Anda di halaman 1dari 33

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem akuntansi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal
yang begitu penting, agar kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan
dengan lancar, efektif, dan efisiensi, serta terhindar dari kemungkinan hal-
hal yang dapaat merugikan perusahaan. Hal ini juga terkait dengan pihak-
pihak yang menjadi relasi perusahaan, baik pihak internal maupun
eksternal perusahaan karena sudah barang tertentu perusahaan dalam
menjalankan kegiatan usahanya memerlukan jalinan kerja sama dengan
pihak dalam maupun luar.
Dengan demikian sebuah perusahaan harus mengatur sistem
akuntansi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga informasi
tersebut dapat dipakai oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Selain itu
juga perlu adanya suatu sistem pengendalian untuk mengolah data-data
perusahaan sehingga kekayaan (aset) perusahaan dapat dijaga,
mencapai efisien, serta dapat mencapai tujuan yang di kehendaki
perusahaan.
Dalam hal ini, sistem akuntansi utang dalam perusahaan juga perlu
diperhatikan dengan baik, agar tidak terjadi hal yang menyangkut masalah
yang berkaitan dengan utang-utang perusahaan kepada pihak lain. Untuk
itu, perusahaan harus merancang sistem akuntansi utang agar dapat
melakukan pengendallian intern yang tepat.

1.2 Masalah Pokok


1. Apa Sistem Retur Pembelian?
2. Bagaimana Prosedur Pencatatan Utang?
3. Apa Distribusi Pembelian?
4. Apa Saja Metode Distribusi Pembelian?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang sistem retur pembelian
2. Untuk mengetahui prosedur pencatatan utang
3. Agar dapat mengetahui distribusi pembelian

2
BAB II

PEMBAHASAAN

2.1. Sistem Retur Pembelian


Sistem retur pembelian digunakan dalam perusahaan untuk
pengembalian barang yang sudah dibeli kepada pemasok. Karena adanya
ketidakcocokan dengan spesifikasi yang tercantum dalam surat order
pembelian, barang mengalami kerusakan dalam pengiriman yang
dijanjikan oleh pamasok.
Fungsi yang terkait dalam sistem retur pembelian adalah:

 Fungsi gudang
Dalam sistem retur pembelian , fungsi ini bertanggung jawab untuk
menyerahkan barang kepada fungsi pengiriman, seperti yang
tercantum dalam tembusan memo debit yang diterima dari fungsi
pembelian.
 Fungsi Pembelian
Bertanggung jawab untuk mengeluarkan memo debet untuk retur
pembelian
 Fungsi Pengiriman
Bertanggung jawab untuk mengirimkan kembali barang kepada
pemasok sesuai perintah retur pembelian dalam memo debet yang
diterima dari fungsi pembelian.
 Fungsi Akuntansi
Bertanggung jawab untuk mencatat:
a. Transaksi retur penjualan dalam jurnal retur pembelian atau
jurnal umum.
b. Berkurangnya harga pokok persediaan karena retur pembelian
dalam kartu persediaan

3
c. Berkurangnya utang yang timbul dari transaksi retur pembelian
dalam arsip bukti kas keluar yang belum dibayar atau dalam
kartu utang

 Dokumen yang digunakan


Dokumen yang digunakan dalam sistem retur pembelian adalah:
1. Memo Debit
Merupakan formulir yang diisi oleh fungsi pembelian yang
memberikan otorisasi bagi fungsi pengiriman untuk
mengirimkan kembali barang yang telah dibeli oleh
perusahaan dan bagi fungsi kuitansi untuk mendebit
rekening utang karena transaksi retur pembelian.
2. Laporan Pengiriman Barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi pengiriman untuk
melaporkan jenis kuantitas barang yang dikirimkan kembali
kepada pemasok sesuai dengan perintah retur pembelian
dalam memo debet dari fungsi pembelian.

Contoh memo debit :

SM

PT Eliona

Jln. Pemuda 21 MEMO DEBIT

Yogyakarta, 55045

Nomor 456567
Kepada
Tanggal
Yth.

4
Akun utang kami kepada saudara telah kami debit dengan
adanya pengembalian barang kepada saudara, karena adanya
ketidaksesuaian antara barang yang kami terima dengan
barang yang kami pesan menurut order pembelian kami.

Referensi Saudara Referensi Kami

Surat Order Pengiriman Surat Order Pembelian

Nomor Tanggal Nomor Tanggal

Jumlah
Harga
No. Nama Semua Kuantitas Harga Satuan
Urut Barang

Jumlah

Bagian Pembelian

5
Contoh formulir laporan pengiriman barang :

S
M

PT Eliona

Jln. Pemuda 21

Yogyakarta LAPORAN PENGIRIMAN BARANG

Nomor 12654 Tanggal No. Surat Order Pembelian Tanggal SOP

LPB

Kepada

Yth.

Dikirim

ke:

No. urut Nama Barang Spesifikasi Barang Satuan Kuantitas

6
Surat Order Pengiriman Saudara Bagian Pengiriman

Nomor Tanggal

 Catatan Akuntansi Yang Digunakan Untuk Mencatat Transaksi


Retur Pembelian
1. Jurnal Retur Pembelian Atau Penjualan Umum
Digunakan untuk mencatat transaksi retur penjualan yang
mengurangi jumlah persediaan dan utang dagang.
2. Kartu Persediaan
Digunakan untuk mencatat berkurangnya harga pokok persediaan
karena dikembalikannya barang yang telah dibeli kepada pemasok
3. Kartu Utang
Digunakan untuk mencatat berkurangnya utang kepada debitur.
Jika perusahaan menggunakan voucher payable procedure,
berkurangnya debitur dicatat dengan cara mengarsipkan memo
debit dalam arsip bukti kas keluar yang belum dibayar menurut
nama debitur.

Contoh jurnal retur pembelian:

JURNAL RETUR PEMBELIAN

Bulan : ..............................

Tgl Nama No. Uang Per. Per. Bhn Per. Per. Lain” Lain-lain Kredit

7
Pemasok Memo Debit Dagang BB penolong SC Kredit no. jml
Debit Kredit Kredit Kredi akun
t

 Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem Retur Pembelian


a) Prosedur Perintah Retur Pembelian
Retur pembelian terjadi atas perintah fungsi pembelian
kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan kembali
barang yang telah diterima oleh fungsi pengiriman (dalam
sistem akuntansi pembelian). Dokumen yang digunakan
adalah memo debit.
b) Prosedur Pengiriman Barang ke pemasok
Fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pemasok
sesuai dengan perintah retur pembelian yang tercantum
dalam memo debit dan membuat laporan pengiriman barang
untuk transaksi untuk retur pembelian tersebut.
c) Prosedur Pencatatan Utang
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi memeriksa dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan retur pembelian dan
menyelenggarakan pencatatan berkurangnya utang dalam
kartu utang atau mengarsipkan dokumen memo debet
sebagai pengurangan utang.

8
 Unsur Pengendalian Intern
Organisasi
1. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi
2. Transaksi retur pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi
pembelian, fungsi akuntansi yang lain. Tidak ada transaksi
retur pembelian yang dilaksanakan secara lengkap oleh
hanya satu fungsi tersebut. Hal yang termasuk dalam
transaksi retur pembelian yaitu: Sistem otoritas dan prosedur
pencatatan Otoritas atas transaksi retur pembelian dilakukan
dengan pembubuhan tanda tangan oleh pegawai yang
memiliki wewenang pada dokumen sumber atau dokumen
pendukung.
3. Memo debit untuk retur pembelian diotorisasi oleh fungsi
pembelian.Transaksi pembelian dimulai dengan di
terbitkannya surat order pembelian oleh fungsi pembelian.
Jika barang yang di terima dari pemasok tidak sesuai
dengan barang yang di pesan dalam surat order pembelian,
terjadilah retur pembelian.
4. Laporan pengiriman barang untuk retur pembelian diotorisasi
oleh fungsi pengiriman barang.Laporan pengiriman barang
ini harus di otoritas oleh fungsi pengiriman, sehingga dapat
menjadi dokumen pendukung dalam pencatatan
berkurangnya utang dan perediaan barang.
5. Pencatatan berkurangnya utang karena retur pembelian
didasarkan pada memo debit yang didukung dengan laporan
pengiriman barang. Pencatatan mutasi utang dan
persediaan harus di dasarkan pada dokumen sumber memo
debit. Dokumen ini di lampiri oleh laporan pengiriman barang
yang di terbitkan oleh fungsi pengiriman, sebagai bukti telah
dilaksanakannya pengembalian barang kepada pemasok
yang terkait.

9
6. Pencatatan kedalam jurnal umum diotorisasi oleh fungsi
akuntansi.
Pencatatan kedalam jurnal umum diotorisasi oleh fungsi
akuntansi atau pencatatan ke dalam catatan akuntansi yang
harus dilakukan oleh karyawan yang diberikan wewenang.
7. Memo debit untuk retur bernomor urut tercetak dan
pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi
pembelian. Salah satu pengawasan formulir adalah dengan
merancang formulir yang bernomor urut tercetak. Untuk
menciptakan praktik yang sehat, dalam sistem retur
pembelian formulir pokok memo debit dan laporan
pengiriman barang harus bernomor urut tercetak dan
penggunaannya dipertangung jawabkan oleh fungsi yang
bersangkutan.
8. Laporan pengiriman barang bernomor urut tercetak dan
pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi
pengiriman.
9. Catatan yang berfungsi untuk buku pembantu utang secara
periodik direkonsiliasi dengan rekening kontrol utang dalam
buku besar

 Bagan Aliran Dokumen (document flowchart) Sistem Retur


Pembelian
Bagian Pembelian Bagian Pengiriman Bagian Gudang

1 2
Mulai

2
Memo 3
Lapora 1

Membuat Penerimaan debit

Memo

Menerima barang Mengirimkan


barang ke bag
Dari bagian
6 pengiriman
10
5
4
3 Membuat
2 laporan Memo 3
debit

Bagian Jurnal Bagian Utang Bagian Kartu Persediaan

3 4
6 7 5

LPB 1 2 LPB 1
Surat
Memo 2 Memo 1 Memo 2
pengantar
debit debit debit

Membandingkan
kuantitas dalam LPB 1
Memo 2

debit

Mengisi harga
LPB 1 pokok

7 2
Jurnal Memo 1
retur
debit LPB 1
Memo 2

debit
Dikirim ke
pemasok
5
Arsip bukti kas
keluar yang
belum dibayar 3
N

Kartu
persediaa
n

11
2.2. Prosedur Pencatatan Utang
Ada dua prosedur pencatatan utang:
1) Account payable procedure (Prosedur hutang usaha)
Dalam Account Payable Procedure, catatan utang adalah
berupa kartu utang yang diselenggarakan untuk tiap kreditur,
yang memperlihatkan catatan mengenai nomor faktur dari
pemasok, jumlah yang terutang, jumlah pembayaran, dan
saldo utang.
Dokumen yang digunakan dalam account payable procedur
adalah:
a) Faktur dari pemasok
b) Kuwitansi tanda terima uang yang ditandatangani
oleh pemasok atau tembusan pemberitahuan
(remittance advice) yang dikirim pemasok, yang
keterangan untuk pembayaran tersebut dilakukan.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam account
payable procedure adalah:
a) Kartu Utang, digunakan untuk mencatat mutasi dan
saldo utang kepada tiap kreditur.
b) Jurnal pembelian, digunakan untuk mencatat
transaksi pembelian
c) Jurnal pengeluaran kas, digunakan untuk mencatat
transaksi pembayaran utang dan pengeluaran kas
yang lain.

Prosedur pencatatan utang dengan account payable


procedure adalah sebagai berikut :
Pada saat faktur dari pemasok telah disetujui untuk
dibayar:
a) Faktur dari pemasok dicatat dalam jurnal pembelian

12
b) Informasi dalam jurnal pembelian kemudian di posting
ke dalam kartu utang diselenggarakan untuk setiap
kreditur.

Pada saat jumlah dalam faktur dibayar :


a) Cek dalam jurnal pengeluaran kas
b) Informasi dalam jurnal pengeluaran kas yang
bersangkutan dengan pembayaran utang diposting
ke dalam kartu utang.

Prosedur pencatatan utang dengan menggunakan


Account Payable Procedure :

Faktur dari
Jurnal pembelian
pemasok
pencatatan
transaksi timbulnya
utang

Kartu utang

pencatatan
transaksi
pembayaran utang
Kuitansi dari Jurnal pengeluaran
pemasok kas

2) Voucher payable procedures

Dalam voucher payable procedure pencatatan utang hanya


melalui dua tahap: pencatatan utang dalam register bukti kas
keluar (voucher register) dan jurnal pengeluaran kas. Bahkan
dalam prosedur pencatatan utang tertentu (one-time voucher
procedure dengan cash basis) pencatatan utang hanya
dilakukan melalui satu tahap saja. Dokumen yang digunakan

13
dalam voucher payable procedures yaitu bukti kas keluar atau
kombinasi bukti kas keluar dan cek (voucher register dan register
check). Bukti kas keluar ini merupakan formulir pokok dalam
voucher payable procedure. Formulir mempunyai tiga fungsi:

1) Sebagai surat perintah kepada bagian kas untuk


melakukan pengeluaran kas sesuai yang tercantum
didalamnya.
2) Sebagai pemberitahuan kepada kreditur mengenai
tujuan pembeyarannya (sebagai remittance advice).
3) Sebagai media untuk dasar pencatatan utang dan
persediaan atau distribusi lain

Catatan akuntansi yang digunakan dalam voucher


payable procedures adalah sebagai berikut:
1) Register bukti kas keluar (voucher register)
2) Register cek (check register)

Contoh check register:

REGISTER CEK

Bulan:__________

Tanggal Dibayarkan kepada Bank No. No. Jumlah

Cek BKK

14
Prosedur pencatatan utang dengan voucher payable procedures dapat
dibagi menjadi berikut:

1.) One-Time Voucher Procedures

One-time voucher procedures dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a.) One-time voucher procedures dengan dasar tunai (cash basis) Dalam
procedure ini, faktur yang diteima oleh fungsi akuntansi dari pemasok
disimpan dalam arsip sementara menurut tanggal jatuh temponya.

b.) One-time voucher procedures dengan dasar waktu (accrual basis)


Dalam prosedur ini, pada saat faktur diterima oleh bagian utang dari
pemasok langsung dibuatkan bukti kas keluar oleh bagian utang, yang
kemudian atas dasar dokumen ini dilakukan pencatatan transaksi
pembelian dalam register bukti kas keluar (voucher register)

2.) Build-Up Voucher Procedures

Dalam prosedur ini, satu set voucher dapat digunakan untuk menampung
lebih dari satu faktur pasok. Dalam prosedur ini, arsip bukti kas keluar
yang belum dibayar merupakan catatan utang yang diselenggarakan atas
dasar waktu (accrual basis)

15
 Prosedur Pembayaran Utang
1. Account Payable Procedur

BUKTI KAS JURNAL PENGEL A


KELUAR KAS

B
MEMO KREDIT JURNAL UMUM
KAS

FAKTUR JURNAL PEMB


PEMBELIAN KAS

2. Prosedur Satu Akun Utang Untuk Semua Kreditur

JURNAL PENGEL BUKU BESAR


BUKTI KAS KELUAR
KAS UTANG

MEMO KREDIT JURNAL UMUM

FAKTUR JURNAL
PEMBELIAN PEMBELIAN

KARTU UTANG

16
 Flowchart Pengeluaran Kas dengan Cek dengan Account
Payable System

Account payable system merupakan sistem pembayaran utang di mana


pencatatan dilakukan tidak membutuhkan voucher (bukti kas keluar) tetapi
berdasarkan transaksi pembelian yaitu faktur dari pemasok dicatat ke
dalam jurnal pembelian.

17
2.3 Distribusi Pembelian
Distribusi adalah prosedur peringkasan rincian yang tercantum
dalam media (misalnya faktur dari pemasok) dan pengumpulan total
ringkasan tersebut untuk keperluan pembuatan laporan. Jika diterapkan
dalam pembelian,distribusi ini terkait dengan peringkasan pendebitan
yang timbul dari transaksi pembelian dan pembayarannya untuk
penyusunan laporan dan pencatatan dalam jurnal. Hampir semua debit
dari transaksi pembelian terkait dengan persediaan dan biaya.
 Pada perusahaan kecil, pendebitan yang timbul dari transaksi
pembelian terutama bersumber dari jurnal pengeluaran kas.
 Pada perusahaan besar, pendebitan yang timbul dari transaksi
pembelian bersumber dari register bukti kas keluar (voucher
register) atau jurnal pembelian atau dari distribusi faktur yang
diterima dari pemasok.

Pada perusahaan manufaktur, klasifikasi yang umum digunakan


untuk pendebitan yang timbul dari transaksi pembelian dan
pembayarannya adalah sebagai berikut:

a) Untuk bahan baku:


 Jenis bahan baku
 Produk yang menggunakan bahan baku tersebut
 Kombinasi diantara keduannya
b) Untuk suku cadang
 Jenis suku cadang
c) Untuk beban yang berasal dari pembelian jasa
 Menurut jenis beban
 Menurut fungsi atau pusat pertanggungjawaban
 Kombinasi jenis dan pusat pertanggungjawaban

18
2.4 Metode Distribusi Pembelian

Seperti halnya dengan distribusi penjualan, terdapat lima metode,


yaitu:

 Metode jurnal berkolom atau metode spread sheet


 Metode akun berkolom
 Metode akun tunggal (unit account method)
 Metode tiket tunggal (unit ticket method)
 Metode distribusi dengan komputer
Penjelasan dari macam-macam metode distribusi penjualan, antara lain:

 Metode jurnal berkolom atau metode spread sheet


Distribusi debit dari transaksi pembelian dapat dilakukan dengan
menggunakan jurnal pengeluaran kas, jurnal pembelian, register bukti kas
keluar (voucher register). Jika jurnal pengeluaran kas di pakai sebagai alat
distribusi dalam jurnal tersebut harus disediakan kolom-kolom untuk
menampung klasifikasi pokok yang diinginkan.

Contohnya:

JURNAL PENGELUARAN KAS

Biaya Angkut
Debit
Pembelian
Debit
Dibayar Potongan
pembelian
Dikeluarkan No. Kas No. No.
kredit
untuk Cek kredit Akun Akun
Tgl. Tgl. Jml. Jml

19
Biaya Biaya Biaya Produksi Biaya Produksi
Administrasi Pemasaran Dep. 1 Debit Dep. 2 Debit
Lain-lain Debit
Debit Debit

No. No. No. No. No.


Akun Akun Akun Akun Akun
Jml. Jml. Jml. Jml. Nama Jml.

Faktur dari pemasok dicatat dalam jurnal pengeluaran kas pada saat
faktur tersebut dibayar. Dengan demikian distribusi pendebitan dilakukan
dengan dasar tunai (cash basis). Jika pendebitan ini menyangkut biaya,
distribusi dapat dilakukan dengan dasar waktu (accrual basis) dengan
cara sebagai berikut:

a. Pada akhir bulan (pada saat pembuatan laporan keuangan), dibuat


rekapitulasi biaya dari arsip faktur yang belum dibayar.
b. Atas dasar rekapitulasi tersebut dibuat jurnal umum dengan debit
biaya dan kredit utang dagang.
c. Jurnal tersebut kemudian dibalik (reversing entry) pada awal bulan
berikutnya.
Jika jurnal pembelian di pakai sebagai alat distribusi, dalam jurnal tersebut
harus dibentuk kolom-kolom untuk distribusi debit dari transaksi
pembelian. Faktur dari pemasok dicatat dalam jurnal pembelian pada saat
telah disetujui untuk dibayar, tidak menunggu sampai saat jatuh
temponya. Dengan demikian penggunaan jurnal pembelian ini

20
mendistribusikan pendebitan dengan dasar waktu. Register bukti kas
keluar dapat pula dipakai sebagai alat distribusi pembelian. Dalam
registrasi bukti kas keluar disediakan kolom-kolom sesuai dengan
klasifikasi pokok biaya dan persediaan. Seiap akhir bulan, dibuat
rekapitulasi dari kolom tersebut untuk kemudian di-posting ke akun buku
besar yang bersangkutan. Dari akun buku besar ini kemudian dibuat
laporan yang dikehendaki.

 Jurnal Pembelian Berkolom

JURNAL PEMBELIAN

Bulan ...........................

Pembelian Debit

Tgl. Nama F Utang Persediaan Persediaan Barang Lain-Lain


Pemasok Kredit Suku Cadang Umum

 Prosedur Distribusi Pembelian dengan Jurnal Pengeluaran


Kas Berkolom

Faktur dari
pemasok

A
Pada saat faktur
jatuh tempo
Faktur dari
pemasok

21
Jurnal pengeluaran Jurnal pengeluaran kas
kas berkolom
berkolom merupakan
alat distribusi
Laporan
Buku besar keuangan

 Prosedur Distribusi Pembelian dengan Jurnal Pembelian


Berkolom

Faktur
pemasok

Distribusi pembelian
Jurnal
dilakukan atas dasar
pembelian watu (accrual basis)

Laporan
Buku besar keuangan

22
 Prosedur Distribusi dengan Register Bukti Kas Keluar

Bukti kas
keluar

Register bukti
kas keluar

Membuat
rekapitulasi
register bukti kas

Rekapitulasi
register bukti
kas keluar

Laporan
Buku
keuangan
pembantu

23
 Metode Akun Berkolom
Distribusi pendebitan dari transaksi pembelian dapat dilakukan
dengan menggunakan akun berkolom. Sumber informasi untuk
posting ke dalam akun berkolom adalah register bukti kas keluar.

Contoh Akun berkolom:

7000 Departemen Listrik

Bulan

Beban Beban
Bahan Bahan
Total Beban Beban Beban Beban Beban
Bakar Lain
Upah Tunjan Pajak Reprsi Penyst
Tgl. Jurnal Beban
gan

24
Contoh Prosedur Distribusi dengan Akun Berkolom:

Bukti kas
keluar

Register bukti
kas keluar

Akun Laporan
berkolom keuangan

 Metode akun tunggal


Penggunaan akun tunggal untuk mendistribusikan pendebitan yang
timbul dari transaksi pembeliaan dilakukan melalui prosedur berikut ini:

1. Faktur yang telah disetujui untuk dibayar diurutkan menurut


klasifikasi yang dikehendaki (misalnya menurut departemen).
2. Dari faktur yang disertai tersebut dibuat pre-list tape
3. Faktur tersebut kemudian diposting ke dalam akun yang
bersangkutan (misalnya beban menurut departemen). Rupiah
yang diposting ke dalam akun dijumlah dan diposting ke dalam
akun kontrol yang bersangkutan dalam buku besar, dan
dicocokkan dengan pre-list tape.
4. Laporan dibuat berdasarkan informasi yang terkumpul dalam
akun.

25
Contoh Akun Tunggal:

Nama akun: Beban Upah No. Akun: 7907

Tgl. Keterangan Fol  Debit Tgl. Keterangan Fol  Kredit

Nama akun: Beban Upah No. Akun: 7908

Tgl. Keterangan Fol  Debit Tgl. Keterangan Fol  Kredit

26
 Contoh Prosedur Distribusi Pembelian dengan Akun Tunggal:

Faktur

Ukuran
faktur

Pre-list tape
Faktur
Faktur yang diurutkan
menurut klasifikasi
akun tunggal

Laporan
Akun tunggal
keuangan

Dibandingkan untuk
Menjumlah membuktikan
posting dalam ketelitian posting
kedalam akun tunggal

Rekapitulasi
posting dalam
akun tunggal Buku
besar

 Metode tiket tunggal (Unit Ticket Method)


Berdasarkan bukti kas keluar yang biasanya berupa media campuran
(mixed media) dibuat tiket tunggal (unit ticket) untuk setiap unsur

27
klasifikasi yang tercantum didalamnya. Tiket tunggal ini kemudian direkap
dan hasil rekapitulasinya dipakai sebagai dasar posting ke dalam akun

kontrol yang bersangkutan dalam buku besar. Tiket tunggal ini kemudian
diarsipkan menurut nomor akun dalam klasifikasi. Pada akhir bulan, dari
arsip tiket tunggal ini dibuat rekap dan hasilnya dicatat dalam summary
strip. Summary strip inilah yang berfungsi sebagai laporan.

Contoh Prosedur Distribusi dengan Metode Tiket Tunggal:

Bukti kas
keluar

Membuat tiket
tunggal dari
bukti kas keluar

Tiket tunggal Pada akhir


bulan tiket
Tiket tunggal tunggal diambil
dari arsip

Membuat
rekapitulasi Menurut Membuat
tiket tunggal T nomor rekapitulasi
akun tiket tunggal

Rekapitulasi
tiket tunggal Rekapitulasi
tiket tunggal

posting

Buku besar
Summary strip
Rekapitulasi berfungsi
tiket tunggal sebagai
28
laporan
 Metode distribusi dengan komputer
Metode distribusi pendebitan yang timbul dari transaksi pembelian
dengan menggunakan komputer dilakukan dengan memberikan kode
transaksi yang terjadi sesuai dengan klasifikasi yang diinginkan. Jika
transaksi sudah diberikan kode dengan benar, proses pengurutan
akan dilakukan oleh komputer melalui program. Oleh karena itu, titik
berat kegiatan distribusi pembelian terletak pada kerangka pemberian
kode terhadap transaksi pembelian dan pengeluaran kas. Jika
misalnya pendebitan akun beban yang terjadi akan diklasifikasikan
menurut jenis (misalnya ada 50 jenis beban), pusat pertanggung
jawaban yang dibagi menurut hierarki manajemen (misalnya ada
empat jenjang manajemen) dan menurut jenis pokok yang dihasilkan
(ada 25 jenis produk), maka kerangka pemberian kode akun beban
dapat disusun sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7 8

Jenis beban pusat pertanggung jawaban produk

Setiap faktur pembelian atau bukti kas keluar akan diberi kode debit
menurut kerangka pemberian kode tersebut. Jika misalnya faktur
pembelian jasa iklan (jenis beban ke 28) dibebankan pada Departemen
Pemasaran (dengan kode organisasi 4321), yang dikeluarkan untuk
produk (misalnya produk nomor 21), maka faktur pembelian tersebut akan
diberi kode debit 28432121 dan dicatat dengan komputer dengan
menggunakan kode tersebut.
Dengan rerangka (framework) pemberian kode ini, semua transaksi
pembelian dan pengeluaran kas yang menyangkut beban akan diberi
kode dengan rerangka tersebut, sehingga arsip transaksi pembelian
(purchase transaction file) yang berupa pita magnetik hasil run 1 dapat
digunakan untuk meng-update arsip induk beban dan selanjutnya dengan

29
run 2, arsip induk beban dapat digunakan untuk menghasilakan laporan
beban yang berupa:

a. Laporan beban menurut jenisnya. Dihasilkan dengan


memerintahkan komputer melakukan pengurutan dua angka
pertama kode akun beban.
b. Laporan beban menurut pusat pertanggung jawaban.
Dihasilkan dengan mengurutkan dengan komputer empat angka
pada posisi kedua kode akun beban.
c. Laporan beban menurut produk. Dihasilkan dengan melakukan
pengurutan arsip induk beban menurut dua angka pada posisi
terakhir dalam kode akun beban.
Jika diinginkan, komputer dapat digunakan untuk melakukan pengurutan
kombinasi antara jenis beban, pusat pertanggung jawaban dan jenis
produk.

30
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sistem akuntansi utang meliputi prosedur pencatatan utang dan


prosedur distribusi pembelian. Dalam bab ini diuraikan sistem akuntansi
retur pembelian yang digunakan untuk melaksanakan transaksi
pengembalian barang yang dibeli kepada pemasok yang bersangkutan.
Transaksi retur pembelian dicatat dengan mendebit akun utang dagang
dan mengkredit akun persediaan. Dengan demikian buku pembantu yang
terkait dengan transaksi retur pembelian adalah buku pembantu utang dan
buku pembantu persediaan.

Fungsi yang terkait dalam sistem retur pembelian adalah fungsi


pembelian, gudang, pengiriman dan akuntansi. Dokumen yang digunakan
dalam sistem retur pembelian adalah memo debit dan laporan pengiriman
barang. Catatan akuntansi yang digunkan untuk mencatat transaksi retur
pembelian adalah jurnal retur pembelian, kartu persediaan dan kartu
utang. Jaringan prosedur yang membentuk sistem retur pembelian adalah
prosedur perintah retur pembelian, prosedur pengiriman barang kepada
pemasok dan prosedur pendebitan utang.

Ada dua metode pencatatan utang yaitu account payable


procedure dan voucher payable procedure. Catatan akuntansi yang
digunakan untuk mencatat mutasi utang dalam account payable
procedure adalah kartu utang, jurnal pembelian dan jurnal pengeluaran
kas. Dalam voucher payable procedure catatan akuntansi yang digunakan
untuk mencatat mutasi utang adalah register bukti kas keluar dan register
cek. Dalam voucher payable procedure, voucher atau buku kas keluar
merupakan dokumen sumber yang memiliki tiga fungsi , antara lain:

31
(1) sebagai perintah kepada bagian kasa untuk melakukan pengeluaran
kas

(2) sebagai pemberitahuan kepada kreditur mengenai tujuan pembayaran

(3) sebagai dokumen sumber pencatatan mutasi utang dan persediaan.

Prosedur pencatatan utang dengan voucher payable procedure


dapat dibagi menjadi dua macam, antara lain:

(1) one-time voucher procedure

(2) built-up voucher procedure.

One-time voucher procedure dapat dibagi menjadai dua, yaitu:

(a) one-time voucher procedure dengan dasar tunai

(b) one-time voucher procedure dengan dasar waktu.

Distribusi pendebitan yang timbul sebagai akibat transaksi


pembelian dapat dilakukan dengan lima metode, yaitu:

(1) metode jurnal berkolom atau metode spread sheet

(2) metode akun berkolom

(3) metode akun tunggal atau unit account method

(4) metode tiket tunggal atau unit ticket method

(5) metode distribusi dengan komputer.

3.2.Saran

Semoga Makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada


penulisan atau kata-kata yang salah kami mohon maaf. Kritik dan saran

32
yang membangun senantiasa kami harapkan untuk kesempurnaan
makalah kami selanjutnya. Terima kasih.

33

Anda mungkin juga menyukai