Keingintahuan dan
Kemampuan
Dialog kritis Untuk
Berpikir Strategis
Strategic Thinking, Dra. Trias Stiawati, M.si, Ph.D .Cand
MM UII 43 A
Latar Belakang
Sebuah perusahaan dapat dikatakan sukses apabila salah satu kriterianya adalah
memiliki sumber daya manusia yang baik. Karena sumber daya manusia mempunyai peran
utama dalam setiap kegiatan perusahaan, walaupun didukung oleh sarana dan prasana serta
sumber dana yang dikeluarkan oleh perusahaan seperti teknologi perusahaan tersebut. Sebuah
perusahaan yang memiliki teknologi yang terbaru sekali pun masih tetap membutuhkan
sumber daya manusia yang handal agar kegiatan perusahaan dapat diselesaikan dengan baik.
Sehingga menunjukkan bahwa sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus
diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Sumber Daya Manusia (SDM) diharapkan mampu
dan mau berkomitmen serta berkontribusi sepenuhnya untuk meningkatkan kinerja
perusahaan, sebab kinerja perusahaan merupakan tolak ukur utama bagi kemajuan ekonomi
yang dicapai.
Sebuah perusahaan tidak akan terlepas dari masalah-masalah yang ada, baik masalah
internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Masalah eksternal perusahaan biasanya
berkaitan dengan persaingan dengan perusahaan lain dalam bidang yang sama, sedangkan
masalah internal biasanya timbul dari sumber daya manusia yang dimiliki. Perusahaan yang
terdiri dari banyak individu yang memiliki perbedaan baik dari sisi budaya, persepsi dan
keinginan maka tidak akan terlepas dari konflik yang terjadi sesama individu sehingga
berdampak pada kinerja perusahaan secara kerseluruhan. Kinerja perusahaan sangat
bergantung dengan kinerja karyawan seperti yang di katakan oleh Mangkunegara (2010),
Bahwa kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu 1. Faktor Individu (kemampuan, latar
belakang, demografi); 2. Faktor Psikologis (persepsi, motivasi, personality); 3. Faktor
Organisasi (sumber daya kepemimpinan, struktur dan penghargaan).
Setiap perusahaan pasti ingin memiliki sumber daya manusia yang baik, sehingga
diperlukan seleksi dalam penerimaan sumber daya manusia agar sesuai dengan visi, misi
perusahaan dan memiliki kemampuan yang baik. Rendahnya kinerja karyawan merupakan
permasalahan yang sering terjadi pada perusahaan dan sangat mempengaruhi kualitas
perusahaan. Apalagi pada saat ini dimana MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) telah dibuka,
sehingga perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan asing. Demi mencapai
tujuan perusahaan, maka perusahaan juga harus bisa mengembangkan sumber daya manusia
yang ada agar dapat berpikir strategis. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengetahui
bagaimana keingintahuan dan kemampuan dialog kritis para individu yang ada didalam
perusahaan. Adapun dialog menurut William Isaacs Dialog berguna untuk mengajarkan
orang lain bagaimana untuk berpikir bersama-sama bukan hanya menganalisis masalah
bersama, sehingga dengan dialog yang dilakukan dapat menghasilkan suatu lingkungan
dimana orang-orang sadar berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah yang ada secara
bersama-sama. Dapat diambil makna dari perkataan William Isaacs bahwa dalam
mengembangkan pemikiran strategis seseorang dapat dilakukan dengan dialog karena dengan
dialog ide-ide dari individu yang berbeda akan keluar sehingga menghasilkan pemikiranpemikiran baru dalam menyelesaikan masalah tertentu.Berdasarkan hal tersebut maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dalam mengembangkan keingintahuan dan kemampuan
dialog kritis untuk berpikir strategis yang dilakukan pada anggota kelompok kami.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan RP3KBT ini adalah:
1. Apa yang menjadi masalah dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia
dalam organisasi untuk pengembangan berpikir strategis?
2. Bagaimana bentuk pengembangan sumber daya manusia yang sesuai dengan
perencanaan organisasi yang strategis?
Teknik Analisis
Data yang terdapat pada rancangan program ini adalah data kualitatif yaitu data yang
didapatkan dari wawancara akan disusun secara sistematis sehingga dapat mudah dipahami
dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis ini dibagi menjadi dua
bagian. Bagian pertama yaitu analasis sebelum pengambilan data, bagian kedua yaitu analisis
saat mengambil data dengan tenik model Miles dan Huberman.
Pada bagian pertama, analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau
data sekunder yang digunakan untuk menentukan fokus penelitian/ penulisan. Namun
demikian fokus penulisan ini masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
penelitian/ penulisan masuk di lapangan. (Sugiyono, 2010: 429).
Pada bagian kedua, analisis data dibagi menjadi kedalam tiga bagian yaitu reduksi
data (data reduction), penyajian data(data display), dan verifikasi (conclusion drawing). Pada
bagian reduksi data, penulis merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Pada bagian
penyajian data, akan disajikan uraian singkat serta hubungan antar kategori. Dalam bagian
penyajian data maka memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Pada bagian terakhir yaitu verifikasi, akan
ditarik kesimpulan yang bersifat sementara dan akan berubah bila temuan-temuan yang ada
tidak kuat dalam mendukung bukti-bukti yang ada (Sugiyono, 2010: 430- 438).
kompetitif. Kesuksesan dalam lingkungan bisnis yang kompetitif membutuhkan SDM yang
berkompeten dalam rangka mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Hogan et al. (2002) dan Kaplan dan Norton (2006) menyebutkan bahwa pada era
knowledge-based global economy, hampir dari 80% nilai dalam sebuah perusahaan berasal
dari intangible assets seperti human capital. Bahwa, setiap organisasi yang ingin tetap mampu
berkiprah di dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, harus juga memiliki SDM
yang tangguh dan hebat (Anoraga, 2007).
Terkait organisasi yang mengacu pada perencanaan bisnis, SDM bisa dikategorikan
sebagai bagian dari perencanaan bisnis jangka panjang yang bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi SDM yang berkaitan dengan strategi perubahan perusahaan kedepannya.
Kompetensi tersebut termasuk kompetensi SDM pada tingkat eksekutif atau kompetensi yang
menyangkut Strategic Thinkingyaitu kompetensi untuk memahami kecenderungan perubahan
lingkungan yang cepat, melihat peluang pasar, ancaman, kekuatan, dan kelemahan organisasi
(Joko, 2005).Untuk itu SDM perlu diperhatikan sebagai komponen atau bagian yang berjalan
dengan kepentingan stratgis bukan hanya operasional, sehingga keputusan perencanaan
strategi melibatkan komitmen-komitmen sumber-sumber utama, dimana ia berjalan searah
dengan satu perubahan yang sangat fundamentalnya sendiri.
Analisis Permasalahan
A. Analisis Eksternal
Rancangan program ini diperuntukkan bagi para anggota kelompok agar kualitas
anggota di bidang strategic thinking dapat tercapai. Dalam mencapai tujuannya mencapai
kulaitas yang diharapkan maka diperlukan adanya instrumen yang diharapkan tercapai demi
meraih kualitas setiap anggota dalam berpikir strategis (strategic thinking).
Beberapa kelompok lainnya dapat para penulis deskripsikan sebagai berikut.
1. Secara garis besar, kelompok lain memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda
dengan kelompok/ organisasi yang diteliti (dengan metode partisipan).
2. Beberapa perbedaan dengan kelompok/ organisasi yang diteliti antara lain:
Memiliki kemampuan penyesuaian dan pengubah pendekatan yang lebih baik.
Memiliki kemampuan mengambil resiko yang tinggi.
Adanya
perbedaan
kekuatan
dengan
kelompok/
organisasi
lainnya,
dapat
B. Analisis Internal
Analisis internal yang digunakan ialah analisis strength, weakness, opportunity, dan
threat atau biasa disebut dengan analisis SWOT.
1. Strength
Kekuatan kelompok ini terletak pada keingintahuan yang tinggi dan telah mampu
memprioritaskan hal-hal yang mendukung tujuannnya.
2. Weakness
Masih banyak kelemahan yang terdapat pada kelompok ini. Beberapa kelemahan itu
antara lain, belum beraninya mengambil resiko, dan kreatifitas yang belum tereksplore dengan baik.
3. Opportunity
Sesuai dengan kekuatan yang terdapat pada kelompok ini maka peluang yang muncul
antara lain, bekerja dengan efektif dan efisien, kemudahan dalam mencapai tujuan
dengan ilmu yang mereka miliki.
4. Threat
Adanya kelemahan yang ada pada kelompok ini maka dapat mengakibatkan beberapa
ancaman yang dapat timbul yaitu ketakutan yang sering timbul dari dalam diri dan
belum dapat memunculkan hal-hal yang baru dalam tindakan-tindakan mencapai
tujuan.
Setiap anggota mampu berpikir kreatif. Berpikir kreatif merupakan salah satu metode
berpikir dengan out of the box. Berpikir kreatif akan menghasilkan solusi jalan
keluar yang berbeda dari biasanya (yang ada).
C. Masalah Kualitas Tenaga Kerja
Setelah melakukan analisis terhadap kelompok, selanjutnya dapat diuraikan beberapa
masalah yang ada pada kelompok ini. Beberapa masalah yang terdapat pada kelompok ini
diantaranya:
Teori ini juga menjelaskan bahwa dibutuhkan pengetahuan individu untuk dapat
berkontribusi penting dalam dialog strategis. Karena dengan wawasan individu yang luas
akan memudahkan seseorang dalam berdialog, maka setiap individu dituntut untuk dapat
mengembangkan kapasitas pribadi masing-masing dengan menambah pengetahuan individu.
Sehingga dalam jurnal ini menyimpulkan bahwa dialog merupakan bagian terpenting dalam
perencanaan strategis, oleh karena itu manajer senior dituntut untuk dapat membawa
semangat dialog kedalam perusahaan sehingga dapat melihat perubahan yang terjadi dalam
organisasi dengan adanya dialog. Penggabungan beberapa pemikiran dan pengetahuan
individu yang berbeda dapat mengembangkan ide-ide baru yang berguna dalam
meningkatkan kinerja perusahaan.
Perencanaan Strategi adalah berbeda dengan berpikir strategi. Perencanaan strategi
menggunakan suatu analisis dan yang lainnya ialah sintesis. Perencanaan strategis tidak
cukup untuk memikirkan pemecahan dalam suatu tim manajemen. Dialog strategi
menciptakan percakapan terus menerus sesuai dengan perencanaan strategis. Tujuan dialog
strategis adalah mencermati, menanyakan, dan meng-eksplorasi apa yang masih belum jelas
dan perlu ditelusuri. Hal ini agar dapat mengasumsikan dan menggambarakan organisasi saat
ini untuk selanjutnya melakukan tindakan berpikir strategis untuk membuat keputusan.
Pengetahuan strategi akan menunjang percakapan (dialog) yang kreatif sebagai bagian dari
pemecahan konflik yang ada. Selain itu juga dapat menciptakan wadah yang lebih luas
sebagai awal dari pembaruan organisasi.
Sebuah perspektif akan membentuk persepsi seseorang dan menentukan bagaimana
seseorang memandang suatu masalah tertentu dan dapat menemukan solusinya. Ini
merupakan cara untuk membuat seseorang bertindak atas realitas permaslahan yang ada,
walaupun banyak perspektif yang berbeda tentang sebuah masaah. Namun keragaman
perspektif tersebut bisa membuat seseorang untuk mengambil keputusan yang bijaksana. Dan
semua jenis mekanisme yang ada akan menghambat eksplorasi terbukanya perbedaan
perspektif, Misalnya, orang cenderung untuk mengambil informasi yang menggarisbawahi
ide-ide awal mereka, daripada informasi yang bertentangan dengan ide-ide yang diberikan.
Dan Juga, pengaruh jargon dapat menyebabkan situasi di mana beberapa orang memahami
apa yang sedang dibicarakan dan yang lainnya tidak memahaminya sama sekali karna
menggunakan pendekatan persepsi dari disiplin ilmu yang berbeda beda. Dalam jurnal ini
telah memberikan sebuah teori tentang tujuan pengadaan dialog dengan para pemangku
kepentingan atau stakeholder untuk membahas permaslahan yang ada dan mencari solusi
dengan ketentuan bahwa di dalam sebuah dialog kita hurus menyamakan persepsi terlebih
dahulu tentang masalah yang di hadapi dan bersama sama untuk menemukan solusi dari
permasalaha permaslahan tersebut, dalam dialog untuk menemukan sebuah solusi dari
permasalah yang ada utmakan terlebih dahulu harus mendefenisiikan masalah tersebut, dan
biasanya dalam melakukan dialog sering terjadi perbedaan argumen namun kita jangan fokus
pada perbedaan argumen, tetapi kita harus memfokuskan terhadap solusi dari masalah tesebut
dengan menyimpulkan argumen yang sifatnya bisa memecahkan masalah (Fischer dan
Forester 19).
Sebagai literatur lintas budaya dijelaskan (Rahim, 1994; Pearce, 1997; Jandt,
2001),dialog lintas budaya dapat menjadi tantangan. Dialog tersebut mungkin tidak efektif.
Apa yang efektif untuk mencapai tujuan dalam satu tradisi mungkin kontraproduktif dalam
percakapan dengan orang-orang di luar tradisi. sebagai organisasimenjadi lebih besar, lebih
kompleks, dan lebih secara geografis meluas, sehingga akan banyakmasyarakat diskursif
yang muncul, masing-masing dengan membangun dunianya(Gergen, 2003). Perbedaan ini
mempertinggi peluang untuk memeriksa dan mengeksplorasikesamaan yang ada di antara
komunitas dan mengembangkan metodologi yangmenghubungkan dalam ekstensi geografis.
Dialog transformatif dapat dilihat sebagai bentuk pertukaran yangberhasil mengubah
hubungan antara komitmen mereka untuk sebaliknyarealitas yang terpisah dan bertentangan
dengan satu di mana umumnya memperkuat realitasyang dibangun (Gergen, McNamee, &
Barrett, 2001). Bakhtin (1981) menelititradisi budaya heterogen yang biasanya berkontribusi
terhadap bahasa darisebuah bangsa. Fokus pada heterogenitas budaya mempersiapkan kita
untuk sebuah kesulitan yang mungkinditemui ketika kita tidak berbagi tradisi sevara
diskursif.
Tentang dialog umumnya memandang individu sebagai unit utama analisis. Kurang
memberikan perhatian kepada dampak dialog yang transformatif dalam organisasi sebagai
sarana budaya yang berbeda namun menarik, kelompok yang berbeda, dan proyek dalam
organisasi. Dalam ulasan ini dari literatur yang ada, dialog diperiksa dari perspektif
representasi, transfer pengetahuan dan cerita kehidupan, dan puncaknyapengalaman.
Dialog dalam bahasa Yunani: Dia (melalui) dan logo (arti). Bohm (1996) menyatakan
bahwa meskipundefinisi ini mungkin terdengar berbeda, itu adalah sebuah makna dimana kita
berbagi bahwa kita membentukdasar untuk memahami satu sama lain. Makna bersama juga
mengikat kita untuk keadaan realitas secara umum.
Tujuan RP3KBT
Adapun tujuan dari RP3KBT ini adalah:
1. Tujuan dari program RP3KBT ini mencakup kebutuhan pengembangan secara
personal atas keunggulan kompetitif melalui perencanaan pelatihan dan pengayaan
atas konsep pemikiran strategis.
sampai
mengembangkan
karyawan
yang
bertalenta.
Kelebihan
Adapun beberapa kelebihan dalam program ini sebagai berikut ;
Dapat meningkatkan kapabilitas tiap anggota suatu organisasi baik dari
Kekurangan
Adapun beberapa kekurangan program ini adalah sebagai berikut ;
Kekurangan
Berikut adalah beberapa kelemahan pelatihan manajemen resiko ;
lingkungan global
Dibutuhkan biaya lebih dalam menjalankan program ini
Sehingga berdasarkan beberapa program alternatif yang ada dan telah dijelaskan
diatas, maka kelompok kami mempertimbangkan bahwa Program People Development &
Talent Management lebih diperlukan pada saat ini, walaupun pelatihan manajemen resiko
juga diperlukan ke depan. Tetapi berdasarkan gambaran kualitas SDM di Indonesia dalam
berpikir strategis maka lebih diperlukan untuk saat ini Program yang pertama, karena sesuai
dengan kelebihan program tersebut dapat meningkatkan pemikiran strategis individu dan
leadership baik dalam suatu kelompok organisasi atau perusahaan. Walaupun membutuhkan
waktu dan biaya yang cukup besar tetapi diharapkan mampu memperbaiki kualitas SDM
yang ada. Sehingga kedepannya diharapkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia
meningkat dan patut diperhitungkan.
Sasaran
Sasaran dari program pelatihan dan pengembangan ini merupakan seluruh anggota
organsasi dalam kelompok sebanyak 6 orang, didasarkan kepada kebutuhan peningkatan
kompetensi oleh tiap anggota.
Bentuk kegiatan
Pelaksanaan program dilakukan berupa pelatihan yang mencakup beberapa materi
yang menunjang pengembangan kompetensi anggota, selain itu analisis studi kasus diberikan
untuk membangun sense of strategic thinking.
Kesimpulan
Dalam membangun pemikiran strategis, kita sebagai Sumber Daya Manusia bagi
organisasi membutuhkan proes pengembangan individu yang secara informal maupun formal
dilakukan dalam sebuah proses pemikiran strategis. Hal tersebut bisa didapatkan melalui
sebuah proses dialog kritis yang dibangun untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi yang
dianggap kurang pada SDM dalam sebuah Rancangan Program Pelatihan dan Pengembangan
bagi Karyawan Bertalenta (RP3KBT). Pengembangan ini melalui sebuah pelatihan yang
natinya akan menjadi cara dalam meningkatkan hal tersebut.
Saran
Pada kapasitas pengembangan yang dilakukan saat pelatihan, saran yang dapat
diusulkan diharapkan SDM mampu memiliki kesadaran untuk mengembangkan sendiri
melalui pembelajaran personal diluar pelatihan yang dilaksanakan. Komunikasi yang
berlangsung berkaitan dengan proses dimana dialog kritis biasa dilakukan dalam lingkungan
informal, disitulah pembelajaran personal yang bisa dilakukan untuk mendukung proses
pembelajaran.
Daftar pustaka
Cendikia
Utama.
2014.
People
Development
&
Talent
Management.
http://www.trainingcenter.co.id/people-development-talent-management-2
Rahim, S.A. (1994). Participatory development communication as a dialogicalprocess. In S
K. White, K.S. Nair, & J. Ascroft (Eds.). Participatorycommunication, working fo r
change and development. New Delhi: SagePublishing.
Sherrin, B., Juanita, Brown. (1997).Breakthrough Thinking. Executive Excellence Journal.
page. 19
SWA