Anda di halaman 1dari 12

Analisis Pengembangan Organisasi Pendidikan

Tinggi Swasta dengan Model Weisbord


(Kasus Universitas Bina Darma Palembang)

HARDIYANSYAH

Program S3 Ilmu Administrasi PPs FISIP Unpad


Jl. Bukit Dago Utara No.25 Bandung, 40559. Telp/Fax. 022-2510276

Abstract: Organization is a system that continues to process, meaning that the system is not static.
As the system continues to process the organization has the opportunity to make changes on the
input or influence from the surrounding environment. For that organization should be open to the
inputs available. All organizations must be changed because of pressure of internal and external
environment of the organization. This study aims to make a diagnosis of the organization Univer-
sity of Bina Darma Palembang (UBD). Method used is survey method with the approach Weisbord.
Results of research indicate that the goals and organization structure has been generally well
understood by the UBD lecturers, as well as the relationship of the existing well has been tied in
with the environment UBD. However, matters relating to the Award, Leadership and Governance
Mechanism job is still running poorly or somewhat problematic.

Keywords: organization, development, change, diagnosis, weisbord.

Lingkungan dimana organisasi berada tidaklah yang bersifat non-profit seperti organisasi massa,
bersifat statis, tetapi dinamis, berubah-ubah, mengi- yayasan, dan lain-lainnya tentu menginginkan adanya
kuti trend perkembangan zaman. Perubahan yang pertumbuhan dan keberlanjutan dalam setiap
terjadi pada lingkungan organisasi penuh ketidak- aktivitasnya. Meskipun demikian, sayangnya tidak
pastian. Apabila organisasi ingin tetap eksis maka semua organisasi mampu menciptakan pertumbuhan
organisasi harus fleksibel dan mampu beradaptasi dan mempertahankan keberlanjutan aktivitasnya.
dengan perubahan lingkungan tersebut. Untuk Secara alamiah organisasi pasti mengalami
beradaptasi dengan perubahan lingkungan, setiap siklus hidup. Dalam siklus hidup organisasi terlihat
organisasi harus berusaha belajar atau disebut dengan adanya organisasi yang mampu memperpanjang
learning organization agar lebih responsif terhadap kehidupannya dan yang tidak mampu bertahan, serta
lingkungan maupun tuntutan dari dalam organisasi. organisasi yang mampu hidup sampai ratusan tahun,
Dengan mengetahui keadaan lingkungan, organisasi di samping yang gagal mempertahankan eksisten-
dapat mengantisipasi dan mengambil keputusan- sinya sebelum masa pertumbuhan dimulai. Untuk itu,
keputusan yang tepat demi kemajuan organisasi. diperlukan penelitian dan pengembangan yang ber-
Hasil penelitian terdahulu tentang learning kesinambungan (Hubeis dan Najib, 2008:2).
organization yang dilakukan oleh Syafrilenti Universitas Bina Darma (UBD) merupakan
(2006:113), bahwa untuk menjadi organisasi yang pengembangan dari STMIK Bina Darma dan STIE
tangguh ke depan dengan penuh tantangan maka Bina Darma Palembang yang bernaung di bawah
dalam learning organization perlu ditingkatkan fac- Yayasan Pendidikan Bina Darma. Perkembangan
tor keahlian pribadi sumber daya manusia, pemaha- perguruan tinggi ini (baik mahasiswa ataupun
man bersama terhadap visi organisasi dan pembe- infrastrukturnya) relative cepat dan pesat. Dalam
lajaran tim. Setiap organisasi, baik organisasi yang waktu singkat, telah berdiri bangunan kampus yang
bersifat profit seperti perusahaan maupun organisasi cukup megah di kawasan Seberang Ulu, Jalan

25
26 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 10, Nomor 1, Januari 2010: 25 - 36

Ahmad Yani Palembang, demikian pula dengan kurang baik; sistem penghargaan yang juga belum
keadaan mahasiswanya, setiap tahun akademik terus jelas wujudnya; pola kepemimpinan kolektif yang
terjadinya peningkatan, baik input maupun outputnya, juga kurang jelas serta mekanisme tata kerja yang
baik kuantitas maupun kualitasnya. UBD merupakan masih rancu antara rektor, wakil rektor, dekan, ke-
universitas swasta dengan jumlah mahasiswa ter- pala biro umum, dan ketua program studi. Pembi-
banyak ketiga di Kota Palembang seperti tercantum caraan dan perbincangan informal tentang berbagai
pada tabel 1 sebagai berikut: hal tersebut di atas sering terjadi di kalangan dosen.
Gejala-gejala tersebut di atas apabila tidak segera
Tabel 1. Jumlah Mahasiswa pada Universitas Swasta di diidentifikasi, didiagnosa, diteliti, dan dianalisis, maka
Palembang
cepat atau lambat Universitas Bina Darma akan
mengalami nasib yang sama dengan PTS-PTS lain
yang telah lebih dahulu mengalami kebangkrutan atau
kemunduran.
Dalam rangka mewujudkan motto “Bermutu”
(bertekad maju untuk tetap unggul), maka berbagai
hal yang berhubungan dengan eksistensi Universitas
Bina Darma ke depan dalam menghadapi peruba-
han-perubahan internal dan ekternal organisasi harus
senantiasa diupayakan, termasuk di antaranya
Sumber : Kopertis Wilayah II dan Ditjen Dikti, 2009
melakukan diagnosa. Sehubungan dengan itu, maka
Sesuai dengan mottonya, yaitu BERMUTU fokus permasalahan penelitian adalah bagaimana
(Bertekad Maju untuk tetap Unggul), maka untuk eksistensi Universitas Bina Darma dalam mengha-
tetap unggul pada masa-masa yang akan datang, dapi perubahan internal dan ekternal organisasi.
bukanlah hal yang mudah. Universitas Bina Darma Untuk menjawab permasalahan tersebut perlu
harus berani mengambil berbagai terobosan baru dilakukan penelitian tentang diagnose organisasi.
agar keberadaan UBD bukan saja diakui, tetapi lebih Dengan diagnosis organisasi dapat ditemukan dan
jauh dari itu adalah tetap “unggul”. Beberapa per- diungkapkan berbagai masalah sebagai pengaruh
guruan tinggi swasta (PTS) di Palembang yang internal dan eksternal organisasi. Dengan melakukan
tadinya maju dengan pesat, namun karena tidak bisa diagnosa akan dapat mendeteksi berbagai permasa-
dan tidak mampu menghadapi perubahan lingkungan lahan dalam lembaga Universitas Bina Darma. Hasil
internal dan eksternal dan situasi yang sangat cepat, diagnosa tentu saja akan menjadi bahan dan pijakan
lalu PTS tersebut keberadaannya tidak atau kurang dalam melakukan perbaikan atau intervensi
diperhitungkan lagi dan bahkan tidak diminati lagi kelembagaan, sehingga diharapkan UBD akan tetap
oleh masyarakat. eksis pada masa-masa yang akan datang.
Fenomena tersebut tidak menutup kemung- Mendiagnosis organisasi dengan meman-
kinan juga akan dialami oleh Universitas Bina Darma. dang organisasi sebagai suatu sistem terbuka dapat
Gejala-gejala tersebut sudah mulai muncul, misalnya, dipandang melalui 3 tingkatan, yaitu: (1) Organisasi
banyak karyawan termasuk para dosen yang tidak secara keseluruhan adalah cara memandang organi-
paham dengan visi, misi dan tujuan organisasi yang sasi secara keseluruhan, termasuk bentuk perusa-
ada, struktur organisasi yang juga tidak jelas tupoksi haan, struktur, mekanisme, sumber-sumber yang
(tugas pokok dan fungsi)-nya, yang ditandai dari digunakan organisasi. (2) Kelompok kerja (unit,
pengambilan keputusan yang juga kurang jelas antara bagian) adalah kelompok-kelompok kerja yang ada
rektor, wakil rektor, dekan dan kepala biro umum; pada organisasi, berikut struktur interaksi yang terjadi
demikian juga dengan tata hubungan yang terjadi antaranggota kelompok. (3) Individu adalah pribadi-
kurang jelas (kurang harmonis), siapa harus bekerja pribadi dalam organisasi, termasuk di sini adalah
dengan siapa tentang apa dan dengan cara apa yang kewajiban individu dalam organisasi. Pada proses
dipergunakan. Kualitas tata hubungan kerja yang diagnosis organisasi yang perlu dilakukan adalah
Analisis Pengembangan Organisasi Pendidikan Tinggi Swasta dengan model Weisbord, (Hardiyansyah) 27

memperhatikan hal-hal yang terjadi pada tiap tingkat: Berdasarkan gambar di atas, agar lebih
Diagnosa merupakan suatu proses menemu- sederhana, maka dibuat dalam bentuk matrik pada
kan penyebab pokok dari masalah-masalah organi- Tabel 2, yang memberikan ringkasan model 6 Kotak/
sasi. Proses ini meliputi mengumpulkan informasi Variabel dari Weisbord atas pernyataan/pertanyaan
yang bertalian dengan masalah misalnya bagaimana kunci yang diajukan dalam proses diagnosa.
seharusnya organisasi atau bagian dalam organisasi
tersebut berfungsi, menganalisa informasi atau data Tabel 2. Matrik Rancangan Analisa Data Model 6 kotak
dari Weisbord.
tersebut, dan membuat kesimpulan untuk melakukan
perubahan dan penyempurnaan (Thoha, 2002:93-
94).
Diagnosa organisasi bertujuan untuk mencari
permasalahan inti yang menjadi penghambat
tercapainya efektivitas dan efisiensi organisasi. Selain
itu diagnosa juga bertujuan untuk mencari jalan
keluar dan merancang usaha-usaha perbaikan yang
lebih maju daripada sebelumnya.
Dalam upaya mengungkapkan berbagai per-
masalahan kelembagaan pada Universitas Bina
Darma, menurut Thoha (2002:103) pendekatan
melalui teori dan model Weisbord sudah lazim dilaku-
kan. Model Weisbord diyakini dapat mengungkap
berbagai permasalahan dalam organisasi/lembaga.
Pendekatan teori model Weisbord terdiri dari enam
variabel atau enam kotak pendekatan, antara lain;
Tujuan, Struktur, Tata Hubungan, Penghargaan (Re-
ward), Kepemimpinan dan Mekanisme Tata Kerja.
Enam variabel/enam kotak tersebut digambarkan
sebagai berikut: Sumber : Miftah Thoha (2002:101).

Berdasarkan teori model Weisbord, maka


penelitian ini bertujuan untuk menganalisa diagnosa
pengembangan organisasi Universitas Bina Darma
dalam menghadapi perubahan internal dan eksternal
organisasi melalui proses diagnosa yang meliputi
tujuan organisasi, struktur, tata hubungan, penghar-
gaan kepemimpinan dan mekanisme tata kerja.

METODE

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh


dosen tetap, yaitu dosen tetap yayasan dan dosen
PNS dipekerjakan pada Univ. Bina Darma. Jumlah
dosen tetap (yayasan dan PNS) pada bulan Juni
2008 sebanya 397 orang dosen. Karena karak-
Gambar 1. Model Enam Kotak dari Weisbord, Miftah teristik responden relatif homogen, maka dari jumlah
Thoha, (2002:103)
28 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 10, Nomor 1, Januari 2010: 25 - 36

populasi tersebut yang diambil sebagai sampel Tabel 3. Klasifikasi Interval


sebanyak 7% dengan teknik Simple Random Sam-
pling, yakni pengambilan sampel dilakukan secara
acak terhadap semua populasi tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu.
Penelitian ini menggunakan metodelogi sur-
vey, dilakukan dengan cara pengumpulan data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan
cara menyebarkan angket terhadap 30 responden
yang merupakan dosen tetap Universitas Bina
Darma. Angket yang diberikan tersebut disebarkan
secara acak dan dibagikan kepada masing-masing Analisis terhadap hasil diagnosa dilakukan dengan
dosen yang menjadi responden. Jadi semua respon- membandingkan nilai rata-rata, baik untuk masing-
den adalah para dosen, bukan dosen luar biasa/tidak masing kotak maupun terhadap nilai rata-rata secara
tetap dan juga pegawai tetap administrasi. Namun keseluruhan.
ada pula dosen yang merangkap sebagai tenaga
administrasi, maka ia juga menjadi responden. Di HASIL
samping itu, dilakukan pula wawancara singkat
terhadap beberapa orang dosen tetap. Sedangkan Dari 45 angket yang dibagikan kepada para
untuk data sekunder diperoleh dari dokumen responden, hanya 30 angket yang dikembalikan.
dan buku-buku serta bahan-bahan pendukung Masing-masing angket memuat pernyataan yang me-
lainnya yang berkaitan dengan Universitas rupakan turunan dari enam variabel model
Bina Darma. Weisbord. Enam variabel dalam model tersebut,
Teknik analisis yang dilakukan adalah adalah: variabel tujuan, struktur, tata hubungan, sis-
dengan pendekatan “Model Weisbord” yang terdiri tem penghargaan, kepemimpinan, dan mekanisme
atas “enam kotak atau enam variabel”. Setiap tata kerja. Dari 30 angket yang dikembalikan, lalu
variabel disediakan 10 (sepuluh) pernyataan untuk dilakukan tabulasi dan inventarisasi, hasil tabulasi
kemudian dimintakan tanggapan dari para respon- tersebut disajikan dalam bentuk tabel nilai rata-rata
den. Penilaian terhadap tanggapan responden dilaku- dan distribusi frekuensi. Secara terperinci, hasil pene-
kan dengan 5 kategori yaitu; Pernyataan sangat setuju litian tersebut adalah sebagai berikut:
diberi skor 5, Pernyataan setuju diberi skor 4, Pertama tentang variabel “Tujuan”. Ada
Pernyataan ragu-ragu diberi skor 3, Pernyataan dua hal pokok yang dipertanyakan yaitu, tentang
tidak setuju diberi skor 2, dan, Pernyataan sangat kejelasan tujuan organisasi dan persetujuan terhadap
tidak setuju skor 1. Hasil skor untuk masing-masing tujuan tersebut. Hasil pernyataan responden terhadap
kotak kemudian dijumlahkan dan dicari nilai rata- variabel tujuan disajikan pada tabel 4 sebagai berikut:
ratanya. Begitu juga skor untuk seluruh kotak setelah
dijumlahkan dicari nilai rata-ratanya. Tabel 4. Nilai Rata-rata Responden terhadap variabel
Sebagai alat ukur dari diagnosa digunakan “Tujuan”
metode kelas interval dengan perhitungan sebagai
berikut :

Nilai Tertinggi – Nilai Terendah 5-1


Interval = ———————————------ = ——— = 0,80
Nilai Tertinggi 5

Sesuai dengan hasil perhitungan, maka dapat


disusun kelas interval dari jawaban responden
sebagai berikut :
Analisis Pengembangan Organisasi Pendidikan Tinggi Swasta dengan model Weisbord, (Hardiyansyah) 29

Berdasarkan data dari Tabel 3, terlihat bah- den nomor 21). Nilai rata-rata variabel struktur
wa nilai tertinggi adalah 4,6 (responden nomor 8). organisasi adalah 3,43.
Sedangkan nilai terendah adalah 2,6 (responden Distribusi frekuensi dari tanggapan responden
nomor 3, 11, dan 15). Nilai rata-rata untuk variabel terhadap angket yang diberikan yang berkaitan
tujuan adalah 3,45. dengan “Struktur Organisasi”, dapat dilihat pada
Distribusi frekuensi dari tanggapan respon- tabel 7 sebagai berikut :
den dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut :
Tabel 7. Klasifikasi Tanggapan Responden Untuk ” Struktur
Tabel 5. Klasifikasi Tanggapan Responden Untuk “Variabel
Organisasi”
Tujuan”

Berdasarkan data pada Tabel 7, diketahui


Berdasarkan data pada Tabel 4 di atas, bahwa 13,3 % responden menyatakan sangat tidak
dapat diketahui bahwa 10% responden menyatakan bermasalah (sangat setuju), 40% tidak bermasalah
sangat tidak bermasalah (sangat baik/sangat setuju), (setuju/baik) dan 46,6 % agak bermasalah (ragu-
53,3% tidak bermasalah (baik/setuju), dan 36,6 % ragu). Nilai rata-rata skor untuk variabel “Struktur
agak bermasalah (ragu-ragu). Sedangkan untuk Organisasi” adalah 3,43.
kategori bermasalah dan sangat bermasalah tidak Ketiga, variabel “Tata hubungan”. Per-
ada jawaban (0 %). Nilai rata-rata skor adalah 3,45. nyataan yang dikemukakan dalam angket adalah tata
Kedua, variabel “Struktur Organisasi”. hubungan antara individu dalam organisasi, tata
Hal-hal yang diungkapkan pada variabel ini adalah hubungan antara unit-unit organisasi yang berbeda
tentang keselarasan antara tujuan organisasi yang tugas dan kegiatannya, tata hubungan antara orang-
telah ditetapkan dengan struktur internal yang orang dengan sifat dan keharusan yang diminta oleh
dibangun. Hasil tanggapan responden terhadap pekerjaannya.
angket yang diajukan adalah dapat dlihat pada tabel Hasil rekapitulasi tanggapan responden
6 sebagai berikut: terhadap angket yang diajukan disajikan pada Tabel
8 sebagai berikut:
Tabel 6. Nilai Rata-rata Tanggapan Responden untuk
”Struktur Organsasi”
Tabel 8. Nilai Rata-rata Tanggapan Responden Untuk
Variabel “Tata Hubungan”

Berdasarkan data dari Tabel 6, terlihat


bahwa nilai tertinggi adalah 4,7 (responden nomor Berdasarkan data dari Tabel 8, terlihat bah-
14). Sedangkan nilai terendah adalah 2,7 (respon- wa nilai tertinggi adalah 4,4 (responden nomor 3
30 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 10, Nomor 1, Januari 2010: 25 - 36

dan 7). Sedangkan nilai terendah adalah 3,3 1,9 (responden nomor 3, 1, 9 dan 12). Nilai rata-
(responden nomor 2, 9, 17, 21, dan 29). Nilai rata- rata variabel Penghargaan adalah 3,40.
rata variabel Tata Hubungan adalah 3,68. Adapun distribusi frekuensi dari tanggapan
Distribusi frekuensi dari tanggapan responden responden dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut:
pada variabel tersebut dapat dilihat pada tabel 9
sebagai berikut : Tabel 11. Klasifikasi Tanggapan Responden Untuk Variabel
“Sistem Penghargaan”
Tabel 9. Klasifikasi Tanggapan Responden Untuk Variabel
“Tata Hubungan”

Berdasarkan data pada Tabel 11, diketahui


bahwa ada 3,3 % responden menyatakan sangat
tidak bermasalah, 43 % tidak bermasalah, dan 43
Berdasarkan data pada Tabel 9, diketahui % agak bermasalah dan 10% menyatakan berma-
terdapat 6,7 % responden menyatakan sangat tidak salah. Nilai rata-rata skor untuk variabel “sistem
bermasalah, 70 % tidak bermasalah dan 23,3 % penghargaan” adalah 3,4.
agak bermasalah. Nilai rata-rata skor untuk variabel Kelima, variabel “kepemimpinan”. Per-
“tata hubungan” adalah 3,68. nyataan yang ingin didapatkan pada variabel ini
Keempat, variabel “Sistem Penghargaan”. adalah seberapa jauh pimpinan dapat merumuskan
Pokok penilaian pada variabel ini adalah persamaan tujuan organisasi, serta dapat menjabarkan tujuan
dan perbedaan antara apa yang diberikan secara tersebut ke dalam program kerja organisasi serta
formal oleh organisasi dengan apa yang memelihara peraturan dan apresiasi terhadap kondisi
sebenarnya dirasakan dosen (dosen tetap kerja.
yayasan/PNSD). Berikut disampaikan rekapitulasi tanggapan
Berikut disajikan hasil rekapitulasi tanggapan responden terhadap angket yang diajukan dapat
responden terhadap angket yang dibagikan dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut:
dilihat pada tabel 10 sebagai berikut:
Tabel 12. Nilai Rata-rata Tanggapan Responden Untuk
Tabel 10. Nilai Rata-rata Tanggapan Responden Untuk Variabel “Kepemimpinan”
Variabel “Sistem Penghargaan”

Berdasarkan data dari Tabel 12 di atas, ter-


lihat bahwa nilai tertinggi adalah 4,3 (responden
Berdasarkan data dari Tabel 10 di atas, nomor 26). Sedangkan nilai terendah adalah 1,5
terlihat bahwa nilai tertinggi adalah 4,3 (responden (responden nomor 18). Nilai rata-rata kepemim-
nomor 24). Sedangkan nilai terendah adalah 1,8 dan pinan adalah 3,3.
Analisis Pengembangan Organisasi Pendidikan Tinggi Swasta dengan model Weisbord, (Hardiyansyah) 31

Distribusi frekuensi dari tanggapan respon- Tabel 15. Klasifikasi Tanggapan Responden Untuk Variabel
den dapat dilihat pada Tabel 13 sebagai berikut: “Mekanisme Tata Kerja”

Tabel 13. Klasifikasi Tanggapan Responden Untuk Variabel


“Kepemimpinan”

Berdasarkan data pada Tabel 15 di atas,


dapat diketahui bahwa ada 6,7 % responden me-
nyatakan sangat tidak bermasalah, 33,4 % tidak
Berdasarkan data pada Tabel 13, diketahui bermasalah dan 36,6 % menyatakan agak bermasa-
bahwa ada 3,3 % responden menyatakan sangat lah, 23,3% bermasalah. Nilai rata-rata skor adalah
tidak bermasalah, 40 % tidak bermasalah, 50 % 3,41.
agak bermasalah dan 6,7% bermasalah. Nilai rata- Hasil rekapitulasi dari enam variabel yang
rata skor adalah 3,33. dijawab responden disajikan pad tabel 16 sebagai
Keenam, variabel “mekanisme tata berikut:
kerja”. Permasalahan yang ingin diketahui dari
Tabel 16. Hasil Diagnosa Organisasi Universitas Bina Darma
variabel “mekanisme tata kerja” adalah seberapa
jauh mekanisme tata kerja yang diterapkan mampu
menjadi pengikat komponen organisasi.
Berikut ini disajikan rekapitulasi tanggapan
responden terhadap angket yang diajukan dapat
dilihat pada tabel 14 sebagai berikut:

Tabel 14. Nilai Rata-rata Tanggapan Responden Untuk


Variabel “Mekanisme Tata Kerja”

Tabel 16 menunjukkan nilai rata-rata total


seluruh variabel adalah sebesar 3,68. Sedangkan
jawaban responden terhadap seluruh pernyataan
(enam variabel) disampaikan pada tabel 17 sebagai
berikut :

Berdasarkan data dari Tabel 14 di atas, Tabel 17. Hasil Distribusi (Persentase) Jawaban Total
terlihat bahwa nilai tertinggi adalah 4,3 berdasarkan Klasifikasi Angket.
(responden nomor 27). Sedangkan nilai terendah
adalah 1,8 (responden nomor 5, 11, 12, dan 19).
Nilai rata-rata variabel Mekanisme Tata Kerja
adalah 3,41.
Distribusi frekuensi dari tanggapan responden
berkaitan dengan “Mekanisme Tata Kerja” dapat Dari Tabel 16 dapat dilihat bahwa 7,22%
dilihat pada Tabel 15 sebagai berikut: responden menyatakan “sangat baik” 47,22%
32 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 10, Nomor 1, Januari 2010: 25 - 36

responden menyatakan “baik”, 39,44% responden Untuk variabel ”struktur”, terdapat 13,3 %
“kurang baik/ragu-ragu”, 6,66% responden responden menyatakan sangat tidak bermasalah
menyatakan “tidak baik” dan tidak ada responden (sangat setuju), 40% tidak bermasalah (setuju/
yang menyatakan “sangat tidak baik/sangat tidak baik) dan 46,6 % agak bermasalah (ragu-ragu).
setuju”. Nilai rata-rata skor adalah 3,43 yang berarti Struktur
organisasi Universitas Bina Darma (UBD) juga
PEMBAHASAN dinyatakan ”tidak bermasalah atau baik.” Menurut
Keban (2008:125), struktur organisasi berkenaan
Diagnosa yang dilakukan terhadap dengan siapa yang harus mengimplementasikan atau
lembaga Universitas Bina Darma telah menghasilkan mengerjakan apa yang telah diputuskan. Aspek per-
sesuatu yang berbeda dari masing-masing variabel. tama yang harus diatur adalah pembagian unit kerja
Pada variabel “tujuan”, terdapat 10% responden me- termasuk tugas, fungsi dan tanggungjawab dalam
nyatakan sangat tidak bermasalah (sangat baik/ bekerja, baik secara vertikal maupun horizontal. Bila
sangat setuju), 53,3% tidak bermasalah (baik/ dibandingkan dengan PTS lain, struktur organisasi
setuju), dan 36,6 % agak bermasalah (ragu-ragu). UBD relatif lebih ramping. Pimpinan tertinggi di UBD
Sedangkan untuk kategori bermasalah dan sangat adalah rektor dan dibantu oleh dua orang wakil
bermasalah tidak ada jawaban (0 %). Nilai rata- rektor. Hanya satu orang kepala biro dan dibantu
rata skor adalah 3,45 yang berarti tidak ada ”masalah beberapa orang kepala bagian. Pimpinan fakultas
dengan tujuan organisasi.” Artinya, sebagian besar dipimpin oleh seorang dekan dan dibantu beberapa
responden (para dosen) memahami tujuan organisasi orang ketua program studi. Tidak ada pembantu
Universitas Bina Darma. Pemahaman terhadap tu- dekan atau wakil dekan. Bawahan langsung dekan
juan organisasi merupakan modal awal dalam mela- hanyalah ketua program studi. Struktur yang demi-
kukan berbagai aktivitas organisasi. Untuk melaku- kian ternyata memberikan kemudahan tersendiri
kan berbagai kegiatan organisasi, maka organisasi untuk dipahami oleh seluruh staf dan dirasakan lebih
harus dipandang sebagai suatu sistem terbuka untuk efisien dan efektif.
dapat bertahan hidup (Djaka Permana, 2002:44). Sementara itu, hasil diagnosa terhadap varia-
Memandang organisasi sebagai suatu sistem terbuka bel “Tata Hubungan” terdapat 6,7 % responden
maka organisasi adalah merupakan sub sistem dari menyatakan sangat tidak bermasalah, 70 % tidak
lingkungan dimana organisasi itu berada. Pema- bermasalah dan 23,3 % agak bermasalah. Nilai rata-
haman yang utuh terhadap tujuan organisasi akan rata skor adalah 3,68 yang berarti tidak bermasalah
menjadikan kekuatan tersendiri dalam menyatukan dengan ”Tata Hubungan pada Universitas Bina
gerak langkah pencapai tujuan organisasi secara Darma.” Menurut Thoha (2002:100), ada tiga hal
keseluruhan. Tujuan yang telah dirumuskan dengan yang dianggap penting yang berkaitan dengan tata
jelas akan memudahkan untuk dijadikan pedoman hubungan: a) Tata hubungan antara individu dalam
dalam menetapkan haluan organisasi, pemilihan organisasi. b) Tata hubungan antara unit-unit
bentuk organisasi, pembentukan struktur organisasi, organisasi yang berbeda tugas kegiatannya. c) Tata
penentuan macam pekerjaan yang akan dilakukan, hubungan antara orang-orang dengan sifat dan
kebutuhan pejabat. Tujuan yang terumus dengan jelas keharusan yang diminta oleh pekerjaan. Selain itu
haruslah diketahui serta diyakini oleh setiap pejabat dilakukan juga diagnosa seberapa jauh saling keter-
dalam organisasi sejak dari pucuk pimpinan sampai gantungan (interdepency) kualitas tata hubungan dan
dengan pejabat yang berkedudukan paling rendah. arus konflik organisasi.
Hanya pejabat/ karyawan/pegawai yang mengetahui Berbeda dengan tiga variabel sebelumnya,
serta meyakini tujuan organisasi yang dapat bekerja pada variabel “penghargaan”, didapatkan 3,3 %
dengan sungguh-sungguh, dapat saling mengembang- responden menyatakan sangat tidak bermasalah, 43
kan idenya, pengalamannya, kecakapannya, daya % tidak bermasalah, dan 43 % agak bermasalah
kreasinya, demi tercapainya tujuan yang telah dan 10% menyatakan bermasalah. Nilai rata-rata
ditentukan. skor adalah 3,4. Nilai skor tersebut menyatakan
Analisis Pengembangan Organisasi Pendidikan Tinggi Swasta dengan model Weisbord, (Hardiyansyah) 33

bahwa “agak bermasalah” dengan “Penghargaan Terakhir, pada variabel “Mekanisme Tata
(rewards)” yang terjadi pada Universitas Bina Kerja” juga sama dengan dua variabel sebelumnya.
Darma. Kenyataan yang tidak dapat disangkal Diketahui bahwa ada 6,7 % responden menyatakan
bahwa motivasi dasar bagi kebanyakan orang men- sangat tidak bermasalah, 33,4 % tidak bermasalah
jadi pegawai/dosen pada suatu organisasi tertentu dan 36,6 % menyatakan agak bermasalah, 23,3%
adalah untuk mencari nafkah. Berarti apabila di satu bermasalah. Nilai rata-rata skor adalah 3,41 yang
pihak seseorang menggunakan pengetahuan, kete- berarti ”agak bermasalah” dengan “Mekanisme Tata
rampilan, tenaga, dan sebagian waktunya untuk ber- Kerja” di Universitas Bina Darma. Karena suasana
karya pada suatu organisasi, di lain pihak ia meng- kepemimpinan yang tidak jelas, seperti diungkapkan
harapkan menerima imbalan tertentu yang sesuai. di atas, maka berdampak pula pada mekanisme tata
Berangkat dari pandangan demikian, dewasa ini kerja. Seringkali seorang dekan tidak tahu/tidak
masalah reward (imbalan/penghargaan) dipandang diberi tahu penggantian seorang ketua program studi
sebagai salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh yang ada di lingkup fakultas yang dia pimpin. Ter-
manajemen suatu organisasi, seperti dikatakan kesan seolah-olah dekan hanya lambang saja, dan
Adimur Prasetyo (2002:100), reward merupakan penentuan siapa yang akan menjadi ketua program
insentif dan alat motivasi bagi anggota organisasi studi adalah menjadi hak rektor, wakil rektor, dan
untuk bersemangat dalam meningkatkan kinerja kepala biro. Tidak ada mekanisme pemilihan untuk
individu dan kinerja organisi. menuntukan siapa yang menjadi rektor, wakil rektor
Selanjutnya, menurut Siagian (2008:253) sistem atau dekan.
imbalan/penghargaan (reward) yang baik adalah Berdasarkan hasil tersebut di atas, dari enam
sistem yang mampu menjamin kepuasan para ang- variabel yang ada, terdapat tiga variabel yaitu tujuan,
gota organisasi yang pada gilirannya memungkinkan struktur dan tata hubungan yang mendapatkan skor
organisasi memperoleh, memelihara, dan mempeker- dengan interval yang termasuk dalam klasifikasi baik
jakan sejumlah orang dengan berbagai sikap dan atau tidak bermasalah. Sedangkan tiga variabel
perilaku positif bekerja dengan produktif bagi lainnya, yaitu penghargaan, kepemimpinan, dan
kepentingan organisasi. mekanisme tata kerja masuk dalam klasifikasi kurang
Variabel “kepemimpinan” juga menunjukkan baik/bermasalah. Namun demikian, apabila dilihat
gejala yang sama dengan variabel penghargaan. Pada dari Tabel 16 terlihat bahwa nilai rata-rata total
hasil angket, terdapat 3,3 % responden yang menya- seluruh variabel sebesar 3,68. Artinya, dapat dikata-
takan sangat tidak bermasalah, 40 % tidak berma- kan bahwa secara umum organisasi Universitas Bina
salah, 50 % agak bermasalah dan 6,7% bermasalah. Darma (UBD) tidak bermasalah.
Nilai rata-rata skor adalah 3,33 yang berarti “agak Dari Tabel 17 secara keseluruhan variabel dapat
bermasalah” dengan “Kepemimpinan”. Universitas dilihat bahwa 7,22% responden menyatakan “sangat
Bina Darma bernaung di bawah Yayasan Bina baik” 47,22% responden menyatakan “baik”,
Darma. Pengurus Yayasan dan pimpinan universitas 39,44% responden “kurang baik/ragu-ragu”, 6,66%
sebagian besar dijabat oleh keluarga besar pemilik responden menyatakan “tidak baik” dan tidak ada
yayasan. Dengan kondisi yang demikian, dapat responden yang menyatakan “sangat tidak baik/
dibayangkan bagaimana suasana kepemimpinan sangat tidak setuju”. Apabila kategori sangat baik
yang ada di lingkungan UBD. Tipe kepemimpinan dengan kategori baik digabung, maka akan diperoleh
demikian adalah termasuk tipe kepemimpinan tra- nilai 54,44%. Artinya secara umum lebih dari separuh
disional yang tak sesuai lagi dengan tuntutan ling- responden menyatakan bahwa organisasi UBD ada-
kungan internal maupun eksternal organisasi (J. lah ”baik” atau sebagian besar menyatakan ”setuju”.
Basuki, 2008:10, Asril Abdullah, 2006:27). Kepe- Namun demikian, harus diingat dan diper-
mimpinan yang baik adalah pemimpin yang dapat hatikan bahwa terdapat 39,44% responden menya-
menciptakan lingkungan yang kondusif dalam bekerja takan “kurang baik”, dan 6,66% responden menya-
(Fitriani, 2007:387), dan menjadikan bawahannya takan “tidak baik”. Apabila pernyataan responden
bersemangat untuk bekerja (Prabowo, 2005:245). yang menyatakan kurang baik dan tidak baik ini
34 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 10, Nomor 1, Januari 2010: 25 - 36

disatukan, maka akan terdapat 46,1% responden karenanya diagnosa merupakan proses yang amat
menyatakan ”kurang baik dan tidak baik”. Artinya, penting dan sangat dominan dalam usaha pembinaan
para responden (yang notabene) adalah para dosen organisasi.
tetap (Yayasan/PNSD) masih belum puas dengan Menurut Ulrich (2001:227) kemampuan yang
situasi dan kondisi yang ada di lingkungan UBD. dibutuhkan oleh organisasi agar unggul adalah (1)
Nilai 46,1% tersebut merupakan bahaya laten. kembangkan ideologi dasar bersama; (2) memper-
Apabila tidak dikelola dengan baik atau diperbaiki, tahankan pegawai; (3) ciptakan kapasitas untuk
terutama hal-hal yang menyangkut penghargaan berubah; dan (4) kuasai belajar dengan cepat.
(rewards), kepemimpinan dan mekanisme tata kerja, Organisasi merupakan suatu sistem yang
maka 46,1% ini akan menjadi batu sandungan dalam berproses, artinya sistem tersebut tidaklah statis.
pengelolaan lembaga Univ. Bina Darma. Artinya, Sebagai sistem yang berproses maka organisasi
suatu saat mereka akan menjadi duri dalam daging memiliki peluang untuk melakukan perubahan atas
yang akan mengganggu eksistensi dari UBD. masukan ataupun pengaruh dari lingkungan sekitar-
Universitas Bina Darma sudah melihat dan nya. Untuk itu organisasi seharusnya terbuka terha-
bahkan telah mempelajari jatuh-bangun berbagai dap masukan-masukan yang ada. Dikatakan terbuka
perguruan tinggi swasta yang mengalami kemunduran karena sebagai suatu sistem, organisasi mendapat
dan kemandegan, terutama di lingkungan Kopertis masukan atau dipengaruhi sumber energi dari
Wilayah II. Untuk mengantisipasi hal ini, telah lingkungan sekitarnya, misalnya modal, material,
dilakukan berbagai terobosan, diantaranya adalah informasi, sumber tenaga manusiawi (masukan/in-
penataan (penyederhanaan) kelembagaan dengan put). Masukan tadi diolah menjadi suatu hasil pro-
penyusunan struktur organisasi yang lebih ramping, duksi melalui proses transformasi dan untuk selan-
peningkatan kualitas pelayanan publik yang ditandai jutnya diteruskan sebagai suatu keluaran (output)
dengan diperolehnya sertifikat ISO, pengabdian berupa barang atau jasa untuk digunakan oleh peng-
masyarakat dan lain-lain. Namun demikian, tentu guna. Para pengguna itu nantinya akan memberikan
saja masih banyak yang harus dilakukan, untuk itulah umpan balik yang dapat berperan sebagai masukan
maka peneliti tertarik untuk mengetahui langkah- dalam proses selanjutnya. Umpan balik tadi sesung-
langkah apa saja yang harus dilakukan agar UBD guhnya berperan sebagai suatu mekanisme yang turut
agar tetap unggul pada masa yang akan datang mengatur kehidupan suatu organisasi.
melalui sudut pandang kajian teoritis dan praktis Semua organisasi harus berubah karena
bidang ilmu PPO (Pengembangan dan Penataan adanya tekanan lingkungan internal maupun eksternal
Organisasi) melalui diagnosa. organisasi. Perubahan eksternal dipicu oleh begitu
Thoha (2002:93) mengemukakan bahwa cepatnya revalasi teknoligi, kompetensi, ekonomi
diagnosa merupakan suatu proses menemukan global dan masyarakat yang sangat kritis (Firdaus,
penyebab pokok dari masalah-masalah organisasi. 2006:36). Walaupun perubahan yang terjadi lebih
Proses ini meliputi mengumpulkan informasi yang pada lingkungan, namun pada umumnya menuntut
bertalian dengan masalah, misalnya bagaimana seha- perubahan lebih pada organisasional, dan organisasi-
rusnya organisasi atau bagian dalam organisasi ter- organisasi bisa melakukan lebih banyak perubahan
sebut berfungsi, menganalisa informasi atau data ataupun lebih sedikit. Organisasi-organisasi bisa
tersebut, dan membuat kesimpulan untuk melakukan merubah tujuan dan strategi-strategi, teknologi,
perubahan dan penyempurnaan. Diagnosa yang desain pekerjaan, struktur, proses-proses, dan or-
efektif akan memberikan petunjuk yang baik bagi ang. Perubahan-perubahan pada orang senantiasa
intervensi pembinaan organisasi dan juga akan mem- mendampingi perubahan-perubahan pada faktor-
berikan arah pemahaman yang tepat terhadap kon- faktor yang lain.
disi dan kebutuhan yang diperlukan oleh organisasi, Proses perubahan pada umumnya menca-
sehingga keputusan intervensi selaras dengan kup sikap dan perilaku saat ini yang unfreezing,
kebutuhan. Dalam pembinaan organisasi, intervensi perubahan-perubahannya dan akhirnya kepemilikan
selalu dikaitkan dengan usaha diagnosa. Oleh sikap dan perilaku yang baru yang refreezing.
Analisis Pengembangan Organisasi Pendidikan Tinggi Swasta dengan model Weisbord, (Hardiyansyah) 35

Sejumlah isu-isu kunci dan problem harus dihadapi diketemukan 3 (tiga) variabel yaitu tujuan organisasi,
selama dalam proses perubahan umum. Pertama struktur organisasi dan tata hubungan telah berjalan
adalah, diagnosis yang akurat mengenai situasi dan dengan baik, walaupun belum mencapai hasil yang
kondisi saat ini. Kedua adalah, penolakan yang maksimal. Tetapi 3 (tiga) variabel lainnya yaitu kepe-
ditimbulkan oleh adanya unfreezing dan perubahan. mimpinan, penghargaan dan mekanisme tata kerja
Terakhir adalah, isu pelaksanaan evaluasi yang masih bermasalah yang perlu diintervensi untuk pe-
memadai dari usaha perubahan yang sukses, di mana ngembangan universitas ke depan untuk tetap eksis
evaluasi-evaluasi semacam itu kebanyakan lemah menghadapi tantangan perubahan global baik peru-
atau bahkan tidak ada sama sekali. bahan internal maupun perubahan eksternal. Kunci
Ada tiga pandangan tentang konsep perubahan utama suatu organisasi untuk tetap eksis dalam
organisasi pertama, pada hakikatnya target peruba- menghadapi perubahan adalah tipe atau gaya kepe-
han organisasional adalah birokrasi yang digunakan mimpinan dalam mengembangkan visi dan misi orga-
sebagi alat administrasi dan sebagai instrumen nisasi. Sehubungan dengan itu suasana kepemim-
kekuasaan dan pengaruh. Kedua, perubahan orga- pinan Universitas Bina Darma saat ini akan sulit
nisasi harus melalui cara demokrasi dan liberalisasi. pengambilan kebijakan atau keputusan yang dibutuh-
Ketiga, organisasi dan manajemen dapat mengenali kan organisasi untuk pengembangan organisasi
gap antara situasi yang ada dengan yang diharapkan kedepan yang lebih baik. Oleh karena itu pola kepe-
berdasarkan ukuran-ukuran tertentu yang biasa digunakan mimpinan ditingkat Rektorat sampai tingkat paling
yaitu,efektivitas,efisiensi,dankepuasananggotaorganisasi. bawah perlu dikaji ulang sesuai dengan kebutuhan
Di samping tiga pandangan tersebut ada universitas dalam mengmbangkan visi dan misi
sejumlah pendekatan yang dapat digunakan untuk organisasi kedepan.
memahami perubahan organisasi. Berbagai pende-
katan tersebut adalah pertama, pendekatan yang
DAFTAR RUJUKAN
menekankan pada hubungan-hubungan antara struk-
tur, teknologi dan orang. Dari ketiga unsur tersebut
akan dapat ditentukan tentang apa yang akan diubah Adinur Prasetyo, 2003. Masalah KKN, PNS &
dan bagaimana cara mengubahnya. Kedua, dari mana Pembaharuan Organisasi Publik di Indo-
ide konsep pendekatan tersebut berasal. nesia. Jurnal Forum Inovasi Vol.III No.4,
Pembinaan organisasi merupakan upaya dalam 100, PPs PSIA Fisip UI.
meningkatkan kemampuan organisasi berdasarkan
perspektif jangka panjang yang terdiri dari Asril Abdullah, 2006. Pengaruh Gaya Kepemim-
serangkaian pentahapan dengan penekanan pada pinan, Program Pendidikan dan
hubungan antar individu, kelompok organisasi secara Pelatihan serta Motivasi Kerja terhadap
keseluruhan. Dengan kata lain bahwa pembinaan Kinerja Pegawai di Lingkungan Dinas
organisasi adalah aplikasi pendekatan kesisteman Kampraswil Kabupaten Pelalawan.
terhadap hubungan fungsional, struktural, teknikal Jurnal Tepak Manajerial Vo.4 No.4, 27
dan personal dalam organisasi. Agar proses pem- Program Magister UR Pekanbaru.
binaan dan pengembangan organisasi dapat berjalan
secara sistemik, maka langkah awal yang harus Djaka Permana, 2007. Transformasi Organisasi
dilakukan adalah melakukan diagnosa terlebih dahulu Badan Administrasi Kepegawaian
agar diketahui gejala-gejala yang baik atau yang buruk Negara. Jurnal Bisnis & Birokrasi, Vol.X
pada kelembagaan tersebut. No.1, 44, Fisip UI.

SIMPULAN Hubeis, Musa dan M. Najib. 2008. Manajemen


Strategis dalam Pengembangan Daya
Dari 6 (enam) variabel dalam proses diag- Saing Organisasi. Jakarta: Elex Media
nosa pengembangan Universitas Bina Darma Komputindo.
36 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 10, Nomor 1, Januari 2010: 25 - 36

J. Basuki, 2008. Tantangan Ilmu Administrasi Publik, Kabupaten Siak Provinsi Riau. Tesis
Paradigma Baru Kepemimpinan Aparatur tidak dipublikasikan PSIA PPS UR.
Negara. Jurnal Ilmu Administrasi, Vol.4
No.1, 10 STIA LAN Jakarta. Thoha, Miftah. 2002. Pembinaan Organisasi
(Proses Diagnosa dan Intervensi). Jakarta:
Keban, Yeremias T. 2008. Enam Dimensi Strategis PT. RajaGrafindo Persada.
Administrasi Publik. Konsep, Teori dan Isu.
Yogyakarta: Gava Media. Thoha, Miftah. 2008. Perilaku Organisasi
(Konsep, Dasar, dan Aplikasinya). Jakarta
Laksuni Fitriani, 2007. Kepemimpinan dan : PT. RajaGrafindo Persada.
Pelayanan dalam Organisasi Publik.
Jurnal Ilmu Administrasi, Vol.IV No.4, Trisno Prabowo, 2005. Pengaruh Kepemimpinan
387, STIA LAN Bandung. terhadap Komitmen Organisasi malalui
Keadilan Organisasi dalam Kepuasan Kerja
Mohammad Firdaus, 2006. Struktur Informal Para Guru Sekolah Menengah Atas Negeri
Organisasi: Potensi Organisasi yang dan Swasta di Jakrta. Jurnal Media Riset Bisnis
terabaikan. Jurnal Administrasi Negara & Ilmu Managemen, Vol. 5 No.2, 254.
STIA LAN Makasar, Vol 12 No.4, 36.
Ulrich, Dave. 2001. Mengorganisasi di Seputar
Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen Sumber- Kemampuan (dalam The Organization of
daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. The Future, Organisasi Masa Depan).
Penterjemah: Achmad Kemal, Editor:
Syafrilenti, 2006. Penerapan Learning Heselbein dkk. Jakarta: Elex Media
Organization pada Sekretariat Daerah Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai