Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini, kami membahas tentang “Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas”.
Dalam materi Sistem Akuntansi ini akan diuraikan dua system akuntansi yang digunakan
untuk melaksanakan pengeluaran kas yaitu sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek dan
system pengeluaran kas dengan uang tunai melalui system dana kas kecil.
Pembahasan tentang Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas ini kami mengutipnya dari
berbagai sumber yaitu dari buku-buku yang berkaitan dengan Siatem akuntansi pengeluaran
kas maupun dari berbagai situs di internet. Dan dalam makalah ini kami menjelaskan
mengenai deskripsi kegiatan pada system akuntansi pengeluaran kas dengan cek serta
Dokumen dan catatan akuntansi yang digunakan, fungsi, jaringan prosedur yang membentuk
system dan unsur pengendalian intern dalam system akuntansi pengeluaran kas dengan cek,
deskripsi kegiatan pada system akuntansi pengeluaran kas dengan uang tunai melalui system
dana kas kecil dan dokumen dan catatan akuntansi yang digunakan, serta fungsi dan jaringan
prosedur dalam system akuntansi pengeluaran kas melalui system dana kas kecil.
Kami menyadari bahwa pembahasan/penjelasan yang disampaikan dalam makalah ini
masih banyak dapat kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan suatu kritikan
yang bersifat membangun dari para pembaca, sehingga untuk kedepannya makalah ini dapat
dijadikan sebagai pedoman yang lebih berguna dan bermanfaat.

Mataram, Desember 2011

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...i
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………1
1. Latar Belakang………………………………………………………………………...1
2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..2
PEMBAHASAN
 System akuntansi pengeluaran kas dengan cek……………………………………….3
 Dokumen yang digunakan…………………………………………………………….3
 Catatan akuntansi yang digunakan…………………………………………………....4
 Fungsi yang terkait…………………………………………………………………....4
 Jaringan prosedur yang membentuk system…………………………………………..5
 Unsur Pengendalian Intern……………………………………………………………7
 Sistem Dana Kas Kecil……………………………………………………………....10
 Dokumen yang digunakan…………………………………………………………...12
 Catatan Akuntansi yang Digunakan…………………………………………………13
 Jurnal Pengeluaran Dana Kas Kecil…………………………………………………13
 Fungsi yang Terkait………………………………………………………………….13
 Bagan Alir Dokumen Dana Kas Kecil………………………………………………14
 Prosedur Pembentukan Dana Kas Kecil……………………………………..14
 Prosedur Permintaan dan Pertanggug jaaban Pengeluaran Dana Kas
Kecil………………………………………………………………………....14
 Prosedur pengisian kembali dana kas kecil………………………………….15
KESIMPULAN…………………………………………………………………………….16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….17

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis dizaman era global menuntut
seluruh perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Maka Indonesia harus
mampu bersaing dengan negara-negara lain, terutama dalam sistem informasi akuntansi yang
dipergunakan secara efektif dan efisien. Penanganan dalam hal pengeluaran kas merupakan
suatu aktifitas dalam perusahaan yang tidak mungkin dapat dilepaskan. Pada perusahaan
haruslah berhati-hati dalam melakukan aktifitas yang berhubungan dengan pengeluaran kas,
artinya setiap pengeluaran kas yang dilakukan harus diperhitungkan manfaat dan keuntungan
yang akan didapat. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka setiap Perusahaan harus
mempunyai kualitas sistem informasi akuntansi yang baik dari segi pendidikan, keahlian atau
pun keterampilan dalam melaksanakan tugasnya. pengeluaran kas harus dilaksanakan secara
efektif dan efisien agar tidak terjadi pemborosan anggaran. Oleh karena itu, diperlukan suatu
sistem yang memadai untuk dapat mengawasi pengeluaran kas.
Dengan adanya Sistem Informasi Akuntansi yang benar, maka manajemen dalam
organisasi perusahaan dapat mengevaluasi hasil dari suatu operasi atau suatu kegiatan apakah
berjalan dengan efisien dan efektif. Selain itu Sistem Informasi Akuntansi dapat digunakan
sebagai pedoman dalam penugasan dan wewenang bagi sumber daya manusia yang bekerja
dalam organisasi atau perusahaan tersebut , sehingga dapat berjalan sesuai prosedur.
Kebutuhan akan informasi pada saat ini sangat penting dalam semua kegiatan, salah
satunya adalah kegiatan bisnis. Manfaat dari informasi yang didapatkan untuk kegiatan bisnis
adalah sebagai dasar dari pengambilan keputusan. Dengan adanya sistem informasi
akuntansi, penyajian informasi yang sangat dibutuhkan tersebut bisa dengan cepat didapat,
tepat waktu, akurat, dan relevan.

2. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah system akuntansi pengeluaran kas ini permasalahan yang akan dibahas
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana deskripsi kegiatan pada system akuntansi pengeluaran kas dengan cek serta
Dokumen dan catatan akuntansi apasaja yang digunakan?
2. Apasaja fungsi, jaringan prosedur yang membentuk system dan unsur pengendalian intern
dalam system akuntansi pengeluaran kas dengan cek?
3. Bagaimana deskripsi kegiatan pada system akuntansi pengeluaran kas dengan uang tunai
melalui system dana kas kecil serta Dokumen dan catatan akuntansi apasaja yang digunakan?
4. Apasaja fungsi dan jaringan prosedur dalam system akuntansi pengeluaran kas melalui
system dana kas kecil?
PEMBAHASAN
SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS
Pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan dua system yakni system
pengeluaran kas menggunakan cek dan system pengeluaran kas dengan uang tunai melalui
system dana kas kecil. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek ( biasanya
karena jumlah relative kecil). Dilaksanakan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan
dengan salah satu diantara 2 sistem : fluctuating-fund-balance system dan imprest system
System akuntansi pengeluaran kas dengan cek
Pengeluaran kas dengan cek memiliki kebaikan ditinjau dari pengendalian intern berikut ini:
1. Pengeluaran kas dengan cek menjamin diterimanya cek tersebut oleh pihak yang dimaksud
oleh pihak pembayar.
2. Pengeluaran kas dengan cek direkam juga oleh bank yang secara periodic mengirimkan
rekening Koran bank (bank statement) kepada perusahaan nasabahnya. Rekening Koran bank
inilah yang dapat digunakan oleh perusahaan yang direkam dalam jurnal penerimaan dan
pengeluaran kas.
3. Jika system perbankan mengembalikan cancelled check kepada check issuer. Pengeluaran
kas dengan cek memberikan manfaat tambahan bagi perusahaan yang mengeluarkan cek
dengan dapat digunakan cancelled check sebagai tanda terima kas dari pihak yang menerima
pembayaran.
Dokumen yang digunakan
Adapun Dokumen yang digunakan dalam system akuntansi pengeluaran kas dengan cek
adalah:
1. Bukti kas keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian kasa sebesar yang
tercantum dalam dokumen. Disamping itu dokumen ini berfungsi sebagai surat
pemberitahuan yang dikirim kepada kreditur dokumen sumber bagi pencatatan berkurangnya
utang.

2. Cek
Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan
pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum pada cek.
Ada 2 pilihan dalam penggunaan cek untuk pembayaran
 Check issuer membuat cek atas nama
 Check issuer membuat cek atas unjuk
3. Permintaan cek

Catatan akuntansi yang digunakan


Catatan akuntansi yang digunakan dalam system akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah:
1. Jurnal pengeluaran kas
Dokumen sumber yang digunakan dalam jurnal pengeluaran kas adalah faktur dari pemasok
yang telah dicap “lunas” oleh fungsi kas. Dalam pencatatan utang dengan account payable
system, untuk mencatat transaksi pembelian digunakan jurnal pembelian dan untuk mencatat
pengeluaran kas digunakan jurnal pengeluaran kas.
2. Register cek
Register cek digunakan untuk mencatat cek-cek perusahaan yang dikeluarkan untuk
pembayaran para kreditur perusahaan atau pihak lain. Dalam pencatatan utang
denganvoucher payable system, transaksi untuk mencatat transaksi pembelian digunakan 2
jurnal yaitu register bukti kas keluar dan register cek.

Fungsi yang terkait


Fungsi yang terkait dalam system akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah:
1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian jasa dan untuk biaya
perjalanan dinas), fungsi ini mengajukan permintaan cek kepada fungsi akuntansi (bagian
utang). Setelah mendapatkan persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan.Jika
perusahaan menggunakan voucher payable system bagian utang kemudian membuat bukti kas
keluar (voucher) untuk memungkinkan bagian kasa mengisi cek sejumlah permintaan yang
diajukan oleh fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
2. Fungsi kas
Fungsi ini bertanggung jawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek, dan
mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur.
3. Fungsi akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab atas :
Pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan persediaan.
Pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek
Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam
mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.
Melakukan verifikasi kelengkapan dan kesahihan dokumen pendukung yang dipakai sebagai
dasar pembuatan bukti kas keluar
4. Fungsi pemeriksaan intern
Fungsi ini bertanggung jawab untuk:
melakukan penghitungan kas secara periodic dan mencocokan hasil perhitungannya dengan
saldo kas menurut catatan akuntansi (rekening kas dalam buku besar)
melakukan pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo kas yang ada ditangan dan
membuat rekonsiliasi bank secara periodic.
ngan prosedur yang membentuk system
1. system akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang tidak memerlukan permintaan cek, terdiri
dari jaringan prosedur berikut ini:
 prosedur pembuatan bukti kas keluar
 prosedur pembayaran kas
 prosedur pencatatan pengeluaran kas

Jika pengeluaran kas timbul dari transaksi pembelian, system akuntansi pembelian
telah mengumpulkan dokumen-dokumen pendukung seperti surat order pembelian, laporan
penerimaan barang, dan faktur dari pemasok ditangan bagian utang. Selanjutnya bagian utang
membuat bukti kas keluar atas dasar dokumen pendukung tersebut. Pada saat utang kepada
pemasok jatuh tempo bukti kas keluar dipakai sebagai perintah kepada bagian kasa untuk
membuat cek. Selanjutnya bagian kasa mengisi cek, mendapat otorisasi atas cek dari penjabat
yang berwenang dan kemudian mengirimkan cek tersebut kepada kreditur.
1. System akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang memerlukan permintaan cek, terdiri dari
jaringan prosedur berikut ini:
 Prosedur Permintaan Cek. Dalam prosedur ini fungsi yang mengeluarkan pengeluaran kas
mengajukan permintaan pengeluaran kas dengan mengisi permintaan cek. Dokumen ini
dimintakan otorsasi dari kepala fungsi yang bersangkutan dan dikirimkan ke fungsi akuntansi
(Bagian Utang) sebagai dasar fungsi yang terakhir ini dalam pembuatan bukti kas keluar.
 Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar. Berdasarkan dokumen pendukung yang
dkumpulkan melalui sitem pembelian atau berdasarkan permintaan cek yang diterima oleh
fungsi akuntansi (Bagian Utang), dalam prosedur pembuatan bukti kas keluar, Bagian Utang
membuat bukti kas keluar. Bukti kas keluar ini berfungsi sebagai perintah kepada fungsi kas
untuk mengisi cek sebesar jumlah rupih yang tercantum pada dokumen tersebut dan
mengirimkan cek tersebut kepada kreditur yang namanya ditulis dalam dokumen tersebut.
 Prosedur Pembayaran Kas. Dalam prosedur ini, fungsi kas mengisi cek, meminta tanda
tangan atas cek kepada pejabatyang berwenang, dan mengirimkan cek tersebut kepada
kreditur yang namanya tercantum pada bukti kas keluar.
 Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas. Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat
pengeluaran kas didalam jurnal pengeluaran kas atau register cek. di samping fungsi
akuntansi mencatat pengeluaran kas di dalam jurnal pengeluaran kas, pendebitan yang timbul
dari transaksi pengeluaran dicatat dalam buku pembantu (dalam kartu biaya dan kartu
persediaan).

Unsur Pengendalian Intern


 Organisasi
Fungsi penyimpanan kas Harus Terpisah dari Fungsi Akuntansi. Unsur sistem
pengendalian intern mengharuskan pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi penyimpanan,
agar data akuntasnsi yang dicatat dalam catatan akuntansi dijamin keandalannya. Dengan
pemisahaan ini, catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi dapat
berfungsi sebagai pengawas semua mutasi kas yang disimpan oleh fungsi penyimpanan kas.
Transaksi Pengeluaran Kas Tidak Boleh Dilaksanakan Sendiri Oleh Bagian Kas Sejak
awal Sampai Akhir, Tanpa Campur Tangan dari Fungsi Yang Lain. Unsur sistem
pengendalian intern mengharuskan pelaksanaan setiap transaksi oleh lebih dari fungsi agar
tercipta adanya Internal Check. Dalam transaksi kas, bagian kasa adalah pemegang fungsi
penerimaan kas, pengeluaran kas, dan fungsi penyimpanan kas. Dengan pelaksanaan
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas oleh lebih dari satu fungsi ini, kas perusahaan
terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat dalam catatan akuntansi dapat dijamin
ketelitian dan keandalannya.

 System Otorisasi dan Prosedur Pencatatan


Pengeluaran Kas Harus Mendapat Otorisasi dari Pejabat yang berwenang. Transaksi
pengeluaran kas diotorisasi oleh pejabat yang berewenag dengan menggunakan dokumen
bukti kas keluar. Berdasarkan bukti kas keluar ini kas perusahaan berkurang dan catatan
akuntansi dimutakhirkan.
Pembukaan dan Penutupan Rekening Bank Harus Mendapatkan Persetujuan dari
Pejabat Yang berwenang. Sistem pengendalian intern mengharuskan setiap pembukuan dan
penutupan rekening bank mendapatkan persetujuan dari manajemen puncak. Jika terjadi
pembukaan dan penutupan rekening giro perusahaan di bank tanpa otorisasi dari pejabat yang
berwenang, akan terbuka kemungkinan penyaluran penerimaan kas perusahaan ke rekening
yang giro yang tidak sah dan pengeluaran kas perusahaan untuk kepentingan pribadi
karyawan.
Pencatan dalam Jurnal Pengeluaran Kas ( atau dalam Metode Pencatatan Tertentu
dalam Register cek) Harus Didasarkan atas Bukti Kas Keluar yang telah Mendapat
Otorisasi dari Pejabat Yang Berwenang dan Dilampiri Dengan Dokumen Pendukung
Yang Lengkap. System pengendalian intern mengharuskan setiap pencatatan ke dalam
catatan akuntansi didasarkan pada dokumen sumber yang diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang dan yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap, yang telah
diproses melalui system otorisasi yang berlaku.
 Praktek Yang Sehat
Saldo Kas Yang Ada di Tangan Harus Dilindungi dari Kemungkinan Pencurian atau
Penggunaan Yang Tidak Semestinya. Dalam system kas seperti ini yang digambarkan di
atas, saldo kas yang di tangan adalah berupa dana kas kecil dan penerimaan kas dari
penjualan tunai dan dari piutang yang belum disetor ke bank (unde-po-sited cash receipts).
Saldo kas ini perlu dilindungi dari kemungkinan pencurian dengan cara menyimpannya
dalam lemari besi dan menempatkan kasir di suatu ruangan terpisah.
Dokumen Dasar dan Dokumen Pendukung Transaksi Pengeluaran Kas Harus
Dibubuhi Cap “Lunas” oleh Bagian Kasa Setelah Transaksi Pengeluaran Kas
Dilakukan. Dalam transaksi pengeluaran kas, bukti kas keluar dibuat oleh fungsi akuntansi (
bagian Utang) setelah dokumen pendukungnya lengkap. Bukti kas keluar ini merupakan
dokumen perintah pengeluaran kas dari pejabat yang berwenang kepada fungsi keuangan.
Oleh karena itu, untuk menghindari penggunaan dokumen pendukung lebih dari satu kali
sebagai dasar prmbuatan bukti kas keluar, fungsi keuangan harus membubuhkan cap “lunas”
pada bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya, segera setelah pengiriman cek kepada
kreditur dilakukan.
Penggunaan Rekening Koran Bank ( Bank Statement) yang merupakan informasi dari
Pihak Ketiga, untuk Mengecek Ketelitian Catatan Kas Oleh Fungsi Yang TIdak
Terlibat dalam Pencatatan dan penyimpanan Kas. Transaksi penerimaan dan pengeluaran
kas melibatkan fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi. Untuk menjamin
ketelitian dan keandalan data akuntansi yang dicatat dalam register cek dan jurenal
penerimaan kas, dalam system kas dapat dirancang penggunaan rekening Koran bank sebagai
alat untuk mengawasi catatan kas perusahaan. Rekening Koran bank yang diterima secara
periodic oleh perusahaan digunakan untuk mengecek ketelitian register cek dan jurnal
penerimaan kas dalam kegiatan yang disebut rekonsiliasi bank. System pengendalian intern
mengharuskan rekonsiliasi bank dilakukan oleh fungsi pemeriksa intern (internal audit
function) yang merupakan pihak yang tidak menyelenggarakan catatan kas dan tidak
memegang fungsi penyimpanan kas.
Semua Pengeluaran Kas Harus Dilakukan Dengan Cek atas Nama Perusahaan
Penerima Pembayaran Atau dengan Pemindahbukuan. Pembayaran dengan cek dapat
dilakukan dengan dua cara : dengan menuliskan kata tunai dan dengan menuliskan nama
penerima cek yang dituju. Cek atas unjuk yaitu cek tersebut dapat diuangkan oleh siapa saja
yang dapat menyerahkan (menunjukkkan) cek tersebut ke bank. Cek atas nama yaitu cek
yang hanya dapat diuangkan oleh orang atau perusahaan yang namanya tercantum dalam cek
tersebut. Pembayaran melalui bank dapat pula dilakukan dengan pemindahbukuan dana dari
rekening giro perusahaan pembayar ke rekening giro perusahaan penerima. Pembayaran
dengan menggunakan cek atas nama dengan cara pemindahbukuan ini dilakukan agar
perusahaan memperoleh kepastian bahwa kas yang dikeluarkan ini sampai ke alamat yang
dituju ( tidak ke tangan pribadi penagih atau karyawan perusahaan penerima).
Jika Pengeluaran Kas Hanya Menyangkut Jumlah yang Kecil, Pengeluaran ini
Dilakukan Melalui Dana Kas Kecil, yang Akuntansinya Diselenggarakan
denganImprest System. Agar catatan akuntansi kas perusahaan dapat diawasi ketelitian dan
keandalannya dengan menggunakan jasa pihak luar yang bebas setiap penerimaan dan
pengeluaran kas harus melibatkan bank. Untuk itu, setiap penerimaan kas harus segera disetor
penuh ke bank, dan setiap pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek. Pengeluaran kas
yang tidak dapat dilakukan dengan cek ( karena jumlahnya relative kecil) dilakukan melaui
dana kas kecil yang penyelenggaraannya dengan Imprest system.
Secara Periodik Diadakan Pencocokan Jumlah Fisik Kas yang Ada Di Tangan dengan
Jumlah Kas Menurut Catatan. Penghitungan fisik kas (cash Count) yang ada di tangan
perusahaan harus dilakukan secara periodic untuk mencegah karyawan perusahaan
menggunakan kesempatan penyelewengan penggunaan kas. Penghitungan fisik kas dilakukan
terhadap jumlah kas yang belum disetor ke bank dan saldo dana kas kecil yang ada di tangan
perusahaan pada saat tertentu. Jumlah kas yang belum disetor ke bank pada saat perhitungan
fisik kas dicocokkan dengan jumlah kas yang diterima oleh perusahaan menurut jurnal
penerimaan kas. Besarnya saldo dana kas kecil yang dihitung harus sama dengan saldo dana
kas kecil yang dibentuk menurut keputusan Direktur Keuangan dikurangi dengan jumlah
dana kas kecil yang telah dikeluarkan namun belum diganti.
Kas Yang Ada di Tangan (Cash in Safe) Dan Kas yang Ada di Perjalanan (Cash in
Transit) Diasuransikan dari Kerugian. Jika kas yang ada di tangan edan kas yang ada di
perjalanan jumlahnya relative besar, sehingga diperkirakan akan timbul kerugian yang besar
jika terjadi perampokan atau pencurian, perusahaan sebaiknya menutup asuransi untuk
menghindari risiko kerugian tersebut.
Kasir Diasuransikan (Fidelity Bond Insurance). Untuk menghindari kerugian akibat
penyelewengan kas yang dilakukan oleh karyawan yang diserahi tugas sebagai penyimpan
kas, karyawan tersebut perlu diasuransikan. Fidelity bond Insurance menjamin penggantian
atas kerugian yang timbul sebagai akibat penyelewengan yang dilakukan oleh kasir.
Kasir Dilengkapi Dengan Alat-alat yang Mencegah Terjadinya Pencurian Terhadap
Kas Yang Ada di Tangan ( misalnya Mesin Register Kas, Almari Besi,dan Strong
Room). Untuk menjaga fisik kas yang ada di tangan, bagian kasa harus diberi perlengkapan
yang memadai. Umumnya setiap perusahaan menempatkan bagian kasa dalam suatu ruangan
yang tidak setiap karyawan diperkenenkan melakukan akses kedalamnya, tanpa izin dari
pejabat yang berwenang. Mesin register kas, almari besi, dan strong room merupakan
perlengkapan yang biasanya disediakan bagi bagian kasa untuk melindungi kas yang ada di
perusahaan.
Semua Nomor Cek Harus Dipertanggungjawabkan oleh Bagian Kasa. Karena formulir
cek berfungsi sebagai perintah kepada bank untuk membayarkan sejumlah uang perusahaan
kepada orang tertentu atau kepada pembawa cek tersebut, maka penggunaan cek diawasi
dengan mengontrol penggunaan nomor urut cek tersebut. Setiap nomor cek harus
dipertanggungjawabkan oleh bagian kasa karena bagian ini bertugas untuk mengisi cek
(berdasarkan bukti kas keluar yang diterbitkan oleh fungsi pencatat utang ) dan memintakan
otorisasi atas cek tersebut.
SISTEM DANA KAS KECIL
Penyelenggaraan dana kas kecil untuk pengeluaran kas dengan uang tunai dapat di
lakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Sistem saldo berfluktuasi (fluctuating fund balance system)
Penyelenggaraan dana kas kecil dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
 Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit rekening Dana Kas
Kecil.
 Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit rekening Dana Kas
Kecil, sehingga setiap saat saldo rekening ini berfluktuasi.
 Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai dengan
keperluan, dan dicatat dengan mendebit rekening Dana Kas Kecil.
2. Imprest System
Penyelenggaraan dana kas kecil dilakukan sebagai berikut:
 Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat dengan
mendebit rekening Dana Kas Kecil. Saldo rekening Dana Kas Kecil ini tidak boleh
berubah dari yang telah ditetapkan sebelumnya, kecuali jika saldo tersebut dinaikkan
atau dikurangi.
 Pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam jurnal.
 Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat dengan
mendebit rekening Biaya dan mengkredit rekening Kas.
Dalam metode imprest system dan sistem saldo berfluktuasi, penyelenggaraan dana kas
kecil dilaksanakan melalui tiga prosedur, yaitu :
a. Prosedur pembentukan dana kas kecil
Pembentukan dana kas kecil dimulai dengan adanya surat keputusan dari direktur keuangan
mengenai jumlah dana yang disisihkan ke dalam dana kas kecil dan tujuan pembentukan dana
tersebut.
b. Prosedur permintaan dan pertanggungjawaban pengeluaran dana kas kecil
Pengeluaran dana kas kecil dimulai dengan adanya permintaan pengeluaran dana kas kecil
oleh pemakai yang ditujukan kepada pemegang dana kas kecil. Pemakai dana kas kecil
berkewajiban mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas kecil dengan membuat
pertanggungjawaban pengeluaran dana kas kecil dalam formulir bukti pengeluaran kas kecil
yang dilampiri dengan bukti-bukti pendukungnya.
c. Prosedur pengisian kembali dana kas kecil
Jika dana kas kecil sudah menipis saldonya, pemegang dana kas kecil mengisi formulir
permintaan pengisian kembali kas kecil. Formulir ini dilampiri dengan bukti-bukti
pendukungnya dan dikirimkan ke Bagian Utang untuk diproses dalam pengisian kembali
dana kas kecil.
DOKUMEN YANG DIGUNAKAN
Dokumen yang digunakan dalam sistem dana kas kecil adalah sebagai berikut:
1. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas dari fungsi akuntansi kepada fungsi
kas sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Dalam system dana kas kecil, dokumen
ini diperlukan pada saat pembentukan dan pengisian dana kas kecil.
2. Permintaan Pengeluaran Kas Kecil
Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk meminta uang ke pemegang dana
kas kecil. Bagi pemegang dana kas kecil, dokumen ini berfungsi sebagai bukti telah
dikeluarkannya kas kecil olehnya.
3. Bukti Pengeluaran Kas Kecil
Dokumen ini dibuat oleh pemakai dana kas kecil untuk mempertanggung jawabkan
pemakaian dana kas kecil. Dokumen ini dilampiri dengan bukti-bukti pengeluaran kas kecil
dan diserahkan kepada pemegang dana kas kecil. Dalam imprest system, bukti pengeluaran
kas kecil dilampiri dengan dokumen pendukungnya yang disimpan dalam arsip oleh
pemegang dana kas kecil untuk keperluan pengisian kembali dana kas kecil.
4. Permintaan Pengisian Kembali Dana Kas Kecil
Dokumen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta kepada Bagian Utang agar
dibuatkan bukti kas keluar guna pengisian kembali dana kas kecil. Dalam imprest system,
jumlah yang diminta untuk pengisian kembali dana kas kecil adalah sebesar jumlah uang
tunai yang dikeluarkan sesuai yang tercantum dalam bukti pengeluaran kas kecil yang
dikumpulkan dalam arsip pemegang dana kas kecil. Sedangkan dengan fluctuating fund
balance system, pengisian kembali dana kas kecil tidak didasarkan pada jumlah uang tunai
yang telah dikeluarkan sesuai dengan bukti pengeluaran kas kecil, namun sesuai dengan
kebutuhan pengeluaran uang tunai yang diperkirakan oleh pemegang dana kas kecil.
Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem dana kas kecil adalah :
1. Jurnal Pengeluaran Kas
Dalam sistem dana kas kecil, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat pngeluaran kas
dalam pembentukan dana kas kecil dan dalam pengisian kembali dana kas kecil.
2. Register cek.
Dalam sistem dana kas kecil, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat cek perusahaan
yang dikeluarkan untuk pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil.
Jurnal Pengeluaran Dana Kas Kecil.
Untuk mencatat transaksi pengeluaran dana kas kecil diperlukan jurnal khusus. Jurnal ini
sekaligus berfungsi sebagai alat distribusi pendebitan yang timbul sebagai akibat pengeluaran
dana kas kecil
Fungsi yang Terkait
Fungsi kas.
Dalam sistem dana kas kecil, fugsi ini bertanggung jawab dalam mengisi cek, memintakan
otorisasi atas cek, dan menyerahkan cek kepada pemegang dana kas kecil pada saat
pembentukan dana kas kecil dan pada saat pengisian kebali dana kas kecil.
Fungsi Akuntansi.
Dalam sistem dana kas kecil, fungsi akuntansi bertnggung jawab atas:
1. pencatatan pengeluaran kas kecil yang menyangkut biaya dan persediaan
2. pencatan transaksi pembentukan dana kas kecil
3. pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek
4. pencatatan pengeluaran danakas kecil dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil (dalam
fluctuating-fund-balance system)
5. pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam
mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.fungsi ini juga
bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan kesahihan dokumen
pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar.
Fungsi pemegang dana kas kecil.
Fungsi ini bertanggung jawab atas penyimpanan dana kas kecil, pengeluaran dana kas kecil
sesuai dngan otorisasi dari pejabat tertenyu yang ditunjuk, dan permintaan pengisian kembali
dana kas kecil.
Fungsi pemeriksa intern.
dalam sistem kas, fungsi ini bertanggung jawab atas penghitungan dana kas kecil (cash count)
secara periodic dan pencocokan hasil penghitungannya dengan catatan kas. Fungsi ini
bertanggung jawab atas pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo dana kas kecil yan ada
di tangan pemegang dana kas kecil.
Bagan Alir Dokumen Dana Kas Kecil
 Prosedur Pembentukan Dana Kas Kecil
Prosedur pembentukan dana kas kecil dengan imprest system tidak berbeda dengan
prosedur pembentukan dana kas kecil dengan fluctuating –fund-balance system. Bukti kas
kas keluar dilampiri dengan surat keputusan pembentukandana kas kecil diserahkan ole
Bagian Utang ke Bagian Kasa. Berdasarka bukti kas keluar tersebut,Bagian Kasa membuat
cek atas nama dan memintakan tanda tangan otorisasi atas cek. Cek diserahka kepada
pemegang dana kas kecil dan bukti kas keluar diserahkan kepada Bagian Jurnal setelah
dibubuhi cap lunas oleh Bagian Kasa.
Prosedur Permintaan dan Pertanggug jaaban Pengeluaran Dana Kas Kecil
Prosedur permintaan dan pertanggungjawaban pengeluaran dana kas kecil dengan imprest
system sedikit berbeda dngan prosedur permintaan dan pertangungjawaban pengeluaran dana
kas kecil dengan fluctuating-fund-balance system. Dalam imprest system pengeluaran dana
kas kecil tidak dicatat dalam catatan akuntansi.pemegang dana kas kecil hanya mengarsipkan
dokumen permintaan pengeluaran kas kecil menurut abjad nama pemakai dana kas kecil.jika
pengeluaran kas kecil telah dipertanggungjawabkan oleh pemakai dana kas kecil, pemegang
dana kas kecil mengarsipkan bukti pengeluaran kas kecil yang dilampiri dengan permintan
pengeluaran kas kecil dan dokumen pendukungnya.Dokumen-dokumen ini dikumpulkan
untuk dipakai sebagai dasar permintaan pengisian kembali dana kas kecil sebesar jumlah
dana yang telah dikeluarkan.
Prosedur pengisian kembali dana kas kecil
Prosedur pengisian kembali dana kas kecil dalam imprest system sedikit berbeda
dengan prosedur yang sama dalam fluctuating fund balance system. Pengisian kembali dana
kas kecil dalam imprest system didasarkan atas jumlah uang tunai yang telah dikeluarkan
menurut bukti pengeluaran kas kecil, sedangkan dalam fluctuating fund balance system
didasarkan atas taksiran jumlah uang tunai yang diperlukan oleh pemegang dana kas kecil,
disamping itu pengisian kembali dana kas kecil dalam imprest system dicatat dengan
mendebit rekening biaya, sedangkan dalam fluctuating fund system dicatat dengan mendebit
rekening dana kas kecil.

KESIMPULAN
Sistem akuntnsi pokok yang digunakan dalam melaksanakan pengeluaran kas dibagi
atas dua macam, yang pertama system akuntansi pengeluaran kas dengan cek dan system
pengeluaran kas dengan uang tunai melalui system dana kas kecil. System pengeluaran kas
dengan cek erat hubungannya dengan system pencatatan utang, oleh karena itu system
pengeluaran kas dengan cek dibagi 4 macam yaitu:
1. System pengeluaran kas dengan cek dalam account payable system
2. System pengeluaran kas dengan cek dalam one-time voucher payable system-cash basis
3. System pengeluaran kas dengan cek dalam one-time voucher payable system-accrual basis
4. System pengeluaran kas dengan cek dalam built-up voucher payable system
Sistem pengeluaran kas dengan uang tunai dilaksanakan melalui dana kas kecil yang
diselenggarakan dengan dua macam system yaitu:
1. Fluctuating fund balance system dimana saldo rekening dana kas kecil dalam buku besar
berubah-ubah sesuai dengan pengisian dan pemakaian dana kas kecil. Pengeluaran dana kas
kecil dicatat dalam jurnal pengeluaran kas dan pengisian kembali dana kas kecil tidak harus
sama dengan jumlah dana kas kecil yang telah dikeluarkan
2. Imprest system dimana dalam saldo rekening dana kas kecil dalam buku besar tidak berubah
dengan transaksi pengeluaran dana kas kecil, tidak seperti halnya dengan fluctuating-fund-
balance system, imprest system tidak mencatat pengeluaran dana kas kecil didalam jurnal
pengeluaran kas, namun hanya mengarsipkan bukti-bukti pengeluaran dana kas kecil dalam
arsip sementara, sampai dengan saat pengisian kembali dana kas kecil.

DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat
Burch,John dan Garry Grudnitski.1989. Information System: Theory and Practice. Fifth
Edition.New York : John Wiley & Sons
Davis, James R., C. Wane Alderman, Leonard A. Robinson. 1990. Accounting Information
System: A Cycle Approach. Third Edition. New York : John Wiley & Sons
Gillespie, Cecil.1981.Accounting System : Producers and Methods. Third Edition. New
Delhi: Prentice-Hall of India Private Limited.
Hicks,James O. Jr., dan Wayne E Leininger.1986. Accounting InformationSystem. Second
Edition. St Paul: West Publishing Company
Kell, Walter G., Richard E. Ziegler.1989. Modern Auditing. Forth Edition. New York: John
Wiley & Sons.
Mulyadi.1991. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi YKPN.
Senn, James A. 1990. Information System in Management. Forth Edition. Belmont, California
: Wadswort Publishing Co.
Situs:
www.google.com

Anda mungkin juga menyukai