kepada hamba-hambaNya dan memudahkan dalam mengartikulasikan huruf-huruf
dari daerah-daerah artikulator, yaitu tenggorakan, lidah, dan bibir sesuai dengan keragaman
artikulasi dan jenis huruf.[8]
Sedangkan dalam Tafsir al-Misbah kata al-bayar pada mulanya berarti jelas. Kata tersebut di
sini dipahami oleh Thabathaba’i dalam arti “potensi mengungkap” yakni kalam/ucapan yang
dengannya dapat terungkap apa yang terdapat dalam benak. Lebih lanjut ulama ini menyatkan
bahwa kalam bukan skedar mewujudkan suara dengan menggunakan rongga dada, tali suara dan
kerongkongan. Bukan juga hanya dalam keanekaragaman suara yang keluar dari kerongkongan
karena perbedaan makharij al-hrurf dari mulut, tetapi juga bahwa Allah yang maha Esa
menjadikan manusia dengan mengilhaminya mampu memahami makna suara yang keluar itu,
yang dengannya dia dapat menghadirkan sesuatu dari alam nyata ini, berapapun besar atau
kecilnya yang wujud yang berkaitan dengan masa laumpau atau datang, dan menghadirkan
dalam benaknya hal-hal yang abstrak yang dapat dijangkau oleh manusia dengan pikirannya
walau tidak dijangkau dengan indra.[9]
E.     Keterkaitan dengan Kependidikan
Kandungan Hukum dalam Surat ar-Rahman ayat 1-4 , dari ayat pertam ( ‫رحمن‬€€‫)ال‬ ar-
Rahman, yang memiliki arti pengasih kepada makhluknya tanpa keterkecuali baik kepada yang
beriman maupun yang mengingkarinya, disini jika dikaitkan dengan pendidikan adalah kita
sebagai pendidik harus memilik sifat yang pengasih tanpa pengecualian baik kepada yang pintar,
pendiam, dan yang nakal. Kita harus menyayanginya tanpa pandang bulu.
Mengajarkan Qur’an. Ini menunjukan bahwa seorangguru harus terlebih dahulu
mempersiapkan Qur’an, dalam konteks ini qur’an diterjemahkan dengan materi pelajaran,
sebelum guru berada dihadapan siswa. guru harus terlebih dahulu mempersiapkan dalam artian
menguasai, memahami materi yang akan disampaikankepada siswa. sehingga seorang guru dapat
maksimal mentransfer ilmunya kepadasiswa.
Khalaqal InsanMenciptakan Manusia. Menilik tujuan utama dari pendidikan adalah
mencetak manusia yang sempurna, yang berpengetahuan, berakhlak dan beradab. tentu tidak ada
manusia yang sempurna, namun berusaha menjadi manusia yang sempuranaadalah suatu
kewajiban. Seorang guru apapun materi yang ia ajarkan hendaknyamengarahkan siswanya
menjadi manusia yang berpengetahuan, beradab dan bermartabat yang berujung kepada
ketaqwaan kepada Yang Maha Esa. bukan hanyamengarahkan pada aspek prestasi saja.
Allamahul Bayan Mengajarkan Dengan Jelas. Ayat ini kaitannya dengan proses
pendidikan adalah seorang guru apapun pelajaran yang disampaikan, sampaikanlah dengan
sejelas-jelasnya, sampai pada tahap seorang siswa benar-benar faham. jangan sampai seorang
siswa belum betul-betul faham pada materi yang diajarkan sudah pindah kemateriyang lain.
banyak kasus di negeri ini, demi mengejar target pencapaiankurikulum,prinsip memberi
kefahaman diabaikan, efeknya kita tahu semua.

BAB II
Penutup
Setelah kita mempelajari Surat Ar-Rahman Ayat 1-4 kita dapat mengambil beberapa
pelajaran yang terdapat dalam surat itu, dimana Allah itu Sebagai pendidik pertama dimuka bumi
dan alam semesta ini.
Dalam surat ar-Rahman ayat 1 sampe 4 kita diajarkan menjadi sebagai seorang pendidik
yang sebenarnya, yang harus memilik sifat rahman kasih syang, dan sebagai seorang pendidik
kita harus mengajarkan apaun dengan sejelas-jelasnya, seperti ayat ke 4 dalam surat ar-Raham
yang berbunyi  َ‫عَلَّ َمهُ ْالبَيَان‬.

DAFTAR PUSTAKA
M. Quraish Shihab.Tafsir Al-Misbah pesan, kesam dam keserasian al-Qur’an. Jakarta : Lentera Hati.2002
Jalalaudin Al-Mahalli dan Jalaludin As-Syututi, terjemah Tafsir Jalalain Jilid 2. Sinar Baru Algensido.
Hamka. Tafsir Al Azhar Juzu’ XXVII. Jakarta : PT. Kipas Putih Aksara.
Muhammad Nasib ar-Rifa’i, Terjemahan Taisiru al-Aliyyul Qadir li Ikhtishari Tafsir.  Jakarta : Gema Insan.
2001.
Diterjemahkan oleh Ahmad mustofa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, Semarang : PT. Karya Toha Putra
Semarang,1974.

http://sinafiudin.blogspot.com/2014/10/makalah-tafsir-tarbawi-surat-ar-rahman.html

BAB II DESKRIPSI SURAT AR-RAHMAN 1-4 A. Redaksi Surah ar-Rahman ayat 1-4 Dalam sub ini penulis
akan menyajikan redaksi surat Ar Rahman yang menjadi obyek kajian penulis. Adapun redaksi surat Ar
Rahman beserta terjemahnya disajikan dalam uraian berikut ini.      
             Artinya: “Tuhan Yang
Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan Al-Qur‟an. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai
berbicara. (Qs. ar-Rahman: 1-4). B. Makna Mufrodat Setelah penulis menyajikan redaksi surat Ar
Rahman yang menjadi obyek kajian penulis, maka selanjutnya penulis menyajikan kosa kata yang
terdapat dalam surat Ar Rahman tersebut. Adapun kosa kata yang terdapat dalam surat tersebut
sebagai berikut. 1. Ar Rahman Ar Rahman merupakan salah satu di antara nama-nama Allah yang indah
(Asmaul Husna). Sifat Ar Rahman ini disebutkan dalam surat al Hasr ayat 22, sebagai salah satu sifat
Allah, sebagai berikut:              
                 Artinya:”Dialah Allah yang tiada
Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang” 15 Kata ar-Rahman tersebut berakar kata dari – - yang artinya mengasihi, menaruh kasihan
(Yunus, 2007: 139). Kata ar-Rahman juga berakar dari kata rahmat, yaitu: yang artinya: belas kasih
(Munawwir, 1984:518). Dengan demikian, Ar Rahman berarti Allah yang maha pengasih, atau Allah yang
senantiasa mengasihi hamba-hambanya di dunia tanpa pilih kasih. Semuanya akan mendapatkan kasih
sayang tanpa terkecuali. Kasih sayang Allah di dunia bersifat sementara, berhubungan dengan dimensi
waktu dan tempat. 2. Allama „Allama berasal dari akar kata – - yang berarti mengetahui sesuatu (Yunus,
2007:277). Kata juga berarti mengajar (Munawwir, 1984: 1036). Alima artinya mengetahui sesuatu, yang
kata bendanya menjadi ilmun yang bermakna pengetahuan. Sementara allama ditambahkan tasdid di
ain fi‟ilnya berimplikasi pada maknanya. Jika alima artinya mengetahui, maka allama berarti
mengajarkan ilmu. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al Baqarah ayat 31 sebagai berikut:
             
                   
 Artinya:”dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu 16 berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-
benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" 3. Al Insan Al insan artinya manusia
sepadan dengan kata al Basyar yang juga berarti manusia (Munawwir, 1984: 47). Al insan merupakan
bentuk tunggal (mufrad) yang jamaknya adalah al anasi yang berarti umat manusia. Meskipun kata al
insan dalam surat Ar Rahman itu berbentuk tunggal yang kembali pada Rasulullah Muhammad, tetapi
yang dimaksudkannya adalah seluruh umat manusia. 4. Khalaqa Khalaqa merupakan bentuk kata kerja
lampau (fiil madhi) artinya adalah menjadikan, membuat dan menciptakan (Munawwir, 1984:393).
Dengan demikian Allah yang menjadikan manusia, menjadikannya dari sari pati tanah, atau Allah yang
membuat manusia dari sari pati tanah yang dimakan manusia, atau Allah yang menciptakan manusia
tanpa ada contoh yang mendahuluinya. Dari tiga makna itu menciptakan merupakan makna yang paling
mashur. Dikarenakan Allah menciptakan sesuatu tanpa ada sampel atau contoh yang mendahuluinya,
termasuk ketika Allah menciptakan Nabi Muhammad atau seluruh manusia di alam raya. 17 5. Al Bayãn
Kata al bayãn berasal dari akar kata - - yang berarti nyata, terang dan jelas (Yunus, 2007: 75).
kemampuan manusia untuk mengutarakan isi hati dan memahamkannya kepada orang lain. Menurut
Munawwir (1984:135) kata al-bayan juga berarti, tampak, jelas, dan terang ( ). Kata al bayãn juga dapat
dimaknai sebagai al Qur‟an al karim, sebagaimana dikatakan bahwa salah satu nama Al Qur‟an adalah al
bayãn yang artinya menjadi penjelas atau pembeda antara perkara yang haq dengan perkara yang batil.
C. Isi Kandungan Ayat Dalam pembahasan ini penulis akan memaparkan isi dari kandungan ayat yang
dikaji, yaitu pada Qs. ar-Rahman ayat 1-4 menurut pendapat para mufassir, yakni sebagai berikut: 1.
Tafsir Surah ar-Rahman ayat 1-2 Dalam membahas tafsir surat Ar Rahman ayat 1 dan 2 ini penulis akan
menyajikan tiga pandangan mufasir. Tafsir tersebut adalah tafsir al Misbah, An Nur dan al Maraghi.
           Artinya: “(tuhan) yang Maha pemurah, yang
telah mengajarkan Al Quran.” 18 Masing-masing pandangan dari tafsir al Misbah, An Nur dan al Maraghi
akan penulis uraikan sebagai berikut: a. Tafsir al-Misbah Surah ini dimulai dengan menyebut sifat
Rahman, yaitu Allah yang telah melimpahkan rahmat kepada seluruh makhlukNya, baik manusia, jin,
binatang, maupun tumbuhan. Setelah menyebutkan nikmatnikmatNya secara umum, kemudian
disebutkan rahmat dan nikmatNya yang terbesar, yakni pengajaran al-Qur‟an kepada siapa saja yang
dikehendaki-Nya. Pada kata „allama banyak ulama yang menyebut objeknya adalah kata al-insan
(manusia) yang diisyaratkan pada ayat berikutnya. Thabathaba‟i menambahkan bahwa jin juga
termasuk, karena pada surah ini ditunjukkan kepada jin dan manusia atau bisa jadi mencakup selain
keduanya. Malaikat Jibril bertugas menerima wahyu dari Allah termasuk juga wahyu al-Qur‟an yang
disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. Karena bagaimana mungkin dapat menyampaikan dan
mengajarkannya kepada Rasulullah, kalau Malaikat tersebut tidak memperoleh pengajaran dari Allah
sebelumya, seperti yang telah dinyatakan dalam firmanNya pada Qs. an-Najm: 5     
    Artinya: “yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.” Di sisi lain
karena tidak disebutkannya objek kedua dari kata „allama, maka mengisyaratkan bahwa objek tersebut
bersifat umum 19 dan mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh pengajaranNya (Shihab,
2012:278). b. Tafsir An-Nur Kata Rahman menunjukkan kepada dzat yang menunjukkan buktibukti
rahmah berupa, kenikmatan-kenikmatan dan kebajikan. Apabila Allah disifati dengan sifat Rahman,
dapat dipahami secara bahasa bahwa Allah itu pemberi nikmat. Ar-Rahman, yang sangat banyak rahmat
dan karunia-Nya. Sifat Rahman adalah sifat yang menunjukkan bahwa Allah memiliki rahmat dan
melimpahkannya tanpa batas kepada semua makhluk-Nya. Surah ini diturunkan untuk menjelaskan
nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada hambaNya. Nikmat yang paling tinggi dan teragung serta
paling banyak faedahnya disebutkan terlebih dahulu, yaitu nikmat diturunkannya al-Qur‟an dan
diajarkannya al-Qur‟an. Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah telah mengajarkan alQur‟an. Dan al-
Qur‟an adalah sumber dari segala nikmat Tuhan serta sarana untuk mencapai nikmat spiritual maupun
material. Nikmat pengajaran al-Qur‟an telah disebutkan terlebih dahulu daripada penciptaan manusia.
Namun realitas dalam tatanan alam menyebutkan dengan urutan terbalik, yaitu menciptakan manusia
terlebih dahulu, kemudian menyebutkan nikmat mengajari manusia berbicara dan mengajari al-Qur‟an
(Ash-Shiddieqi, 1972:108). 20 c. Tafsir al-Maraghi Dalam ayat ini telah diterangkan nikmat-nikmat Allah
yang diberikan kepada hamba-Nya, sebagai rahmat bagi mereka. Salah satu diantara nikmat yang paling
besar kedudukannya dan paling banyak faedahnya adalah diajarkannya al-Qur‟an. Allah mengajarkan al-
Qur‟an yang didalamnya terdapat hukum-hukum syari‟at untuk menunjukkan kepada makhluk-Nya dan
menyempurnakan kebahagiaannya dalam kehidupan dunia maupun di akhirat. Jadi kesimpulannya dari
isi kandungan ayat 1-2 adalah Allah dengan sifat rahman-Nya telah melimpahkan berbagai nikmat
kepada makhluk-Nya, dan salah satu diantara nikmat yang terbasar, yaitu nikmat diajarkannya al-
Qur‟an. Al-Qur‟an adalah sebagai sumber dari nikmat Allah, dan al-Qur‟an juga merupakan pedoman
atau petunjuk bagi manusia dalam menjalani kehidupannya agar memperoleh kebahagiaan dunia dan
akhirat. 2. Tafsir Surah ar-Rahman ayat 3-4 Sebagaimana dalam membahas tafsir surat Ar Rahman ayat 1
dan 2 ini di atas, dalam membahas ayat 3 dan 4 penulis juga akan menyajikan tiga pandangan mufasir
tersebut.         Artinya: “Dia menciptakan
manusia. mengajarnya pandai berbicara.” 21 a. Tafsir al-Misbah Allah yang mengajarkan al-Qur‟an dan
yang menciptakan manusia, makhluk yang paling membutuhkan tuntunanNya, serta yang paling
berpotensi untuk memanfaatkan tuntunan tersebut. Kata al-bayan dapat dipahami dalam arti
mengungkap potensi, yakni kalam atau ucapan yang dengannya dapat terungkap apa yang terdapat di
dalam hati maupun pikiran. Allah telah menjadikan manusia dengan mengilhaminya mampu memahami
apa yang terucap melalui bahasa. Dengan al-bayan manusia telah membuka peluang untuk memberi
dan memperoleh pemahaman. Pengajaran al-bayan tidak hanya terbatas pada ucapan tetapi mencakup
segala ekspresi, termasuk seni dan raut muka. Al bayan juga dapat diartikan sebagai potensi berfikir,
yakni mengetahui atau dapat menguraikan sesuatu yang tersembunyi dalam benaknya dan dapat
menjelaskan atau mengajarkannya kepada orang lain. Hal tersebut dapat disampaikan melalui kata-kata,
perbuatan, tulisan, maupun dengan menggunakan isyarat. Allah menciptakan potensi pada diri manusia
dengan jalan menjadikannya tidak dapat hidup sendiri atau disebut juga sebagai makhluk sosial. Hal
tersebut yang membuat manusia harus saling berinteraksi satu sama lain dan pada akhirnya melahirkan
aneka suara yang disepakati bersama dan itulah yang merupakan bahasa mereka (Shihab, 2012:279). 22
b. Tafsir An-Nur Allah telah menjadikan manusia dengan memberikannya kekuatan lahir, batin dan
tabi‟at yang dapat disalurkan kepada tujuan tertentu. Disamping itu Allah juga telah mengajarkan
manusia pandai berbicara, untuk dapat menjelaskan atau menyampaikan apa yang terlintas dalam hati
maupun pikirannya dengan bahasa yang dapat dipahami. Dalam hidup ini manusia tidak dapat hidup
sendiri, karena pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial. Bahasa sangat diperlukan sebagai alat
penghubung atau sebagai alat komunikasi dan sebagai alat untuk memelihara ilmu yang diterima
maupun yang akan disampaikan kepada orang lain. Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang
dimaksud dengan alInsan pada ayat tersebut adalah Muhammad, dan yang dikehendaki albayan adalah
al-Qur‟an. Maka makna ayat menjadi “Allah menjadikan Muhammad dan mengajarkannya al-Qur‟an”
(Ash-Shiddieqi,1972: 110). c. Tafsir al-Maraghi Setelah menyebutkan nikmat pengajaran al-Qur‟an
kemudian Allah menyebutkan nikmat lainnya, yaitu diciptakannya manusia dan mengajarinya sehingga
dapat mengungkapkan apa yang terlintas dalam hatinya. Sekiranya tidak demikian, maka Nabi
Muhammad tidak dapat mengajarkan al-Qur‟an kepada umatnya. 23 Menurut tabi‟atnya, manusia
adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri atau harus bergantung pada orang lain
(masyarakat), maka diperlukan adanya bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dan memahamkan
atas apa yang ingin disampaikan kepada sesamanya. Dan dengan bahasa manusia dapat memelihara
ilmu-ilmu orang terdahulu supaya dapat diambil manfaatnya oleh generasi saat ini dan serterusnya. Hal
ini termasuk nikmat ruhani terbesar yang telah Allah berikan kepada makhluk-Nya. Pertama, Allah
menyebutkan hal yang harus dipelajari, yaitu al-Qur‟an pedoman bagi manusia. Selanjutnya
menyebutkan tentang belajar dan cara belajar yang diwujudkan melalui komunukasi (bahasa).
Kesimpulan dari pendapat mufassir mengenai isi kandungan surah ar-Rahman ayat 3-4 adalah nikmat
diciptakannya manusia, yang oleh Allah diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya, seperti dalam
firman-Nya Qs. at-Tin ayat 4 sebagai berikut:      
  Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Allah menjadikan manusia dengan dibekali
potensi. Dengan potensi tersebut manusia dapat menjalankan tugasnya sebagai khalifah, dan dengan
adanya potensi manusia dapat berinteraksi dengan sesamanya yaitu, dengan menggunakan bahasa
sebagai alat untuk berkomunikasi. Karena Allah 24 menciptakan manusia dengan tidak dapat hidup

Asbābun Nuzūl Al-Qur‟an diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia dalam upaya mencapai
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Ayat-ayat dalam al-Qur‟an ada yang diturunkan tanpa sebab dan
ada pula ayat-ayat yang diturunkan setelah terjadinya suatu peristiwa yang perlu direspon atau dijawab.
Peristiwa atau persoalan yang melatarbelakangi turunnya ayat itu disebut asbābun nuzūl (Depag,
2009:228). Asbābun al-nuzūl secara bahasa terdiri dari dua kata asbāb dan nuzūl, asbāb bentuk jama‟
dari sabab yang berarti sebab, sedangkan kata nuzūl berasal dari akar kata nazala-yanzilu-nuzulan yang
artinya turun, menurunkan sesuatu (Budihardjo, 2012:21). Sedangkan asbābun nuzūūl menurut istilah
adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya ayat, dimana ayat tersebut menjelaskan
pandangan al-Qur‟an tentang peristiwa yang terjadi atau mengomentarinya (Shihab, 2012:3).
Pengetahuan mengenai asbābun nuzūl atau sejarah turunnya ayat-ayat al-Qur‟an sangat diperlukan bagi
seseorang yang ingin memperdalam pengertian mengenai ayat-ayat al-Qur‟an. Dengan mengetahui
latar belakang turunnya ayat, maka seseorang dapat menggambarkan situasi dan kondisi saat ayat
tersebut diturunkan, sehingga memudahkan untuk memahami apa yang terkandung di balik teks ayat
tersebut. 26 Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa ayat-ayat al-Qur‟an itu diturunkan tanpa sebab
dan ada pula ayat-ayat yang diturunkan setelah terjadinya suatu peristiwa yang perlu direspon dan
dijawab. Dalam pembahasan ini penulis tidak menemukan seluruhnya asbabun nuzul pada ayat-ayat
yang dikaji melainkan hanya akan menjelaskan asbābun nuzūl yang terdapat pada surah ar-Rahman ayat
1 dan 2 saja. Adapun asbābun nuzūl surah ar-Rahman ayat 1 dan 2 adalah sebagai berikut: 1. Surah ar-
Rahman ayat 1-2            Artinya: (tuhan) yang Maha
pemurah, yang telah mengajarkan Al Quran. Para ulama berpendapat bahwa sebab turunnya surah ar-
Rahman ayat 1 tersebut adalah karena tanggapan negatif kaum musyrikin Mekkah ketika mereka
diperintahkan untuk bersujud kepada Allah SWT, seperti pada firman-Nya Qs. Al Furqon: 60 adalah
sebagai berikut :                
                      
 Artinya: dan apabila dikatakan kepada mereka: "Sujudlah kamu sekalian kepada yang Maha
Penyayang", mereka menjawab:"Siapakah yang Maha Penyayang itu? Apakah Kami akan sujud kepada
Tuhan yang kamu perintahkan kami(bersujud kepada-Nya)?", dan (perintah sujud itu) menambah
mereka jauh (dari iman) (shihab, 2012:277). Ayat ini merupakan bantahan bagi kaum musyrikin yang
menganggap mereka tidak mengenal yang bernama Rahman, kecuali Rahman dari Yamamah. Maka
pada ayat ini menegaskan bahwa ar- 27 Rahman bukanlah dia, tetapi Allah yang Maha Rahman yang
telah mengajarkan al-Qur‟an dan telah menciptakan manusia. 2. Surah ar-Rahman ayat 3-4 
       Artinya:” Dia menciptakan manusia.
mengajarnya pandai berbicara.” Pada ayat ini Allah menyatakan bahwa Allah yang mengajar alQur‟an
kepada Muhammad saw melalui malaikat Jibril, dan Muhammad telah mengajarkan pada umatnya. Ayat
ini turun sebagai bantahan bagi penduduk Mekkah yang mengatakan:      
                       
               Artinya: dan
Sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Quran itu diajarkan oleh
seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa)
Muhammad belajar kepadanya bahasa 'Ajam, sedang Al Quran adalah dalam bahasa Arab yang terang
(Depag, 2010: 641).

http://e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1309/1/SKRIPSI.pdf

Anda mungkin juga menyukai