Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PROSES PENDIDIKAN DI INDONESIA YANG

MEMERLUKAN TANGAN IT YANG HANDAL

Mata Kuliah Dosen Pengampu


Ilmu Pendidikan Evi Maya Stefany S.Pd M.Pd

Disusun Oleh :

Nur Fadhillatur Rahmadayanti

NIM : 230631100005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN INFORMATIKA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Proses Pendidikan Di Indonesia Yang Memerlukan Tangan
IT Yang Handal” Sehingga tersusun sampai selesai tepat waktu.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan


dan kekurangan karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami dalam
segi penulisan yang baik dan benar oleh karena itu saya selaku penyusun sangat
berharap banyak terhadap para pembaca agar memberi saran dan masukkan
sehingga dapat menyempurnakan kekurangan yang ada dalam makalah ini.
Semoga makalah yang saya susun ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi pembaca dan dapat meningkatkan pengetahuan bagi kita semua.

Bangkalan, 28 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A. Peran Teknologi dalam Dunia Pendidikan Di Era Globalisasi ...................... 3
B. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Guru masih Gagap dalam Teknologi ..... 5
C. Upaya Mengatasi Guru Yang Gagap Teknologi ........................................... 8
BAB III ................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................. 10
A. Kesimpulan ................................................................................................. 10
B. Saran ............................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru adalah profesi strategis untuk menuju terciptanya pendidikan yang
bermartabat, agar tercipta generasi yang memiliki sumber daya manusia yang
handal. Pada umumnya siswa cerdas enggan untuk memilih profesi guru. Sebagian
guru menganjurkan anak didik yang cerdas agar memilih karier selain guru. Saat
anak didik memilih bidang pendidikan dan menjadi mahasiswa, mereka belajar
banyak teori tentang pedagogik, psikologi dan perkembangan ilmu-ilmu lain.

Buku bukan lagi menjadi sarapan pagi, begitu juga dalam membaca koran,
majalah dan jurnal. Pada abad ini proses pembelajaran berbasis IT sangat banyak
digunakan oleh para guru. Namun sebagian dari guru terutama guru yang sudah
lanjut usia dalam menyambut kehadiran teknologi, seperti internet, komputer,
laptop, LCD dan lain-lain kurang bergairah dan kurang tertarik untuk ikut
mengaplikasikannya. Mereka bersembunyi dibalik kata-kata sibuk sehingga pada
akhirnya mereka menjadi guru-guru yang gaptek.

Didunia pendidikan saat ini, teknologi bisa digunakan sebagai media


pembelajaran, dengan adanya media pembelajaran berbasis IT dapat membuat
proses pembelajaran lebih efektif dan efisien. Media pembelajaran berbasis IT
mempunyai daya tarik bagi siswa untuk memperhatikan pelajaran. Sebagai seorang
guru tidak boleh lemah dalam teknologi, dimana guru sebagai sumber dan fasilitator
dalam penyampaian informasi harus mengikuti perkembangan teknologi dari masa
ke masa. Namun apa saja faktor yang menyebabkan guru terutama guru yang sudah
lanjut usia gagap dalam teknologi? Dalam makalah ini akan dibahas tentang upaya
mengapuskan ke gagapan teknologi guru lanjut usia untuk perkembangan teknologi
di bidang pendidikan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja peranan teknologi pada bidang pendidikan di era globalisasi?

2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan guru lanjut usia kurang tertarik
memanfaatkan media pembelaaran berbasis teknologi ?

3. Apa saja upaya untuk mengatasi guru yang gagap teknologi?

C. Tujuan Penulisan
1. Guru dapat menyadari pentingnya media pembelajaran berbasis IT

2. Guru lanjut usia dapat mengembangkan ilmunya dalam bidang teknologi

3. Untuk Menimbulkan kesadaran pihak guru dalam pengembangan media


pembelajaran berbasis IT pada pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran Teknologi dalam Dunia Pendidikan Di Era Globalisasi


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (UU no.20 th 2003 pasal 1:1). Pemerintah
menyelenggarakan pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kecerdasan itu diperlukan oleh setiap orang untuk menghadapi perkembangan
zaman yang sudah memasuki era globalisasi.

Menurut Grew (dalam Nikolopoulou 2010:28) globalisasi secara luas


dipahami sebagai peregangan kegiatan sosial, politik dan ekonomi lintas batas
sehingga kejadian, keputusan dan kegiatan yang berlangsung di suatu temapat atau
suatu wilayah memiliki arti penting bagi masyarakat keseluruhan. Kemudian
pengertian secara luas globalisasi adalah proses pertumbuhan negara-negara maju
(Amerika, Eropa dan Jepang) melakukan ekspansi besar-besaran, Kemudian
berusaha mendominasi dunia dengan kekuatan teknologi, ilmu pengetahuan,
politik, budaya, militer dan ekonomi. Dalam bidang ekonomi, globalisasi ekonomi
berarti terintegrasinya ekonomi nasional ke dalam ekonomi dunia atau global. Bila
dikaitkan dalam bidang pendidikan, globalisasi pendidikan berarti terintegrasinya
pendidikan nasional ke dalam pendidikan dunia.

Teknologi dalam pembelajaran memiliki tiga peran utama yang di gunakan


dalam pembelajaran yaitu :

a. Peran Tambahan (suplemen) Dikatakan berfungsi sebagai suplemen


(tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah
akan memanfaatkan materi pembelajaran melalui ICT atau tidak. Dalam
hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses

3
materi pembelajaran melalui ICT. Sekalipun sifatnya hanya opsional,
peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan
pengetahuan atau wawasan. Walaupun materi pembelajaran melalui ICT
berperan sebagai suplemen, para dosen /guru tentunya akan senantiasa
mendorong, mengggugah, atau menganjurkan para peserta didiknya untuk
mengakses materi pembelajaran melalui ICT yang telah disediakan.
b. Fungsi Pelengkap (Komplemen) Dikatakan berfungsi sebagai komplemen
(pelengkap), apabila materi pembelajaran melalui ICT diprogramkan
untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di
dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran melalui ICT
diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan) yang
bersifat enrichment atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran konvensional.
c. Fungsi Pengganti (substitusi) Beberapa perguruan tinggi di negara-negara
maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan
pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswanya. Tujuannya adalah
untuk membantu mempermudah para maasiswa mengelola kegiatan
pembelajaran/ perkuliahannya sehingga para mahasiswa dapat
menyesuaikan waktu dan aktivitas lainnya dengan kegiatan
perkuliahannya. Sehubungan dengan hal ini, ada 3 alternatif model
kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih para mahasiswa, yaitu apakah
mereka akan mengikuti kegiatan pembelajaran yang disajikan secara (1)
konvensional (tatap muka) saja, atau (2) sebagian secara tatap muka dan
sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui
internet. Alternatif model pembelajaran manapun yang akan dipilih oleh
para mahasiswa tidak menjadi masalah dalam penilaian. Artinya, setiap
mahasiswa yang mengikuti salah satu model penyajian materi perkuliahan
akan mendapatkan pengakuan atau penilaian yang sama. Jika mahasiswa
dapat menyelesaikan program perkuliahannya dan lulus melalui cara
konvensional atau sepenuhnya melalui internet, atau bahkan melalui
perpaduan kedua model ini, maka institusi penyelenggara pendidikan akan

4
memberikan pengakuan yang sama. Keadaan yang sangat fleksibel ini
dinilai sangat membantu para mahasiswa untuk mempercepat
penyelesaian perkuliahannya. Para mahasiswa yang belajar pada lembaga
pendidikan konvensional tidak perlu terlalu khawatir lagi apabila tidak
dapat menghadiri kegiatan perkuliahan secara fisik karena berbenturan
dengan kepentingan lain yang tidak dapat ditinggalkan atau ditangguhkan.
Apabila lembaga pendidikan konvensional tersebut menyajikan materi
pembelajaran yang dapat diakses para mahasiswa melalui internet, maka
mahasiswa dapat mempelajari materi perkuliahan yang terlewatkan
tersebut melalui internet. Dapat terjadi demikian karena para mahasiswa
diberi kebebasan mengikuti kegiatan perkuliahan yang sebagian disajikan
secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet (model pembelajaran
kedua). Di samping itu, para mahasiswa juga dimungkinkan untuk tidak
sepenuhnya menghadiri kegiatan perkuliahan secara fisik. Sebagai
penggantinya, para mahasiswa belajar melalui internet (model
pembelajaran ketiga).

B. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Guru masih Gagap dalam Teknologi


Palangka Raya (ANTARA News) - Kalangan Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan (LPMP) Kalimantan Tengah menyatakan prihatin masih banyak guru
yang gagap teknologi saat mengikuti uji kompetensi guru secara "online". "Dari
hasil ujian hari pertama banyak guru yang tidak bisa mengoperasionalkan fasilitas
internet, terutama guru yang sudah lanjut usia," kata Kepala LPMP Kalteng
Krisnayadi Toendan di Palangka Raya, Rabu(1/8/2012). (m.antaranews.2012)

(30/11/2012) Kepala Bidang Pengembangan Pendidik dan Tenaga


Kependidikan (PTMPTK) Dinas Pendidikan Sarolangun, Ahmad Nasri,
menjelaskan, nilai standar UKG adalah 60, sementara guru di Sarolanggun hanya
mampu mencapai nilai 40 hingga 50. "Artinya UKG kabupaten Sarolangun belum
mencapai standar," ujar Ahmad Nasri. Nasri menambahkan, rata-rata para guru

5
yang mengikuti UKG telah lulus sertifikasi. Hanya saja saat UKG mereka tidak
memenuhi standar. Penyebabnya adalah faktor usia dan tidak bisa mengoperasikan
komputer dan kurang memahami teknologi informasi. "Rata-rata usia guru ikut
UKG 50 tahun, mereka merupakan guru pendidikan dasar," ungkapnya.
(infojambi.com)

Ada beberapa sebab yang menjadikan sebagian guru merupakan guru gaptek dan
tidak melek teknologi. Sebab-sebab tersebut adalah antara lain:
1. Merasa sudah tua dan sebentar lagi pensiun. Biasanya guru dengan kondisi ini
menganggap tidak perlu lagi belajar teknologi
2. Jabatan Kepala Sekolah terkadang menjadi alasan keengganan belajar
teknologi. Alasannya adalah mereka bisa memberikan perintah kepada staf
Tata Usaha untuk membuatkan apa yang dibutuhkannya
3. Keengganan untuk menjadi lebih baik. Belajar sesungguhnya bukan monopoli
para siswa. Belajar adalah kewajiban siapa saja. Belajar agar menjadi lebih baik
tidak dibatasi oleh usia. Siapa saja, termasuk guru, harus selalu berusaha
menjadi lebih baik.
4. Mindset. Menjadi guru gaptek yang disebabkan oleh mindset ini yang paling
sulit berubah.

Faktor-faktor lain yang menyebabkan gaptek yaitu


1. Ekonomi
Gaji yang diterima oleh guru yang bergolongan rendah sangatlah kecil, hanya
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk membeli barang
elektronik seperti computer bukanlah menjadi kebutuhan pokok ang harus
dilengkapi. Ini membuat guru-guru semakin enggan mencoba menggunakan
teknologi.
2. Lokasi
Tempat tinggal menjadi salah satu factor penyebab mengapa banyak guru yang
masih gagap teknologi. Anggapan bahwa daerah terpencil tidak terlalu

6
membutuhkan informasi yang lebih. Ini membuat guru menyampaikan materi
seadanya saja.
3. Sarana dan prasarana sekolah
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah yang kurang memadai
membuat seorang guru kesulitan untuk mengakses internet. Ditambah lagi jika
kondisi ekonomi dan wilayah yang sulit mengakses internet. Jika sekolah
memiliki sarana dan prasarana yang baik dapat digunakan guru untuk melatih
diri menggunakan teknologi.
4. Usia
Merasa sudah tua dan sebentar lagi pensiun. Biasanya guru dengan kondisi ini
menganggap tidak perlu lagi belajar teknologi

7
C. Upaya Mengatasi Guru Yang Gagap Teknologi
Mampuono Rasyidin Tomoredjo (2009) menyatakan bahwa supaya guru
menjadi profesional yang sesuai dengan era global dan digital ini hendaknya guru
kurang lebih memiliki sembilan kriteria guru profesional sebagai berikut:
1. Mahir pada core competency-nya
2. Mengerti dan memahami kurikulum beserta aplikasi dan pengembangannya
3. Menguasai pedagogik secara teoritis dan praktis beserta pengembangannya
4. Menjadi pendengar yang baik dan empatik
5. Menguasai public speaking, terampil memotivasi dan menginspirasi
6. Menjadi pembaca yang efektif dan broad minded
7. Biasa melakukan riset dan penulisan
8. Bisa mengaplikasikan TIK berbasis pembelajaran
9. Menguasai bahasa internasional

Di era informasi kini, sudah tidak zaman lagi para tenaga didik atau guru
gagap terhadap teknologi. Teknologi diharapkan menjadi kesatuan dalam
pembelajaran sehingga tercipta peserta didik yang lebih aktif dan mandiri. Guru
juga perlu memiliki kompetensi profesional yaitu selalu meningkatkan dan
mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Guru perlu
meningkatkan kompetensinya melalui aktivitas kolaboratif dengan kolega,
menjalin kerjasama dengan orang tua, memberdayakan sumber-sumber yang
terdapat di masyarakat, melakukan penelitian sederhana. Guru perlu menguasai
pemanfaatan TIK untuk kebutuhan belajarnya. Kegiatan belajar dan pembelajaran
perlu dikelola dengan baik.
Urgensi peningkatan kemampuan TIK guru menurut Inggit Dyaning Wijayanti
(2011)adalah :
1. TIK dapat digunakan untuk membantu pekerjaan administratif (Word processor
& Kebutuhan Wajib Tingkat Dasar,Spreadsheet) .
2. TIK dapat digunakan untuk membantu mengemas bahan ajar
(Multimedia) Kebutuhan Tingkat Menengah .

8
3. TIK dapat digunakan untuk membantu proses manajemen pembelajaran (e-
learning, Kebutuhan Tingkat Lanjut,dll).
4. TIK dapat digunakan untuk dukungan teknis dan meningkatkan pengetahuan
agar dapat mewujudkan self running creation (antivirus, tools, jaringan,
,internet, dll)
Dalam rangka menyesuaikan diri dengan kemajuan IPTEK dan era
globalisasi, berbagai upaya telah ditempuh pemerintah untuk mengadakan
pembaharuan dan peningkatan mutu pendidikan, yang tercermin dalam berbagai
kebijakan. Salah satu kebijakan pemerintah antara lain dalam bentuk pembaharuan
atau perubahan kurikulum, yang tentunya menuntut guru dan sekolah untuk lebih
aktif dan kreatif mengadakan penyesuaian.
Dalam menanggapi berbagai kebijakan pemerintah itu, hampir semua
sekolah merespon secara positif melalui berbagai tindakan, seperti:
1. Mengirim guru untuk mengikuti kegiatan pelatihan, penataran, seminar dan
workshop mengenai TIK.
2. Mengadakan kegiatan pelatihan dan sosialisasi bagi seluruh guru dengan
mendatangkan nara sumber.
3. Mendorong guru untuk melanjutkan studinya ke jenjang pendidikan
sebagaimana ditentukan pemerintah.
4. Melengkapi berbagai sarana dan media yang dapat menunjang kegiatan
pembelajaran.
5. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi dan
metode, meskipun tidak semua sekolah mampu melaksanakan secara efektif.
6. Mengadakan studi banding ke sekolah lain yang dipandang lebih maju.
Dalam setiap kebijakan pemerintah untuk memajukan pendidikan, selalu
diikuti kegiatan sosialisasi dan pelatihan. Tetapi berbagai kegiatan tersebut hanya
menambah pengetahuan guru dan kurang mampu merubah cara pemikiran apalagi
perilaku. Kebanyakan guru masih memiliki pemikiran, bahwa proses pembelajaran
adalah sekedar menyampaikan materi pelajaran, sehingga perubahan kurikulum
kurang mampu merubah proses pembelajaran.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Peran teknologi bagi dunia pendidikan yaitu dapat meningkatkan kompetensi
guru teknologi digunakan oleh guru untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
dan mampu membuat media pembelajaran yang menarik. Dimana media
pembelajaran lebih efektif dan efisien. Ada beberapa factor yang menyebabkan
guru yang gagap teknologi diantaranya factor ekonomi, wilayah, sarana dan
prasarana, serta usia guru.

B. Saran
Untuk mengatasi masalah gagap dalam teknologi tidak hanya akan bisa diatasi
oleh pemerintah. Masalah ini adalah masalah kita semua. Kita sebagai calon
guru dan guru harus mampu memenfaatkan sarana yang ada untuk mengatasi
masalah gagap teknologi ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Lestari, S. (2018). Peran teknologi dalam pendidikan di era


globalisasi. EDURELIGIA: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2(2), 94-100.

Riyana, C. (2008). Peranan teknologi dalam pembelajaran. Universitas Indonesia,


Jakarta.

Satria, (2012). Hari Gini Guru Gaptek. Sudarmanto,Leles.(2012). Mengurangi


Gagap Teknologi Mayarakat.

Mugara, R. (2011). Meningkatkan kompetensi guru melalui penguasaan teknologi


informasi dan komunikasi (TIK). Prodi Pengembangan Kurikulum.
Universitas Pendidikan Indonesia. Sunan Kalijaga: Yogyakarta.

Tomoredjo, Mampuono Rasyidin, Penguasaan ICT: Bekal Guru Profesional


Menghadapi Era Global

Wijayanti, Inggit Dyaning (2011) Peningkatan Pendidikan Berbasis ICT. UIN


Sunan Kalijaga: Yogyakarta

11

Anda mungkin juga menyukai