Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam menjalankan suatu bisnis usaha, perusahaan membutuhkan

sumber daya manusia yang berkualitas dalam menjalankan kegiatan operasi

perusahaan. Sumber daya manusia memiliki peran yang penting dan sangat

menentukan keberhasilan perusahaan, karena tanpa sumber daya manusia

yang baik, maka perusahaan itu tidak akan berjalan dengan baik. Pegawai

merupakan sumber daya yang paling utama bagi perusahaan, karena itu

perusahaan dapat mendorong pegawai dengan memberikan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) untuk mencapai tujuan perusahaan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah pengetahuan dan

penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit

yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Biasanya dalam

perusahaan (K3) bagi pegawai masih kurang maksimal atau kurang di

pedulikan oleh perusahaan, disisi lain sumber daya manusia atau pegawai

tidak akan bertahan lama dalam melaksanakan tugasnya jika (K3) yang

dialaminya tidak dipedulikan oleh pempinan perusahaan. Ketika pegawai

memiliki rasa aman dan nyaman karena dirinya merasa mendapatkan

perlindungan yang baik dari perusahaan, maka pegawai tersebut akan bekerja

1
dengan perasaan yang tenang dan akan bekerja dengan baik. Oleh sebab itu,

perusahaan dapat mendorong pegawai untuk bekerja lebih maksimal dalam

menyelesaikan pekerjaannya sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai.

Kinerja adalah hasil dari suatu proses yang mengacu dan diukur selama

periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan yang telah di

tetapkan sebelumnya. Dengan demikian dapat dimaknai bahwa kinerja yang

optimal dan stabil, bukanlah suatu kebetulan, tentunya sudah melalui tahapan

dengan manajemen kinerja yang baik, dan usaha maksimal untuk

mencapainya. Memperhatikan hal tersebut, maka program (K3) dan kinerja

pegawai menjadi penting untuk dikaji, karena kedua faktor tersebut dapat

mempengaruhi kinerja pegawai dalam tujuannya mencapai visi dan misi

perusahaan.

Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada perusahaan

merupakan suatu langkah nyata dan terarah dalam rangka mewujudkan

kinerja pegawai yang lebih aman dan kompetitif. Manajemen keselamatan

dan kesehatan kerja yang terlaksana dengan baik tentunya akan berdampak

positif baik bagi pegawai maupun bagi kinerja perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian yang berjudul “Analisis pengaruh Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Perpustakaan

dan Kearsipan Pemkot Bontang”. Penelitian ini diharapkan dapat

2
memberikan kebermanfaatannya dalam membangun kinerja pegawai agar visi

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Bontang dapat tercapai.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan tersebut di atas, dan

untuk menjaga agar tidak terjadi kesimpang siuran dalam pemecahan masalah

yang diteliti maka penulis perlu memberikan rumusan masalah sebagai arahan

dalam penelitian sebagai berikut : “Apakah ada pengaruh antara

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Kinerja Pegawai pada

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Bontang?” .

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun bahwa suatu penelitian tersebut akan dikatakan mempunyai nilai

apabila penelitian tersebut memberikan manfaat bagi para pihak. Penulis

berharap kegiatan penelitian dalam penulisan karya ilmiah (skripsi)

manajemen ini memberikan manfaat bagi sebaik-baiknya pihak yang terkait

serta bagi penulis sendiri maupun bagi para pembaca dari pihak – pihak

lainnya.

Adapun manfaat dari skripsi ini antara lain :

3
1. Untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi

pada Fakultas Ekononi Universitas Trunajaya Bontang.

2. Untuk menerapkan teori yang di dapat dari proses belajar di Akademisi

dengan kegiatan perusahaan yang sesungguhnya.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) terhadap Kinerja Pegawai.

4. Memberikan sumbang saran atau masukan pada manajemen Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Bontang sejauh mana peningkatan

kinerja para pegawai.

D. Hipotesa

Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih

bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Adapun

hipotesa atau anggapan sementara yang penulis sajikan dalam penelitian ini

adalah bahwa: “Diduga adanya Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Pemkot Bontang”.

E. Sistematika Penulisan

4
Sistematika penulisan dan pembahasan skripsi ini meliputi lima (5) bab

antara lain :

BAB I. PENDAHULUAN

Meliputi; Latar Belakan Masalah, Rumus Masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, Hipotesa, dan Sistematika Penulisan.

BAB II. TELAAH PUSTAKA

Meliputi ; Pengertian Manajemen Sumberdaya Manusia,

Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3), Pengertian

Kinerja, Hubungan antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

dengan Kinerja dan Kerangka Pikir .

BAB III. METODOLOGI PENELITAN

Meliputi; Metode Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik

Pengumpulan Data, dan Metode Analisa Data.

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAAN DAN PEMBAHASAN

Meliputi; Sejarah Singkat Perusahaan, Stuktur Organisasi dan Tata

Kerja, Data Personalia, Data Analiasa, dan Analisa Data

(Pembahasan).

BAB V. PENUTUP

Meliputi ; Merupakan penutup yang dapat di bagi menjadi dua

bagian yaitu : bagian Kesimpulan dan Saran-Saran yang ditujukan

bagi manajemen perusahaan.

BAB II

5
TELAAH PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), disebut juga

pengembangan sumber daya manusia, berfungsi melasanakan perencanaan

sumber daya manusia, implementasi, dan perekrutan (termasuk seleksi),

pelatihan dan pengembangan karier karyawan, serta melakukan inisiatif

terhadap pengembangan organisasional suatu organisasi. Sasaran utama

MSDM adalah memaksimalkan produktivitas organisasi melalui optimalisasi

keefektifan karyawan dan secara simultan meningkatkan kualitas kehidupan

kerja karyawan serta memperlakukan karyawan sebagai sumber daya yang

sangat bernilai bagi organisasi. Berikut pengertian Manajemen Sumber Daya

Manusia menurut beberapa ahli :

Menurut Emron Edison. dkk (2016), bahwa “Manajamen Sumber

Daya Manusia adalah manajemen yang memfokuskan diri

memaksimalkan kemampuan pegawai atau anggotanya melalui berbagai

langkah strategis dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai / karyawan

menuju pengoptimalan tujuan organisasi” .

Dan menurut Danang Sunyoto (2012), bahwa “Manajemen Sumber

Daya Manusia adalah aktivitas yang dilakukan merangsang,

6
mengembangkan, memotivasi, dan memelihara kinerja yang tinggi dalam

organisasi”.

Sedangkan menurut Malayu Hasibuan (2016), bahwa “Manajemen

Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan

peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya

tujuan perusahaan, pegawai, dan masyarakat”.

Dari penelitian beberapa ahli tersebut, maka penulis dapat simpulkan

bahwa “Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni yang

mengatur hubungan untuk memenuhi kebutuhan SDM, mengoptimasikan

pendayagunaan, melalui langkah strategis efektif dan efisien membantu

mewujudkan tujuan organisasi”.

Adapun Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Donni

Juni Priansa (2014) terdapat 2 macam fungsi yaitu; Fungsi Manajerial dan

Fungsi Operasional, adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Manajerial

a. Perencanaan adalah proses penentuan tindakan untuk mencapai

tujuan. Sebelum tujuan akhir organisasi ditentukan, informasi,

khususnya informasi mengenai kepegawaian harus lengkap.

Kelengkapan informasi mengenai kepegawaian itu datangnya dari

manajer kepegawaian.

7
b. Pengorganisasian adalah membentuk organisasi untuk

melaksanakan tujuan yang telah ditentukan untuk dicapai. Dalam

pengorganisasian ini, dibentuk struktur organisasi dan dalam struktur

ini nantinya ditunjukkan bagaimana hubungan antar satu unit dengan

unit lainnya.

c. Pengarahan berfungsi untuk memberi petunjuk dan mengajak para

pegawai agar mereka berkemauan secara sadar untuk melaksanakan

pekerjaan sesuai dengan yang telah ditentukan organisasi.

d. Pengendalian berfungsi untuk melihat, mengamati dan menilai

tindakan atau pekerjaan pegawai, apakah mereka benar-benar

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana.

2. Fungsi Operasional

a. Pengadaan berfungsi untuk memperoleh jumlah dan jenis pegawai

yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi, fungsi ini terutama

berkaitan dengan penentuan kebutuhan pegawai dan penarikannya,

seleksi dan penempatannya. Penentuan kebutuhan pegawai

menyangkut mutu dan jumlah pegawai. Sedangkan seleksi dan

penempatan menyangkut masalah memilih dan menarik pegawai,

pembahasan formulir-formulir surat lamawan, mengadakan tes

psikologis dan wawancara, dan lain sebagainya.

b. Pengembangan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan

keterampilan melalui latihan yang diperlukan untuk dapat

menjalankan pekerjaannya dengan baik.

8
c. Kompensasi dapat diartikan sebagai pemberian penghargaan kepada

pegawai sesuai dengan sumbangan mereka untuk mencapai tujuan

organisasi. Kompensasi ini biasanya diterima pegawai dalam bentuk

uang yang ditambah dengan tunjangan-tunjangan lain selama

sebulan.

d. Pengintegrasian adalah penyesuaian sikap-sikap, keinginan

pegawai, dengan keinginan organisasi dan masyarakat. Dalam hal

integrasi ini, pegawai secara individu diminta mengubah, kebiasaan,

dan sikap-sikap lainnya selama ini kurang menguntungkan bagi

organisasi, agar pegawai berniat dan mempunyai kemauan yang kuat

mengubah pandangannya, kebiasaan, sikap-sikap lain yang perlu

disesuaikan dengan keinginan serta tujuan organisasi.

e. Pemeliharaan berfungsi untuk mempertahankan dan meningkatkan

kondisi yang telah ada. Apa yang sudah diterima dan pernah

dinikmati pegawai hendaknya tetap dipertahankan.

f. Pensiun merupakan pegawai yang sudah lama bekerja pada

perusahaan. Biasanya perusahaan yang sudah berukuran besar

menyediakan dana bagi pegawai yang sudah pensiun. Dana pensiun

ini sumbernya dari potongan gaji pegawai yang bersangkutan pada

waktu masih aktif bekerja.

B. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

9
Kesehatan kerja merupakan suatu kondisi yang bebas dari gangguan

secara fisik dan psikis yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko

kesehatan dapat terjadi karena adanya faktor-faktor dalam lingkungan kerja

yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan dan lingkungan yang

menimbulkan stress atau gangguan fisik.

Sedangkan keselamatan kerja merupakan kondisi yang aman atau

selamat dari penderitaan dan kerusakan atau kerugian ditempat kerja berupa

penggunaan mesin, peralatan, bahan-bahan dan proses pengolahan, lantai

tempat bekerja dan lingkungan kerja, serta metode kerja.

Kesehatan kerja bertujuan untuk menciptakan kesehatan karyawan agar

dapat bekerja secara aktif dan produktif. Ruang lingkup kesehatan kerja

mencakup pengobatan preventif untuk menjaga kesehatan dan pengobatan

atau penyembuhan untuk meningkatkan kesehatan dan melindungi dari resiko

akibat proses produksi yang dapat mempengaruhi pada produktivitas kerja.

Sedangkan keselamatan kerja bertujuan untuk meningkatkan usaha-usaha

keselamatan dan pencegahan kecelakaan kerja, penyakit kerja, cacat dan

kematian. Berikut pengertian keselamatan dan kesehatan kerja menurut

beberapa ahli :

Menurut Yun Iswanto (2010), bahwa “Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) adalah merupakan usaha untuk mencegah kemungkinan

terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja ”.

10
Dan menurut Lijan Poltak sinambela (2016), bahwa “Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat

dan aman baik itu bagi pekerjaannya, maupun bagi masyarakat dan

lingkungan sekitar organisasi atau tempat kerja tersebut, sehingga pegawai

dapat melakukan pekerjaannya dengan tenang dan motivasi yang tinggi”.

Sedangkan menurut Suparno Eko Widodo (2012) , bahwa

“Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) difilosofikan sebagai suatu

pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik

jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada

umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan

sejahtera”.

Dari penelitian beberapa ahli tersebut, maka penulis dapat simpulkan

bahwa “Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan kondisi dan

faktor yang mempengaruhi potensi yang dapat menimbulkan bahaya

dalam pengelolaan dan risiko agar tercipta kondisi tempat kerja yang

aman dan sehat”.

Adapun tujuan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menurut

Mangkunegara (2013), indikatornya adalah sebagai berikut :

11
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya,

seefektif mungkin.

3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi

pegawai.

5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.

6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

lingkungan atau kondisi kerja.

7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

8. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kebakaran dan peledakan.

9. Memelihara kebersihan, ketertiban, serta keserasian lingkungan kerja.

10. Menciptakan suasana kerja yang menggairahkan semangat kerja

pegawai.

C. Pengertian Kinerja Pegawai

Suatu organisasi yang ingin berkembang selalu melakukan perbaikan

kinerja, baik karena telah terjadi kesenjangan kinerja maupun telah

mempunyai reputasi baik. Seorang pemimpin yang cerdas dan memiliki

kemampuan melakukan hubungan antar manusia akan menjadi kunci utama

untuk melakukan perbaikan kinerja. Kinerja berasal dari pengertian

performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja adalah hasil atau

12
tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di

dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,

seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah

ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Kinerja seseorang

merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat

dinilai dari hasil kerjanya. Berikut pengertian kinerja menurut beberapa ahli

antara lain :

Menurut Lijan Poltak Sinambela (2012), bahwa “Kinerja pegawai

didefinisikan sebagai kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu

keahlian tertentu”.

Dan menurut Wibowo (2014), bahwa “Kinerja adalah nilai

serangkaian perilaku pekerja yang memberikan kontribusi, baik secara

positif maupun negative, pada penyelesaian tujuan organisasi”.

Sedangkan menurut Sjafri Mangkuprawira (2009), bahwa “Kinerja

adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan

selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan

dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau

sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah

disepakati bersama”.

13
Dari pengertian tersebut di atas maka, penulis dapat simpulkan bahwa

“Kinerja adalah kemampuan pegawai dalam melakukan keahlian tertentu

yang memberikan kontribusi baik positif maupun negative, dan juga

merupakan tingkat keberhasilan pegawai secara keseluruhan dalam suatu

periode tertentu didalam melaksanakan tugas”.

Perusahaan/organisasi merekrut pegawai untuk melaksanakan

aktivitasnya dalam upaya mencapai tujuannya. Agar tujuan organisai dapat

tercapai, pegawai harus menciptakan kinerja baik yang sangat menentukan

kinerja organisasi dalam mencapai tujuannya. Berikut faktor-faktor/indikator

Kinerja menurut Husein Umar (2008) antara lain :

1. Mutu Pekerjaan

2. Kejujuran Karyawan

3. Inisiatif

4. Kehadiran

5. Sikap

6. Kerjasama

7. Keandalan

8. Pengetahuan Tentang Pekerjaan

9. Tanggungjawab

10. Pemanfaatan Waktu

D. Hubungan Antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Kinerja

Pegawai

14
Telah diuraikan secara terperinci diatas beberapa pengertian dari

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Kinerja Pegawai.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu aspek penting

dalam usaha meningkatkan kinerja pegawai dan dapat memberikan

perlindungan terhadap pegawai untuk terbebas dari kecelakaan dan

lingkungan yang kurang sehat.

Sedangkan Kinerja Pegawai merupakan hasil kerja yang dicapai

seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepada pegawai sesuai

dengan kriteria yang ditetapkan.

Adapun hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan

Kinerja Pegawai yaitu “keselamatan dan kesehatan kerja dengan kinerja

karyawan sangat menentukan kemajuan perusahaan, karena kondisi

pekerja yang maksimal akan mempengaruhi hasil kinerjanya”. Sehingga

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Kinerja Pegawai saling

berhubungan demi tercapainya tujuan suatu organisasi atau perusahaan yang

lebih baik.

E. Kerangka Pikir

15
Untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara “Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) dengan Kinerja Pegawai”. Terlebih dahulu penulis

menghimpun data dari hasil kuesioner 21 orang pegawai pada Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Bontang, atas pertanyaan dari

kriteria keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sebagai variable

independen/bebas (X) dan variabel kinerja pegawai sebagai variable

dependen/terikat (Y). Kedua data variable tersebut diproses dalam analisa

data dengan menggunakan “Analisa Korelasi Linear Sederhana” adalah salah

satu alat untuk menghitung Koefisien Determinasi, Koefisien Korelasi, dan

Uji Hipotesis “t”. Dari perhitungan analisa data tersebut akan menghasilkan

nilai (output) apakah ada/tidaknya hubungan/pengaruh antara kedua variable

yang dianalisa. Berikut Diagram Kerangka Pikir :

Gambar 1

“Diagram Kerangka Pikir”

16
DATA (DATA ANALISA)

 Keselamatan dan Kesehatan Kerj sebagai variable


Independen (X).
 Kinerja Pegawai sebagai Variabel Dependen (Y).

PROSES DATA
Analisa Korelasi Linier Sederhana

 Koefisien Korelasi (r)


 Koefisien Determinasi (r ¿¿ 2)¿
 Uji Hipotesis “t”

HASIL (OUTPUT)

 Pengaruh atau tidak berpengaruh antara variable


yang di analisa, yaitu Variabel X (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan Variabel Y (Kinerja
Pegawai).

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

17
A. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan sumber data primer

dan sumber data sekunder, sebagai berikut :

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang dikumpul sendiri oleh peneliti

langsung dari sumber pertama. Dalam hal ini data primer penulis

dapatkan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Bontang

antara lain : Data Riwayat Singkat Perusahaan, Data Struktur Organisasi

dan Tata Kerja, Data Personalia, dan lain-lain data yang ada hubungan

dengan penelitian.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data penelitian yang penulis peroleh secara

tidak langsung yang berupa : Buku-buku kuliah, Dokumenter dan

berbagai sumber lain yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.

B. Populasi dan Sampel

18
1. Populasi

setiap pengadaan penelitian, harus lebih dahulu menentukan objek apa

yang akan kita teliti dan siapa yang akan menjadi populasinya. Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Pada

penelitian ini penulis mengambil obyek pada Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Pemkot Bontang dan mengenai populasi yang dipilih adalah

pegawai yang bekerja pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan sejumlah

64 orang pegawai.

2. Sampel

Sampel menurut M. Aziz Firdaus (2012), adalah “Sebagian anggota

populasi yang memiliki karakteristik populasi”. Teknik sampling

merupakan teknik pengambilan sampel, teknik sampling dalam

peneleitian ini menggunakan sampling sistematis. Menurut Sugiyono

(2015), bahwa ”Teknik sampling sistematis adalah merupakan teknik

pengambilan sampel, untuk menentukan sampel dalam penelitian,

terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan”. Jumlah populasi

64 pegawai diberi nomor urut No.1 s/d No.64, sedangkan sampel

ditentukan sebesar 21 sampel. Maka pengambilan sampel dilakukan

dengan cara mengambil nomor dari kelipatan (interval) 3 yaitu Jumlah

Populasi/Jumlah Sampel (64/21). Maka nomor sampel yang diambil

untuk digunakan sebagai responden adalah sebagai berikut :

19
Tabel 1

“Sampling Sistematis”
SAMPEL
3 36
POPULASI
6 39
1 11 21 31 41 51 61
9 42
2 12 22 32 42 52 62
12 45
3 13 23 33 43 53 63
15 48
4 14 24 34 44 54 64 Diambil secara
sistematis 18 51
5 15 25 35 45 55
21 54
6 16 26 36 46 56
24 57
7 17 27 37 47 57
27 60
8 18 28 38 48 58
30 63
9 19 29 39 49 59
33
10 20 30 40 50 60

Dari penjelasan tersebut penulis mengambil sampel sebanyak 21 pegawai yang

penulis jadikan sebagai responden.

C. Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan dalam mengumpulkan informasi yang

menyangkut karakteristik atau sifat-sifat pada elemen-elemen yang menjadi

objek penelitian dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Observasi

20
Obeservasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan

pengamatan langsung terhadap objek penelitian dengan cara penglihatan,

pengamatan, dan pencatatan mengenai data-data dan informasi yang ada

di tempat penelitian tersebut. Observasi bermanfaat untuk mengetahui

bagaimana keadaan sebenarnya dari tempat penelitian. Baik mengenai

aspek material maupun produktivitas kerja dari para pegawainya.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik penelitian yang dilakukan dengan menyebarkan

angket, sehingga dalam waktu relative singkat dapat menjangkau banyak

responden. Hasil data dari responden akan diukur untuk menentukan nilai

atau skor dari alternative jawaban adalah dengan menggunakan model

skala interval. Pemberian nilai terhadap jawaban dari daftar pertanyaan

dalam kuesioner yang diberikan kepada setiap responden adalah sebagai

berikut :

a. Jawaban a nilai skor 5

b. Jawaban b nilai skor 4

c. Jawaban c nilai skor 3

d. Jawaban d nilai skor 2

e. Jawaban e nilai skor 1

Guna mengetahui hubungan antara Keselamatan dan kesehatan kerja

terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

21
Pemkot Bontang maka peneliti melakukan penyebaran kuisioner terhadap

21 orang pegawai yang bekerja pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Pemkot Bontang. Jumlah pertanyaan yang diberikan adalah 20

pertanyaan, dimana teridiri atas 10 pertanyaan tentang variable

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (X) dan 10 pertanyaan tentang

variabel Kinerja Pegawai (Y). Dalam penyebaran kuesioner ini, daftar

pertanyaan yang disampaikan menggunakan kriteria-kriteria atau

indikator sebagai berikut :

1. Kriteria Variable “Keselamatan dan Kesehatan Kerja” meliputi :

1. Fisik, sosial, dan psikologis.

2. Perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik dan seefektif

mungkin.

3. Semua hasil produksi dipelihara.

4. Jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi

pegawai.

5. Meningkatkan gairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja

pegawai.

6. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

lingkungan atau kondisi kerja pegawai.

7. Rasa aman dan terlindungi dalam bekerja pegawai.

8. Mencegah dan mengurangi kecelakaan, kebakaran, dan peledakan.

9. Memelihara kebersihan, ketertiban, serta keserasian lingkungan

kerja.

22
10. Memberikan suasana kerja yang menggairahkan semangat kerja

pegawai.

(Mangkunegara : 2015)

2. Kriteria Variable “Kinerja Pegawai”, meliputi :

1. Mutu Pekerjaan

2. Kejujuran Karyawan

3. Inisiatif

4. Kehadiran

5. Sikap

6. Kerjasama

7. Keandalan

8. Pengetahuan Tentang Pekerjaan

9. Tanggungjawab

10. Pemanfaatan Waktu

(Husein Umar : 2008)

D. Metode Analisa Data

Dalam penelitian ini digunakan analisa data kuantitatif. Data kuantitatif

adalah data yang dapat diukur secara langsung atau dapat dihitung. Data

tersebut dapat berupa angka, disusun sehingga nantinya dapat dibuat tabel,

dan dapat diklasifikasikan atau digolongkan kedalam kategori tertentu untuk

mempermudah penelitian. Berdasarkan analisa tersebut diatas, maka dalam

23
penelitian ini digunakan alat analisis “Metode Analisis Korelasi Linear

Sederhana” adalah suatu analisis yang dipergunakan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh atau hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat. Dalam analisis korelasi sederhana ini digunakan perhitungan

sebagai berikut:

1. Koefisien Korelasi “r”

Analisis Korelasi adalah suatu analisis yang dipergunakan untuk

mengetahui seberapa besar kuatnya pengaruh atau hubungan antara

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (X) dengan Kinerja Pegawai (Y). Kuat

tidaknya pengaruh atau hubungan antara kedua variabel tersebut melalui

Koefisien Korelasi (r) antara -1 s/d +1. Jika r = -1 dikatakan hubungan

kuat negative dan mempunyai hubungan yang tidak searah, jika r = 0

dikatakan tidak terjadi hubungan sama sekali, jika r = +1 maka dikatakan

terjadi hubungan kuat positif dan mempunyai hubungan searah. Dengan

telah diketahuinya Koefisien Determinasi, maka Koefisien Korelasi (r)

dapat dicari dengan cara mengakarkan Koefisien Determinasi, adalah r = √

r2 atau dengan rumus sebagai berikut:

n. (ΣXY) – (ΣX).(ΣY)
r= ________________________________

√ {n. ΣX 224– (ΣX)2}.{n. ΣY 2 – (ΣY)2}


(Riduwan: 2009)

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi

n = Jumlah Sampel

ΣX = Jumlah variabel bebas

ΣY = Jumlah variabel terikat

ΣX 2 = Jumlah kuadrat variabel bebas

ΣY 2 = Jumlah kuadrat variabel terikat

ΣXY = Jumlah perkalian variabel bebas dengan variabel terikat

Nilai r = positif, artinya adanya hubungan korelasi positif antara variabel

“X” dan variabel “Y”.

Untuk melihat besarnya pengaruh antara variabel X dan variabel Y, maka

menggunakan tebel interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut :

25
Tabel 2

Interpretasi Terhadap Nilai r Hasil Analisis Korelasi

No Interval Koefisien Interpretasi


.

1. 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

2. 0,20 – 0,399 Rendah

3. 0,40 – 0,599 Cukup

4. 0,60 – 0,799 Kuat

5. 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

(Riduwan: 2009)

2. Koefisien Determinasi (r2)

Koefisien Determinasi digunakan untuk mengukur derajat pengaruh atau

hubungan yang terjadi antara variabel bebas dengan variabel terikat bila

kedua variabel tersebut mempunyai hubungan regresi linier, yaitu

Y=f(X).

Koefisien determinasi dilambangkan dengan r2 yang besarnya 0 < r2 < 1

atau dalam bentuk persen, yaitu antara 0% < r2 < 100%. Rumus

“Koefisien Determinasi” adalah sebagai berikut:

26
[ n ΣXY – (ΣX) (ΣY) ]2
r2 = _______________________________

[ n ΣX2 – (ΣX)2] [n ΣY2 – (ΣY)2 ]

(Riduwan: 2009)

Keterangan :

r2 = Koefisien Determinasi

n = Jumlah Sampel

ΣX = Jumlah variabel bebas

ΣY = Jumlah variabel terikat

ΣX 2 = Jumlah kuadrat variabel bebas

ΣY 2 = Jumlah kuadrat variabel terikat

ΣXY = Jumlah perkalian variabel bebas dengan variabel terikat

3. Uji Hipotesis “t”

Nilai r atau koefisien korelasi yang telah diperoleh pada hasil analisis

korelasi masih perlu diuji signifikansinya. Untuk menguji pengaruh

masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dapat

dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

r √( n – 2)
t hitung = __________

√(1 – r2)

t tabel = (α/2; n - 2)

27
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

Dimana :

 α = 5% atau 0,05

 derajat kebebasan (degree of freedom) atau df = n – 2

 nilai t tabel berdasarkan nilai df yang diperoleh

 Apabila nilai t hitung < t tabel, maka keputusan pengujian adalah nilai r

hasil analisis korelasi tidak signifikan, analisis Ho diterima dan Ha

ditolak.

 Apabila t hitung >t tabel , maka nilai r hasil analisis korelasi signifikan,

analisis Ho ditolak dan Ha diterima.

(Riduwan: 2009)

28
BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Bontang

Perpustakaan Umum Kota Bontang dengan sebutan Unit Pelaksana

Teknis Dinas (UPTD) Perpustakaan Umum Kota Bontang Nomor 13 Tahun

2005 Tanggal, 12 Desember 2005, yang betanggung jawab langsung kepada

Sekretaris Daerah melalui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Bontang dengan struktur organisasi adalah Kepala UPTD setingkat eselon

IVa dan 2 orang koordinator tanpa eselone yaitu koordinator administrasi dan

koordinator teknis serta kelompok jabatan fungsional, Kemudian tahun 2008

sesuai dengan Peraturan Kota Bontang Nomor 7 Tahun 2008 Tanggal 3

Maret 2008.

Sebagai lembaga teknis daerah baru, Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Pemkot Bontang masih  perlu mengkonsolidasikan segala

program kegiatannya agar bisa berjalan seiring sejalan. Perpustakaan dan

arsip merupakan rumpun yang sama, tetapi dalam tugas dan kegiatan

memiliki karakteristik yang berbeda. Untuk mencapai keseimbangan yang

lebih baik,  perlu suatu proses. Dan proses inilah yang saat ini sedang dijalani.

Pebedaan ini tidak perlu diperdebatkan, tetapi perlu disikapi sebagai

29
kelebihan. Kepala Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Bontang selaku

pimpinan lembaga dengan tingkat eselonering IIIa,  memang harus bekerja

ekstra di tengah perbedaan ini. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala

dibantu oleh para Kepala: Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi

Perpustakaan dan Kepala Seksi Arsip & Dokumentasi serta kelompok jabatan

fungsional

Visi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Bontang :

“Mewujudnya perpustakaan, arsip dan dokumentasi sebagai

pusat ilmu pengetahuan dan informasi data yang akurat, maju serta

berbudi luhur”.

Misi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Bontang :

1. Mengembangkan dan memperluas akses penyelenggaraan perpustakaan,

2. Meningkatkan minat / budaya baca pemustaka, masyarakat yang maju

dan berbudi luhur,

3. Meningkatkan pelestarian dan pemberdayaan arsip dan dokumentasi

daerah,

4. Mewujudkan pengelolaan arsip dan dokumentasi secara modern,

5. Mewujudkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesadaran arsip dan

dokumentasi,

6. Meningkatkan kualitas aparatur yang berakhlak mulia dan profesional.

30
B. Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Dalam suatu organisasi atau perusahaan akan mampu mencapai tujuan

yang ditetapkan apabila terdapat suatu sistem kerja yang baik, adapun fungsi-

fungsi yang berhubungan dengan organisasi atau perusahaan yang memiliki

pembagian kerja, tugas dan wewenang serta tanggungjawab yang diterapkan

secara jelas dalam suatu struktur organisasi adalah sebagai berikut :

Gambar 2

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PEMKOT BONTANG

(Sumber Data : Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Bontang)

31
Adapun “Tata Kerja” tugas dari masing-masing bagian dalam

organisasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Bontang adalah sebagai

berikut :

1. Kepala Dinas

a. Perumusan kebijakan di bidang perpustakaan dan kearsipan.

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perpustakaan dan kearsipan.

c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang perpustakaan dan

kearsipan.

d. Pelaksanaan administrasi di bidang perpustakaan dan kearsipan.

e. Pengorganisasian dan pembinaan kepada bawahan.

2. Sekretaris

a. Pengoordinasian penyelenggaraan tugas Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan.

b. Penyusunan rencana program kerja dan anggaran Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan.

c. Penyiapan peraturan perundang-undangan di bidang perpustakaan

dan kearsipan sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria

yang ditetapkan oleh Pemerintah.

d. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh

unit organisasi di lingkungan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, ketatalaksanaan,

keuangan, kerumahtanggaan, kerjasama, hubungan masyarakat, arsip

dan dokumentasi.

32
e. Penyelenggaraan pengelolaan barang/kekayaan milik negara/daerah

di lingkungan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan.

f. Pengelolaan data dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

g. Pengoordinasian penyusunan laporan kinerja Dinas Perpustakaan

dan Kearsipan.

h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

i. Pemberian saran dan pertimbangan kepada pimpinan tentang

langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang

tugasnya.

3. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

a. Pelaksanaan urusan surat masuk dan keluar, kearsipan, rumah tangga

dan perlengkapan, keamanan kantor serta kenyamanan kerja.

b. Menghimpun dan mengelola bahan dan data kepegawaian yang

meliputi pengangkatan, pemberhentian, kenaikan pangkat, kenaikan

gaji berkala, promosi, mutasi, cuti, askes, taspen dan lain-lain.

c. Pengelolaan urusan perjalanan dinas.

d. Pengurusan hal-hal yang berhubungan dengan kesejahteraan

pegawai beserta keluarga seperti restitusi pengobatan dan lain-lain.

e. Fasilitasi penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja dan

Standar Operasional Prosedur (SOP) Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan.

33
f. Perencanaan dan pelaksanaan pengembangan Sumber Daya Manusia

(SDM) pegawai.

g. Penyiapan Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU) dan Rencana

Pemeliharaan Barang Unit (RPBU).

4. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan

a. Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program kerja

dan rencana anggaran Dinas Perpustakaan dan Kearsipan.

b. Penyelenggaraan administrasi dan penatausahaan keuangan.

c. Pemeliharaan dan penyimpanan bukti dan dokumen keuangan.

d. Penyiapan bahan pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan

kegiatan.

e. Penyiapan bahan dan penyusunan pelaporan kegiatan dan

pertanggungjawaban keuangan.

f. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan kinerja Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan.

g. Penyiapan bahan pengelolaan data dan informasi Dinas Perpustakaan

dan Kearsipan.

5. Kepala Bidang Perpustakaan

a. Perumusan dan penyusunan rencana kegiatan di bidang

perpustakaan.

b. Pemberian petunjuk teknis di bidang perpustakaan.

c. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan di

bidang perpustakaan.

34
d. Pelaksanaan, pengawasan, serta pengelolaan dan pelayanan,

pembinaan dan pengembangan koleksi budaya etnis, kerjasama dan

pengembangan sumber daya manusia di bidang perpustakaan.

e. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan di bidang

perpustakaan.

f. Penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang perpustakaan.

g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

h. Pemberian saran dan pertimbangan kepada pimpinan tentang

langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang

tugasnya.

6. Kepala Bidang Kearsipan

a. Perumusan dan penyusunan rencana kegiatan di bidang

kearsipan.

b. Pemberian petunjuk teknis di bidang kearsipan.

c. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan

di bidang kearsipan.

d. Pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan kearsipan,

pengolahan dan pelayanan arsip, serta perlindungan dan pelayanan

arsip di bidang kearsipan.

e. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan di

bidang kearsipan.

35
f. Penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang

kearsipan.

g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

h. Pemberian saran dan pertimbangan kepada pimpinan tentang

langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang

tugasnya.

C. Data Personalia

Adapun jumlah pegawai Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot

Bontang pada saat ini memiliki tenaga kerja sebanyak 64 orang pegawai yang

terdiri dari 26 Pegawai Negeri Sipil (PNS), 37 Pegawai Honorer dan tidak

termasuk Kepala Dinas. Dalam penelitian ini, penulis meneliti tenaga kerja

yang berstatus pegawai negeri sipil dan pegawai honorer yang bekerja di

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Bontang. Adapun perinciannya

adalah sebagai berikut:

Tabel 3
Data Personalia Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Bontang
NO. DATA KEPEGAWAIAN JUMLAH PEGAWAI %

Kepala Dinas Perpustakaan dan


1. 1 1,56 %
Kearsipan

2. Pegawai PNS 26 40,63 %

3. Pegawai Honorer 37 57,81 %

Jumlah 64 100 %

36
(Sumber data : Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Bontang)

Dari data tersebut diatas maka penulis mengambil sampel sebanyak 21 pegawai

sebagai responden dari 64 jumlah pegawai pada Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Pemkot Bontang.

D. Analisa Data

Adapun metode yang digunakan dalam mengumpulkan informasi yang

menyangkut karateristik atau sifat dari pada elemen-elemen yang menjadi

obyek penelitian dilakukan dengan cara teknik pengumpulan data dengan

memberikan “Daftar Pertanyaan” kepada responden. Untuk mengetahui

hubungan antara Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai, sebagai langkah pertama

penulis membagikan “Daftar Pertanyaan” (Kuesioner) kepada 21 orang

pegawai sebagai responden. Masing-masing nomor dari daftar pertanyaan

tersebut terdiri dari 5 (lima) jawaban yaitu sebagai berikut :

a. Jawaban a dengan Skor 5.

b. Jawaban b dengan Skor 4.

c. Jawaban c dengan Skor 3.

d. Jawaban d dengan Skor 2.

e. Jawaban e dengan Skor 1.

37
Dalam penyebaran “Daftar Pertanyaan”, kriteria-kriteria yang digunakan

adalah aspek-aspek “Keselamatan dan Kesehatan Kerja” dan “Kinerja

Pegawai”, antara lain :

a. Kriteria Variable X “Keselamatan dan Kesehatan Kerja”, adalah

sebagai berikut:

1. Fisik, sosial, dan psikologis

2. Perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik dan seefektif

mungkin

3. Semua hasil produksi dipelihara

4. Jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai

5. Meningkatkan gairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja

pegawai

6. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan

atau kondisi kerja pegawai

7. Rasa aman dan terlindungi dalam bekerja pegawai

8. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kebakaran dan peledakan

9. Memelihara kebersihan, ketertiban, serta keserasian lingkungan kerja

10. Memberikan suasana kerja yang menggairahkan semangat kerja

pegawai

(Mangkunegara : 2015)

b. Kriteria Variable Y “Kinerja Pegawai”, adalah sebagai berikut :

1. Mutu Pekerjaan

38
2. Kejujuran Karyawan

3. Inisiatif

4. Kehadiran

5. Sikap

6. Kerjasama

7. Keandalan

8. Pengetahuan Tentang Pekerjaan

9. Tanggungjawab

10. Pemanfaatan Waktu

(Husein Umar : 2008)

39
Adapun hasil dari Jawaban soal mengenai Variabel Keselamatan dan

Kesehatan Kerja dan Variabel Kinerja Pegawai telah diakumulasi dalam

bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 4

Hasil Jawaban Kuesioner “Keselamatan dan Kesehatan Kerja”

No. Pertanyaan Jumlah


Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 42
2 5 4 4 4 4 3 3 4 4 3 38
3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 36
4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 38
5 5 4 4 4 3 4 3 4 3 4 38
6 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 38
7 4 5 4 3 4 3 4 3 4 4 38
8 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 40
9 3 4 5 3 4 3 5 3 4 4 38
10 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 39
11 3 4 5 3 4 4 4 3 4 3 37
12 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 37
13 4 5 4 4 5 3 4 4 4 3 40
14 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 37
15 4 4 5 4 4 4 3 3 4 3 38
16 5 4 4 3 3 4 4 4 3 4 38
17 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 37
18 5 4 4 3 3 4 4 3 4 4 38
19 5 5 3 4 4 3 4 4 3 4 39
20 4 5 4 3 3 4 4 3 3 4 37
21 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 35
Jumlah 798

Sumber Data : Data Dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Bontang yang sudah
diolah

40
Tabel 5
Hasil Jawaban Kuesioner “Kinerja Pegawai”

No. Pertanyaan Jumlah


Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 41
2 4 4 4 3 4 5 3 4 3 3 37
3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 35
4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 35
5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 38
6 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 34
7 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 37
8 4 4 5 4 4 3 3 4 3 3 37
9 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 36
10 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 37
11 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 36
12 4 5 4 3 4 3 4 4 3 3 37
13 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38
14 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 33
15 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 37
16 3 4 5 4 3 4 3 4 3 4 37
17 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 37
18 4 5 3 4 4 3 4 4 4 3 38
19 5 4 4 3 3 4 3 3 3 4 36
20 4 5 4 3 4 3 3 4 3 4 37
21 5 4 3 4 4 3 4 3 2 3 35
Jumlah 768
Sumber Data : Data Dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Bontang yang sudah

diolah

Tabel 6

41
Perhitungan Korelasi
Antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Pegawai
pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Bontang
Keselamata
No.
n dan Kinerja
Responde X² Y² XY
Kesehatan Pegawai
n
Kerja (K3)
1 42 41 1764 1681 1722
2 38 37 1444 1369 1406
3 36 35 1296 1225 1260
4 38 35 1444 1225 1330
5 38 38 1444 1444 1444
6 38 34 1444 1156 1292
7 38 37 1444 1369 1406
8 40 37 1600 1369 1480
9 38 36 1444 1296 1368
10 39 37 1521 1369 1443
11 37 36 1369 1296 1332
12 37 37 1369 1369 1369
13 40 38 1600 1444 1520
14 37 33 1369 1089 1221
15 38 37 1444 1369 1406
16 38 37 1444 1369 1406
17 37 37 1369 1369 1369
18 38 38 1444 1444 1444
19 39 36 1521 1296 1404
20 37 37 1369 1369 1369
21 35 35 1225 1225 1225
Jumlah 798 768 30368 28142 29216
Sumber Data : Data Dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Bontang yang sudah

diolah.

42
Dari data Perhitungan Kolerasi antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja

terhadap Kinerja Pegawai diatas, didapat hasil perhitungan sebagai berikut :

∑ x = 798 ∑ 2=¿ ¿30.368


x

∑ y = 768 ∑ 2=¿ ¿2
y

n = 21 ∑ xy = 29.216

E. Analisa Data (Pembahasan)

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan berdasarkan “Analisis Linier

Sederhana”, dengan menggunakan perhitungan-perhitungan sebagai berikut :

a. Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi merupakan akar dasar dari Koefisien Determinasi

Linear Sederhana yang digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan

antara variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (x) terhadap Kinerja

Pegawai (y). Dengan demikian nilai r dapat diperoleh dari :

r =n .¿ ¿

( 21 x 29.216 )−(798 x 768)


r=
√¿¿¿

( 613.536−612.864)
r=
√ { 637.728−636.804 } . {590.982−589.824 }
(672)
r=
√ { 924 } . { 1158 }
(672)
r=
30,39737 x 34,0294

43
672
r=
1034,404

r =0,649

Dari hasil Perhitungan diatas menunjukkan korelasi antara variabel x dan y

sebesar nilai r = 0,649 (Positif) artinya adanya hubungan Korelasi Positif

antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Pegawai.

Tabel 7

Interpretasi Hasil Koefesien Korelasi Nilai r

Interval Koefesien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

b. Koefisien Determinasi

Rumus di bawah digunkan untuk mencari besarnya pengaruh antara

variable Keselamatan dan Kesehatan Kerja (x) terhadap variable Kinerja

Pegawai (y) Dengan demikian nilai r 2 dapat diperoleh dari : :

44
r 2=¿¿

2 [ ( 21 x 29.216 )−(798 x 768)] 2


r= ¿¿

2 [(613.536−612.864) ] 2
r=
[( 637.728−636.804) ] [ (590.982−589.824) ]

2 [ 672 ] 2
r=
[ 924 ][ 1158 ]

451.584
r 2=
1.069 .992

r 2=0,422 atau 42,2%

Dengan Interpretasi Nilai r 2 = 0,422 atau 42,2% (Positif ), menunjukkan

bahwa adanya pengaruh positif antara variabel “x” dan variabel “y” atau

antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Pegawai

sebesar 42,2%, sedangkan sisanya 57,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor

lain.

c. Pengujian Populasi (Uji Hipotesis t)

Dalam pengujian Uji Hipotetis, apabila Ho: ρ = 0 dan Ha: ρ ≠ 0, kemudian

jika Ho diterima maka disimpulkan bahwa variabel ”X” dan vaiabel ”Y”

45
tidak terkorelasi. Dan sebaliknya jika Ha yang yang diterima, pasangan

hipotetsis yang mungkin terjadi :

Hipotesis nol (Ho) : yang hendak di uji adalah apakah suatu parameter (β)

sama dengan nol, atau Ho:β = 0 artinya, apakah suatu variabel independen

bukan merupakan perjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Hipotesis alternatifnya (Ha) : Parameter suatu variabel tidak sama

dengan nol, atau Ha:β ≠ 0 artinya, variabel tersebut merupakan perjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen.

Untuk menguji signifikan pengaruh variabel X terhadap Y, digunakan uji

“t” dengan rumus sebagai berikut :

√ n−2
t = r √1−r 2

Keterangan :

t : “t” hitung

r : koefisien korelasi

n : Jumlah populasi

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

H0 diterima apabila “t” test ≥ “t” table

Ho ditolak apabila “t” test ≤ “t” table

Hasil perhitungan Uji t harus didapat thitung ≥ ttabel, maka : Ho ditolak dan Ha

diterima, dengan demikian adanya korelasi positif antara variabel X dan

variabel Y.

46
Sedangkan nilai t(tabel) dapat dihitung berdasarkan pada tingkat signifikansi

5%, sebagai berikut :

α = 0,05

α = 0.025

Derajat Kebebasan df = n – 2

Maka t tabel = t(α/2 ;n-2)

Hasil perhitungan Uji-t harus didapat t(hitung) > t(tabel), maka : Ho ditolak dan

Ha diterima.

Oleh karena itu, telah diketahui r = 0,649 maka rumus t hitung adalah :

√ n−2
a. t hitung= r
√(1−r 2 )

= 0,649
√ 17−2
√(1−0,422)

= 0,649
√19
√ 0,578
0,649× 4,358
= √(0,578)
2,828
= 0,760

= 3,721

47
b. t (tabel) = (α/2;n-2)

= (0,05/2 ; 21-2)

= (0,025 ; 19)

t (tabel) = 2,093

Dari hasil perhitungan Uji hipotesis t tersebut diatas didapat nilai t (h itung) ¿

t (tabel) atau 3,721 ¿ 2,093 maka H 0 ditolak dan H aditerima, ini berarti ada

hubungan atau pengaruh antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja

terhadap Kinerja Pegawai.

48
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka secara keseluruhan skripsi ini

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan, bahwa Keselamatan

dan Kesehatan Kerja yang diterapkan oleh Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Pemkot Bontang dapat meningkatkan Kinerja para Pegawai, hal

ini terlihat dari kemampuan para pegawai dalam menyelesaikan

pekerjaannya dengan sangat baik.

2. Dari perhitungan Koefisien Kolerasi menunjukan Nilai r = 0,649 (positif),

artinya adanya hubungan korelasi positif antara Keselamatan dan

Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Pegawai.

3. Dari perhitungan Koefisien Determinasi didapat Nilai r 2=0,422

(positif), ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif antara Variabel

“X” dan Variabel “Y” atau antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja

terhadap Kinerja Pegawai.

49
4. Dari hasil Test Pengujian Hipotesis t, t (hitung ) = 3,721 sedangkan t (table )=¿

2,093 berarti H 0 ditolak dan H a diterima. Oleh karena itu t (hitung) = 3,721 ¿

t table=2,093atau Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja > Variabel

Kinerja Pegawai.

B. Saran-saran

Sebagai penutup maka penulis memberikan beberapa saran yang

mungkin dapat berguna sebagai bahan pertimbangan dalam rangka

meningkatkan semangat para pegawai pada Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Pemkot Bontang, sebagai berikut :

1. Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diterapkan oleh

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Bontang sudah baik dan

perlu dipertahankan.

2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang telah ada hendaknya

senantiasa ditingkatkan, misalnya : Perhatian bagi pegawai bekerja

sesuai peraturan akan mendapatkan kenaikan golongan.

3. Untuk meningkatkan keahlian dan menambah wawasan, pegawai dapat

diberikan pelatihan dan pengembangan yang ada hubungan dengan

pekerjaan para pegawai agar pekerjaannya dapat lebih baik lagi

4. Untuk menghilangkan rasa kejenuhan dalam bekerja, hendaknya

Manajemen Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Bontang

mengadakan rekreasi atau liburan ke luar kota pada hari libur panjang

dalam rangka refresing.

50
51

Anda mungkin juga menyukai