DISUSUN OLEH:
ABD SOMAD FAJAR (105731100720)
RIAS SAPUTRA (105731101320)
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Kata Pengantar………………………………………………..
Daftar Isi………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………
C. Tujuan.................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
BAB III
A. Kesimpulan………………………………………………..
B. Saran..................................................................................
Daftar Pustaka………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan pesatnya perkembangan perusahaan pada zaman ini
maka setiap perusahaan harus memiliki sistem-sistem yang dapat di gunakan
untuk merencanakan, menyusun, mengelola/mengatur, melaksanakan dan
mengawasi aktivitas dan keperluan perusahaan tersebut. Masing-masing dari
sistem tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Salah sau sistem
yang dapat menunjang kemajuan perusahaan adalah sistem akuntansi utang
usaha yang dikelola dengan baik.
Umumnya setiap perusahaan akan mengalami yang namanya utang,
terlebih utang jangka pendek (lancar) yang biasanya timbul dari akivitas operasi
perusahaan. Sebagai contoh utang jenis ini bisa berupa utang dagang yang
timbul sebagai akibat dari pembelian kredit yang dilakukan perusahaan dan
utang gaji sebagai akibat adanya penundaan pembayaran gaji kepada
karyawan. Dengan adanya transaksi pembelian secara kredit, perusahaan dapat
merealisasikan kebutuhannya yan belum bisa dibayar secara tunai, selain itu
perusahaan juga dapat menunda penggunaan kas sehingga kas yang tersedia
dapat digunakan utuk kegiatan investasi lainnya seperti membeli saham,obligasi
ataupun surat berharga lainnya. Dari kegiatan ini diharapkan kas yang ada
diperusahaan menjadi produktif.
Setiap utang yang terjadi dalam perusahaan hendaknya dicatat
dengan andal dan sesuai faktur atau dokumen sejenisnya sebagai tanda bukti
adanya pembayaran yang tertunda. Sebuah prosedur pencatatan utang yang
efektif dan efisien dibutuhkan, agar setiap utang yang terjadi dapat dikontrol
dan segera dilunasi pada tanggal jatuh temponya, sehingga tidak terjadi
penumpukan utang lancar yang terlalu besar. Penumpukan ini tentunya akan
sangat merugikan perusahaan, selain perusahaan akan kesulitan melunasinya,
juga akan menimbulkan klaim dari kreditur yang bersangkutan. Oleh karena itu
setiap perusahaan membutuhkan sebuah sistem yang dapat mengelola semua
ini dengan baik yaitu Sistem Akuntansi Utang.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASA
Barang yang diterima tidak cocok dengan spesifikasi yang tercantum dalam
surat order pembelian
Barang mengalami kerusakan dalam pengiriman
Barang diterima melewati tanggal pengiriman yang dijanjikan oleh pemasok.
2. Fungsi Pembelian
3. Fungsi Pengiriman
4. Fungsi Akuntansi
1. Transaksi retur pembelian dalam jurnal retur pembelian atau jurnal umum.
2. Berkurangnya harga pokok persediaan karena retur pembelian dalam
kartu persediaan.
3. Berkurangnya hutang yang timbul dari transaksi retur pembelian dalam
arsip bukti kas keluar yang belum dibayar atau dalam kartu hutang.
1. Memo debit
b. Kartu persediaan
Catatan ini digunakan untuk mencatat berkurangnya harga pokok
persediaan karena dikembalikannya barang yang telah dibeli kepada
pemasoknya.
c. Kartu utang
Kartu utang digunakan untuk mencatat berkurangnya utang kepada debitur
akibat pengembalian barang pada debitur. Jika perusahaan menggunakan
voucher payable procedure, berkurangnya utang kepada debitur dicatat
dengan cara mengarsipkan memo debit dalam arsip bukti kas keluar yang
belum dibayar menurut nama debitur.
2.1.7.1.Flowchart Sistem Retur Pembelian
2. Manajer persediaan:
Menerima persediaan yang rusak dan daftar persediaan yang rusak.
Manajer persediaan melakukan pengecekan, lalu mengesahkan daftar
persediaan yang rusak rangkap 2, yaitu :
lembar pertama disimpan sebagai arsip
lembar kedua dikirimkan ke departemen pembelian beserta dengan
persediaan yang rusak.
Menerima laporan penerimaan penggantian barang beserta dengan bukti
penggantian barang retur melakukan pemeriksaan terhadap laporan
penggantian barang.
Mengirimkan laporan penggantian barang yang telah diperiksa beserta
dengan bukti penggantian barang retur ke bagian akuntansi.
3. Departemen pembelian:
Menerima daftar persediaan rusak yang telah disahkan dari bagian
manajer persediaan, berdasarkan hal tersebut membuat surat retur
pembelian rangkap 2, yaitu:
lembar pertama dikirimkan ke departemen penerimaan.
Lembar kedua dikirim ke supplier beserta dengan persediaan yang
rusak.
Menerima surat penerimaan retur lalu mengirimkannya ke departeman
penerimaaan.
4. Supplier:
Menerima surat retur pembelian dan persediaan yang rusak, berdasarkan
hal tersebut membuat surat penerimaan retur rangkap 2,yaitu:
lembar pertama dikirimkan ke departeman pembelian
lembar kedua disimpan sebagai arsip.
Menyiapkan barang pengganti membuat bukti penggantian barang retur
rangkap 2 beserta barang tersebut ke departemen penerimaan.
Menerima surat penggantian barang retur yang telah di acc.
5. Departemen penerimaan:
Menerima surat retur pembelian dari departemen pembelian.
Menerima surat penerimaan retur dari departemen pembelian.
Menerima bukti penggantian barang retur 2 lembar dan barang pengganti.
Lalu berdasarkan bukti penggantian barang retur 2 lembar ditambah
dengan surat penerimaan retur dan surat retur pembelian, departemen
penerimaan mengesahkan bukti pengiriman barang retur 2 lembar,yaitu:
Lembar ke dua dikirim ke supplier
Lembar pertama beserta barang dikirim ke departemen persediaan.
6. Bagian Akuntansi :
Menerima laporan penggantian barang yang telah diperiksa, lalu
berdasarkan laporan tersebut membuat laporan catatan persediaan
rangkap 2, yaitu:
lembar pertama disimpan sebagai arsip
lembar kedua dikirim ke bagian pimpinan.
7. pimpinan:
Menerima laporan catatan persediaan dan mengesahkannya
2.2. Sistem Akuntansi Utang
Prosedur pencatatan utang adalah prosedur sejak utang/kewajiban
perusahaan timbul sampai dengan pencatatannya dalam perkiraan/rekening
utang. Utang muncul karena adanya pembelian barang atau jasa secara kredit.
Karena itu sistem akuntansi utang sangat terkait dengan prosedur pencatatan
utang dan prosedur distribusi pembelian. Mengacu pada pendapat Mulyadi
(2001), prosedur pencatatan utang dibagi menjadi dua metode: account payable
procedure dan voucher payable procedure.
Pencata
Jurnal transaks
Kuitansi
pengeluaran pembay
dari
kas utang
pemasok
3
2
Faktur 1
dari Faktur disimpan
pemasok sementara menunggu
T
jatuh temponya
Membuat
Pada saat
bukti kas
jatuh tempo
keluar
Faktur 3
3
2
Bukti kas 1
keluar
Jurnal Dikirim ke
pengeluaran kreditur bersama
kas dgn cek N A
Gambar 2.4 One Time Voucher Procedure dengan Cash Basis
Dalam prosedur ini faktur yang diterima oleh fungsi akuntansi dari
pemasok disimpan dalam arsip sementara menurut tanggal jatuh
temponya. Saat tanggal jatuh tempo, fungsi akuntansi membuat bukti kas
keluar dan kemudian mencatatnya dalam jurnal pengeluaran kas.
Faktur 1
dari
pemasok
SOP 3
3 Faktur
2
Bukti kas 1 3
2
keluar Bukti kas 1
keluar
Cek
A
Faktur
3
2
Bukti kas 1
keluar
Register Dikirim ke
Register
bukti kas pemasok
cek
keluar
1
Gambar 2.4 One-time voucher procedure dengan dasar waktu (accrual basis).
Dalam prosedur ini faktur diterima oleh Bagian Utang dari pemasok
dan langsung dibuatkan bukti kas keluar oleh Bagian Utang, kemudian
dilakukan pencatatan dalam voucher register. Saat bukti kas keluar
tersebut jatuh tempo, dokumen ini dikirimkan ke Bagian Kasa untuk
membuat cek. Pengeluaran cek dicatat dalam jurnal pengeluaran cek.
Mencatat faktur
dalam bukti kas
keluar
3
2
Bukti kas 1
keluar
pemasok
Faktur dari
Jurnal
atas dasar waktu (accrual basis)
Distribusi pembelian dilakukan
Buku besar
keuangan
Laporan
Bukti kas
keluar
Register
bukti kas
keluar
Membuat
rekapitulasi
register bukti kas
keluar
Rekapitulasi
register bukti kas Buku Laporan
keluar pembant keuanga
u Register bukti kas keluar Berkolom
Gambar 2.9 Prosedur Distribusi Pembelian dengan n
2. Metode rekening berkolom
Distribusi pendebitan dan transaksi pembelian dapat dilakukan dengan
menggunakan rekening berkolom. sumber informasi untuk posting ke dalam
rekening berkolom adalah register bukti kas keluar.
Bukti kas
keluar
Register bukti
kas keluar
Rekening Laporan
berkolom keuangan
Gambar 2.10 Prosedur Distribusi Pembelian dengan Rekening Berkolom
3. Metode rekening tunggal
Penggunaan rekening tunggal untuk mendistribusikan pendebitan yang
timbul dan transaksi pembelian dilakukan melalui prosedur berikut ini:
a Faktur yang telah disetujui untuk dibayar disortasi menurut klasifikasi
yang dikehendaki (misalnya menurut departemen)
b Dan faktur yang disertai tersebut dibuat pre-list tape
c Faktur tersebut kemudian diposting ke dalam rekening yang
bersangkutan (misalnya biaya menurut departemen).
d Laporan dibuat berdasarkan informasi yang terkumpul dalam rekening.
Faktur
Sortasi
faktur
Pre-list tape
Faktur Faktur yg disortasi
menurut klasifikasi
rekening tunggal
Rekening Laporan
tunggal keuangan
Rekapitulasi
posting dalam Buku
rekening tunggal besar
Gambar 2.11 Prosedur Distribusi Pembelian dengan Register bukti kas keluar Berkolom
.
4. Metode tiket tunggal (unit ticket method)
Berdasarkan bukti kas keluar yang biasanya berupa media campuran
(mixed media) dibuat tiket tunggal (unit ticket) untuk setiap elemen klasifikasi
yang tercantum di dalamnya. Tiket tunggal ini kemudian direkap dan hasil
rekapitulasinya dipakai sebagai dasar posting ke dalam rekening control yang
bersangkutan dalam buku besar. Tiket tunggal ini kemudian diarsipkan menurut
nomor rekening dalam klasifikasi. Pada akhir bulan, dari arsip tiket tunggal ini
dibuat rekap dan hasilnya dicatat dalam summary strip. Summary strip inilah
yang berfungsi sebagai laporan.
Bukti kas
keluar
Membuat tiket
tunggal dari
bukti kas keluar
N Menurut
nomor Membuat
Membuat rekening rekapitulasi
rekapitulasi tiket tunggal
tiket tunggal
Rekapitulasi Rekapitulasi
tiket tunggal tiket tunggal
1 2 3 4 5 6 7 8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem akuntansi utang meliputi prosedur pencatatan utang dan prosedur
distribusi pembelian. Dalam makalah ini diuraikan sistem akuntansi retur
pembelian yang digunakan untuk melaksanakan transaksi pengembalian barang
yang dibeli kepada pemasok yang bersangkutan. Transaksi retur pembelian
dicatat dengan mendebit rekening utang dagang dan mengkredit rekening
persediaan. Dengan demikian buku pembantu yang terkait dengan transaksi
retur pembelian adalah buku pembantu utang dan buku pembantu persediaan.
Fungsi yang terkait dalam sistem retur pembelian adalah : fungsi
pembelian, gudang, pengiriman, akuntansi. Dokumen yang digunakan dalam
sistem retur pembelian adalah memo debit dan laporan pengiriman barang.
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi retur pembelian
adalah jurnal retur pembelian, kartu persediaan, dan kartu utang. Jaringan
prosedur yang membentuk sistem retur pembelian adalah prosedur perintah
retur pembelian, prosedur pengiriman barang kepada pemasok, dan prosedur
pendebitan utang.
Ada dua metode pencatatan utang : account payable dan voucher
payable procedure. Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat mutasi
utang dalam account payable procedure adalah kartu utang, jurnal pembelian
dan jurnal pengeluaran kas. Dalam voucher voucher payable procedure, voucher
atau bukti kas keluar merupakan dokumen sumber yang memiliki tiga fungsi
yaitu :
a. Sebagai perintah kepada bagian kasa untuk melakukan pengeluaran kas
b. Sebagai pemberitahuan kepada kreditur mengenai tujuan pembayaran
c. Sebagai dokumen sumber pencatatan mutasi utang dan persediaan
Prosedur pencatatan utang dengan voucher payable procedure dapat
dibagi menjadi dua macam :
1. One-time voucher procedure
a. One-time voucher procedure dengan dasar tunai.
b. One-time voucher procedure dengan dasar waktu.
2. Built up voucher procedure
Distribusi pendebitan yang timbul sebagai akibat transaksi pembelian
dapat dilakukan dengan lima metode
1. Metode jurnal berkolom atau metode spread sheet.
2. Metode rekening berkolom
3. Metode rekening tunggal
4. Metode tiket tunggal (unit ticket method)
5. Metode distribusi dengan komputer.
B. Saran
Agar sistem akuntansi utang dapat berjalan dengan baik dan memberikan
manfaat seperti yang diharapkan oleh pihak-pihak yang terlibat,alangkah lebih
baik jika sistem ini disusun berdasarkan kebutuhan usaha dan karyawan serta
seluruh elemen yang terlibat dalam sistem ini dapat memahami sistem akuntansi
utang dengan baik dan benar serta memiliki kebiasaan bersikap jujur dan
bertanggung jawab, karena sebaik apapun sebuah sistem itu dibuat apabila
pelakunya tidak menjalankan dengan bertanggung jawab maka hanya akan
menghasilkan permasalahan dalam sebuah usaha.
DAFTAR PUSTAKA
http://sistem-akuntansi1000.blogspot.com/2012/09/sistem-
akuntansi-utang.html
https://id.scribd.com/doc/225399600/Makalah-Sistem-
Akuntansi-Utang