Anda di halaman 1dari 20

Makalah Penelitian

PEMBINAAN DISIPLIN PESERTA DIDIK


DI SDN 195 ISOLA BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Peserta Didik


Dosen Pengampu
Dr. Diding Nurdin, M.Pd.
Dr. Nurdin Affandi M.Pd.

Yang Disusun oleh:


Kelompok 4
Chandra Hanun (2110070)
Indyra Zalwa Nurmeila (2106867)
Sekar Asmoro Suci (2103365)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmatnya sehinga makalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Penyusunan makalah ini tidak
bisa diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari beberapa pihak.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Diding Nurdin, M.Pd. dan
Bapak Dr. Nurdin Affandi M.Pd.yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Ada banyak
hal yang bisa kami pelajari melalui penelitian dalam makalah ini.
Makalah berjudul “Pembinaan Disiplin Peserta Didik” disusun untuk memenuhi tugas
mata pelajaran Manajemen Peserta Didik.
Kedisiplinan adalah mentaati tata tertib di segala aspek kehidupan, baik agama,
budaya, pergaulan, sekolah, dan lain-lain. Dengan kata lain, kedisiplinan merupakan kondisi
yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku individu yang
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Hal ini berdasarkan
pada pengertian dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (1988:208), yang berasal dari kata
“disiplin” berarti ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan tata tertib dan sebagainya.
Setelah berhasil menyelesaikan makalah ini, kami berharap apa yang sudah kami
Observasi bisa bermanfaat untuk orang lain. Jika ada kritik dan saran terkait ide tulisan
maupun penyusunannya, kami akan menerimanya dengan senang hati.

Bandung, April 2022


Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah ........................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Pembinaan Peserta Didik .......................................................................... 3
2.2 Materi Pembinaan Peserta Didik ................................................................................. 3
2.3 Langkah-langkah, Fungsi, dan Tujuan Pembinaan Peserta Didik .............................. 4
BAB III HASIL OBSERVASI WAWANCARA ................................................................... 7
3.1 Hasil Observasi ........................................................................................................... 7
3.2 Hasil Wawancara......................................................................................................... 7
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................................ 9
BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 11
5.1 Simpulan.................................................................................................................... 11
5.2 Implikasi .................................................................................................................... 12
5.3 Rekomendasi ............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14
LAMPIRAN............................................................................................................................ 15
A. CV penulis ................................................................................................................. 15
B. Surat Izin dari Fakultas ............................................................................................. 16
C. Surat Keterangan dari Sekolah .................................................................................. 17
D. Dokumentasi.............................................................................................................. 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya sikap disiplin dalam diri peserta didik merupakan karakter yang sangat
mendukung dalam proses belajar peserta didik itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat
Edicio & Torre (2015) yaitu bersikap disiplin melibatkan orang-orang yang paham aturan
untuk membantu interaksi antara guru dengan siswa. Interaksi yang baik tersebut akan
menciptakan perilaku hormat dan peduli sehingga akan membuat proses pembelajaran
lingkungan sekolah menjadi lebih tenang dan bahagia. Tarmizi (dalam Fiana, 2013)
mengemukakan bahwa “masalah kedisiplinan siswa menjadi sangat berarti bagi kemajuan
sekolah” Di sekolah yang tertib akan selalu menciptakan proses pembelajaran yang baik.
Sebaliknya, pada sekolah yang tidak tertib kondisinya akan jauh berbeda.
Hasil penelitian Thomas J. Stanley (2001), menunjukkan bahwa dari 100 faktor yang
berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang, terdapat sepuluh faktor yang dianggap paling
berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang antara lain kejujuran, kedisiplinan, kegaulan,
kemampuan berkomunikasi, dukungan dari pasangan hidup, mampu bekerja lebih keras dari
yang lain, mencintai apa yang dikerjakan, kepemimpinan yang baik dan kuat, memiliki
semangat dan berkepribadian kompetitif, pengelolaan kehidupan yang baik, dan kemampuan
menjual gagasan dan produk. Hal ini kedisiplinan masuk dalam kategori faktor yang
berpengaruh dalam sukses seseorang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah
yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan pembinaan disiplin peserta didik?


2. Apa saja yang mencakup materi pembinaan disiplin peserta didik?
3. Apa saja fungsi pembinaan disiplin peserta didik?
4. Apa tujuan dari pembinaan disiplin peserta didik?

1
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hakikat pembinaan disiplin peserta didik


2. Untuk mengetahui apa saja materi yang mencakup pembinaan disiplin peserta didik
3. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan dari pembinaan disiplin peserta didik
4. Agar bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pembinaan Peserta Didik


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “pembinaan adalah proses, cara, perbuatan
membina, pembaharuan, penyempurnaan, dan usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil yang lebih baik”.
Menurut Ach. Suudy (2010), pembinaan kesiswaan merupakan bagian yang sangat
penting dalam terselenggaranya pelaksanaan pendidikan.
Maksud dari kegiatan pembinaan peserta didik adalah mengusahakan agar siswa dapat
tumbuh dan berkembang sebagai manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional.

2.2 Materi Pembinaan Peserta Didik


Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Republik Indonesia
Nomor 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan bab I pasal 3 ayat 2 menjelaskan bahwa
materi pembinaan peserta didik meliputi:

1. Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa


2. Budi pekerti luhur atau akhlak mulia
3. Kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan bela Negara
4. Prestasi akademik, seni, dan/atau olahraga sesuai bakat dan minat
5. Demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan politik, lingkungan hidup, kepekaan
dan toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural
6. Kreativitas, keterampilan, dan kewirausahaan
7. Kualitas jasmani, kesehatan, dan gizi berbasis sumber gizi yang terdiverifikasi
8. Sastra dan budaya
9. Teknologi informasi dan komunikasi
10. Komunikasi dalam bahasa Inggris

Materi-materi yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tersebut


diwujudkan dalam bentuk-bentuk kegiatan pembinaan peserta didik di sekolah yang terdiri
dari kegiatan yang bermacam-macam dari kegiatan pembinaan akademik, non akademik, dan
sikap/ mental spiritual yang bertujuan agar materi yang diharapkan dapat diterima peserta
peserta didik.
3
2.3 Langkah-langkah, Fungsi, dan Tujuan Pembinaan Peserta Didik
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa kegiatan
pembinaan peserta didik di sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan OSIS, dan pada Bab II
Pasal 3 Ayat 4 menyebutkan bahwa jenis kegiatan pembinaan dapat dikembangkan oleh
sekolah antara lain melalui kegiatan ekstrakurikuler dan layanan bimbingan dan konseling.

1. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

Dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor
226/C/Kep/0/1993 dijelaskan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah adalah OSIS.
Kepanjangan OSIS terdiri dari,organisasi, siswa, intra, dan sekolah. Masing-masing
mempunyai pengertian:
a. Organisasi secara umum adalah kelompok kerjasama antara pribadi yang diadakan untuk
mencapai tujuan bersama.
b. Siswa adalah peserta didik pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
c. Intra berarti terletak di dalam dan diantara.
d. Sekolah merupakan satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar secara berjenjag dan bersinambungan.

2. Kegiatan ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler adalah kegiatan non-pelajaran formal yang dilakukan peserta didik


sekolah atau universitas,umumnya di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan
ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan
ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan
kemampuannya di berbagai bidang di luar bidangakademik. Kegiatan ini diadakan secara
swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar
jam pelajaran sekolah.Kegiatan dari ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan
pada seni, olahraga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif
untuk kemajuan dari siswa-siswa itu sendiri. Menurut (Yudha M. Saputra) prinsip
pengembangan kegiatan ekstrakurikuler terbagi menjadi lima prinsip yaitu:
a. Prinsip relevansi, kegiatan ekstrakurikuler hendaknya disesuaikan dengan kehidupan nyata
di sekitar peserta didik.

4
b. Prinsip efektivitas dan efisiensi, berkenaan dengan sejauh mana apa yang direncanakan
atau diinginkan dapat dilaksanakan dan perbandingan antara hasil yang dicapai dan
pengeluaran yang diharapkan paling tidak menunjukkan hasil yang seimbang.
c. Prinsip kesinambungan, kegiatan ekstrakurikuler sebagai wahana belajar yang dinamis
perlu dikembangkan terus menerus dan berkesinambungan.
d. Prinsip fleksibilitas, menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler tidak kaku.
e. Prinsip berorientasi pada tujuan, merupakan kriteria yang harus dipenuhi dalam pemilihan
kegiatan agar hal atau tujuan dapat dicapai secara efektif dan fungsional.

3. Layanan bimbingan dan kosneling.

Menurut (Daryanto, 2017) dalam (Alkadri,2018) layanan BK merupakan proses


pemberian bantuan terhadap peserta didik agar perkembangannya optimal sehingga anak
didik bisa mengarahkan dirinya dalam bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan
situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

Tujuan dari layanan BK adalah:


a. Membantu peserta didik dalam tugas perkembangannya agar peserta didik memiliki
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Memilki sikap positif, dinamis terhadap perkembangan fisik dan psikisnya.
c. Memiliki sikap mandiri secara emosional dan sosial ekonomi.
d. Memilki pola hubungan sosial yang baik didalam keluarga, sekolah dan masyarakat.
e. Memilki prestasi belajar yang baik dan dapat merencanakan dan mengembangkankarirnya.

Pembinaan peserta didik merupakan pembinaan yang diberikan untuk seluruh peserta
didik di tingkat dasar, menengah, sampai tingkat tinggi, yang mana fungsi pembinaan peserta
didik secara umum dengan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, sebagaimana tercantum
dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II
Pasal 3, yang berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

5
Tujuan dari pembinaan peserta didik adalah mengembangkan potensi siswa,
memantapkan kepribadian siswa, mengaktualisasi potensi siswa dan juga menyiapkan siswa
agar menjadi masyarakat yang memiliki akhlaq mulia, demokratis dan menghormati hak-hak
asasi manusia.

6
BAB III

HASIL OBSERVASI WAWANCARA

3.1 Hasil Observasi


Nama sekolah : SDN 195 Isola Kota Bandung
NPSN : 20244878
Kepala Sekolah : Mariani Suryadi, M.Pd.
Alamat : Jl. Gegerkalong Girang No.12, Isola, Kec. Sukasari,
Kota Bandung Prov. Jawa Barat
Jumlah Guru : 19 orang
Jumlah Siswa : 204 siswa laki-laki dan 213 siswa perempuan
Jumlah kelas : 15 kelas

3.2 Hasil Wawancara


Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah SDN 195 Isola Kota
Bandung

1. Bagaimana konsep kedisiplinan yang diterapkan di SDN 195 Isola Kota Bandung?
Disiplin bagi saya adalah menetapkan dirinya pada tata tertib berlaku. Disiplin tidak
hanya untuk siswa saja, tapi juga untuk guru, penjaga, dan staf tata usaha. Tata tertib
biasanya saya yang merencanakan, lalu disepakati secara bersama untuk diterapkan
dalam kegiatan di sekolah. Itu adalah batasan-batasan disiplin.

2. Apa sanksi bagi siswa atau guru yang tidak disiplin?


1. Ditegur
2. Tegur
3. SP

3. Apa saja syarat-syarat pemberian hukuman yang biasa Ibu berikan kepada peserta
didik yang melanggar aturan atau tata tertib?
Syarat-syarat hukumannya yang pertama tidak menyakiti, biasanya kita melakukan
hukumannya sesuai apa yang dia lakukan, Contohnya karna ibu ini mengajar bahasa
inggris dari kelas 1-6, lalu ditemukan ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan PR.
Ibu akan bertanya alasannya apa. Jika jawabnya karna lupa, maka guru akan bertanya

7
kembali hukumannya mau apa. Jadi tidak memberatkan siswa dan tidak merasa
diintimidasi siswa tersebut. Namun sikap ini juga tidak hanya berlaku untuk siswa,
namun juga untuk guru, penjaga dllnya.

4. Apa yang ibu lakukan jika, siswa sudah melanggar peraturan namun , ia melakukan
kembali pelanggaran aturan sekolah itu?
Sanksi pelanggaran perjanjian di tata tertib akan dikenakan 2 kali lipat jadi jika
melakukan kembali, hukumannya hanya 2 kali lipat ya

5. Permasalahan apa yang sering dihadapi dalam melakukan pendisiplinan pada anak?
Permasalahan yang paling klasik itu gak mau sekolah, Alasannya banyak, yang paling
saya toleran itu adalah kesiangan bangunnya. Akhinya gak mau sekolah. Begitu
kesiangan seharusnya bangun, mandi, berangkat sekolah, bukannya kesiangan malah
tidak mau sekolah .
6. Apa saja persiapan yang dilakukan sekolah dalam membina kedisiplinan peserta
didik?
1. Sosialisasi tentang tata tertib
2. Sosialisasi tentang sanksi, dan
3. Kesepakatan.

7. Bagaimana sikap ibu jika seorang anak tidak mempunyai sifat kedisiplinan tersebut?
Yang pertama ditegur, diajak ngobrol namun tidak hanya kepada siswanya saja tetapi
ke orang tuanya juga karena kedispilinan itu juga terkait kebiasaan di rumah dan
kebiasaan di rumah dibawa ke sekolah.

8. Apakah sarana dan prasarana yang ada telah mendukung pelaksanaan pembinaan para
peserta didik?
Sejauh ini baik maksudnya sarana prasarana ini cukuplah ya. Soalnya sekolah ini
sekolah negeri, jadi kita mau nuntut ke siapa semisalnya seperti “ini gedungnya mau
mewah, gedungnya mau ini itu” seperti itu kan tidak mungkin. Masih terjaga, masih
terawat, masih memfasilitasi. Yang penting bersih, aman, nyaman, udah kita serahkan
kepada siswa. Kita hanya menyediakan semaksimal mungkin dan mereka bisa
menerima sekolah yang nyaman.

8
BAB IV

PEMBAHASAN

SDN Isola 195 Kota Bandung merupakan sekolah dasar negeri yang terletak di Jl.
Gegerkalong Girang No.12, Isola, Kec. Sukasari, Kota Bandung Prov. Jawa Barat dengan
NPSN 20244878. Sekolah tersebut dipimpin oleh Ibu Mariani Suryadi, M.Pd. Sekolah ini
memiliki 19 orang guru, 204 siswa laki-laki dan 213 siswa perempuan. Semua siswa terbagi
dalam 15 kelompok belajar.
Dalam penelitian ini, penulis berkesempatan mewawancarai Kepala Sekolah SDN
Isola 195 Kota Bandung, Ibu Mariani Suryadi, M.Pd. Penulis menggali informasi lebih dalam
mengenai kedisiplinan siswa selama kegiatan belajar mengajar. Wawancara dilakukan secara
langsung di lokasi sekolah.
Pada pertanyaan pertama, penulis menanyakan mengenai konsep kedisiplinan yang
diterapkan di SDN 195 Isola Kota Bandung. Ibu Mariani memberikan pendapat bahwa
disiplin merupakan sikap yang dilakukan seseorang untuk menaati tata tertib yang berlaku.
Menurutnya, disiplin bukan hanya untuk siswa, melainkan untuk guru, penjaga, dan staf tata
usaha. Tata tertib biasanya direncanakan oleh Ibu Mariani, lalu disepakati secara bersama
untuk diterapkan dalam kegiatan di sekolah.
Pada pertanyaan kedua, penulis menanyakan mengenai sanksi bagi siswa dan guru
yang tidak disiplin. Ibu Mariani menuturkan bahwa sanksi pelanggaran diprioritaskan berupa
teguran. Bila teguran tidak dihiraukan, maka pihak sekolah akan memberikan sanksi berupa
surat peringatan (SP) yang akan diberikan langsung kepada orang tua siswa.
Pada pertanyaan ketiga, penulis menanyakan mengenai syarat pemberian hukuman
yang melanggar aturan tata tertib. Ibu Mariani menyatakan bahwa hukuman disesuaikan
dengan apa yang siswa lakukan. Ia memberi contoh bahwa jika ada siswa yang melanggar
aturan, ia akan menanyakan terlebih dahulu alasan siswa melanggar aturan. Lalu, ia akan
menanyakan hukuman yang diinginkan oleh siswa. Ibu Mariani menginginkan hukuman yang
guru berikan tidak memberatkan dan mengintimidasi siswa. Ibu Mariani juga menekankan
bahwa hukuman tidak hanya diberikan kepada siswa, namun juga kepada penjaga dan staf
lainnya.
Pada pertanyaan keempat, penulis menanyakan mengenai sanksi yang diberikan
kepada siswa yang kembali melanggar peraturan, meski sudah melanggar aturan tersebut. Ibu
Mariani menyatakan bahwa sanksi pelanggaran akan dikenakan 2 kali lipat dari yang sudah
ditetapkan.
9
Pada pertanyaan kelima, penulis menanyakan mengenai permasalahan yang sering
dihadapi dalam melakukan pendisiplinan pada anak. Ibu Mariani menuturkan bahwa
permasalahan yang paling umum ditemukan di sekolah adalah mengenai siswa yang tidak
mau berangkat sekolah. Berbagai alasan disampaikan, namun yang paling sering ditemukan
ialah alasan karena terlambat bangun. Padahal, siswa seharusnya harus tetap berangkat
sekolah, meski terlambat bangun.
Pada pertanyaan keenam, penulis menanyakan mengenai persiapan yang dilakukan
sekolah dalam membina kedisiplinan peserta didik. Ibu Mariani menuturkan bahwa persiapan
yang dilakukan sekolah antara lain melakukan sosialisasi tetap tata tertib, sosialisasi tentang
sanksi, dan kesepakatan tata tertib. Sosialisasi tidak bisa hanya sekali dijalankan, namun
perlu dilakukan secara kontinu agar bisa diterapkan dengan baik.
Pada pertanyaan ketujuh, penulis menanyakan mengenai sikap Ibu Mariani
menghadapi seorang anak yang tidak mempunyai sifat kedisiplinan. Ibu Mariani
mengungkapkan bahwa hal pertama yang perlu dilakukan adalah menegur anak tersebut.
Selain itu, orang tua anak tersebut juga diajak berdiskusi mengenai permasalahan yang
dihadapi oleh anaknya. Menurut Ibu Mariani, kedisiplinan sangat berkaitan dengan kebiasaan
di rumah. Bila kebiasaan di rumah sudah tidak baik, kebiasaan di sekolah akan ikut terbawa
tidak baik.
Pada pertanyaan terakhir, penulis menanyakan mengenai dukungan sarana dan
prasarana di sekolah. Ibu Mariani menyatakan bahwa sejauh ini sarana dan prasarana sekolah
sangat mendukung dengan baik. Ia menuturkan bahwa pihak sekolah tidak bisa sewenang-
wenang meminta banyak hal kepada dinas terkait, karena status sekolah sebagai sekolah
negeri. Ibu Mariani mensyukuri bahwa kegiatan sekolah berjalan dengan baik dengan sarana
prasarana yang bersih, aman, dan nyaman. Siswa pun menerima dengan baik.

10
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “pembinaan adalah proses, cara, perbuatan
membina, pembaharuan, penyempurnaan, dan usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil yang lebih baik”. Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan dari pembinaan peserta didik adalah
mengembangkan potensi siswa, memantapkan kepribadian siswa, mengaktualisasi potensi
siswa dan juga menyiapkan siswa agar menjadi masyarakat yang memiliki akhlaq mulia,
demokratis dan menghormati hak-hak asasi manusia.
SDN Isola 195 Kota Bandung merupakan sekolah dasar negeri yang terletak di Jl.
Gegerkalong Girang No.12, Isola, Kec. Sukasari, Kota Bandung Prov. Jawa Barat dengan
NPSN 20244878. Sekolah tersebut dipimpin oleh Ibu Mariani Suryadi, M.Pd. Sekolah ini
memiliki 19 orang guru, 204 siswa laki-laki dan 213 siswa perempuan. Semua siswa terbagi
dalam 15 kelompok belajar. Menurut kepala sekolah SDN Isola 195 Kota Bandung
pembinaan disiplin peserta didik merupakan sikap yang dilakukan seseorang untuk menaati
tata tertib yang berlaku. Menurutnya, disiplin bukan hanya untuk siswa, melainkan untuk
guru, penjaga, dan staf tata usaha. Pada sekolah tersebut sanksi bagi siswa dan guru yang
tidak disiplin diprioritaskan berupa teguran. Bila teguran tidak dihiraukan, maka pihak
sekolah akan memberikan sanksi berupa surat peringatan (SP) yang akan diberikan langsung
kepada orang tua siswa dan hukuman disesuaikan dengan apa yang siswa lakukan. Apabila
siswa atau guru melanggar kembali peraturan tersebut maka sanksi pelanggaran akan
dikenakan 2 kali lipat dari yang sudah ditetapkan. Permasalahan yang paling umum
ditemukan di sekolah adalah mengenai siswa yang tidak mau berangkat sekolah. Berbagai
alasan disampaikan, namun yang paling sering ditemukan ialah alasan karena terlambat
bangun. Padahal, siswa seharusnya harus tetap berangkat sekolah, meski terlambat bangun.
Persiapan yang dilakukan sekolah untuk membina kedisiplinan peserta didik antara lain
melakukan sosialisasi tetap tata tertib, sosialisasi tentang sanksi, dan kesepakatan tata tertib.

11
Sosialisasi tidak bisa hanya sekali dijalankan, namun perlu dilakukan secara kontinu agar bisa
diterapkan dengan baik. Hal pertama yang perlu dilakukan dalam menghadapi siswa yang
tidak memiliki kedisiplinan adalah menegur anak tersebut. Selain itu, orang tua anak tersebut
juga diajak berdiskusi mengenai permasalahan yang dihadapi oleh anaknya. Menurut kepala
sekolah SDN tersebut mengatakan bahwa sejauh ini sarana dan prasarana sekolah sangat
mendukung dengan baik. Ia menuturkan bahwa pihak sekolah tidak bisa sewenang-wenang
meminta banyak hal kepada dinas terkait, karena status sekolah sebagai sekolah negeri. Ibu
Mariani mensyukuri bahwa kegiatan sekolah berjalan dengan baik dengan sarana prasarana
yang bersih, aman, dan nyaman. Siswa pun menerima dengan baik.

5.2 Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi secara teoritis dan
praktis sebagai berikut:

1. Dalam pembinaan disiplin peserta didik di SDN 195 Isola Kota Bandung adanya
kebijakan sistem sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan dan diserahkan
sepenuhnya kepada yang melanggar sehingga tidak memberatkan kepada orang
yang melanggar.
2. Dengan adanya penerapan sistem sanksi tersebut berimplikasi pada tingkat
pelanggaran di sekolah tersebut, strategi yang dilakukan oleh sekolah tersebut
relatif berhasil untuk mengurangi tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh para
siswa maupun staff sekolah. Dengan diberlakukan sistem sanksi tersebut maka
para siswa dan staff sekolah merasa tidak terbebani dengan sanksi yang diterima,
tetapi mereka merasa jera atas apa yang telah mereka perbuat dan berusaha
meminimalisir pelanggaran bahkan berusaha tidak mengulangi pelanggaran
tersebut.

5.3 Rekomendasi
1. Kepada pihak sekolah senantiasa berupaya untuk lebih meningkatkan kedisiplinan
siswa melalui tata tertib yang disusun secara rapi dan baik. Tata tertib juga
sepatutnya disosialisasikan secara baik bukan hanya untuk siswa dan orang tua
siswa, tapi juga untuk guru, staf, dan penjaga sekolah.
2. Kepada pihak keluarga agar lebih memantau perkembangan anak dan memberikan
pemahaman mengenai kedisiplinan di rumah. Kedisiplinan yang dibangun dengan

12
baik oleh keluarga akan membentuk karakter yang disiplin di luar lingkungan
rumah, seperti di sekolah.
3. Kepada siswa untuk lebih menaati tata tertib dengan baik dan tidak menyepelekan
aturan yang berlaku di sekolah.

13
DAFTAR PUSTAKA

123dok. 2022. “Fungsi dan Tujuan Pembinaan Peserta Didik”.


https://123dok.com/article/fungsi-dan-tujuan-pembinaan-peserta-didik.y4gwmrvy.
Diakses pada 22 Mei Pukul 14.45.
Ariyani, Rika. 2021. “Kegiatan Pembinaan Peserta Didik”.
https://www.rikaariyani.com/2021/08/kegiatan-pembinaan-peserta-didik.html.
Diakses pada 22 Mei 2022 Pukul 15.00.
Yuni, Emilia. 2019. “Perlunya Pembinaan Peserta Didik di Sekolah”. Padang: Universitas
Negeri Padang.

14
LAMPIRAN
A. CV penulis
Nama : Chandra Hanun
NIM : 2110070
Tempat, Tanggal Lahir : Cilegon 03 Desember 2002
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Hobi : Menonton Film
Riwayat Pendidikan : - TK Mandiri III
- SD Negeri 2 Cilegon
- SMP Negeri 2 Cilegon
- SMA Negeri Krakatau Steel Cilegon
Institusi : Universitas Pendidikan Indonesia
Semester :2
Alamat : Taman Raya Cilegon Blok C3 No. 3 Kelurahan
Gedong Dalem Kecamatan Jombang Kota Cilegon
Provinsi Banten

Nama : Indyra Zalwa Nurmeila


NIM : 2106867
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 21 Mei 2003
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Hobi : Main game daring, menonton film
Riwayat Pendidikan : - TK Aisyah 4
- SDN 054 Tikukur
- SMP Negeri 14 Bandung
- SMA Negeri 20 Bandung
Institusi : Universitas Pendidikan Indonesia
Semester :2
Alamat : Jl. Gagak V No. 196A/144F Kecamatan Cibeunying
Kaler Kelurahan Sukaluyu Kota Bandung
Provinsi Jawa Barat

15
Nama : Sekar Asmoro Suci
NIM : 2103365
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 01 September 2002
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Hobi : Menyanyi
Riwayat Pendidikan : - TK Annahjul Qowim Assalamah
- SD Negeri Nusa Indah 1
- SMP Negeri 2 Margaasih
- SMA Negeri 4 Kota Cimahi
Institusi : Universitas Pendidikan Indonesia
Semester :2
Alamat : Kp. Cipatat Binong Rt 02 Rw 12 Desa Lagadar Kec.
Margaasih Kab. Bandung

B. Surat Izin dari Fakultas

16
C. Surat Keterangan dari Sekolah

D. Dokumentasi

17

Anda mungkin juga menyukai