PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh :
Diajukan oleh:
Dosen Pembimbing
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
kebutuhan masyarakat.
terhadap manajemen keuangan daerah. Paling tidak ada dua alasan mengapa
1
paradigma dan prinsip-prinsip manajemen keuangan daerah baik pada tahap
2
jawab untuk mewujudkan lingkungan kerja yang kondusif dengan
kemampuan atau prestasi kerja yang telah dicapai oleh para personil atau
perusahaan”.
3
mengukur penilaian kinerja manajerial yang meliputi 8 (delapan) dimensi
prestasi terbaik baik masyarakat, maka tentunya kinerja sektor publik akan
4
Komitmen organisasi didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan dan
keinginan untuk tetap dalam organisasi tersebut (Mathis & Robert L., 2001).
terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh oraganisasi (RT
organisasi.
intern adalah proses yang dirancang untuk meyediakan jaminan yang layak
5
Pengendalian internal yang dikeluarkan COSO terdiri dari 5 (lima)
bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur yang telah
2009). Oleh karena itu diharapkan dengan system pengendalian intern yang
dana publik yang digunakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah
(Rosdiana, 2010).
dikenal sebagai suatu sistem yang diciptakan untuk mendukung upaya agar
6
tujuannya secara efisien dan efektif, dimana pengelolaan keuangan negara
dapat dilaporkan secara andal, aset negara dapat dikelola dengan aman, dan
instansi pemerintah (PP No.60 Tahun 2008). Pada tahun 2010 telah
7
teman di SKPD yang ada saat ini mampu menjawab dan
menindaklanjutinya.
supaya bisa segera diselesaikan juga. Sebab temuan ini sifatnya uang-uang
lagi ini jadi temuan dalam bentuk saldo. Kata Inspektur Provinsi Papua
penggunaan dana Otsus 2011-2012 yang meski pada saat itu, belum dijabat
oleh kepala badan, dinas maupun biro sekarang ini. Sebab saat ini tidak ada
lagi istilah temuan tak harus tindaklanjuti. Memang diberikan waktu enam
bulan untuk menyelesaikan. Namun kita optimis pada bulan ini, semua
temuan sejak 1981 maupun dana Otsus 2011 dan 2012, sudah bisa selesai
semuanya,” tegasnya.
itu. “Kita ini ada bawaan temuan dari 1981 sampai 2012. Saya yakin
memang temuan ini terjadi saat kita semua mungkin belum bertugas disini.
Saya harap SKPD sekali lagi bisa membantu menuntaskan tugas ini dan
8
yakinlah bahwa apa yang dilakukan tak memiliki konsekuensi hukum
pasificpos.com).
penelitian pada satuan kerja perangkat daerah kota Jayapura. Penelitian ini
9
perbedaan dari penelitian ini yaitu Tempat dan Tahun Penelitian.
2016.
kinerja manajerial ?
10
1.3. Tujuan Penelitian
SKPD
kontribusi yang berarti bagi daerah yang menjadi lokasi penelitian, yaitu:
keuangan SKPD.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sasaran, hal tersebut paling besar kemungkinan untuk terjadi bila sasaran itu
(2006) dalam kasus lain, individu justru akan memiliki kinerja terbaik jika
dibandingkan tidak ada umpan balik. Locke (1968) dalam Robbins (2006)
utama dari motivasi kerja. Artinya, sasaran memberitahu karyawan apa yang
12
Teori penetapan tujuan menunjukkan sasaran yang sulit dan spesifik
mencapai kinerja yang baik harus ada kesesuaian antara tujuan organisasi
perangkat daerah.
satu tingkah laku dalam organisasi yang banyak dibicarakan dan diteliti,
baik sebagai variabel terikat, variabel bebas, maupun variabel mediator. Hal
13
(Greenberg dan Baron, 1993), karyawan yang memiliki komitmen
organisasi yang tinggi adalah karyawan yang lebih stabil dan lebih produktif
itu, Randall, Fedor, dan Longenecker (dalam Greenberg & Baron, 1993)
Chatman, & O’Reilly, 1990; Mowday dkk, 1982; serta Shore & Martin
dalam Greenberg & Baron, 1993), juga dengan tingkat kelambanan dalam
bekerja (Angle & Perry, 1981). Steers (1977) menyatakan bahwa komitmen
berkaitan dengan intensi untuk bertahan dalam organisasi, tetapi tidak secara
langsung berkaitan dengan unjuk kerja karena unjuk kerja berkaitan pula
organisasi memiiki arti lebih dari sekedar loyalitas yang pasif, tetapi
14
melibatkan hubungan aktif dan keinginan karyawan untuk memberikan
memiliki ciri-ciri, yaitu: (a) belief yang kuat serta penerimaan terhadap
tujuan dan nilai organisasi; (b) kesiapan untuk bekerja keras; serta (c)
individu merasa nilai dan tujuan pribadinya sesuai dengan nilai dan tujuan
dengan nilai dan tujuan organisasi maka semakin tinggi pula komitmen
adalah :
menyenangkan.
15
Komitmen organisasi dikemukakan oleh Allen dan Meyer (1990) dengan
afektif yang kuat akan terus bekerja dalam organisasi karena mereka
memilih identitas sosial lain ataupun alternatif tingkah laku lain karena
16
adanya ancaman akan kerugian besar. Karyawan yang terutama bekerja
mereka butuh (need to) melakukan hal tersebut karena tidak adanya
pilihan lain.
organisasi. Oleh karena itu, tingkah laku karyawan didasari pada adanya
moral.
komitmen organisasi yang tinggi adalah karyawan yang lebih stabil dan
Sementara itu, Randall et. al. (dalam Greenberg & Baron, 1993)
17
tinggi untuk berbagi dan berkorban bagi organisasi. Di sisi lain, komitmen
absensi dan tingkat turnover (Caldwell et. al., 1990; Mowday et. al., 1982;
serta Shore & Martin dalam Greenberg & Baron, 1993), juga dengan
tingkat kelambanan dalam bekerja (Angle & Perry, 1981). Steers (1977)
dan kemampuan karyawan (Porter & Lawler dalam Mowday et.al. 1982).
18
(a) Selalu berupaya untuk mensukseskan organisasi.
(h) Tidak melihat organisasi lain sebagai unit yang lebih menarik
untuk berkembang
2008, SPIP adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
19
Menurut Arens (2008) mendefinisikan pengendalian intern sebagai
2010).
20
(b) Penilaian Risiko
GAAP.
(e) Pemantauan
perubahan kondisi
21
2.1.5 Kinerja Manajerial
tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema
kinerja dapat diartikan sebagai suatu prestasi yang dicapai oleh pegawai
perwakilan.
tingkat pencapaian sasaran atau tujuan sebagai penjabaran dari visi, misi,
22
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan
a. Perencanaan
waktu sekarang dan yang akan datang. Perencanaan dalam hal ini adalah
b. Investigasi
23
mempermudah dilaksanakannya pengukuran hasil dan analisis terhadap
c. Koordinasi
d. Evaluasi
serta ditujukan untuk menilai pegawai dan catatan hasil kerja sehingga
e. Pengawasan
24
menjelaskan tentang aturan-aturan pekerjaan, penugasan, tindakan
f. Penilaian staf
Memelihara kondisi kerja dari satu atau beberapa unit yang dipimpin,
g. Negosiasi
h. Perwakilan
25
2.2. Penelitian Terdahulu
penelitian pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Jayapura. Penelitian ini
Daerah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Jayapura).
kinerja manajerial.
26
Penelitian ini berjudul Pengaruh Partisipasi Penganggaran Dan Kejelasan
Timor Tengah Utara). Dalam penelitian ini diperoleh dari data primer
puposive sampling. Dalam penelitian ini data dianalisis dengan alat statistik
yang terdiri dari statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis 1 dan 3
sederhana dan selisih mutlak, hanya satu faktor personal yang menunjukkan
oleh Ririn dan Mardiasmo pada tahun 2004 dengan objek penelitian
27
dengan menggunakan kuesioner. Kemudian, analisis data dilakukan dengan
instansi pemerintah.
Manajerial
organisasi serta sesuai dengan ukuran, kompleksitas dan sifat dari tugas dan
intern terdiri atas reviw atas kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan.
dana publik yang digunakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah
(Rosdiana : 2010).
28
menunjukkan bahwa komitmen karyawan dan sistem pengendalian intern
Daerah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Jayapura).
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapka
karena itu diharapkan dengan system pengendalian intern yang efektif akan
29
H1: Sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh terhadap
kinerja manajerial.
sendiri “apa yang bisa saya berikan kepada negara dan masyarakatku?”.
Hal itu akan jauh berbeda dengan pertanyaan: “apa yang harus aku lakukan
tepat.
pencapaian kinerja yang diharapkan (Nouri dan Parker, 1996). Dengan kata
30
Komitmen organisasi mengandung pengertian sebagai suatu hal yang
lebih dan kesetiaan yang pasif terhadap organisasi, dengan kata lain
tempat bekerja dan dapat menghasilkan kinerja yang baik pada organisasi
satuan kerja perangkat daerah, maka hipotesis dalam penilitian ini adalah:
diatas maka kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini dapat
31
Gambar 2.1
H1
Sistem Pengendalian Kinerja
intern Pemerintah Manajerial
(X1) (Y)
H2
Komitmen Organisasi
(X2)
32
BAB III
METODE PENELITIAN
(Sugiyono, 2008). Sampel dalam penelitian ini yaitu Pegawai Negeri Sipil
33
(PNS) di setiap SKPD Provinsi Papua. Respondennya adalah pegawai
esalon IV yang terdiri dari kepala sub bagian dan kepala seksi.
ditetapkan (Sugiyono,2008).
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya.
Dengan kata lain, penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Metode
34
Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
bagian, staf sub bagian pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
kuesioner.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel antara
lain:
daerah.
35
variabel terikat nantinya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
bebas adalah:
b) Komitmen Organisasi(X2)
dalam penelitian ini adalah kinerja manajer organisasi sektor publik dalam
SPIP adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
36
Variabel Sistem Pengendalian Intern Pemerintah diukur dengan
menggunakan 20 pernyataan
suatu data yang berasal dari suatu sampel Menurut Sujarweni (2014). Maka
suatu distribusi data yang didasarkan pada nilai rata-rata pada kelompok
terdapat dalam kelompok tersebut. Sehingga pada penelitian ini Uji Statistik
dalam penelitian ini dengan lebih rinci sehingga dapat diketahui nilai
37
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi dari masing-
masing variable.
metode Pearson Corelation, data dikatakan valid apabila korelasi antar skor
1,0 maka akan semakin baik. Nilai reabilitas dinyatakan reliable jika
38
3.6.3 Uji Asumsi Klasik
data normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
lebih besar daripada alpha (α). Dimana dalam penelitian ini alpha (α) yang
independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai
VIF tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF
39
3.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas
karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil,
plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya dan melihat
ada tidaknya pola teretentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu,
telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-
titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
40
3.7. Model Analisis Data
multikolinearitas.
fit model regresi untuk statisitik setidaknya goodnes of fit dapat diukur dari
nilai adjusted R2, signifikansi nilai F, dan signifikanssi nilai t (Ghozali, 2006
41
Pengujian Hipotesis pertama dilakukan dengan analisis regresi linier
pertama adalah :
Y : a + b1X1 + e
Keterangan :
Y : Kinerja manajerial
a : Konstanta
b1 : Koefisien Regresi
e : Error
Y = a + B1 X1 + B2 X2 + B3 X1 X2
Keterangan :
Y : Kinerja Manajerial
a : Konstanta
X2 : Komitmen Organisasi
Komitmen Organisasi.
42
DAFTAR PUSTAKA
Aren, Alvin A, Randal J, Beasly, & Mark S. (2008). Auditing dan Jasa Assurance.
Dalam Edisi Keduabelas. Jakarta: PT Indeks IKPI.
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Ed Revisi VI.
Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta.
Mathis, & Robert L. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba
Empat.
43