Anda di halaman 1dari 14

s

STRATEGI PROSES
Dina Novia P. SP. MSi.
Neza Fadia Rayesa, STP, M.Sc
Lab. Financial and Marketing of Agribusiness
University of Brawijaya

Diskripsi Modul 4. Perencanaan kapasitas


1. Konsep Strategi Proses produksi MODUL

6
2. Desain proses 5. Pengambilan keputusan
3. Perangkat analisis terkait disain proses
disain proses produksi agribisnis

Deskripsi Modul
Modul ini menjelaskan mengenai keputusan strategi proses yang

SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT


dapat digunakan oleh perusahaan dalam mengelola produksi sehingga
proses produksi dapat meningkatkan keunggulan perusahaan. Strategi
proses digunakan sebagai pedoman berbagai keputusan proses dan
pada gilirannya akan berpedoman pada strategi operasi dan
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan sumber daya yang
dibutuhkan.
Modul ini tersusun atas materi-materi pembelajaran yang
memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai pengertian
tentang perencanaan proses produksi, kapasitas produksi serta desain
proses produksi.

1. KONSEP STRATEGI PROSES

Strategi proses dalam manajemen operasional disebut juga


sebagai strategi transformasi faktor input menjadi output. Strategi ini
dimaksudkan untuk dapat memproduksi barang dan jasa yang sesuai
dengan keinginan konsumen yang selalu berubah-ubah, dilakukan
dengan sistem transformasi yang efektif dan efisien. Manajer
operasional bertugas menyusun strategi proses untuk dapat
mencapai sasaran operasional dan organisasi/perusahaan
(Tampubolon, 2004). Di dalam sistem operasional dikenal ada 4
strategi proses, yaitu :
1) Proses produksi yang terputus-putus (intermitten process)
Merupakan kegiatan operasional yang mempergunakan peralatan
produksi yang disusun/diatur sedemikian rupa yang dimanfaatkan
secara fleksibel (multipurpose) untuk menghasilkan berbagai
produk atau jasa.

Contoh, di bidang pelayanan yaitu Restoran Chinesse Foods menyiapakan makanan


sesuai pesanan pelanggan yang dikerjakan oleh juru masak. Umumnya proses
Manajemen Produksi dan Operasi : Strategi Proses University of Brawijaya 2016
intermitten merupakan sistem operasional yang tidak terstandarisir, hanya berdasarkan
keinginan pelanggan pada saat dilakukan pemesanan.

Gambar 1. Job Shop


Sumber :

2) Proses produksi yang kontinu (continous process)


Merupakan proses produksi yang mempergunakan peralatan produksi yang disusun dan
diatur dengan memperhatikan urutan kegiatan dalam menghasilkan produk atau jasa, serta
arus bahan di dalam proses telah terstandarisasi. Contoh : minuman Teh Botol merupakan
produk yang terstandarisasi.

Gambar 2. Continous Work Flow


Sumber :

3) Proses produksi yang berulang-ulang (repetitive process)


Merupakan proses produksi yang menggabungkan fungsi intermitten process dan continous
process. Tetapi proses ini mempergunakan bagian dan bahan komponen yang berbagai jenis
diantara proses yang kontinu. Contoh : dalam usaha jasa, restoran besar melayani banyak
pelanggan dengan beragam menu.

Page 2 of 14
Manajemen Produksi dan Operasi : Strategi Proses University of Brawijaya 2016

Gambar 3. Repetitive Focus


Sumber :

4) Produksi massa (mass customization)


Merupakan proses produksi yang menggabungkan fungsi intermitten process, continous
process serta repetitive process yang menggunakan berbagai komponen bahan, teknik
skedul produksi dan mengutamakan kecepatan pelayanan.

Gambar 4. Mass Customization


Sumber :

Kunci sukses keputusan strategi proses adalah memilih proses yang sesuai dengan
kondisi yang ada dan realistis. Proses yang efektif adalah proses yang sesuai dengan
karakteristik dan paling mendekati strategi bisnis yang digunakan perusahaan. Berikut
beberapa perbedaan mendasar terhadap keempat tipe proses produksi yang telah
dibahas sebelumnya.

Tabel 1. Perbedaan Beberapa Disain Proses


Aktivitas/
Intermitten Batch Repetitive Continous
Fungsi
Estimasi biaya Sulit Moderate Rutin Rutin
Biaya per unit Tinggi Moderate Rendah Rendah
Peralatan yang General General General General
digunakan purpose purpose purpose purpose

Page 3 of 14
Manajemen Produksi dan Operasi : Strategi Proses University of Brawijaya 2016
Biaya tetap Rendah Moderate Tinggi Sangat tinggi
Biaya variabel Tinggi Moderate Rendah Sangat rendah
Keterampilan SDM Tinggi Moderate Rendah Rendah hingga
tinggi
Pemasaran Kemampuan Kemampuan Promosi Promosi produk
berpromosi berpromosi, produk yang yang
produk berstandar berstandar
terstandar
Penjadwalan Kompleks Cukup Rutin Rutin
kompleks
Persediaan selama Tinggi Tinggi Rendah Rendah
proses
Sumber : Stevenson

Gambar 5. Volume Produk dan Fleksibilitas Beberapa Disain Proses


Sumber :

2. DISAIN PROSES
Definisi desain proses produksi menurut Yamit (2003) adalah : suatu kegiatan dengan
melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan untuk menghasilkan produk yang
berguna baik barang/jasa. Jadi, proses produksi pada hakikatnya merupakan proses
perubahan (transformasi) dari bahan/komponen (input) menjadi produk lain yang
mempunyai nilai.

Page 4 of 14
Manajemen Produksi dan Operasi : Strategi Proses University of Brawijaya 2016

Gambar 5. Skema Proses Produksi

Proses produksi saat ini berkembang pesat karena kemajuan teknologi dan didorong
oleh usaha untuk meningkatkan kualitas,produktivitas dan fleksibilitas produk. Pada
dasarnya desain proses produksi dapat diklasifikasikan ke dalam lima kategori yaitu:
1. Line Flow Process
 Penyusunan stasiun kerja berdasarkan urutan operasi pembuatan produk
menurut langkah-langkah standar dalam proses produksi.
 Pola line flow process tidak begitu fleksibel dalam memenuhi perubahan
desain
dan volume produk. Tapi persediaan diminimalkan,skeduling tidak ada
masalah dan pengendalian kualitas mudah karena hanya mengikuti arus
produk.

2. Jumbled Flow Process


 Produk dibuat menurut aliran terputus-putus / tidak kontinu.Peralatan dan
tenaga kerja dikelompokkan dalam pusat kerja menurut jenis pekerjaan.
 Operasinya sangat fleksibel terhadap perubahan dalam desain dan volume
produk.
 Sering menimbulkan masalah dalam pengendalian persediaan,penjadwalan dan
pengendalian kualitas.

3. Project
 Tidak ada aliran produk tapi setiap proyek punay urutan dalam proses
operasinya. Biasanya material,peralatan & tenaga kerja dibawa ke lokasi proyek.
 Memiliki kegiatan awal & akhir dengan batas waktu penyelesaian. Bentuk ini
tidak
cocok untuk proses manufacturing karena proyek hanya dikerjakan sekali saja.

4. Flexible Manufacturing System (FMS)


 Merupakan automated cell untuk menghasilkan sekelompok komponen,dimana
semua komponen butuh proses manufacturing serupa tapi urutan dari operasi
tidak selalu sama.FMS butuh investasi awal yang besar.
 Tujuan FMS untuk memberi respon secara cepat terhadap keinginan pelanggan
terutama terkait dengan perubahan dalam desain, jumlah & pelayanan produk.

5. Agile Manufacturing System (AMS)


AMS mengkombinasikan visi kompetitif dengan kreatifitas dan aplikasi teknologi.
Memiliki 4 dimensi yaitu :
Page 5 of 14
Manajemen Produksi dan Operasi : Strategi Proses University of Brawijaya 2016
a. Memperkaya nilai pada pelanggan
b. Bekerjasama dalam meningkatkan daya saing perusahaan
c. Mengorganisasikan perubahan dan ketidakpastian
d. Menelaah pengaruh dari informasi

Sedangkan menurut Tampubolon (2004), desain proses pekerjaan dilakukan


dengan pendekatan ilmiah untuk meningkatkan kemampuan karyawan, antara lain
dengan:
• Menetapkan masalah dalam operasional secara umum dalam melakukan
pekerjaan yang kemungkinan dapat menimbulkan persoalan
• Menganalisis secara seksama dan mencatat bagaimana pekerjaan itu
dilaksanakan saat ini
• Menganalisis beban kerja perorangan dan unsur-unsur di dalam pekerjaan
• Mengembangkan dan melaksanakan metode kerja
baru

3. PERANGKAT ANALISIS DISAIN PROSES

Dalam perancangan proses, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
• Proses dirancang untuk mencapai keunggulan bersaing
• Proses menghilangkan langkah-langkah yang tidak menambah nilai produk
• Proses memaksimalkan nilai pelanggan
• Proses mampu mendatangkan banyak permintaan/pesanan
Terdapat sejumlah perangkat untuk membantu memahami kompleksitas disain
proses dan perancangan ulang suatu proses, yaitu diagram alir (flow chart), peta fungsi
waktu, peta aliran nilai, diagram proses (process chart), dan perencanaan pelayanan
(service blueprint).
1) Diagram alir
Diagram alir merupakan skema atau gambaran perpindahan bahan baku,
produk, atau manusia. Diagram alir membantu memahami, menganalisis, dan
mengkomunikasikan sebuah proses.

Page 6 of 14
Manajemen Produksi dan Operasi : Strategi Proses University of Brawijaya 2016

Gambar 6. Diagram Alir Pekerjaan Minuman Ringan

2) Pemetaan Fungsi Waktu


Peta fungsi waktu merupakan diagram alir ayng ditambahkan fungsi waktu pada
sumbu horizontalnya. Pada perangkat ini terdapat titik-titik yang mengindikasikan
aktivitas dan tanda panah yang menandakan arah aliran dengan waktu pada sumbu
horizontalnya.
Analisis menggunakan peta fungsi waktu memungkinkan pengguna untuk
mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan dalam hal langkah tambahan,
pengulangan, dan keterlambatan yang tidak perlu.
Pemetaan fungsi waktu dilakukan terhadap waktu riil di pabrik/perusahaan yang
kemudian dibandingkan dengan fungsi waktu target atau yang seharusnya dapat dicapai.
Berdasarkan Gambar 7, teknik ini menunjukkan bahwa proses menunggu dan memesan
berkontribusi besar pada waktu proses yang seharusnya dapat dihilangkan.

Gambar 7. Peta Fungsi Waktu Produksi


Sumber :

Page 7 of 14
Manajemen Produksi dan Operasi : Strategi Proses University of Brawijaya 2016
3) Pemetaan Aliran Nilai
Pemetaan aliran nilai merupakan variasi dari pemetaan fungsi waktu yang
membantu manajer memahami bagaimana menambahkan nilai pada aliran bahan dan
informasi melalui keseluruhan proses produksi.
Langkah – langkah membuat peta aliran nilai adalah sebagai berikut :
- Membuat symbol untuk pelanggan, pemasok, produksi untuk memastikan
gambaran besarnya
- Masukkan syarat pesanan pelanggan
- Hitung kebutuhan produksi harian
- Masukkan kebutuhan pengiriman masuk dan frekuensi pengiriman
- Tambahkan langkah-langkah proses secara berurutan kiri ke kanan
- Tambahkan metode komunikasi dan frekuensi serta tunjukkan arahnya dengan
tanda panah
- Tambahkan kuantitas persediaan diantara setiap langkah pada keseluruhan aliran
- Tentukan waktu kerja total (waktu yang telah ditambah nilai) dan penundaan
(waktu yang belum ditambah nilai)

Gambar 8. Peta Aliran Nilai


Sumber :

4) Diagram proses
Diagram proses merupakan diagram yang digunakan untuk menganalisis pergerakan
orang dan bahan. Diagram ini menggunakan symbol, waktu, dan jarak untuk menganalisis
dan mencatat berbagai aktivitas yang membentuk sebuah proses. Diagram ini berfokus
pada aktivitas penambahan nilai untuk membantu membedakan antara aktivitas yang
menambah nilai dan aktivitas yang tidak diperlukan.

Page 8 of 14
Manajemen Produksi dan Operasi : Strategi Proses University of Brawijaya 2016

Gambar 9. Diagram Proses Pembuatan Hamburger


Sumber :

5) Perencanaan Pelayanan
Perencanaan pelayanan merupakan suatu teknik analisis proses yang berfokus pada
pelanggan dan interaksi antara penyedia dengan pelanggan. Teknik ini dilakukan untuk
produk dengan tingkat pelayanan yang tinggi dan berfokus pada pelanggan dan interaksi
penyedia layanan dengan pelanggannya.

Gambar 10. Perencanaan Pelayanan (Service Blueprint) pada restoran


Sumber :

4. PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI

A. Definisi dan Peran Kapasitas Produksi


Menurut Yamit (2003), perencanaan kapasitas produksi adalah jumlah
maksimum output yang dapat diproduksi dalam satuan waktu tertentu. Contoh :
bus mempunyai kapasitas kursi 40 sekali jalan, pabrik pupuk mempunyai kapasitas
100.000 kg sekali produksi. Kapasitas produksi dikaitkan dengan kapasitas sumber
daya yang dimiliki seperti:

Page 9 of 14
Manajemen Produksi dan Operasi : Strategi Proses University of Brawijaya 2016
 Kapasitas tenaga kerja
 Kapasitas mesin
 Kapasitas bahan baku
 Kapasitas modal

Pada beberapa kondisi, keputusan kapasitas merupakan hal yang paling paling
penting pada pengambilan keputusan seorang manajeer terhadap disain sebuah
proses. Keputusan kapasitas merupakan hal yang kritis bagi suatu perusahaan dengan
alasan sebagai berikut :
1. Kapasitas memiliki dampak terhadap kemampuan perusahaan dalam menghadapi
permintaan yang akan datang terhadap produknya. Kapasitas terutama
membatasi jumlah produk yang dapat diproduksi perusahaan. Kapasitas yang
mencukupi akan memberikan keuntungna pada perushaaan ketika terjadi lonjakan
permintaan.
2. Kapasitas berdampak pada biaya operasional perusahaan. Idealnya, kapasitas
dirancang sesuai dengan jumlah permintaan untuk meminimalkan biaya. Namun
pada penerapannya, kapasitas tidak selalu demikian karena permintaan actual
akan selalu berbeda dengan permintaan yang telah diramalkan.
3. Kapasitas selalu menjadi penentu utama pada biaya produksi awal. Umumnya,
semakin besar kapasitas, maka akan semakin besar pula biaya yang dibutuhkan.
This does not necessarily imply a one-for-one relationship; larger units tend to
cost proportionately less than smaller units.
4. Keputusan kapasitas sering terlibat dalam kebijakan sumber daya jangka panjang.
Ketika keputusan kapasitas tersebut telah diterapkan, maka akan sulit untuk
melakukan modifikasi yang telah terpasang tanpa melibatkan biaya yang besar.
5. Kapasitas berdampak pada keunggulan bersaing. Jika sebuah perusahaan memiliki
kelebihan kapasitas atau dapat menambah kapasitasnya dengan cepat sesuai
respon pasar, maka perusahaan tersebut akan menjadi barrier terhadap
perusahaan lain.
6. Kapasitas berpengaruh pada manajemen. Perhitungan kapasitas yang tepat akan
memudahkan manajemen dalam mengelola produksi.
7. Globalisasi meningkatkan tingkat kepentingan dan kompleksitas keputusan
kapasitas.

Terdapat dua jenis kapasitas pada perusahaan, yaitu :


1. Kapasitas terpasang (design capasity), yaitu jumlah maksimum jumlah output
yang dapat dihasilkan yang didisain dalam sebuah proses atau fasilitas.
Contohnya, kapasitas terpasang untuk sebuah mesin pemanggang roti adalah 100
unit.
2. Kapasitas aktual (effective capaticy), yaitu kapasitas efektif dikurangi jadwal
menganggur dan pemeliharaan fasilitas. Kapasitas aktual akan selalu lebih rendah
dari kapasitas terpasang dilihat dari perubahan bauran produk, kebutuhan
pemeliharaan fasilitas, waktu istirahat tenaga kerja, serta kemungkinan masalah
yang terjadi pada penjadwalan dan operasi.

B.

Page 10 of 14
Manajemen Produksi dan Operasi : Strategi Proses University of Brawijaya 2016
Pengukuran penggunaan kapasitas perusahaan dilakukan dengan dua acara, yaitu :
1. Efisiensi, yaitu rasio output aktual dengan kapasitas actual
𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 = 𝑥𝑥 100%
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶
2. Utilisasi, yaiturasio output actual dengan kapasitas terpasang
𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂
𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈 = 𝑥𝑥 100%
𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶

B. Pengelolaan Kapasitas
1) Kapasitas Jangka Pendek
Kapasitas jangka pendek digunakan untuk menangani secara ekonomis
hal-hal yang bersifat mendadak di masa yang akan datang. Umumnya
perusahaan tidak beroperasi secara penuh 24 jam dan 7 hari/minggu. Pada
umumnya untuk usaha berskala kecil yang berproduksi berdasarkan pesanan,
contoh : catering, penjahit dll. Menurut Krajewzki dan Ritzman (, ada 5 cara
yang dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi
jangka pendek :
1) Meningkatkan jumlah sumber daya
a. Penggunaan kerja lembur
b. Penambahan regu kerja
c. Memberikan kesempatan kerja secara part-time
d. Sub-kontrak
e. Kontrak kerja
2) Memperbaiki penggunaan sumber daya
a. Mengatur regu kerja
b. Menetapkan skedul
3) Memodifikasi produk
a. Menentukan standar produk
b. Melakukan pengawasan kualitas
4) Memperbaiki permintaan
a. Melakukan perubahan harga
b. Melakukan perubahan promosi
c. Tidak memenuhi permintaan : tidak mensuplai semua permintaan

2) Kapasitas Jangka Panjang


Dalam perencanaan kapasitas jangka panjang segala kemungkinan yang
terjadi sudah dapat diperkirakan sebelumnya secara matang. Ada 2 jenis strategi
yang dapat ditempuh perusahaan :
a. Strategi Melihat dan Menunggu (Wait and See Strategy)
Strategi melihat dan menunggu (wait and see strategy) adalah strategi hati-
hati karena kapasitas produksi akan dinaikkan apabila permintaan
konsumen sudah naik.
b. Strategi Ekspansionis
Strategi ekspansionis adalah strategi melebihi produksi / di atas
permintaan, sehingga diharapkan tidak terjadi kekurangan produk di pasaran
yang menyebabkan peluang masuknya pesaing lain & menjamin pelayanan
terbaik dengan tersedianya produk di pasaran.

Page 11 of 14
Manajemen Produksi dan Operasi : Strategi Proses University of Brawijaya 2016

C. Langkah Perencanaan Kapasitas Proses


Langkah-langkah dalam merencanakan kapasitas terpasang adalah sebagai berikut :
1) Mengestimasi kapasitas yang dibutuhkan di masa yang akan datang, sesuai
dengan pola permintaan produk
2) Mengevaluasi kapasitas dan fasilitas saat ini dan mencari kesenjangan antara
target dan kondisi actual
3) Mengidentifikasi akternatif untuk memenuhi kebutuhan
4) Menyertakan analisis finansial pada setiap alternative keputusan
5) Menilai aspek kualitas dalam setiap alternative keputusan
6) Memilih alternative yang bertujuan paling baik untuk jangka panjang
7) Mengimplementasikan alternative terpilih
8) Memonitor hasil implementasi

D. Pertimbangan Kapasitas
Keuntungan secara terus-menerus diperoleh dari pembentukan keunggulan bersaing,
bukan hanya dilihat dari tingkat pengembalian keuangan pada proses tertentu.
Keputusan kapasitas harus dipadukan dalam strategi organisasi dan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1) Peramalan permintaan yang akurat
Peramalan yang akurat merupakan hal yang paling pokok bagi keputusan
kapasitas. Perusahaan harus menentukan apakah akan apa produknya,
bagaimana prospek produk tersebut, dan siklus hidup produk.
2) Pemahaman akan teknologi dan peningkatan kapasitas
Pengambilan keputusan teknologi yang dipakai dapat dipandu dengan analisis
biaya, kebutuhan sumber daya manusia, kualitas yang diinginkan, dan
kehandalan.
3) Menemukan volume yang optimal
Teknologi dan peningkatan kapasitas kerap menentukan ukuran optimal sebuah
fasilitas produksi. Jika kapasitas yang dirancang terlalu kecil, maka ada
kemungkinan perusahaan tidak dapat memenuhi ketika permintaan meningkat.
Jika kapasitas terlalu besar, maka biaya tetap dalam produksi menjadi besar untuk
per unit produk.
4) Fleksibel terhadap perubahan
Perusahaan harus menciptakan fleksibilitas dalam fasilitas dan peralatan. Cara
yang dapat dilakukan adalah fasilitas dibangung secara bertahap sehingga dapat
mengakomodasi perubahan produk, bauran produk, dan proses di masa
mendatang.

E. Metode Perencanaan Kapasitas Produksi


Metode perencanaan kapasitas produksi terdiri dari :
1) Analisis Titik Impas / Metode Break Even Point (BEP)
Metode BEP dapat digunakan untuk menentukan kapasitas produksi. BEP
diartikan sebagai suatu keadaan dimana total pendapatan besarnya sama dengan
total biaya (TR=TC) atau laba = 0. Analisis titik impas merupakan alat penentu
untuk menetapkan kaoasitas yang harus dimiliki oleh sebuah fasilitas untuk
mendapatkan keuntungan.

Page 12 of 14
Manajemen Produksi dan Operasi : Strategi Proses University of Brawijaya 2016
2) Metode Linier Programing (LP) :
Metode Linier Programing (LP) merupakan teknik matematik dalam membantu
manajemen dalam mengambil keputusan. Metode LP dalam penentuan
kapasitas produksi optimum menggunakan formulasi model matematik dengan
langkah- langkah sebagai berikut :
a) Tentukan variabel keputusan dan buat dalam notasi matematik
b) Tentukan fungsi tujuan yang ingin dicapai dengan memaksimumkan
keuntungan atau meminimumkan biaya, adalah sama dengan biaya variabel
perunit
c) Tentukan fungsi kendala
Model LP dapat digunakan 2 metode yaitu :
 Metode Grafik
 Meode Simplek

5. PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERKAIT DISAIN PROSES

Sebuah proses produksi terkait dengan penggunaan sumber daya perusahaan untuk
menghasilkan sesuatu yang bernilai guna. Keputusan proses yang diambil manajer produksi
akan secara langsung mempengaruhi jalannya proses tersebut dan produk yang dihasilkan.
Krajewski et al (2013) mengemukakan terdapat beberapa langkah utama dalam
menciptakan disain proses yang efektif.

Gambar . Keputusan Utama dalam Disain Proses


Sumber : Krajewski et al (2013)

Page 13 of 14
Manajemen Produksi dan Operasi : Strategi Proses University of Brawijaya 2016

1) Struktur proses
Struktur proses merupakan keputusan utama dalam menentukan tipe proses.
Struktur proses ditentukan oleh sumber daya yang dibutuhkan dalam proses dan
bagaimana sumber daya tersebut dialirkan melalui tata letak dan aliran bahan
yang sesuai.
2) Keterlibatan konsumen
Hal ini mencerminkan bagaimana keterlibatan konsumen dalam proses. Bentuk
keterlibatan konsumen yang besar contohnya adalah pada sistem produksi
jobshop. Pada sistem jobshop, proses akan didisain secara terputus-putus atau
batch.
3) Fleksibilitas sumber daya
Fleksibilitas sumber daya merupakan tingkat kemudahan yang dapat ditangani
tenaga kerja dan peralatan produksi dalam menangani variasi dan jumlah produk.
4) Intensitas modal
Intensitas modal berhubungan dengan otomatisasi di perusahaan. Semakin besar
peran mesin dan peralatan dalam produksi, maka akan semakin besar modal yang
dibutuhkan.
5) Strategi perubahan
Ketika volume permintaan atau bauran produk meningkat, maka perusahaan
dapat memilih salah satu cara, yaitu rekayasa ulang proses atau melakukan
penyempurnaan dalam fasilitas.

REFERENSI
Krajewski et al. 2013. Operation Management : Processes and Supply Chains. Pearson
Education Limited, England.
Heizer, J. dan Render, B. 2009. Manajemen Operasi Buku 1 Edisi 9. Terjemahan. Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Stevenson, W.J. 2012. Operation Management 11th Edition. McGraw-Hill, New York.

PROPAGASI
TUGAS KELOMPOK
1. Jelaskan tentang konsep strategi proses dan perencanaan kapasitas
produksi, disertai sumbernya !

2. Buatlah suatu bagan / desain proses pekerjaan (flow diagram) dan arus
proses (proses chart) dari produk yang terkait dengan bidang agribisnis !

Page 14 of 14

Anda mungkin juga menyukai