Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Pernikahan Usia Dini

Mata Kuliah : Masailul Fiqhiah


Dosen pengampu : Nawir Radjaming,S.Ag.S.Pd.I.,M.Pd.I.

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

NUR ANNISA

NURUL RATU MALA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL AMANAH JENEPONTO


2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas membuat makalah ini. Pada kesempatan
kali ini kami menulis makalah dengan judul “Pernikahan Usia Dini”.
Makalah ini ditujukan sebagai pertanggungjawaban atas tugas yang diberikan.
Dalam makalah ini penulis mencoba untuk menguraikan mengenai akuntansi di sektor
publik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nawir
Radjaming,S.Ag.S.Pd.I.,M.Pd.I. selaku dosen mata kuliah Masailul Fiqhiah. Dan penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu penulis
dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kata lengkap dan sempurna untuk menjangkau
pengetahuan- pengetahuan yang semakin hari semakin banyak berkembang. Menyadari
kekurangan yang ada pada makalah yang kami tulis ini, dengan kerendahan hati
penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar makalah yang
kami tulis akan datang lebih baik dan sempurna. Kami sebagai penyusun berharap
semoga makalah yang telah ditulis ini bermanfaat bagi pembaca. Amiin.

Jeneponto 21 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Makalah........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. Pengertian Pernikahan Usia Dini..............................................................................3
B. Batas Usia Pernikahan Menurut Agama Dan Perundang-Undangan......................3
C. Hukum Pernikahan Usia Dini....................................................................................4
D. Solusi Pernikahan Usia Dini.....................................................................................5
BAB III PENUTUP...............................................................................................................7
A. Kesimpulan...............................................................................................................7
B. Saran........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang
Kasus pernikahan usia dini bukan hal yang baru di Indonesia. Pernikahan dini
merupakan permasalahan sosial yang terjadi pada remaja, korban paling banyak
dari pernikahan dini adalah remaja perempuan. Secara umum kasus penikahan usia
dini banyak terjadi di pedesaan daripada daerah perkotaan, dan sering terjadi pada
keluarga miskin, berpendidikan rendah dan dropout dari sekolah (Arivia et al., 2016).
Mulai dekade 1990an menurut united nations children fund (UNICEF) kejadian
pernikahan usia dini mulai bergeser ke daerah perkotaan , hal ini ditandai dengan
peningkatan kasus pernikahan usia dini diperkotaan dari 2% pada tahun 2015
menjadi 37% pada tahun 2016(Arivia et al., 2016). Jadi artinya kasus pernikahan
usia dini dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, untuk itu orang tua dan
lingkungan harus membantu anak menikah pada usia yang tepat.
Pengetahuan orang tua tentang usia pernikahan berperan penting dalam memutus
mata rantai kasus penikahan usia dini, untuk itu orang tua harus paham kapan usia
menikah yang baik. Menurut undang-undang perkawinan tahun 1974 pasal 6 dan 7
yang masih digunakan sampai saat sekarang menetapkan usia pernikahan yang
teapat untuk laki-laki 19 tahun dan wanita 16 tahun, namun pada tahun 2014 Badan
Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menetapkan usia minimum
penikahan 21 tahun pada wanita dan 25 tahun pada laki-laki. Kurangnya
pemahaman orang tua tentang usia yang layak menikah menyebabkan kasus
pernikahan dini banyak terjadi tidak hanya di Indonesia namun beberapa penelitian
melaporkan kasus ini juga terjadi di negara lain.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Pengertian pernikahan usia dini?
2. Batas usia pernikahan menurut agama dan perundang-undangan?
3. Hukum pernikahan usia dini?
4. Solusi?

1
C. Tujuan Makalah
Tujuan penelitian makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui pengertian pernikahan usia dini.
2. Mengetahui batas usia pernikahan menurut agama dan perundang-undangan.
3. Mengetahui hukum pernikahan usia dini.
4. Mengetahui solusi pernikahan usia dini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pernikahan Usia Dini


Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh seseorang,baik laki-laki
atau perempuan disaat usianya belum mencapai kematangan yang sebenarnya
(yakni diatas 16 tahun untuk Wanita, dan 19 tahun untuk pria). Usia ini seringkali
pula dikenal dengan usia remaja
 Pengertian Pernikahan Usia Dini Menurut Para Ahli
Sedangkan definisi pernikahan usia dini menurut para ahli, adalah:
1. Nurhakhasanah (2012)
Pernikahan usia dini adalah pernikahan yang dilakukan secara sah oleh seseorang
laki-laki atau perempuan yang belum mempunyai persiapan dan kematangan
sehingga dikhawatirkan akan mengalami sejumlah resiko yang besar. Resiko besar
ini bahkan akan menjadi pengaruh dalam segi Kesehatan saat melahirkan.
2. Riyadi (2009)
Definisi pernikahan usia dini adalah suatu ikatan perkawinan yang belum memenuhi
persyaratan suatu perkawinan menurut pemerintah. Usia ini dianggap masih rentan
untuk melangsungkan pernikahan yang sebenarnya, hal ini di dasari pada tingkat
kestabilan emosional seseorang.
3. Aimatun (2009)
Menurutnya, pernikahan usia muda atau usia dini adalah pernikahan yang dilakukan
ketika usia mereka belum mencapai 20 tahun, baik laki-laki ataupun perempuan.
Sehingga usia ini menjadi salah satu kendala bagi dirinya, keluarga, dan masyarakat
untuk mencapai kestabilan hidup.

B. Batas Usia Pernikahan Menurut Agama Dan Perundang-undangan

Islam mengenal istilah akil baligh. Akil baligh ini menjadi patokan seseorang
untuk bisa menikah. Orang yang sudah akil baligh dianggap sudah bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Usia akil baligh umumnya
terjadi antara usia 9-17 tahun. Ustad Muhammad Husnil, S.S.I. dari Cariustadz.id
menyampaikan jika melihat pada syariat fiqih, pernikahan yang dilakukan oleh
seseorang yang telah mencapai akil baligh maka hukumnya adalah sah dengan
memenuhi rukun dan syarat nikah sesuai islam.

Di sisi lain, Ustad M.Husnil menambahkan bahwa terdapat 3 hukum menikah


dalam islam yakni sunnah, wajib, dan haram. Menikah bisa menjadi haram
hukumnya jika seseorang belum sanggup secara finansial untuk menafkahi
keluarga. Contohnya jika belum bekerja namun memaksakan diri untuk menikah
akan memberatkan orang tua dan keluarga. Dalam arti lain, bagi yang belum mandiri
secara finansial untuk menafkahi keluarga maka hukumnya adalah haram. 

Hal ini sudah sesuai dengan ketentuan Kemen PPPA, dalam Undang-undang
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Dalam peraturan itu, disebutkan
bahwa kategori anak adalah mereka yang usianya di bawah 18 tahun.

3
Terdapat sejumlah poin dan syarat untuk menikah yang diatur dalam UU Nomor 16
Tahun 2019. Poin dan syarat menikah menurut Undang-Undang tersebut antara
lain:

1. Batas Umur

Perkawinan hanya diizinkan apabila laki-laki dan perempuan sudah mencapai umur
19 tahun.

2. Penyimpangan

UU itu menyebutkan, dalam hal terjadi penyimpangan terhadap ketentuan umur,


maka orangtua pihak pria dan/atau orangtua pihak wanita bisa meminta dispensasi
kepada Pengadilan dengan alasan sangat mendesak disertai bukti-bukti pendukung
yang cukup. Penyimpangan terhadap batas umur pernikahan ini harus dengan
seizin orangtua dari salah satu atau kedua belah pihak dari calon mempelai.
Permohonan dispensasi diajukan kepada Pengadilan Agama bagi mereka yang
beragama Islam dan Pengadilan Negeri bagi yang lainnya, apabila pihak pria dan
wanita berumur di bawah 19 tahun.

Adapun yang dimaksud dengan "alasan sangat mendesak" adalah keadaan ketika
tidak ada pilihan lain dan sangat terpaksa harus dilangsungkan perkawinan.
Sementara itu "bukti-bukti pendukung yang cukup" yang dimaksud dalam UU
tersebut adalah surat keterangan yang membuktikan bahwa usia mempelai masih di
bawah ketentuan UU. Pengajuan pernikahan yang menyimpang ini juga wajib
menyertakan surat keterangan dari tenaga kesehatan yang mendukung pernyataan
orangtua bahwa perkawinan tersebut sangat mendesak untuk dilaksanakan.

3. Dispensasi

Pemberian dispensasi oleh Pengadilan, wajib mendengarkan pendapat kedua belah


calon mempelai yang akan melangsungkan perkawinan.

C. Hukum Pernikahan Usia Dini


Pernikahan dini bukan hal yang lazim bagi kita. Hampir sering kita lihat tradisi
pernikahan dini terjadi disekitar kita. Nah, hari ini yuridisID akan memberi info
tentang 5 Aspek Hukum Tentang Pernikahan Dini. Berikut penjelasannya :

1. Usia Pernikahan Yang Diizinkan


Perkawinan hanya diizinkan bila pihak pria mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun
dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 (enam belas) tahun. (Pasal 7 Ayat 1 UU
Perkawinan)
2. Bolehkah Menikah Di Bawah Umur?
Pernikahan dini dapat dilakukan asalakan memenuhi syarat yaitu  meminta
dispensasi kepada Pengadilan (pengadilan agama bagi muslim dan pengadilan
negeri bagi non-muslim) atau pejabat lain yang diminta oleh kedua orang tua pihak
pria atau pihak wanita.  (Pasal 7 Ayat 2 UU Perkawinan)

4
3. Pernikahan Dini tanpa Restu Orangtua
Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21 (dua
puluh satu) tahun harus mendapat izin kedua orang tua. Jadi pernikahan di bawah
umur tidak bisa dilangsungkan tanpa izin orangtua.  (Pasal 6 Ayat 2 UU Perkawinan)
4. Prosedur Melangsungkan Pernikahan Dini
a. Dispensasi atas ketentuan umur kepada Pengadilan Agama bagi yang beragama
muslim dan Pengadilan Negeri bagi beragama non-muslim.
b. Izin Tertulis/Izin Pengadilan
Syarat ini harus dipenuhi karena diteliti oleh Pegawai Pencatat
(Pasal 6 Ayat 2 jo Pasal 7 Ayat 2 UU Perkawinan jis. Pasal 6 dan Pasal 7 PP
Perkawinan)
5. Resiko Hukum Bagi Yang Kawin Lari Dengan Anak Di bawah Umur
Hukum melarang bagi siapa saja yang kawin lari dengan anak di bawah umur, hal
tersebut diperjelas dalam pasal 332 KUHP ayat 1 bahwa   “Bersalah melarikan
perempuan diancam dengan pidana penjara:
(i) paling lama 7 tahun, barangsiapa membawa pergi seorang perempuan yang
belum dewasa, tanpa dikehendaki orang tuanya atau walinya tetapi dengan
persetujuan perempuan itu, baik di dalam maupun di luar perkawinan
(ii) Paling lama 9 tahun, barangsiapa membawa pergi seorang perempuan, dengan
tipu muslihat, kekerasan atau ancaman kekerasan, dengan maksud untuk
memastikan penguasaannya terhadap perempuan itu, baik di dalam maupun di luar
perkawinan.”

D. Solusi Pernikahan Usia Dini


Kebijakan Pemerintah Untuk Pendewasaan Usia Perkawinan Anak sebagai upaya
penanggulangan pernikahan dini, diantaranya:
1. Wajib belajar 12 tahun
Beberapa program untuk mengawali pendidikan dasar 12 tahun sudah dilakukan
oleh Pemerintah, misalnya melalui program Pendidikan Menengah Universal
(PMU) melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 20 Tahun
2013. PMU disebut sebagai program rintisan wajib belajar 12 tahun. Program
rintisan ini muncul untuk meningkatkan kemampuan daya saing bangsa dan
menyambut bonus demografi. Selain PMU pemerintah juga memberikan skema
pembiayaan lain agar akses siswa dari keluarga miskin tetap dapat mengakses
pendidikan melalui Program Indonesia Pintar (PIP), Kartu Indonesia Pintar (PIP)
dan Bantuan Operasional Siswa (BOS), dan Bantuan Operasional Siswa Daerah
(Bosda). Pendekatan ini tentu saja sudah dapat membantu percepatan akses
pendidikan dasar 12 tahun bagi keluarga miskin.
2. Sosialisasi pentingnya pendidikan kespro (PP No.61 Tahun 2014 tentang
Kespro)
Berbagai fenomena yang terjadi di Indo- nesia, agaknya masih timbul pro kontra di
masyarakat, lantaran adanya anggapan bahwa membicarakan seks adalah hal
yang tabu 170 dan pendidikan seks akan mendorong remaja untuk berhubungan
seks. Sebagian besar masyarakat masih beranggapan pen- didikan seks sebagai
suatu hal yang vulgar.
3. Program KB dan Generasi Berencana
Pada tahun 1970 resmilah program KB menjadi program pemerintah dengan
ditandai pencanangan hari keluarga nasional pada tanggal 29 Juni 1970. Pada
tanggal tersebut pemerintah mulai memperkuat dan memperluas program KB ke
seluruh Indonesia. Pada tahun tersebut BKKBN resmi sebagai lembaga yang
mengelola Program KB (Susanti 2015). Program KB sudah ditambah targetnya
dahulu yang hanya untuk pasangan suami istri, sekarang program KB di
5
khususkan bagi penduduk Indonesia yang berstatus sebagai remaja. Remaja
banyak yang seharusnya belum waktunya untuk menikah tetapi karena terjerumus
dalam hubungan yang terlampau jauh sehingga mereka harus menikah pada usia
yang tidak seharusnya.
4. Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam pembangunan nasional dan konsep
Keadilan dan Kesetaraan Gender (KKG)
Upaya untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender di Indonesia
dituangkan dalam kebijakan nasional sebagaimana ditetapkan dalam Garis-Garis
Besar Haluan Negara (GBHN) 1999, UU No. 25 th. 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional (PROPENAS) tahun 2000-2004, dan dipertegas dalam
Instruksi Presiden No. 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG)
dalam Pembangunan nasional, sebagai salah satu strategi untuk mewujudkan
keadilan dan kesetaraan gender. Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam
pembangunan nasional sebagai strategi untuk mewujudkan Kesataraan dan
Keadilan Gender (KKG), dengan menintegrasikan 178 permasalahan perempuan
dan laki-laki kedalam berbagai program dan kebijakan pembangunan di Indonesia
(Indonesia 2008).
5. Program Kabupaten/Kota Layak Anak
Kabupaten/Kota yang mempunyai sistem pembangunan berbasis hak anak
melalui pengintegrasian komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan
dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam
kebijakan, program dan kegiatan untuk menjamin pemenuhan hak dan
perlindungan anak. Tujuan Kota Layak Anak (KLA) adalah Untuk membangun
inisiatif Pemerintah Kabupaten/Kota yang mengarah pada upaya transformasi
Konvensi Hak Hak Anak (Convention on the rights of Child) dari kerangka hukum
ke dalam definisi, strategi dan intervensi pembangunan, dalam bentuk Kebijakan,
Kelembagaan, program dan kegiatan pembangunan yang ditujukan untuk
pemenuhan hak hak anak pada suatu wilayah kabupaten/kota.

6
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan di bawah umur yang telah
ditetapkan dalam pernikahan usia sehat menurut BKKBN, yaitu perempuan yang
menikah pertama kali pada umur di bawah 20 tahun dan laki-laki di bawah umur 25
tahun pada pernikahan pertamanya. Penetapan ini berkaitan dengan kesehatan
reproduksi. Berdasarkan kesehatan reproduksi, kehamilan di bawah umur 20 tahun
bagi perempuan akan banyak risikonya karena kondisi rahim dan panggul belum
berkembang optimal.
Pernikahan dini berkaitan dengan banyaknya remaja yang putus sekolah dan
pendidikan yang rendah, akibatnya perekonomian semakin terpuruk karena keahlian
belum ada. Kebanyakan dari informan penelitian adalah mereka yag tidak atamat
sekolah dasar (SD), karena pendidikan yang rendah sehingga dalam mendidik anak
tidak dengan pola asuh yang benar dan akhirnya anak juga melakukan pernikahan
dini.

B. Saran
Banyaknya kejadian pernikahan dini seharusnya ibu atau orang tua menjadi role
model bagi anak dan melindungi anak dari praktik pernikahan dini serta memberikan
nasehat dan gambaran bagaiman kehidupan berumah tangga yang harus dihadapi
nantinya agar tidak mengalami apa yang mereka alami. Sebagai generasi penerus
bangsa sebaiknya anak muda harus semangat untuk belajar dan menempuh jenjang
pendidikan setinggi-tingginya. Menghindari pengaruh buruk lingkungan agar
terhindar dari praktik pernikahan dini dan memikirkan serta mempersiapkan secara
matang sebelum melakukan pernikahan agar nantinya tidak terjadi penyesalan.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.indonesiastudents.com/pengertian-pernikahan-dini-faktor-dan-dampaknya-
menurut-ahli/
https://blog.justika.com/keluarga/mengulas-batas-usia-pernikahan-dalam-pandangan-
islam-dan-hukum/
https://www.kompas.com/tren/read/2021/10/26/110500965/batas-usia-menikah-dan-
syaratnya-berdasarkan-undang-undang?page=all#:~:text=Batas%20umur%20untuk
%20menikah&text=Adapun%20dalam%20aturan%20baru%20tersebut,untuk
%20perempuan%20maupun%20laki%2Dlai.&text=Hal%20ini%20sudah%20sesuai
%20dengan,Tahun%202014%20tentang%20Perlindungan%20Anak.
https://yuridis.id/5-aspek-hukum-tentang-pernikahan-dini-yang-wajib-anda-ketahui/
https://www.researchgate.net/publication/
330395318_PERKAWINAN_DI_BAWAH_UMUR_PENYEBAB_DAN_SOLUSINYA
/link/5e41f4ba458515072d91981d/download
http://eprints.ulm.ac.id/6703/1/2.%20FIX%20ALL%20PERNIKAHAN%20DINI.pdf

Anda mungkin juga menyukai