Anda di halaman 1dari 23

Kelompok 3

SUPERVISI PENDIDIKAN
“TEORI DAN KONSEP KOMPETENSI SUPERVISOR”

Di Susun Oleh :
Sestiani Urbaningrum : 1811010002
Siti Humairoh : 1811010197

Jurusan/Kelas/Semester : PAI/L/5
Dosen pengampu : Erik Novianto, M.Pd.I
Mata Kuliah: Supervisi Pendidikan

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami lanturkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan limpahan kesehatan jasmani dan rohani serta rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami kelompok 3 dapat menyelesaikan tugas
makalah dari mata kuliah Supervisi Pendidikan, dengan pembahasan
tentang Teori dan Konsep Kompetensi Supervisi.
Kemudian shalawat beserta salam semoga selalu terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta Nabi Muhammad SAW. yang mudah-
mudahan kita selaku umat-nya mendapat syafa’atul ‘uzma-nya dihari
kiamat kelak, Aamiin. Atas tersusunnya makalah ini, kami ucapkan terima
kasih kepada selaku dosen kami Bapak Erik Novianto, M.Pd.I
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terlalu banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami masih membutuhkan
bimbingan kritik dan saran yang membangun agar sekiranya penyusunan
makalah ini kurang baik akan bisa menjadi lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Lampung, 18 Oktober 2020

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang .............................................................................................................. 4

Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4

Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi Supervisor Pendidikan .............................................. 6

B. Kedudukan dan Tugas Pokok Supervisor Pendidikan ...................................... 8

C. Kompetensi Supervisor Pendidikan .................................................................. 13

D. Keterampilan dalam Kompetensi Supervisor Pendidikan .............................. 20

BAB III PENUTUP

Kesimpulan .................................................................................................................. 22

Saran ............................................................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 23

3
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Supervisor merupakan bagian tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan


prestasi belajar dan mutu sekolah yang kompetitif. Pengawasan atau supervisi
pendidikan tidak lain dari usaha memberikan layanan
kepada stakeholder pendidikan, terutama kepada guru-guru, baik secara
individu maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas proses
dan hasil pembelajaran.
Pengawas sekolah atau supervisor selaku salah satu elemen tenaga kerja
pendidikan, menjadi ujung tombak demi terciptanya mutu pendidikan yang
mumpuni. Secara ideal tugas seorang pengawas sekolah sangar baik dan
mulia. Pengawas sekolah bertugas melaksanakan pengawasan akademik dan
managerial disekolah yang ditunjuk melalui pemantauan, penilaian, dan
pembinaan serta laporan dan tindak lanjut. Dan itu hanya akan terwujud jika
sebuah satuan pendidikan berada dibawah pembinaan seorang supervisor
yang baik.
Selain hal tersebut, seorang supervisor yang baik sejatinya juga harus
memiliki kompetensi yang tinggi di bidangnya. Adapun kompetensi-
kompetensi tersebut berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 12 Tahun 20007 Tentang Standar Pengawas Sekolah meliputi :
kompetensi kepribadian, kompetensi supervisi managerial, kompetensi
supervisi akademik, kompetensi evaluasi pendidikan, kompetensi penelitian
dan pengembangan, serta kompetensi sosial.

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kompetensi supervisor pendidikan?
2. Apa kedudukan dan tugas pokok supervisor pendidikan?
3. Apa kompetensi supervisor pendidikan?
4. Apa keterampilan dalam kompetensi supervisor pendidikan?

4
Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui arti kompetensi supervisor pendidikan


2. Untuk mengetahui kedudukan dan tugas pokok supervisor pendidikan
3. Untuk mengetahui kompetensi supervisor pendidikan
4. Untuk mengetahui keterampilan dalam kompetensi supervisor pendidikan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi Supervisor Pendidikan

Pius A. Partanto dalam kamus ilmiah popular mengartikan Kompetensi


sebagai kecakapan, kewenangan, kekuasaan, kemampuan.1 Syaiful Sagala
mengartikan kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan
prilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh seseorang untuk dapat
melaksanakan tugas-tugas profesionalnya.2 Supervisor dapat diartikan
Pengawas yakni seseorang yang menjalankan fungsi kepengawasan dalam
pendidikan.
Maryono mengartikan Supervisor adalah orang yang melaksanakan
pekerjaan supervisi.3 Seorang supervisor memiliki kelebihan dalam banyak
hal ,seperti penglihatan, pandangan, pendidikan, pengalaman, kedudukan atau
pangkat jabatan posisi dan sebagainya.4 Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 118/1996 menyatakan bahwa
pengawas adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab dan
wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwewenang untuk melakukan
pengawasan dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis
pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, dasar dan
menengah.5 Selanjutnya dalam pedoman pengembangan administrasi dan

1 Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola,
2001), h. 358.
2 Syaiful sagala, Supervisi Pembelajaran dalam profesi pendidikan (Bandung: Alfabeta,
2010), h. 160.
3 Maryono, Dasar-dasar dan teknik menjadi supervisor pendidikan ( Jogjakarta: Ar-ruzz
Media, 2011), h. 17.
4 Gunawan Ary, Administrasi sekolah / Administrasi pendidikan makro (Jakarta: Rineke
Cipta, 2002), h. 193-194.
5 Departemen Agama RI, Profesionalisme pengawas pendais (Jakarta:Dirjen
kelembagaan Agama Islam, 2003), h. 5

6
supervise pendidikan yang diterbitkan oleh Departemen Agama RI dinyatakan
bahwa, Pengawas adalah pegawai negeri sipil yang mempunyai tugas pokok,
tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan supervisi pendidikan
sekolah atau madrasah dilingkungan Depertemen Agama dan Guru Agama di
Sekolah umum.6
Kedua pengertian tersebut mengandung makna yang serupa tetapi tidak
sama dalam hal tempat tugas, SK Menpan menitik beratkan pengawas secara
umum sedangkan dalam keputusan bimbingan Islam Depag menitik beratkan
khusus kepada pengawas di Madrasah dan guru Agama di Sekolah umum.
Supervisor adalah orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab
merespon untuk perencanaan dan pengendalian pekerjaan sekelompok orang
langsung.7 Menurut Keputusan Mendikbud RI Nomor 020/U/1998 supervisor
adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, dan
wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
penilaian dan pembinaan dari segi teknik pendidikan dan administrasi pada
satuan pendidikan pra sekolah, sekolah dasar, dan sekolah menengah.8
Pendidikan menurut Brubeker bahwa pendidikan merupakan proses
timbal balik antara kepribadian individu dalam penyesuaian diri dengan
lembaga/lingkungan pendidikan. Yang dimaksud lembaga/lingkungan
pendidikan adalah suatu upaya yang diciptakan untuk membantu kepribadian
individu tumbuh dan berkembang serta bermanfaat bagi kehidupan.9
M.J. Langeveled Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada pekembangan anak untuk mencapai
kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas
hidunya sendiri tidak dengan bantuan orang lain, dengan kata lain

6 Depertemen Agama RI, Pedoman pengembangan Admninstrasi dan supervise


pendidikan (Jakarta: Dirjen kelembagaan Agama Islam, 2004), h. 50.
7 Ibid. h.50
8 Zainal Aqib, Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas
Sekolah (Bandung:Yrama Widya, 2007), h. 76.
9 Tim Dosen, Administrasi Pendididkan Universitas Pendididkan Indonesia, Manajemen
Pendidikan (Cet: I, Banduing: Alfabeta, 2009), h. 87.

7
membimbing anak mencapai kedewasaan. Menurut John Dewey, pendidikan
adalah Proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara
intelektual emosional kearah alam dan sesama manusia. Dengan kata lain
usaha pengembangan potensi individu setiap peserta didik. Menurut
Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.10
Berdasarkan berbagai pengertian kompetensi supervisor pendidikan dari
sudut pandang di atas maka penulis dapat merumuskan pengertian secara
global bahwa kompetensi supervisor adalah kemapuan, keahlian dan
keterampilan seseorang yang menjalankan tugas dan fungsi kepengawasan
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dari berbagai aspek kehidupan
diberbagai lembaga pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional.

B. Kedudukan dan Tugas Pokok Supervisor Pendidikan

Tugas pokok supervisor sekolah/satuan pendidikan adalah melakukan


penilaian dan pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik
supervisi akademik maupun supervisi manajerial. Berdasarkan tugas
pokok dan fungsi di atas minimal ada tiga kegiatan yang harus
dilaksanakan pengawas yakni:
a. Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala
sekolah, kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah,
b. Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program sekolah
beserta pengembangannya,
c. Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan
sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder sekolah.

10 Ibid. h.6

8
Secara rinci tugas pokok supervise di sekolah umum dan
madrasah mencakup menilai dan membina pelaksanaan mata pelajaran
PAI atau pelajaran agama di madrasah. Tugas ini meliputi:
a. Melakukan supervisi/pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan
dan pengembangan agama Islam dan penyelenggaraan pendidikan di
madrasah.
b. Melakukan supervisi/pengawasan terhadap pelaksanaan tugas guru
PAI dan guru di madrasah.
c. Melakukan supervise atau pengawasan terhadap pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler PAI pada tingkatan sekolah atau madrasah
yang menjadi tanggung jawabnya.11
Berdasarkan penjelasan tugas pokok di atas maka kegiatan yang
dilakukan oleh supervisor antara lain:
a. Menyusun program kerja kepengawasan untuk setiap semester dan
setiap tahunnya pada sekolah yang dibinanya.
b. Melaksanakan penilaian, pengolahan dan analisis data hasil
belajar/bimbingan siswa dan kemampuan guru.
c. Mengumpulkan dan mengolah data sumber daya pendidikan, proses
pembelajaran atau bimbingan, lingkungan sekolah yang berpengaruh
terhadap perkembangan hasil belajar atau bimbingan siswa.

11 Depag RI, Kepengawasan Pendidikan, (Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama


Islam, Direktorat Madrasah dan PAI pada Sekolah Umum, 2005), h. 7- 8

9
d. Melaksanakan analisis komprehensif hasil analisis berbagai faktor
sumber daya pendidikan sebagai bahan untuk melakukan inovasi
sekolah.
e. Memberikan arahan, bantuan dan bimbingan kepada guru tentang
proses pembelajaran/bimbingan yang bermutu untuk meningkatkan
mutu proses dan hasil belajar/bimbingan siswa.
f. Melaksanakan penilaian dan monitoring penyelenggaran pendidikan
di sekolah binaannya mulai dari penerimaan siswa baru, pelaksanaan
pembelajaran, pelaksanaan ujian sampai kepada pelepasan lulusan
atau pemberian ijazah.
g. Menyusun laporan hasil pengawasan disekolah binaannya dan
melaporkannya kepada Dinas Pendidikan, Komite Sekolah dan
stakeholder lainnya.
h. Melaksanakan penilaian hasil pengawasan seluruh sekolah sebagai
bahan kajian untuk menetapkan program kepengawasan semester
berikutnya.
i. Memberikan bahan penilaian kepada sekolah dalam rangka akreditasi
sekolah.
j. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pihak sekolah dalam
memecahkan masalah yang dihadapi sekolah berkaitan dengan
penyelenggaraan pendidikan.
k. Berdasarkan uraian tugas-tugas supervisor sebagaimana dikemukakan
di atas, maka seorang supervisor satuan pendidikan banyak berperan
sebagai: penilai, peneliti, pengembang, pelopor/inovator, motivator,
konsultan, dan kolaborator dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah binaannya.
l. Dalam buku kerja pengawas menjelaskan tugas pokok pengawas
selaku supervisor sekolah, diantaranya:melaksanakan pembinaan guru
dan kepala sekolah, melaksanakan penilaian kinerja guru dan kepala
sekolah, melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dan kepala sekolah serta pembimbingan penelitian tindakan.

10
m. Tugas pokok supervisor sekolah adalah melaksanakan pengawasan
akademik dan pengawasan manajerial melalui pemantauan, penilaian,
pembinaan, pelaporan, dan tindak lanjut. Hal ini seperti yang dikutip
dari Dediknas Dirjen PMPTK yaitu sebagai berikut:

1. Kegiatan Supervisi Akademik


a. Memantau: (1) Pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan hasil
belajar (2) Keterlaksanaan kurikulum tiap mata pelajaran.
b. Menilai: Kemampuan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran atau bimbingan.
c. Membina: 1.Guru dalam menyusun silabus dan RPP (2) Guru
dalam proses melaksanakan pembelajaran di
kelas/laboratorium/lapangan (3) Guru dalam membuat,
mengelola, dan menggunakan media pendidikan dan
pembelajaran (4) Guru dalam memanfaatkan hasil penilaian
untuk perbaikan mutu pendidikan (5) Guru dalam mengolah
dan menganalisis data hasil penilaian (6) Guru dalam
melaksanakan penelitian tindakan kelas.
d. Melaporkan dan Tindak Lanjut:(1) Hasil pengawasan akademik
pada sekolah-sekolah yang menjadi binaannya (2)
Menindaklanjuti hasil-hasil pengawasan akademik untuk
meningkatkan kemampuan profesional guru.

2. Kegiatan Supervisi Manajerial.


a. Memantau: (1) Pelaksanaan ujian nasional, PSB, dan ujian
sekolah (2) Pelaksanaan standar nasional pendidikan
b. Menilai: Kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan tugas
pokok fungsi dan tanggung jawabnya.
c. Membina: (1) Kepala Sekolah dalam pengelolaan dan
administrasi sekolah (2) Kepala Sekolah dalam
mengkoordinir pelaksanaan program bimbingan konseling.

11
d. Melaporkan dan Tindak Lanjut: (1) Hasil pengawasan
manajerial pada sekolah-sekolah binaannya (2)
Menindaklanjuti hasil-hasil pengawasan manajerial untuk
meningkatkan mutu penyelenggaraan satuan pendidikan.12

12 Dikutip dari Petunjuk Teknis Penelitian Tindakan Sekolah (School Action


Research) Peningkatan Komptensi Supersvisi Pengawas Sekolah SMA/SMK, Depdiknas,
Dirjen PMPTK, 2007.

12
C. Kompetensi Supervisor Pendidikan

Kompetensi supervisor atau pengawas telah diatur dalam Peraturan


menteri pendidikan nasional No. 12 Tahun 2007 tentang standar pengawas
sekolah/Madrasah terdiri dari kompetensi kepribadian, supervisi manajerial,
supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian, pengembangan, dan
kompetensi sosial.13 Sudawan Danim dan Khairil menulis bahwa kompetensi
supervisor dapat dikelompokkan ke dalam tiga komponen, yaitu:
1. Komponen kompetensi profesional,
2. Komponen kompetensi personal dan
3. Komponen kompetensi sosial.14

Ketiga komponen ini dipahami dapat mencakup keseluruhan standar


kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang supervisor atau pengawas
pendidikan. Buku pedoman rekrutmen calon pengawas oleh Departemen
Agama menyebutkan bahwa pengawas harus memiliki dua kompetensi
yakni kompetensi utama dan kompetensi pendukung. Kompetensi utama
terdiri dari kompetensi akademik dan kompetensi praktis sedangkan
kompetensi pendukung terdiri dari membangun hubungan komunikasi,
kepemimpinan dan pengembangan diri ( Self development).15
Kompetensi utama dan kompetensi pendukung dapat dijelaskan sebagai
berikut;
1. Kompetensi Akademik adalah penguasaan secara mendasar seluk-
beluk pendidikan, hakekat, tujuan, aliran-aliran, ideologi-ideologi,
yang melatar belakangi, strategi pencapaian pendidikan.
2. Kompetensi Praktis Tuntutan kemampuan mempraktekkan teori-teori
pendidikan yang telah diketahui dan keahlian dalam perencanaan,

13 Trianto, Pengantar penelitian penddikan bagi pengembangan profesi pendidikan dan


tenaga kependidikan (Jakarta: Kencana, 2010), h. 56.
14 Sudarwan danim dan Khairil, Profesi Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 126.
15 Departemen Agama RI, Pedoman Rekrutmen Calon Pengawas (Jakarta: Direktorat
jenderal kelembagaan Agama Islam, 2004), h. 18.

13
pelaksanaan dan proses penilaian (planning, actuating, evaluating
process).
3. Membangun hubungan komunikasi artinya dapat menciptakan
suasana komunikasi personal dan profesional yang memberikan efek
signifikan terhadap suksesnya pendidikan.
4. Kepemimpinan yang dimaksud adalah kemampuan leadership
merupakan keterampilan dan keahlian dalam menjalankan tugas,
termasuk guru, pengawas dan lembaga pendidikan. Kemampuan
kepemimpinan yang cukup merata sangat penting untuk membentuk
sebuah kepemimpinan yang kolaboratif dan berdampak positif bagi
terciptanya sebuah kerja yang kolektif.
5. Mengembangkan diri adalah upaya peningkatan keahlian dan kapasitas
diri secara terus menerus dengan menunjukkan sensibilitas tinggi
terhadap perkembangan yang terjadi, tanggap dan menyediakan diri
dengan sepenuhnya untuk aksi baru dalam pendidikan dan
pengajaran.16

Kompetensi utama dan kompetensi pendukung bagi pengawas ini


memberikan kesempatan dan peluang bagi pengawas untuk kematangan
diri dan profesionalitas.
Syaiful Sagala menulis dalam buku supervisi pembelajaran ada
enam dimensi kompetensi supervisor/pengawas kalau mengacu pada
permendiknas nomor 12 tahun 2007 yakni (1) dimensi kepribadian (2)
dimensi supervisi Manajerial (3) dimensi supervisi akademik (4) dimensi
evaluasi pendidikan (5) dimensi penelitian dan pengembangan
(6) dan dimensi Sosial.17 Setiap dimensi dikembangkan menjadi beberapa
kompetensi utama.

16 Ibid. h. 20-23
17 Syaiful Sagala. op cit., 160.

14
1. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian pengawas sekolah adalah kemampuan


pengawas dalam menampilkan dirinya atau performance diri sebagai
peribadi yang:
a. memiliki akhlak mulia dan dapat diteladani
b. memiliki tanggungjawab terhadap tugas
c. memiliki kreatifitas dalam bekerja dan memecahkan masalah yang
berkaitan dengan tugas jabatan
d. memiliki kcinginan yang kuat untuk belajar hal-hal yang baru tentang
pendidikan dan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang
tugas pokok dan tanggung jawabnya, dan
e. memiliki motivasi yang kuat kerja pada dirinya dan paua pihak-pihak
pemangku kepentingan. 18

Makna dari kompetensi kepribadian sebagaimana dikemukakan di


atas adalah sikap dan perilaku yang ditampilkan pengawas sekolah dalam
melaksanakan tugas harus tampil beda dengan sosok pribadi yang lain
dalam hal berkerpibadian ahklak mulia, tanggung jawab, rasa ingin tahu,
dan motivasi dalam kerja selalu menjadi teladan bagi guru dalam pribadi
dan perilakukanya.

2. Kompetensi Supervisi Manajerial

Kompetensi supervisi manajerial adalah kemampuan pengawas


sekolah dalam melaksanakan pengawasan manajerial. Syaiful sagala
menjelaskan bahwa:
Pengawasan manajerial yang dilakukan oleh pengawas sekolah
pada dasarnya memberikan pembinaan, penilaian dan bantuan/bimbingan
mulai dari penyusunan rencana program sekolah berbasis data sekolah,

18 Kementerian Agama RI, Permenag RI Nomor 2 Tahun 2012, tentang


Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Pada Sekolah, Bab VI Pasal 8,
ayat 1 lihat Permendiknas No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas.

15
proses pelaksanaan program berdasarkan sasaran, sampai dengan penilaian
program dan hasil yang ditargetkan.19
Jadi pada dasarnya kompetensi manajerial pengawas sekolah
adalah kemampuan melakukan pembinaan, penilaian, bimbingan dalam
bidang administrasi dan pengelolaan sekolah yangmeliputi kemampuan
pengawas sekolah menguasai teori, konsep, merode dan tehnik
pengawasan pendidikan dan aplikasinya dalam menyusun program. Oleh
sebab itu pengawas dituntut memiliki kemampuan manajerial maupun
kemampuan menguasai program dan kegiatan bimbingan serta memantau
pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah binaannya.

3. Kompetensi Supervisi Akademik

Kompetensi supervisi akademik adalah kemampuan pengawas


sekolah dalam melaksanakan pengawasan akademik yakni membina dan
menilai guru dalam rangka mempertinggi kualitas pembelajaran. Adapun
dimensi dari kompetensi ini adalah:
a. mampu memahami konsep, prinsip, teori atau teknologi, karakteristik,
dan perkembangan proses pembelajaran atau bimbingan tiap bidang
pengembangan atau mata pelajaran PAI pada Sekolah
b. mampu membimbing guru dalam menyusun silabus tiap
bidang pengembangan atau mata pelajaran PAI pada Sekolah
berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar,
dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
c. Mampu membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi
atau metode teknik pembeiajaran atau bimbingan yang dapat
mengembangkan berbagai potensi siswa melalui bidang
pengembangan atau mata pelajaran PAI pada sekolah.
d. Mampu membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan atau mata
pelajaran PAI pada sekolah.

19 Syaiful Sagala, op. cit., h. 15.

16
e. Mampu membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran atau bimbingan untuk mengembangkan potensi siswa
pada tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran PAI pada sekolah.
f. Mampu memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi
untuk pembeiajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mala
pelajaran di Madrasah dan/alau PAI pada Sekolah.20

Mencermati kompetensi supervisi akademik tersebut di atas


tampak jelas bahwa kompetensi supervisi akademik intinya adalam
membimbing, mengarahkan, memotivasi, memberi contoh kepada guru
dalam menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang kemudian diaplikasikan
dalam aktivitas pembelajaran dengan pemilihan strategi, metode, tehnik
pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi, menilai proses
dan hasil pembelajaran serta penilitian tindakan kelas.

4. Kompetensi Evaluasi Pendidikan

Kompetensi Evaluasi Pendidikan adalah kemampuan pengawas


sekolah dalam kegiatan mengumpulkan, mengolah, menafsirkan dan
menyimpulkan data dan informasi untuk menentukan tingkat keberhasilan
pendidikan. Dimensi kompetensi evaluasi pendidikan dijabarkan menjadi
enam kompetensi inti yaitu:
a. Mampu menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dan
pembeiajaran/bimbingan Madrasah dan/atau PAI pada Sekolah
b. Mampu membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang
penting dinilai dalam pembelajaran atau bimbingan tiap bidang
pengembangan atau mata pelajaran di Madrasah dan atau PAI pada
sekolah
c. Mampu memantau pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan hasil
belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan pembelajaran tiap

20 Kementerian Agama RI, Permenag RI No. 2 Tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah
dan Pengawas PAI pada Sekolah, ibid. h. 8.

17
bidang pengembangan atau mata pelajaran di Madrasah dan/atau PAI
pada Sekolah
d. Mampu membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk
perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap bidang
pengembangan atau mata pclajaran di Madrasah dan/atau PAI pada
Sekolah, dan
e. Mampu mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja
kepala, kinerja guru dan staf Madrasah.21

Penjabaran kompetensi evaluasi pendidikan tersebut tampak bahwa


materi pokoknya adalah penilaian proses dan hasil belajar, penilaian
program pendidikan, penilaian kinerja guru, kinerja kepala sekolah.
Penilaian itu sendiri diartikan sebagai proses pemberian pertimbangan
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

5. Kompetensi Penelitian dan Pengembangan

Kompetensi Penelitian dan Pengembangan adalah kemampuan


pengawas sekolah dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian
pendidikan serta menggunakan hasil-hasilnya untuk kepentingan
peningkatan kualitas pendidikan. Dimensi kompetensi penelitian dan
pengembangan terdiri atas:
a. Mengusai berbagai pendekatan, jenis dan metode penelitian dan
pendidikan.
b. Menentukan masalah kepengawasan yang penting diteliti baik untuk
keperluan tugas kepengawasan maupun untuk pengembangan karir
profesi.
c. Menyusun proposal penelitian pendidikan baik penelitian kualitatif
maupun penelitian kuantitatif.
d. Melaksanakan penelitian pendidikan untuk pemecahan masalah
pendidikan dan perumusan kebijakan pendidikan yang bermanfaat bagi
tugas pokok dan tanggung jawabnya.

21 Ibid. h. 12

18
e. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian pendidikan baik data
kualitatif maupun data kuantitatif.
f. Menulis karya ilmiah dalam bidang pendidikan dan kepengawasan
serta memanfaatkannya untuk perbaikan kualitas pendidikan.
g. Memberikan bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan kelas
baik perencanaan maupun pelaksanaannya di sekolah.22
Kompetensi peneliian adalah kemampuan pengawas dalam menulis
laporan hasil penelitian sebagai karya tulis serta memanfaatkan hasil-
hasil penelitian. Kompetensi penelitian bagi pengawas bermanfaat
ganda yakni manfaat untuk dirinya sendiri agar dapat menyusun Karya
Tulis Ilmiah (KTI) berbasis penelitian dan manfaat untuk membina
guru dan kepala sekolah dalam hal merencanakan dan melaksanakan
penelitian khususnya research action (penelitian tindakan).

6. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial pengawas sekolah adalah kemampuan pengawas
sekolah dalam membina hubungan dengan berbagai pihak serta aktif
dalam kegiatan Asosiasi Profesi pengawas Indonesia (APSI). Kompetensi
pengawas sekolah mengindikasikan dua ketrampilan yang harus dimiliki
pengawas sekolah yakni 1.Keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun
tulisan termasuk ketrampilan bergaul, 2. Keterampilan bekerja dengan
orang lain baik secara individu maupun secara kelompok/ organisasi.23
Makna yang terkandung dalam kompetensi sosial ini adalah
tampilnya sosok pribadi pengawas yang luwes, terbuka, maupun menerima
kritik serta selalu memandang positif orang lain. Seluruh kompetensi yang
telah disebutkan di atas dipersayaratkan untuk dapat menjalankan tugas
sebagai pengawas profesional menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki
dan dijiwai oleh pengawas dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam
membina dan membimbing kinerja guru PAI di sekolah.

22 Syaiful Sagala, op. cit., h. 12.


23 Ibid. h. 12

19
D. Keterampilan dalam Kompetensi Supervisor Pendidikan

Dalam kaitan dengan kompetensi supervisor/pengawas harus


memperhatikan beberapa aspek yakini:
1. Menunjuk pada kompetensi sebagai gambaran subtansi/materi ideal
yang seharusnya dikuasai atau dipersyaratkan untuk dikuasai oleh
seorang supervisor atau pengawas pendidikan dalam menjalankan
tugasnya.
2. Merujuk kepada kompetensi sebagai gambaran untuk kerja nyata yang
tampak dalam kualitas pola pikir, sikap dan tindakan seseorang dalam
menjalankan pekerjaannya secara piawai.
3. Merujuk kepada kompetensi sebagai hasil (output dan atau outcome)
dari unjuk kerja.24

Jon Willes dan Joseph Bondi dalam buku Supervision: A guide to


Practice, mengemukakan ada delapan bidang keterampilan khusus yang
merupakan bidang kompetensi bagi para supervisor, yaitu :
a. Supervisor adalah orang yang mengembangkan manusia.
b. Supervisor adalah pengembang kurikulum karena supervisor bekerja
langsung dengan guru-guru mengenai problem-problem pengajaran,
mereka mempunyai kesempatan yang paling baik untuk
mempengaruhi perkembangan kurikulum.
c. Supervisor adalah spesialis pengajaran membantu mendemonstrasikan
cara mengajar di kelas.
d. Supervisor adalah pekerja hubungan manusia kebanyakan kerja
supervisor adalah informasi dan dari orang ke orang.
e. Supervisor adalah pengembang staf.
f. Supervisor adalah administrator yakni terampil dalam administrasi.
g. Supervisor adalah pemimpin perubahan.

24 Ibid.h. 167

20
h. Supervisor adalah menilai penampilan guru, pencapaian program,
bahan-bahan pengajaran dan buku teks, dan menganalisa hasil tes
kesemuanya adalah bagian dari peranan evaluasi.25

Keterampilan dalam kompetensi supervisor ini dapat dipedomani


dengan baik maka dapat dipastikan segala program yang berkaitan dengan
pendidikan akan berhasil, berkualitas dan kompetitif.

25 Wijono, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Jakarta: P2LPTK, 2009), h. 54.

21
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian dalam pembahasan tersebut di atas, maka dapat disimpulan


sebagai berikut:
1. Kompetensi supervisor pendidikan dapat diartikan sebagai kemapuan,
keahlian dan keterampilan seseorang yang menjalankan tugas dan fungsi
kepengawasan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dari berbagai aspek
kehidupan diberbagai lembaga pendidikan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional.
2. Komppetensi supervisor pendidikan meliputi kompetensi kepribadian,
kompetensi supervise manajerial, kompetensi supervise akademik,
kompetensi evaluassi pendidikan, kompetensi penelitian dan
pengemabangan serta kompetensi sosial.
3. Keterampilan dalam kompetensi supervisor adalah sebagai berikut:
 Supervisor adalah orang yang mengembangkan manusia.
 Pengembang Kurikulum
 Supervisor adalah spesialis pengajaran mendemonstrasikan mengajar
di kelas.
 Supervisor adalah Informan.
 Supervisor adalah pengembang staf.
 Supervisor adalah administrator terampil dalam administrasi.
 Supervisor adalah pemimpin perubahan.
 Supervisor adalah penilai, menilai penampilan guru, pencapaian
program, bahan-bahan pengajaran dan buku teks, dan menganalisa
hasil tes kesemuanya adalah bagian dari peranan evaluasi.
Saran
Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Saya tetap berharap makalah ini dapat memberikan manfaat yang positif bagi
pembaca. Saya juga menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini

22
DAFTAR PUSTAKA

Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer.


Surabaya: Arkola, 2001.
Syaiful sagala, Supervisi Pembelajaran dalam profesi pendidikan.
Bandung: Alfabeta, 2010
Maryono, Dasar-dasar dan teknik menjadi supervisor pendidikan.
Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2011.
Gunawan Ary, Administrasi sekolah / Administrasi pendidikan
makro (Jakarta: Rineke Cipta, 2002.
Departemen Agama RI, Profesionalisme pengawas pendais. Jakarta:Dirjen
kelembagaan Agama Islam, 2003.
Depertemen Agama RI, Pedoman pengembangan Admninstrasi dan
supervise pendidikan. Jakarta: Dirjen kelembagaan Agama Islam,
2004.
Zainal Aqib, Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah.
Bandung:Yrama Widya, 2007.
Tim Dosen, Administrasi Pendididkan Universitas Pendididkan Indonesia,
Manajemen Pendidikan Cet: I, Banduing: Alfabeta, 2009.
Depag RI, Kepengawasan Pendidikan, (Jakarta: Dirjen Kelembagaan
Agama Islam, Direktorat Madrasah dan PAI pada Sekolah Umum,
2005.
Trianto, Pengantar penelitian penddikan bagi pengembangan profesi
pendidikan dan tenaga kependidikan .Jakarta: Kencana, 2010.
Sudarwan danim dan Khairil, Profesi Kependidikan. Bandung: Alfabeta,
2011.
Departemen Agama RI, Pedoman Rekrutmen Calon Pengawas (Jakarta:
Direktorat jenderal kelembagaan Agama Islam, 2004.

23

Anda mungkin juga menyukai