OLEH
JOGIE SUADUON
102519002
1
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB I LATAR BELAKANG MASALAH.............................................................1
BAB II IDENTIFIKASI MASALAH......................................................................3
A. Organisasi Pembelajar.....................................................................................3
B. Manajemen SDM.............................................................................................4
C. TPMPS sebagai Organisasi Pembelajar...........................................................5
BAB III KAJIAN FILSAFAT ORGANISASI PEMBELAJAR.............................7
A. Tinjauan Ontologi Organisasi Pembelajar.......................................................7
B. Tinjauan Epistemologi Organisasi Pembelajar................................................7
C. Tinjauan Aksiologi Organisasi Pembelajar......................................................9
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................13
A. Simpulan....................................................................................................13
B. Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15
2
DAFTAR GAMBAR
3
BAB I
LATAR BELAKANG MASALAH
1
2
Pada bagian ini, akan diuraikan secara ringkas apa peran dan fungsi
TPMPS sebagai organisasi pembelajar dalam melaksanakan tugasnya
menjalankan program mutu di satuan Pendidikan khususnya SMK di Kota Batam.
Namun sebelum melakukan kajiannya kita perlu mengetahui :
A. Organisasi Pembelajar
3
4
merupakan salah satu bagian dari kesuksesan itu sendiri. Kesuksesan tidak
datang secara langsung tetapi datang dengan pembelajaran secara terus
menerus, Organisasi yang terus-menerus memperluas kapasitas untuk
menciptakan masa depan memerlukan perubahan pemikiran secara mendasar di
kalangan anggotanya.
Ada 5 komponen yang secara berkala merubah sebuah organisasi
menjadi organisasi belajar. Senge (1990) mengemukakan organisasi belajar
sebagai lima disiplin yang saling terkait yaitu (1) visi bersama (shared vision),
(2) berpikir sistem (system thinking), (3) belajar beregu (team learning), (4)
penguasaan pribadi (personal mastery), dan (5) model mental (mental models).
B. Manajemen SDM
7
8
1. Berpikir sistem (System Thinking) Organisasi yang terdiri atas unit yang
harus bekerja sama untuk menghasilkan kinerja yang optimal. Unit-unit itu
antara lain ada yang disebut divisi direktorat, bagian, atau cabang.
Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan organisasi
untuk melakukan pekerjaan secara sinergis. Kemampuan untuk membangun
hubungan yang sinergis ini hanya akan dimiliki kalau semua anggota unit
saling memahami pekerjaan unit lain dan memahami juga dampak dari
kinerja unit tempat dia bekerja pada unit lainnya.
2. Penguasaan Pribadi (Personal Mastery). Kemampuan untuk secara terus
menerus dan sabar memperbaiki wawasan agar objektif dalam melihat
realitas dengan pemusatan energi pada hal-hal yang strategis. Organisasi
pembelajaran memerlukan karyawan yang memiliki kompetensi yang
tinggi, agar bisa beradaptasi dengan tuntutan perubahan, khususnya
perubahan teknologi dan perubahan paradigma bisnis dari paradigma yang
berbasis kekuatan fisik ke paradigma yang berbasis pengetahuan.
3. Pola Mental (Mental Models). Setiap orang perlu berpikir secara reflektif
dan senantiasa memperbaiki gambaran internalnya mengenai dunia
sekitarnya, dan atas dasar itu bertindak dan mengambil keputusan yang
sesuai. Proses mefleksikan diri dan meningkatkan gambaran diri tentang
dunia luar dan melihat bagaimana kemampuan dalam mengambil keputusan
dan tindakan.
4. Visi Bersama (Shared Vision). Organisasi yang berhasil berusaha
mempersatukan orang-orang berdasarkan identitas yang sama dan perasaan
senasib. Hal ini perlu dijabarkan dalam suatu visi yang dimiliki bersama.
Visi bersama bukan sekedar rumusan keinginan suatu organisasi melainkan
sesuatu yang merupakan keinginan bersama. Untuk menggerakkan
organisasi pada tujuan yang sama dengan aktivitas yang terfokus pada
pencapaian tujuan bersama diperlukan adanya visi yang dimiliki oleh semua
orang dan semua unit yang ada dalam organisasi.
9
5. Belajar Beregu (Team Learning). Dalam suatu regu atau tim telah terbukti
bahwa regu dapat belajar dengan menampilkan hasil jauh lebih berarti
daripada jumlah kinerja perorangan masingmasing anggotanya.
Pembelajaran dalam organisasi akan semakin cepat kalau orang mau berbagi
wawasan dan belajar bersama-sama. Berbagi wawasan pengetahuan dalam
tim menjadi sangat penting untuk peningkatan kapasitas organisasi dalam
menambah modal intelektualnya
Kelima dimensi dari Peter Senge tersebut perlu dipadukan secara utuh,
dikembangkan dan dihayati oleh setiap anggota organisasi TPMPS, dan
diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Kelima dimensi organisasi
pembelajaran ini harus hadir bersama-sama dalam sebuah organisasi untuk
meningkatkan kualitas pengembangan SDM, karena mempercepat proses
pembelajaran organisasi dan meningkatkan kemampuannya untuk beradaptasi
pada perubahan dan mengantisipasi perubahan pada masa depan.
Selain itu organisasi pembelajaran menurut Pedler, etc (2005) merupakan
sebuah organisasi yang memfasilitasi pembelajaran dari seluruh anggotanya
dan terus menerusmentransformasikan dirinya. Hal ini berarti peran serta dari
setiap anggota sangatdiperlukan untuk dapat terus memperbaiki organisasi.
perencanaan stratejik. Indikator yang jelas akan memperjelas juga tolok ukur
mengenai apa yang akan dicapai dan menilai keberhasilan pencapaian sasaran.
Indikator adalah keterangan, gejala yang dapat digunakan untuk mengetahui
kemajuan tercapainya suatu sasaran. Indikator-indikator kinerja dikelompokkan
ke dalam enam kelompok, yaitu :
– Inputs (masukan);
– Process (proses);
– Output (keluaran);
– Outcomes (hasil);
– Benefits (manfaat);
– Impacts (dampak).
Berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan pada
suatu unit organisasi (Inpres No. 7 tahun 1999), maka penetapan tersebut
sebagai cara jauh ke depan kemana instansi / organisasi dalam hal ini TPMPS
dapat eksis, antisipatif, dan inovatif.
Strategi Mencapai Sasaran Mutu
Setelah sekolah mengetahui rapor mutu, langkah awal yang dilakukan
adalah melakukan validasi capaian pada standar maupun pada indikator yang
ada pada rapor mutu dengan kondisi real sekolah. Selanjutnya sekolah
melakukan pengolahan dan analisis data bukti yang telah terkumpul.
Data bukti yang terkumpul menggambarkan kondisi mutu satuan pendidikan
saat ini terhadap SNP.
Agar implementasi SPMI dapat berjalan sukses, ada 8 (delapan) kunci
yang perlu dilakukan oleh TPMPS :
1. Sosialisasi SPMI kepada Warga Sekolah
Hal ini bisa dilakukan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP),
Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah (TPMPD), fasilitator daerah
(pengawas), kepala sekolah, atau Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah
(TPMPS).
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah yang kuat
Dengan kewenangan yang dimilikinya, kepala sekolah dapat mengomandoi
pembentukan TPMPS, menyusun tupoksi dari TPMPS, menyusun
11
A. Simpulan
13
14
B. Saran
Agar berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, TPMPS sebagai
Organisasi Pembelajar perlu memahami Ilmu Manajemen secara luas.
Diharapkan dengan adanya Organisasi Pembelajar, Mutu Pendidikan Sekolah
khususnya Sekolah Kejuruan di Kota Batam dapat terus berkembang dan
menyesuaikan perubahan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Diana, W., Hadi, S., & Nurmalasari, R. (2015). Lembaga Pendidikan Kejuruan
Sebagai Learning Organization. Lembaga Pendidikan Kejuruan Sebagai
Learning Organization, 797–807.
J. Suaduon, C. W. (2020). THE EFFECT OF SPIRITUAL, EFFECTIVE AND
LEARNING LEADERSHIP ON THE BATAM MADANI SOCIETY
THROUGH THE PERFORMANCE OF THE HEAD OF VOCATIONAL
SCHOOL IN THE CITY OF BATAM. 5(1), 110–116.
www.readersinsight.net/APSS.
Nurbiyati, T. (2012). Learning Organization Sebagai Strategi Meningkatkan
Keunggulan Kompetitif. Wahana, 15(1), 51–60.
O’neil, J. (1995). On Schools as Learning Organizations: A Conversation with
Peter Senge. Educational Leadership, 52(7), 20–23. Retrieved from
http://www.eric.ed.gov/ERICWebPortal/recordDetail?accno=EJ502905
Ontologi, T. F., & Dan, E. (2016). Tinjauan Filsafati (Ontologi, Epistemologi Dan
Aksiologi Manajemen Pembelajaran Berbasis Teori Sibernetik. Edukasi,
1(2).
15