PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang sistem retur pembelian
2. Untuk mengetahui prosedur pencatatan utang
3. Agar dapat mengetahui distribusi pembelian
2
BAB II
PEMBAHASAAN
Fungsi gudang
Dalam sistem retur pembelian , fungsi ini bertanggung jawab untuk
menyerahkan barang kepada fungsi pengiriman, seperti yang
tercantum dalam tembusan memo debit yang diterima dari fungsi
pembelian.
Fungsi Pembelian
Bertanggung jawab untuk mengeluarkan memo debet untuk retur
pembelian
Fungsi Pengiriman
Bertanggung jawab untuk mengirimkan kembali barang kepada
pemasok sesuai perintah retur pembelian dalam memo debet yang
diterima dari fungsi pembelian.
Fungsi Akuntansi
Bertanggung jawab untuk mencatat:
a. Transaksi retur penjualan dalam jurnal retur pembelian atau
jurnal umum.
b. Berkurangnya harga pokok persediaan karena retur pembelian
dalam kartu persediaan
3
c. Berkurangnya utang yang timbul dari transaksi retur pembelian
dalam arsip bukti kas keluar yang belum dibayar atau dalam
kartu utang
SM
PT Eliona
Yogyakarta, 55045
Nomor 456567
Kepada
Tanggal
Yth.
4
Akun utang kami kepada saudara telah kami debit dengan
adanya pengembalian barang kepada saudara, karena adanya
ketidaksesuaian antara barang yang kami terima dengan
barang yang kami pesan menurut order pembelian kami.
Jumlah
Harga
No. Nama Semua Kuantitas Harga Satuan
Urut Barang
Jumlah
Bagian Pembelian
5
Contoh formulir laporan pengiriman barang :
S
M
PT Eliona
Jln. Pemuda 21
LPB
Kepada
Yth.
Dikirim
ke:
6
Surat Order Pengiriman Saudara Bagian Pengiriman
Nomor Tanggal
Bulan : ..............................
Tgl Nama No. Uang Per. Per. Bhn Per. Per. Lain” Lain-lain Kredit
7
Pemasok Memo Debit Dagang BB penolong SC Kredit no. jml
Debit Kredit Kredit Kredi akun
t
8
Unsur Pengendalian Intern
Organisasi
1. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi
2. Transaksi retur pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi
pembelian, fungsi akuntansi yang lain. Tidak ada transaksi
retur pembelian yang dilaksanakan secara lengkap oleh
hanya satu fungsi tersebut. Hal yang termasuk dalam
transaksi retur pembelian yaitu: Sistem otoritas dan prosedur
pencatatan Otoritas atas transaksi retur pembelian dilakukan
dengan pembubuhan tanda tangan oleh pegawai yang
memiliki wewenang pada dokumen sumber atau dokumen
pendukung.
3. Memo debit untuk retur pembelian diotorisasi oleh fungsi
pembelian.Transaksi pembelian dimulai dengan di
terbitkannya surat order pembelian oleh fungsi pembelian.
Jika barang yang di terima dari pemasok tidak sesuai
dengan barang yang di pesan dalam surat order pembelian,
terjadilah retur pembelian.
4. Laporan pengiriman barang untuk retur pembelian diotorisasi
oleh fungsi pengiriman barang.Laporan pengiriman barang
ini harus di otoritas oleh fungsi pengiriman, sehingga dapat
menjadi dokumen pendukung dalam pencatatan
berkurangnya utang dan perediaan barang.
5. Pencatatan berkurangnya utang karena retur pembelian
didasarkan pada memo debit yang didukung dengan laporan
pengiriman barang. Pencatatan mutasi utang dan
persediaan harus di dasarkan pada dokumen sumber memo
debit. Dokumen ini di lampiri oleh laporan pengiriman barang
yang di terbitkan oleh fungsi pengiriman, sebagai bukti telah
dilaksanakannya pengembalian barang kepada pemasok
yang terkait.
9
6. Pencatatan kedalam jurnal umum diotorisasi oleh fungsi
akuntansi.
Pencatatan kedalam jurnal umum diotorisasi oleh fungsi
akuntansi atau pencatatan ke dalam catatan akuntansi yang
harus dilakukan oleh karyawan yang diberikan wewenang.
7. Memo debit untuk retur bernomor urut tercetak dan
pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi
pembelian. Salah satu pengawasan formulir adalah dengan
merancang formulir yang bernomor urut tercetak. Untuk
menciptakan praktik yang sehat, dalam sistem retur
pembelian formulir pokok memo debit dan laporan
pengiriman barang harus bernomor urut tercetak dan
penggunaannya dipertangung jawabkan oleh fungsi yang
bersangkutan.
8. Laporan pengiriman barang bernomor urut tercetak dan
pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi
pengiriman.
9. Catatan yang berfungsi untuk buku pembantu utang secara
periodik direkonsiliasi dengan rekening kontrol utang dalam
buku besar
1 2
Mulai
2
Memo 3
Lapora 1
Memo
3 4
6 7 5
LPB 1 2 LPB 1
Surat
Memo 2 Memo 1 Memo 2
pengantar
debit debit debit
Membandingkan
kuantitas dalam LPB 1
Memo 2
debit
Mengisi harga
LPB 1 pokok
7 2
Jurnal Memo 1
retur
debit LPB 1
Memo 2
debit
Dikirim ke
pemasok
5
Arsip bukti kas
keluar yang
belum dibayar 3
N
Kartu
persediaa
n
11
2.2. Prosedur Pencatatan Utang
Ada dua prosedur pencatatan utang:
1) Account payable procedure (Prosedur hutang usaha)
Dalam Account Payable Procedure, catatan utang adalah
berupa kartu utang yang diselenggarakan untuk tiap kreditur,
yang memperlihatkan catatan mengenai nomor faktur dari
pemasok, jumlah yang terutang, jumlah pembayaran, dan
saldo utang.
Dokumen yang digunakan dalam account payable procedur
adalah:
a) Faktur dari pemasok
b) Kuwitansi tanda terima uang yang ditandatangani
oleh pemasok atau tembusan pemberitahuan
(remittance advice) yang dikirim pemasok, yang
keterangan untuk pembayaran tersebut dilakukan.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam account
payable procedure adalah:
a) Kartu Utang, digunakan untuk mencatat mutasi dan
saldo utang kepada tiap kreditur.
b) Jurnal pembelian, digunakan untuk mencatat
transaksi pembelian
c) Jurnal pengeluaran kas, digunakan untuk mencatat
transaksi pembayaran utang dan pengeluaran kas
yang lain.
12
b) Informasi dalam jurnal pembelian kemudian di posting
ke dalam kartu utang diselenggarakan untuk setiap
kreditur.
Faktur dari
Jurnal pembelian
pemasok
pencatatan
transaksi timbulnya
utang
Kartu utang
pencatatan
transaksi
pembayaran utang
Kuitansi dari Jurnal pengeluaran
pemasok kas
13
dalam voucher payable procedures yaitu bukti kas keluar atau
kombinasi bukti kas keluar dan cek (voucher register dan register
check). Bukti kas keluar ini merupakan formulir pokok dalam
voucher payable procedure. Formulir mempunyai tiga fungsi:
REGISTER CEK
Bulan:__________
Cek BKK
14
Prosedur pencatatan utang dengan voucher payable procedures dapat
dibagi menjadi berikut:
a.) One-time voucher procedures dengan dasar tunai (cash basis) Dalam
procedure ini, faktur yang diteima oleh fungsi akuntansi dari pemasok
disimpan dalam arsip sementara menurut tanggal jatuh temponya.
Dalam prosedur ini, satu set voucher dapat digunakan untuk menampung
lebih dari satu faktur pasok. Dalam prosedur ini, arsip bukti kas keluar
yang belum dibayar merupakan catatan utang yang diselenggarakan atas
dasar waktu (accrual basis)
15
Prosedur Pembayaran Utang
1. Account Payable Procedur
B
MEMO KREDIT JURNAL UMUM
KAS
FAKTUR JURNAL
PEMBELIAN PEMBELIAN
KARTU UTANG
16
Flowchart Pengeluaran Kas dengan Cek dengan Account
Payable System
17
2.3 Distribusi Pembelian
Distribusi adalah prosedur peringkasan rincian yang tercantum
dalam media (misalnya faktur dari pemasok) dan pengumpulan total
ringkasan tersebut untuk keperluan pembuatan laporan. Jika diterapkan
dalam pembelian,distribusi ini terkait dengan peringkasan pendebitan
yang timbul dari transaksi pembelian dan pembayarannya untuk
penyusunan laporan dan pencatatan dalam jurnal. Hampir semua debit
dari transaksi pembelian terkait dengan persediaan dan biaya.
Pada perusahaan kecil, pendebitan yang timbul dari transaksi
pembelian terutama bersumber dari jurnal pengeluaran kas.
Pada perusahaan besar, pendebitan yang timbul dari transaksi
pembelian bersumber dari register bukti kas keluar (voucher
register) atau jurnal pembelian atau dari distribusi faktur yang
diterima dari pemasok.
18
2.4 Metode Distribusi Pembelian
Contohnya:
Biaya Angkut
Debit
Pembelian
Debit
Dibayar Potongan
pembelian
Dikeluarkan No. Kas No. No.
kredit
untuk Cek kredit Akun Akun
Tgl. Tgl. Jml. Jml
19
Biaya Biaya Biaya Produksi Biaya Produksi
Administrasi Pemasaran Dep. 1 Debit Dep. 2 Debit
Lain-lain Debit
Debit Debit
Faktur dari pemasok dicatat dalam jurnal pengeluaran kas pada saat
faktur tersebut dibayar. Dengan demikian distribusi pendebitan dilakukan
dengan dasar tunai (cash basis). Jika pendebitan ini menyangkut biaya,
distribusi dapat dilakukan dengan dasar waktu (accrual basis) dengan
cara sebagai berikut:
20
mendistribusikan pendebitan dengan dasar waktu. Register bukti kas
keluar dapat pula dipakai sebagai alat distribusi pembelian. Dalam
registrasi bukti kas keluar disediakan kolom-kolom sesuai dengan
klasifikasi pokok biaya dan persediaan. Seiap akhir bulan, dibuat
rekapitulasi dari kolom tersebut untuk kemudian di-posting ke akun buku
besar yang bersangkutan. Dari akun buku besar ini kemudian dibuat
laporan yang dikehendaki.
JURNAL PEMBELIAN
Bulan ...........................
Pembelian Debit
Faktur dari
pemasok
A
Pada saat faktur
jatuh tempo
Faktur dari
pemasok
21
Jurnal pengeluaran Jurnal pengeluaran kas
kas berkolom
berkolom merupakan
alat distribusi
Laporan
Buku besar keuangan
Faktur
pemasok
Distribusi pembelian
Jurnal
dilakukan atas dasar
pembelian watu (accrual basis)
Laporan
Buku besar keuangan
22
Prosedur Distribusi dengan Register Bukti Kas Keluar
Bukti kas
keluar
Register bukti
kas keluar
Membuat
rekapitulasi
register bukti kas
Rekapitulasi
register bukti
kas keluar
Laporan
Buku
keuangan
pembantu
23
Metode Akun Berkolom
Distribusi pendebitan dari transaksi pembelian dapat dilakukan
dengan menggunakan akun berkolom. Sumber informasi untuk
posting ke dalam akun berkolom adalah register bukti kas keluar.
Bulan
Beban Beban
Bahan Bahan
Total Beban Beban Beban Beban Beban
Bakar Lain
Upah Tunjan Pajak Reprsi Penyst
Tgl. Jurnal Beban
gan
24
Contoh Prosedur Distribusi dengan Akun Berkolom:
Bukti kas
keluar
Register bukti
kas keluar
Akun Laporan
berkolom keuangan
25
Contoh Akun Tunggal:
26
Contoh Prosedur Distribusi Pembelian dengan Akun Tunggal:
Faktur
Ukuran
faktur
Pre-list tape
Faktur
Faktur yang diurutkan
menurut klasifikasi
akun tunggal
Laporan
Akun tunggal
keuangan
Dibandingkan untuk
Menjumlah membuktikan
posting dalam ketelitian posting
kedalam akun tunggal
Rekapitulasi
posting dalam
akun tunggal Buku
besar
27
klasifikasi yang tercantum didalamnya. Tiket tunggal ini kemudian direkap
dan hasil rekapitulasinya dipakai sebagai dasar posting ke dalam akun
kontrol yang bersangkutan dalam buku besar. Tiket tunggal ini kemudian
diarsipkan menurut nomor akun dalam klasifikasi. Pada akhir bulan, dari
arsip tiket tunggal ini dibuat rekap dan hasilnya dicatat dalam summary
strip. Summary strip inilah yang berfungsi sebagai laporan.
Bukti kas
keluar
Membuat tiket
tunggal dari
bukti kas keluar
Membuat
rekapitulasi Menurut Membuat
tiket tunggal T nomor rekapitulasi
akun tiket tunggal
Rekapitulasi
tiket tunggal Rekapitulasi
tiket tunggal
posting
Buku besar
Summary strip
Rekapitulasi berfungsi
tiket tunggal sebagai
28
laporan
Metode distribusi dengan komputer
Metode distribusi pendebitan yang timbul dari transaksi pembelian
dengan menggunakan komputer dilakukan dengan memberikan kode
transaksi yang terjadi sesuai dengan klasifikasi yang diinginkan. Jika
transaksi sudah diberikan kode dengan benar, proses pengurutan
akan dilakukan oleh komputer melalui program. Oleh karena itu, titik
berat kegiatan distribusi pembelian terletak pada kerangka pemberian
kode terhadap transaksi pembelian dan pengeluaran kas. Jika
misalnya pendebitan akun beban yang terjadi akan diklasifikasikan
menurut jenis (misalnya ada 50 jenis beban), pusat pertanggung
jawaban yang dibagi menurut hierarki manajemen (misalnya ada
empat jenjang manajemen) dan menurut jenis pokok yang dihasilkan
(ada 25 jenis produk), maka kerangka pemberian kode akun beban
dapat disusun sebagai berikut:
1 2 3 4 5 6 7 8
Setiap faktur pembelian atau bukti kas keluar akan diberi kode debit
menurut kerangka pemberian kode tersebut. Jika misalnya faktur
pembelian jasa iklan (jenis beban ke 28) dibebankan pada Departemen
Pemasaran (dengan kode organisasi 4321), yang dikeluarkan untuk
produk (misalnya produk nomor 21), maka faktur pembelian tersebut akan
diberi kode debit 28432121 dan dicatat dengan komputer dengan
menggunakan kode tersebut.
Dengan rerangka (framework) pemberian kode ini, semua transaksi
pembelian dan pengeluaran kas yang menyangkut beban akan diberi
kode dengan rerangka tersebut, sehingga arsip transaksi pembelian
(purchase transaction file) yang berupa pita magnetik hasil run 1 dapat
digunakan untuk meng-update arsip induk beban dan selanjutnya dengan
29
run 2, arsip induk beban dapat digunakan untuk menghasilakan laporan
beban yang berupa:
30
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
31
(1) sebagai perintah kepada bagian kasa untuk melakukan pengeluaran
kas
3.2.Saran
32
yang membangun senantiasa kami harapkan untuk kesempurnaan
makalah kami selanjutnya. Terima kasih.
33