i
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................6
1.4.1 Manfaat Praktis..........................................................................................6
1.4.2 Manfaat Teoritis........................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan fase lebih lanjut dari POLRI PROMOTER (profesional, modern, dan
terpercaya) yang telah digunakan pada periode sebelumnya, dengan pendekatan
pemolisian berorientasi masalah (problem oriented policing). Dalam
kepemimpinan POLRI PRESISI, ditekankan pentingnya kemampuan pendekatan
pemolisian prediktif (predictive policing) agar Polri mampu menakar tingkat
gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) melalui analisa
berdasarkan pengetahuan, data, dan metode yang tepat sehingga dapat dicegah
sedini mungkin (Divisi Humas Polri, 2021).
Road map program transformasi menuju POLRI YANG PRESISI
(Prediktif, Responsibilitas dan Transparansi Berkeadilan) pada kepemimpinan
Polri kedepan mencakup empat kebijakan utama yakni (A) Transformasi
Organisasi; (B) Transformasi Operasional; (C) Transformasi Pelayanan Publik;
dan (D) Transformasi Pengawasan (Divisi Humas Polri, 2021). Road map tersebut
dimaksudkan untuk melakukan reformasi atau perubahan yang inovatif dimana
mengikuti perkembangan era masyarakat kini. Menurut Rogers inovasi dimaknai
sebagai sebuah ide, praktik, atau objek yang dianggap baru oleh individu satu unit
adopsi lainnya. Dalam memberikan makna inovasi yang dilakukan oleh Rogers
memiliki kemiripan yakni adanya praktik atau objek yang dianggap baru oleh
individu. Hal ini senada pula dengan istilah inovasi dari Demanpour yang
diartikan sebagai sebuah inovasi dapat berupa produk atau jasa yang baru,
teknologi proses produk yang baru, sistem struktur dan administrasi baru atau
rencana baru bagi anggota organisasi (Wijaya, 2018).
Selain inovasi organisasi, road map transformasi juga dimaksudkan untuk
meningkatkan motivasi kerja personel agar tetap maksimal dan prima (Divisi
Humas Polri, 2021). Hal ini tertuang dalam point ketiga road map mengenai
peningkatan SDM yang unggul di era police 4.0. Dalam setiap organisasi,
ketersediaan sumber daya organisasi yang memadai, baik faktor manusia, sarana
prasarana, anggaran dan metode atau yang dikenal dengan 4 M (man, money,
material and method) akan mempengaruhi kinerja dan pencapaian tujuan
organisasi. Namun demikian, dari keempat jenis sumber daya tersebut, banyak
ahli yang berpendapat bahwa Faktor SDM adalah faktor yang utama dan paling
3
mereka dengan masyarakat yang mereka layani (Braga & Weisburd, 2006).
Inovasi dan perencanaan strategis dianggap sebagai pendorong terpenting dalam
meningkatkan kinerja secara keseluruhan (Alosani & Yusoff, 2020), inovasi
organisasi juga menjadi kekuatan dalam pengendalian kejahatan (Darroch &
Mazerolle, 2012). Beberapa penelitian menyebutkan motivasi juga mempengaruhi
adopsi inovasi organisasi (Lum, Koper, & Willis, 2017), yang selanjutnya
dijelaskan bahwa motivasi erat kaitannya dengan adanya dukungan dari organisasi
dan reformasi yang dilakukan oleh pemerintah (Gillet, Huart, Colombat, &
Fouquereau, 2013; Morabito, 2008). Perubahan lain yang mendukung motivasi
dan inovasi yaitu struktur lembaga dan perubahan iklim kerja dalam organisasi
(Gharama, Khalifa, & Al-Shibami, 2020). Lingkungan organisasi yang bercampur
dari beberapa organisasi dapat mempengaruhi produktivitas dan kesejahteraan
karyawan. Selanjutnya, dalam keputusan perusahaan untuk terlibat dalam
kolaborasi antar organisasi dalam konteks inovasi, konsepsi lingkungan organisasi
memainkan peran penting (Alexiev, Volberda and Bosch, 2015). Lingkungan
organisasi dari dimensi struktural-terutama dapat meningkatkan bentuk
komunikasi, tingkat formalisasi dan kodifikasi pekerjaan, sehingga dapat
mempengaruhi lingkungan kerja dalam hal inovasi perusahaan. Studi tersebut juga
memperkaya pemahaman tentang bagaimana manajer harus merancang dimensi
struktural khusus untuk merangsang kreativitas dan inovasi (Gaspary, Moura and
Wegner, 2020).
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat diketahui apabila road map
transformasi Polri PRESISI, harus didukung penuh oleh organisasi. Adanya
lingkungan yang menumbuhkan inovasi juga memudahkan peran pemimpin
dalam meningkatkan kinerja individu. Agar inovasi terjadi, perhatian karyawan
harus diarahkan penciptaan produk, proses, dan layanan baru yang penting untuk
kelangsungan hidup organisasi. Lingkungan inovasi yang hebat dapat merangsang
perhatian personel dan menciptakan pikiran kolektif yang mendukung inovasi dan
mendukung perubahan secara menyeluruh. Banyak penelitian telah menunjukkan
bahwa lingkungan organisasi sangat terkait dengan kreativitas dan kapasitas
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
krisis baru bagi departemen kepolisian, karena tujuan mereka akan diperluas
dengan fokus baru untuk mencegah serangan teroris di masa depan dan
menangani peristiwa yang berpotensi bencana. Di satu sisi, rangkaian tuntutan
baru ini, dengan penekanannya pada pengumpulan intelijen pada jaringan
teroris, menangkap pelaku teror, dan melindungi kemungkinan sasaran, dapat
mendorong kepolisian kembali ke model yang lebih profesional yang jauh dari
komunitas. Memang, ada potensi nyata untuk pergeseran ke belakang karena
dukungan dan perhatian keuangan federal telah diarahkan untuk meningkatkan
peran penegak hukum lokal dalam menjaga keamanan dalam negeri sementara,
pada saat yang sama, pendanaan untuk upaya pencegahan kejahatan
masyarakat telah dikurangi secara drastis. Di sisi lain, krisis ini dapat
menciptakan sumber baru untuk inovasi karena departemen kepolisian akan
berusaha untuk melanjutkan keberhasilan mereka baru-baru ini dalam
menangani kejahatan dan keprihatinan masyarakat. Kantor Layanan Kepolisian
Berorientasi Komunitas Departemen Kehakiman AS telah mensponsori sesi
kelompok kerja dan konferensi tentang penggunaan strategi pemolisian
komunitas untuk menanggapi tantangan keamanan dalam negeri (Departemen
Kehakiman AS, 2004). Selama dua dekade terakhir, industri kepolisian telah
mengalami perubahan radikal dalam tujuan dan sarana kepolisian. Masa
inovasi ini telah menghasilkan serangkaian strategi yang sangat menjanjikan
yang dapat meningkatkan kemampuan polisi dalam mencegah kejahatan dan
meningkatkan hubungan mereka dengan masyarakat yang mereka layani.
Departemen kepolisian akan ditantang untuk terus mengembangkan ini
pendekatan baru sambil memenuhi tuntutan keamanan dalam negeri pasca-9/11
dunia. Meskipun demikian, kami yakin bahwa masa depan lembaga kepolisian
menjanjikan, karena mereka akan terus berkembang menjadi lembaga
pemerintah yang lebih efektif dan sah.
11. Alexiev, Volberda and Bosch (2015)
Melakukan penelitian dengan judul “Interorganizational Collaboration
and Firm Innovativeness: Unpacking The Role of the Organizational
Environment”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran lingkungan
14
dijelaskan bahwa motivasi erat kaitannya dengan adanya dukungan dari organisasi
dan reformasi yang dilakukan oleh pemerintah (Gillet, Huart, Colombat, &
Fouquereau, 2013; Morabito, 2008). Perubahan lain yang mendukung motivasi
dan inovasi yaitu struktur lembaga dan perubahan iklim kerja dalam organisasi
(Gharama, Khalifa, & Al-Shibami, 2020). Lingkungan organisasi yang bercampur
dari beberapa organisasi dapat mempengaruhi produktivitas dan kesejahteraan
karyawan. Selanjutnya, dalam keputusan perusahaan untuk terlibat dalam
kolaborasi antar organisasi dalam konteks inovasi, konsepsi lingkungan organisasi
memainkan peran penting (Alexiev, Volberda and Bosch, 2015). Lingkungan
organisasi dari dimensi struktural-terutama dapat meningkatkan bentuk
komunikasi, tingkat formalisasi dan kodifikasi pekerjaan, sehingga dapat
mempengaruhi lingkungan kerja dalam hal inovasi perusahaan. Studi tersebut juga
memperkaya pemahaman tentang bagaimana manajer harus merancang dimensi
struktural khusus untuk merangsang kreativitas dan inovasi (Gaspary, Moura and
Wegner, 2020).
Penelitian terdahulu belum menjawab tantangan strategi peningkatan
lingkungan kerja Polri untuk mewujudkan motivasi dan inovasi organisasi,
dimana ada pengabaian pada kondisi lingkungan kerja sebagai faktor penting yang
dapat mempengaruhi motivasi kinerja dan inovasi organisasi polisi.
material dan non material (psikis). Untuk itu perlu dilakukan usaha untuk
menciptakan lingkungan kerja yang bersifat material dan non material. Dengan
demikian, lingkungan kerja merupakan keadaan di mana seseorang bekerja yang
meliputi perlengkapan dan fasilitas, suasana kerja (lingkungan non fisik) maupun
lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya.
Sedarmayanti (dalam Zuana, dkk, 2014) menyatakan bahwa secara garis
besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni: (a) lingkungan kerja fisik,
dan (b) lingkungan kerja non fisik.
a. Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang
terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik
secara langsung maupun secara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik
dapat dibagi dalam dua kategori, yakni:
1) Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (seperti:
pusatkerja, kursi, meja dan sebagainya).
2) Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut
lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya:
temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan,
getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain. Untuk dapat
memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap karyawan, maka
langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai
fisik dan tingkah lakunya maupun mengenai fisiknya, kemudian
digunakan sebagai dasar memikirkan lingkungan fisik yang sesuai.
b. Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang
berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun
hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.
Perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung
kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status
jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan
adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian
diri.
18
2.2.2 Motivasi
2.2.2.1 Pengertian Motivasi
Motivasi dan motif adalah dua kata yang saling berhubungan
secara etimologis, motif dalam bahasa inggris motive, berasal dari kata
motion, yang berarti gerakan. Menurut Suryabrata (dalam Kristanto &
Hary, 2015) motif adalah keadaan dalam setiap pribadi individu yang
mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas tertentu guna
mencapai suatu tujuan tertentu. Selain motif, dalam psikologi juga dikenal
istilah motivasi. Berawal dari kata motif itulah maka motivasi dapat
diartikan sebagai suatu usaha yang disadari untuk memengaruhi tingkah
laku individu agar tergerak hatinya untuk melakukan sesuatu sehingga
akan mencapai hasil ataupun juga tujuan tertentu.
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah suatu usaha yang didasari untuk memengaruhi tingkah
laku individu agar tergerak hatinya untuk melakukan sesuatu sehingga
mencapai suatu hasil atau tujuan tertentu guna mempertahankan hidupnya.
Organisasi menurut pendapat Rogers adalah suatu sistem yang stabil, yang
merupakan perwujudan kerjasama antara individu-individu, untuk mencapai
tujuan bersama, dengan mengadakan jenjang dan pembagian tugas tertentu
(Rogers, 1995).Orang membuat organisasi agar dapat mengerjakan tugas rutin
dalam keadaan stabil (mantap). Adapun syarat-syarat organisasi adalah sebagai
berikut:
a. Memiliki tujuan yang dirumuskan dengan jelas. Dengan rumusan tujuan yang
jelas, akan mempermudah untuk menentukan struktur dan fungsi organisasi
tersebut.
b. Memiliki pembagian tugas yang jelas. Suatu organisasi pasti terdiri dari
beberapa posisi yang semuanya mempunyai tanggung jawab dan tugas yang
jelas. Meski memungkinkan adanya pergantian orang dalam suatu organisasi,
namun tugas dan fungsi masing-masing posisi itu tidak berubah dan tetap
pada tujuan organisasi.
c. Memiliki kejelasan struktur otoritas (kewenangan). Tidak semua posisi dalam
organisasi memiliki kewenangan yang sama. Dan dalam pengaturan
kewenangannya diperjelas tentang pertanggung jawaban setiap posisi.
d. Memiliki aturan dasar/umum (tujuan, syarat susunan pengurus dan lain-lain)
dan aturan khusus (perincian kegiatan, cara pembentukan pengurus dan lain-
lain) atau biasa disebut dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
e. Pola hubungan informal. Organisasi yang sangat ketat, penuh dengan
birokrasi kaku dan sangat formal akan menghilangkan unsur manusiawi
dalam kinerja antar anggotanya. Maka suatu organisasi haruslah
menggunakan pola informal dalam hubungan antar anggotanya untuk
menghilangkan ketegangan dan bisa lebih akrab namun tetap bertanggung
jawab satu sama lain.
Sedangkan pengertian inovasi itu sendiri adalah suatu ide, barang,
kejadian, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru
bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil
invention maupun diskoveri. Berdasarkan pengertian di atas maka inovasi
dalam organisasi adalah sesuatu hal yang baru yang berupa apapun yang
24
BAB III
METODE PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
Alosani, M. S., & Yusoff, R. (2020). The Effect of Innovation and Strategic
Planning on Enhancing Organizational Performance of Dubai Police.
Innovation & Management, Review Vol. 17 No. 1, 2-24.
Björk, M. (2008). Fighting Cynicism: Some Reflections on Self-Motivation in
Police Work. Police Quarterly, Volume 11 Number 1, March, 88-101.
Braga, A. A., & Weisburd, D. L. (2006). police Innovation and Crime Prevention:
Lessons Learned From Police Research Over the Past 20 Years.
Discussion paper presented at the U.S. National Institute of Justice Police
Research Planning Workshop (November 28 – 29), 1-31.
Darroch, S., & Mazerolle, L. (2012). Intelligence-Led Policing: A Comparative
Analysis of Organizational Factors Influencing Innovation Uptake. Police
Quarterly, 16(1) , 3-37.
Divisi Humas Polri. (2021). Transformasi Menuju Polri yang Presisi. Road Map
Transformasi Divisi Humas Polri.
Eitle, D., D'Alessio, S. J., & Stolzenberg, L. (2014). The Effect of Organizational
and Environmental Factors on Police Misconduct. Police Quarterly, 0(0),
1-24.
Endri. (2010). Peran Human Capital Dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan:
Suatu Tinjauan Teoritis dan Empiris. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol.6,
No.2, 179-190.
Filak, V., & Sheldon, K. (2003). Student Psychological Need Satisfaction and
College Teacher-Course Evaluations. Educational Psychology, Volume
23, Issue 3, 235-247.
Gaspary, E., Moura, G. L., & Wegner, D. (2020). How Does the Organisational
Structure Influence a Work Environment for Innovation. Int. J.
Entrepreneurship and Innovation Management, Vol. 24, No.2/3, 132-153.
34