7
Sistem Akuntansi
Utang
Oleh :
Moh Akib lausiry 19 121 070
Sri Lestari 19 121 047
Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Yapis Papua
Tahun 2021
2.Fungsi Pembelian
Fungsi yang bertanggungjawab untuk mengeluarkan memo debit untuk retur
pembelian.
3. Fungsi Pengiriman
Fungsi yang bertanggungjawab untuk mengirimkan kembali barang kepada
pemasok sesuai dengan perintah retur pembelian dalam memo debit yang
diterima dari fungsi pembelian.
4.Fungsi Akuntansi
Fungsi yang bertanggungjawab untuk mencatat :
1. Transaksi retur pembelian dalam jurnal retur pembelian atau jurnal umum.
2. Berkurangnya harga pokok persediaan karena retur pembelian dalam kartu
persediaan.
3. Berkurangnya hutang yang timbul dari transaksi retur pembelian dalam arsip
bukti kas keluar yang belum dibayar atau dalam kartu hutang.
Dokumen Yang Digunakan
Dalam sistem retur pembelian dokumen-dokumen yang digunakan berupa :
1. Memo debit
c. Kartu utang
Kartu utang digunakan untuk mencatat berkurangnya utang kepada debitur
akibat pengembalian barang pada debitur. Jika perusahaan menggunakan
voucher payable procedure, berkurangnya utang kepada debitur dicatat dengan
cara mengarsipkan memo debit dalam arsip bukti kas keluar yang belum dibayar
menurut nama debitur.
2. Manajer persediaan:
Menerima persediaan yang rusak dan daftar persediaan yang rusak.
Manajer persediaan melakukan pengecekan, lalu mengesahkan daftar
persediaan yang rusak rangkap 2, yaitu :
lembar pertama disimpan sebagai arsip
lembar kedua dikirimkan ke departemen pembelian beserta
dengan persediaan yang rusak.
Menerima laporan penerimaan penggantian barang beserta dengan bukti
penggantian barang retur melakukan pemeriksaan terhadap laporan
penggantian barang.
Mengirimkan laporan penggantian barang yang telah diperiksa beserta dengan
bukti penggantian barang retur ke bagian akuntansi.
3.Departemen pembelian:
Menerima daftar persediaan rusak yang telah disahkan dari bagian manajer
persediaan, berdasarkan hal tersebut membuat surat retur pembelian rangkap
2, yaitu:
lembar pertama dikirimkan ke departemen penerimaan.
Lembar kedua dikirim ke supplier beserta dengan persediaan yang rusak.
Menerima surat penerimaan retur lalu mengirimkannya ke departeman
penerimaaan.
4.Supplier:
Menerima surat retur pembelian dan persediaan yang rusak, berdasarkan hal
tersebut membuat surat penerimaan retur rangkap 2,yaitu:
lembar pertama dikirimkan ke departeman pembelian
lembar kedua disimpan sebagai arsip.
Menyiapkan barang pengganti membuat bukti penggantian barang retur
rangkap 2 beserta barang tersebut ke departemen penerimaan.
Menerima surat penggantian barang retur yang telah di acc.
5.Departemen penerimaan:
Menerima surat retur pembelian dari departemen pembelian.
Menerima surat penerimaan retur dari departemen pembelian.
Menerima bukti penggantian barang retur 2 lembar dan barang pengganti.
Lalu berdasarkan bukti penggantian barang retur 2 lembar ditambah dengan
surat penerimaan retur dan surat retur pembelian, departemen penerimaan
mengesahkan bukti pengiriman barang retur 2 lembar,yaitu:
Lembar ke dua dikirim ke supplier
Lembar pertama beserta barang dikirim ke departemen persediaan.
6.Bagian Akuntansi :
Menerima laporan penggantian barang yang telah diperiksa, lalu berdasarkan
laporan tersebut membuat laporan catatan persediaan rangkap 2, yaitu:
lembar pertama disimpan sebagai arsip
lembar kedua dikirim ke bagian pimpinan.
7.pimpinan:
Menerima laporan catatan persediaan dan mengesahkannya
11 | S i s t e m A k u n t a n s i U t a n g
Sistem Akuntansi Utang
Prosedur pencatatan utang adalah prosedur sejak utang/kewajiban
perusahaan timbul sampai dengan pencatatannya dalam perkiraan/rekening utang.
Utang muncul karena adanya pembelian barang atau jasa secara kredit. Karena itu
sistem akuntansi utang sangat terkait dengan prosedur pencatatan utang dan
prosedur distribusi pembelian. Mengacu pada pendapat Mulyadi (2001), prosedur
pencatatan utang dibagi menjadi dua metode : account payable procedure dan
voucher payable procedure.
Gambar 2.4 One-time voucher procedure dengan dasar waktu (accrual basis).
Dalam prosedur ini faktur diterima oleh Bagian Utang dari pemasok dan
langsung dibuatkan bukti kas keluar oleh Bagian Utang, kemudian dilakukan
pencatatan dalam voucher register. Saat bukti kas keluar tersebut jatuh
tempo, dokumen ini dikirimkan ke Bagian Kasa untuk membuat cek.
Pengeluaran cek dicatat dalam jurnal pengeluaran cek.
Gambar 2.6 Prosedur Distribusi Pembelian dengan Jurnal Pengeluaran Kas Berkolom
2) Jurnal pembelian
Gambar 2.7 Prosedur Distribusi Pembelian dengan Jurnal Pengeluaran Kas Berkolom
Jika jurnal pembelian dipakai sebagai alat distribusi, dalam jurnal tersebut
harus dibentuk kolom-kolom untuk distribusi debit dari transaksi pembelian. Faktur
dari pemasok dicatat dalam jurnal pembelian pada saat telah disetujui untuk
dibayar, tidak menunggu sampai saat jatuh temponya. Dengan demikian
penggunaan jurnal pembelian ini mendistribusikan pendebitan dengan dasar
waktu.
Gambar 2.9 Prosedur Distribusi Pembelian dengan Register bukti kas keluar Berkolom
Gambar 2.11 Prosedur Distribusi Pembelian dengan Register bukti kas keluar Berkolom
.
4. Metode tiket tunggal (unit ticket method)
Berdasarkan bukti kas keluar yang biasanya berupa media campuran (mixed
media) dibuat tiket tunggal (unit ticket) untuk setiap elemen klasifikasi yang tercantum
di dalamnya. Tiket tunggal ini kemudian direkap dan hasil rekapitulasinya dipakai
sebagai dasar posting ke dalam rekening control yang bersangkutan dalam buku
besar. Tiket tunggal ini kemudian diarsipkan menurut nomor rekening dalam
klasifikasi. Pada akhir bulan, dari arsip tiket tunggal ini dibuat rekap dan hasilnya
dicatat dalam summary strip. Summary strip inilah yang berfungsi sebagai laporan.
Setiap faktur pembelian atau bukti kas keluar akan diberi kode menurut
kerangka pemberian kode tersebut. Jika misalya faktur pembelian jasa iklan (jenis
biaya ke 28) dibebankan pada Departemen Pemasaran (dengan kode 4321), yang
dikeluarkan untuk produk (misalnya produk nomor 21), maka faktur pembelian
tersebut akan diberi kode debit 28432121 dan dicatat dengan komputer dengan
menggunakan kode itu.
Dengan kerangka (framework) pemberian kode ini, semua transaksi pembelian
dan pengeluaran kas yang menyangkut biaya akan diberi kode dengan kerangka
tersebut, sehingga arsip transaksi pembelian (purchase transaction file) yang berupa
pita magnetik hasil tun 1 dapat digunakan untuk meng-update arsip induk biaya, dan
selanjutnnya dengan run 2, arsip induk biaya dapat digunakan untuk menghasilkan
laporan biaya yang berupa :
a. Laporan biaya menurut jenisnya.
Dihasilkan dengan memerintahkan komputer melakukan sortasi 2 angka
pertama kode rekening biaya.
b. Laporan biaya menurut pusat pertanggungjawaban.
Dihasilkan dengan mensortasi dengan komputer 4 angka pada posisi kedua
kode rekening biaya.
c. Laporan biaya menurut produk.
Dihasilkan dengan melakukan sortasi arsip induk biaya menurut 2 angka
pada posisi terakhir dalam kode rekening biaya.