Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

AKUNTANSI CSR
(KEBIJAKAN AKUNTANSI TERINCI YANG BERLAKU BAGI
PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN)

KELOMPOK 4 :
1. Belinda (13100760)
2. Elina Novyanti (13100765)
3. Rizki Arvita (13100797)

Prodi Akuntansi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
AL_Anwar Mojokerto
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya lah kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan lancar. Makalah ini kami susun dengan judul “kebijakan akuntansi terinci yang berlaku
bagi program kemitraan dan program bina lingkungan”. Makalah ini kami ajukan sebagai
tugas dari mata kuliah CSR.

Terima kasih kami sampaikan kepada bapak Drs.Ak. Kasman Wibisono, M.Si., C.A.
selaku dosen mata kulaih CSR yang telah membimbing dan memberi kuliah demi lancarnya
tugas ini. Juga rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk
makalah ini.

Demikianlah makalah ini kami susun semoga bermanfaat dapat memenuhi tugas
Seminar Akuntansi. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangn.

Mojokerto, 04 April 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Kebijakan Akuntansi Aktiva

Tujuan kebijakan akuntansi aktiva adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi aktiva.
Perlakuan akuntansi aktiva mencakup antara lain pengertian, pengakuan, pengukuran
dan pencatatan, penyajjian, dan pengungkapan.
a. Pengertian
Aktiva adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/ atau dimiliki oleh Unit
PKBL sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, dimana manfaat ekonomi/sosial di
masa depan diharapkan dapat diperoleh Unit PKBL serta dapat diukur dalam
satuan uang.
b. Klasifikasi
Aktiva diklasifikasikan menjadi aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lain-lain.

 Aktiva lancar
a) Aktiva Lancar
a. Pengertian
Aktiva lancar adalah aktiva yang diperkirakan akan direalisasikan atau
dimiliki untuk digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal unit
PKBL, atau dimiliki untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan direalisasi
dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal laporan posisi keuangan atau berupa
kas atau setara kas yang tidak dibatasi penggunaanya .
b. Klasifikasi
Aktiva lancar diklasifikasi menjadi kas dan setara kas, persediaan, piutang,
investasi, beban dibayar dimuka, pembiayaan bagi hasil, dan pajak dibayar
dimuka.
 Kas dan setara kas
a. Pengertian
 Kas adalah alat pembayaran yang sah yang siap dan bebas
dipergunakan untuk membiayai kegiatan unit PKBL. Yang termasuk
sebagai kas adalah saldo kas ditangan (cash on hand).
 Bank adalah saldo rekening bank unit PKBL yang dapat dipergunakan
secara bebas untuk membiayai kegiatan unit PKBL. Yang termasuk
sebagai saldo bank adalah seluruh saldo rekening unit PKBL yang
terdapat di Bank.
 Deposito adalah investasi sementara atas dana yang menganggur (idle
cash) milik unit PKBL. Deposito yang termasuk dalam kas dan bank
adalah deposito yang jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang dari 3
(tiga) bulan.
b. Pengakuan
Kas dan setara kas diakui pada saat kas dan setara kas tersebut diterima
oleh unit PKBL, yaitu :
 Kas telah diterima dan dicatat dalam rekening unit PKBL, apabila
diterima melalui transfer bank, atau
 Kas telah diterima dan dicatat dalam kas unit PKBL, demikian pula
halnya atas setara kas, termasuk deposito on-call.
c. Pengukuran dan pencatatan
Besarnya saldo kas ditetapkan menurut nilai nominalnya. Saldo bank
ditetapkan menurut nilai nominal saldo rekening unit PKBL di bank.
Sebagai dasar penetapan saldo tersebuat adalah hasil dari rekonsiliasi
bank.
d. Penyajian
Kas dan setara kas merupakan pos pada Laporan Posisi Keuangan yang
paling likuid sehingga disajikan pada urutan pertama aktiva lancar.
e. Pengungkapan
Kas dan setara kas disajikan sesuai dengan komponenyayaitu, kas,
bank, dan deposito. Rincian dan komponen kas dan setara kas
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang meliputi
program, jenis, lokasi penyimpanan, jatuh tempo, dan penjelasan
bahwa kas dan setara kas tersebut tidak dijaminkan.
 Persediaan
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi
terinci khusus untuk program kemitraan.
 Piutang
o Piutang penyisihan laba kepada BUMN pembina
 Pengertian
Piutang penyisihan laba kepada BUMN pembina adalah piutang unit
PKBL kepada BUMN pembina atas alokasi laba untuk program
kemitraan dan program bina lingkungan BUMN pembina yang
bersangkutan yang telah ditetapkan oleh rapat umum pemegang saham
(RUPS) atau rapat pembahasan bersama (RPB) tetapi belum
dibayarkan kepada unit PKBL.
 Pengakuan
Piutang penyisian laba kepada BUMN pembina diakui pada saat
RUPS/RPB telah menetapkan besarnya prosentasi alokasi laba BUMN
pembina untuk program kemitraan dan program bina lingkungan.
 Pengukuran dan pencatatan
Piutang penyisihan laba kepada BUMN pembina untuk periode
tertentu diukur dan dicatat sebesar prosentasi tertentu dari laba setelah
pajak BUMN pembina sesuai dengan keputusan RUPS/RPB, setelah
dikurangi dengan jumlah yang telah dibayarkan kepada unit PKBL.
 Penyajian
Piutang penyisihan laba disajikan dalam laporan posisi keuangan pada
kelompok aktiva lancar.
 Pengungkapan
Informasi yang perlu diungkapan dalam catatan laporan keuangan
diantaranya adalah besarnya presentasi alokasi laba yang telah
disetujui oleh RUPS/RPB untuk masing-masing program, jumlah
nominal alokasi laba, tahun buku laba yang disajiakan alokasi laba
yang telah dipenuhi oleh BUMN pembina, dan alokasi lainya yang
relevan.
o Piutang kepada BUMN pembina lain/lembaga penyalur.
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi
terinci untuk program kemitraan.
o Piutang sewa-beli syariah.
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi
terinci untuk program kemitraan.
o Alokasi penyisihan piutang sewa-beli syariah.
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi
terinci untuk program kemitraan.
o Piutang pendapatan bagi hasil.
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi
terinci untuk program kemitraan.
o Piutang pinjaman khusus.
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi
terinci untuk program kemitraan.
o Alokasi penyisihan piutang pinjaman khusus.
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi
terinci untuk program kemitraan.
o Piutang pinjaman mitra binaan.
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi
terinci untuk program kemitraan.
o Alokasi penyisihan piutang pinjaman mitra binaan.
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi
terinci untuk program kemitraan.
o Piutang lain-lain
 Pengertian
Piutang lain-lain adalah klaim atau tagihan unit PKBL yang tidak
terkait langsung dengan penyaluran program kemitraan dan program
bina lingkungan yang diharapkan dapat dicairkan/realisasikan menjadi
kas dalam satu periode akuntansi. Yang termasuk dalam piutang lain-
lain adalah piutang bunga. Piutang bunga merupakan pendapatan
bunga yang diperoleh PKBL dari hasil penggunaan aktiva PKBL oleh
pihak-pihak lain, seperti bunga deposito dan lain-lain.
 Pengakuan
Piutang lain-lain diakui pada saat timbulnya tagihan.
 Pengukuran dan pencatatan
Piutang lain-lain diukur dan dicatat sebesar jumlah bersih yang dapat
ditagih dari pihak lain, berdasarkan bukti tagihan yang bersangkutan.
 Penyajian
Piutang lain-lain disajikan dalam laporan posisi keuangan pada
kelompok aktiva lancar.
 Pengungkapan
Informasi yang perlu diungkapan dalam catatan atas laporan
diantaranya adalah rincian jenis piutang, jumlah masing-masing
piutang, dan informasi lainya yang relevan.
 Investasi
a. Pengertian
Investasi adalah penempatan sementara dana program kemitraan dan bina
lingkungan dalam bentuk deposito berjangka waktu lebih dari 3 (tiga)
bulan.
b. Pengakuan
Investasi diakui pada saat terjadinya penyerahan/penggunaan kas yang
diharapkan dapat memperoleh hasil/manfaat ekonomis.
Mutasi atas investasi diakui pada saat terjadi transaksi berupa penermaan
dan pencairan deposito yang jatuh temponya lebih dari 3 (tiga) bulan atau
pada saat reklasifikasi deposito yang jatuh temponya menjadi 3 (tiga)
bulan atau kurang dari 3 (tiga) bulan.
c. Pengukuran dan pencatatan
Investasi dalam bentuk deposito diukur dan dicatat sebesar nilai
nominalnya.
d. Penyajian
Investasi disajikan dalam laporan posisi keuangan pada kelompok aktiva
lancar.
e. Pengungkapan
Investasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan unit PKBL
sebesar nilai nominal, diserti keterangan jenis investasi dan informasi lain
yang relevan.
 Beban dibayar dimuka
a. Pengertian
Beban dibayar dimuka adalah beban yang merupakan kontra prestasi
atas jasa-jasa pihak lain kepada unit PKBL yang sebenarnya belum
menjadi kewajiban untuk membayar atau belum menjadi beban tahun
berjalan, tetapi telah dibayar.
b. Pengakuan
Beban dibayar dimuka diakui pada saat penyesuaian akhir periode
(menggunakan pendekatan beban)
c. Pengukuran dan pencatatan
Beban dibayar dimuka diukur dan dicatat sebesar jumlah yang belum
menjadi beban tahun berjalan. Pada awal periode berikutnya, dilakukan
jurnal pembalik, jika digunakan pendekatan beban.
d. Penyajian
Beban dibayar dimuka disajikan dalam laporan posisi keuangan pada
kelompok aktiva lancar.
e. Pengungkapan
Catatan atas laporan keuangan unit PKBL mengungkapkan rincian
beban dibayar dimuka berdasarkan jenis dan nilai nominalnya.
 Pembiayaan bagi hasil
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi
terinci untuk program kemitraan.
 Pajak dibayar dimuka
a. Pengertian
Pajak dibayar dimuka adalah pembayaran angsuran masa pajak kini
yang belum menjadi beban unit PKBL. Pajak ini dapat berupa setoran
masa PPh pasal 25 dapat juga berupa pajak-pajak lain yang dipotong
atau dipungut pihak ketiga yang dapat dikreditkan dalam menentukan
besarnya pajak terutang.
b. Pengakuan
Pajak dibayar dimuka diakui pada saat terjadinya pembayaran setoran
masa pajak atau saat terjadinya pungutan/potongan pajak oleh pihak
ketiga.
c. Pengukuran dan pencatatan
Pajak dibayar dimuka diakui pada sebesar jumlah nominal pembayarn
atau sebesar jumlah pungutan/pemotongan oleh pihak ketiga.
d. Penyajian
Pajak dibayar dimuka disajikan dalam laporan posisi keuangan pada
kelompok aktiva lancar.
e. Pengungkapan
Catatan atas laporan keuangan sekurang-kurangnya mengungkapkan
rincian jenis-jenis pajak dibayar dimuka beserta jumlah nominalnya,
besrta informasi lainya yang relevan.

 Aktiva Tetap
1. Aktiva Tetap
a. Pengertian
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang memenuhi semua kriteria berikut
ini :
 Diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu;
 Digunakan dalam operasi unit PKBL;
 Tidak dimasudkan untuk diperjual belikan;
 Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun;
 Harga perolehan cukup material;
b. Klasifikasi
Aktiva tetap diklasifikasikan menjadi :
 Inventaris dan peralatan ;
 Kendaraan
 Bangunan
 Tanah
c. Pengakuan
Aktiva tetap diakui pada saat diterima/diperoleh hak kepemilikanya dan atau
pada saat penguasaanya berpindah.
d. Pengukuran dan pencatatan
Aktiva tetap diukur dan dicatat berdasarkan nilai perolehanya. Aktiva tetap
yang diperoleh dalam bentuk siap pakai, nilai perolehanya berdasarkan atas
harga beli ditambah semua biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap yang
bersangkutan siap untuk digunakan, aktiva tetap tersebut dicatat pada saat
diterima oleh unit PKBL.
Aktiva tetap yang dibangun sendiri, nilai perolehanya didasarkan atas seluruh
biaya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aktiva yang bersangkutan.
Aktiva tetap yang diperoleh melalui transaksi sewa beli, nilai perolehanya
dicatat berdasarkan seluruh nilai tunai biaya yang dibebankan dalam kontrak
sewa beli.
Aktiva tetap yang diperoleh melalui hibah atau transaksi pertukaran non
moneter lainya dicatat berdasrkan nilai wajar dari aktiva yang diperoleh atau
aktiva yang diserahkan, mana yang lebih banyak berdasarkan bukti yang
tersedia pada saat serah terima.
Pengeluaran-pengeluaran untuk perbaikan aktiva tetap yang menambah masa
manfaat, kapasitas, dan mutu pelayanan aktiva tetap yang bersangkutan untuk
beberapa tahun pada prinsipnya harus dikapasitasi baik dengan menambahkan
pengeluaran-pengeluaran tersebut kedalam nilai aktiva yang bersangkutan
atau mengurangkanya dari akumulasi depresiasi untuk aktiva yang
bersangkutan.
Jenis-jenis pengeluaran yang dapat dikapasitasi adalah pengeluaran yang
sesuai dengan pedoman kapasitas biaya dan harus ditetapkan oleh
direksi/pengurus. Sedangkan pengeluaran untuk memelihara rutin yang
memberikan manfaat dalam tahun berjalan diakui langsung sebagai beban
pemeliharaan atau beban operasional lainya pada tahun berjalan.
Aktiva tetap yang tidak dipergunakan lagi dalam operasional dikeluarkan
secara administratif dari pos aktiva tetap dan dikelompokkan dalam aktiva
lain-lain.
Penilaian kembali aktiva tetap dimungkinkan hanya bila sudah diperoleh
mendasar yang otoratif. Dalam hal dilakukan penilaian kembali atas aktiva
tetap, maka nilai aktiva tetap dinyatakan sebesar nilai setelah diadakan
revaluasi.

e. Penyajian
Penyajian aktiva tetap dalam laporan posisi keuangan dinyatakan sebesar nilai
buku, yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Setiap jenis
aktiva tetap misalnya tanah, bangunan, hak atas tanah dan/atau bangunan, dan
sebagainya harus dinyatakan dalam laporan posisi keuangan secara terpisah
atau terinci pada catatan atas laporan keuangan.
f. Pengungkapan
Hal – hal berikut ini diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:
 Metode penyusutan yang digunakan.
 Masa manfaat, golongan, dan tarif penyusutan yang digunakan.
 Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan akhir
periode.
 Perubahan metode penyusutan harus diperlakukan sebagai suatu
perubahan kebijakan akuntansi dan harus dijelaskan alasan
perubahanya.

 Aktiva lain-lain
 Aktiva lain-lain
a. Pengertian
Aktiva lain-lain adalah aktiva yang tidak dapat secara layak digolongkan
ke dalam aktiva lancar dan aktiva tetap tertentu dalam laporan posisi
keuangan.
b. Klasifikasi
Aktiva lain-lain diklasifikasikan menjadi kas/bank yang dibatasi
penggunaanya, aktiva tetap tidak berfungsi, dana penjaminan KUM-LTA,
piutang bermasalah, dan alokasi penyisihan piutang bermasalah.
 Kas/bank yang dibatasi penggunanya
penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi
terinci khusus untuk program bina lingkungan.
 Aktiva tetap tidak berfungsi
 Pengertian
Aktiva tetap tidak berfungsi adalah aktiva tetap yang sudah tidak
digunakan atau tidak dioperasikan karena rusak atau sebab lain.
 Pengakuan
Aktiva tetap tidak berfungsi diakui pada saat aktiva tetap
direklasifikasi menjadi aktiva lain-lain.
 Pengukuran dan pencatatan
Aktiva tetap yang direklasifikasi menjadi aktiva tetap tidak
berfungsi disusutkan sampai dengan nilai sisa satu rupiah.
 Penyajian
Aktiva tetap tidak berfungsi disajikan dalam laporan posisi
keuangan pada kelompok aktiva lain-lain.
 Pengungkapan
Catatan atas laporan keuangan unit PKBL mengungkapkan rincian
kelompok aktiva tetap tidak berfungsi.
 Dana pinjaman KUM-LTA
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi
terinci untuk program kemitraan.
 Piutang bermasalah
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi
terinci untuk program kemitraan.
 Alokasi penyisihan piutang bermasalah
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi
terinci untuk program kemitraan.

2.1 Kebijakan Akuntansi Kewajiban

Tujuan kebijakan akuntansi kewajiban adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi


kewajiabn. Perlakuan akuntansi kewajiban mencakup antara lain pengertian,
pengakuan, pengukuran dan pencatatan, penyajian, pengungkapan, dan klasifikasi.
 Pengertian
Kewajiban adalah utang masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesainya akan menimbulkan arus keluar sumber daya ekonomi pada
masa mendatang.
 Klasifikasi
Kewajiban diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang.
 Kewajiabn jangka pendek
a. Pengertian
Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang pemenuhanya harus
dilakukan dalam jangka waktu operasi normal unit PKBL yang
biasanya satu tahun atau 12 bulan. Kewajiban jangka pendek mencakup
pula bagian kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam kurun
waktu kurang dari atau sama dengan 12 bulan sejak tanggal laporan
posisi keuangan.
b. Klasifikasi
Kewajiban jangka pendek terdiri dari hutang jangka pendek, biaya
yang masih harus dibayar, hutang pajak, bagian lancar hutang jangka
panjang kepala BUMN penyalur, bagian lancar hutang jangka panjang,
kelebihan pembayaran angsuran, dan angsuran belum teridentifikasi.
 Hutang jangka pendek
a. Pengertian
Hutang jangka panjang adalah semua kewajiban jangka
pendek dari transaksi dengan pihak lain yang pemenuhanya
harus dilakukan dalam waktu kurang dari atau sama dengan 12
bulan. Termasuk dalam kategori hutang jangka pendek ini
antara lain hutang pembelian inventaris dan peralatan.
b. Pengakuan
Hutang jangka pendek diakui pada saat terjadinya transaksi
atau saat perjanjian kontrak.
c. Pengukuran dan pencatatan
Hutang jangka pendek diukur dan dicatat sebesar nilai
transaksi atau perjanjian kontrak yang telah disepakati. Pada
akhr periode akuntansi, hutang jangka pendek diukur dan
dicatat sebesar nilai nominalnya. Hutang dalam mata uang
asing harus dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang
rupiah.
d. Penyajian
Hutang jangka pendek disajikan dalam laporan posisi
keuangan pada urutan pertama kewajiban jangka pendek.
e. Pengungkapan
Hutang jangka pendek diungkapkan dalam bentuk rincian
yang memuat nama kreditur, dan jumlah hutang kepada
masing-masing kreditur.
 Biaya yang masih harus dibayar
a. Pengertian
Biaya yang masih harus dibayar adalah biaya-biaya yang
masih harus dibayar unit PKBL yang timbul karena
diterimanya jasa/prestasi yang merupakan beban tahun
berjalan tetapi belum dibayar sampai dengan akhir periode
akubtabsi dan tidak melebihi masa satu tahun yang akan
datang. Biaya yang masih harus dibayar diakui pada saat
dilakukan penyesuaian pada periode (pendekatan beban) dan
pada awal periode berikutnya dilakukan jurnal (reversing
entry), jika menggunakan pendekatan beban.
b. Pengukuran atau pencatatan
Biaya yang masih harus dibayar diukur dan dicatat sebesar
jumlah biaya tahun berjalan yang belum dibayar.
c. Penyajian
Biaya yang masih harus dibayar disajikan dalam laporan
posisi keuangan pada pokok kewajiban jangka pendek.
d. Pengungkapan
Biaya yang masih harus dibayar diungkapakan dalam bentuk
rincian biaya yang menyebabkan beban tahun berjalan yang
belum dibayar. Rincian tersebut sekurang-kurangnya memuat
jenis beban dan jumlah nominalnya.
 Hutang pajak
a. Pengertian
Hutang pajak adalah kewajiban pajak yang masih harus
dibayar unit PKBL untuk pajak-pajak yang dipungut atau
dipotong dari pihak lain yang meliputi hutang PPh 21, hutang
PPh 23/26, hutang PPh 25/29, hutang PBB, dan hutang pajak
lain dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Pengakuan
Hutang pajak diakui pada saat transaksi terjadi, sesuai dengan
ketentuan perpajakan yang berlaku.
c. Pengukuran dan pencatatan
Hutang pajak diukur dan dicatat sebesar jumlah pajak terutang
berdasarkan ketentuan perpajakn yang berlaku.
d. Penyajian
Hutang pajak disajikan dalam laporan posisi keuangan pada
kelompok kewajiban jangka pendek.
e. Pengungkapan
Pengungkapan hutang pajak mencakup jenis pajak dan
nominal pajak, sesuai dengan ketentuan perpajakan yang
berlaku.
 Bagian lancar hutang jangka panjang kepada BUMN pembina lain.
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan
akuntansi terinci untuk program kemitraan.
 Bagian lancar hutang jangka panjang
a. Pengertian
Bagian lancar hutang jangka panjang adalah bagian dari
hutang jangka panjang yang jatuh tempo kurang dari atau
sama dengan 12 bulan . bagian lancar hutang jangka panjang
meliputi bagian lancar hutang, sewa guna usaha dan bagian
lancar hutang jangka panjang lainya.
b. Pengakuan
Bagian lancar hutang jangka panjang diakui pada saat
sebagian atau seluruh hutang jangka panjang akan jatuh tempo
kurang dari atau sama dengan 12 bulan dari tanggal laporan
keuangan.
c. Pengukuran dan pencatatan
Bagian lancar hutang jangka panjang diukur dan dicatat
sebesar jumlah bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh
tempo kurang dari atau sama dengan 12 bulan dari tanggal
laporan keuangan.
d. Penyajian
Bagian lancar hutang jangka panjang disajikan dalam laporan
posisi keuanganpada kelompok kewajiban jangka pendek.
e. Pengungkapan
Bagian lancar hutang jangka panjang diungkapkan dalam
bentuk rincian yang memuat jumlah dan informasi yang
berkaitan
 Kelebihan pembayaran angsuran
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan
akuntansi terinci untuk program kemitraan.
 Angsuran belum teridentifikasi
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan
akuntansi terinci untuk program kemitraan.
 Hutang jangka pendek lainya
a. Pengertian
Hutang jangka pendek lainya adalah kewajiban yang harus
segera dibayar atau pada unit PKBL dalam jangka waktu
kurang dari atau sama dengan 12 bulan yang tidak dapat
digolongkan menurut hutang jangka pendek yang tersedia.
b. Pengakuan
Hutang jangka pendek lainya diakui pada saat suatu kewajiban
diklasifikasikan di hutang jangka pendek atau pada saat
terjadinya kewajiban.
c. Pengukuran dan pencatatan
Hutang jangka pendek lainya diukur dan dicatat sebesar nilai
nominalnya.
d. Penyajian
Hutang jangka pendek lainya disajikan dalam laporan posisi
keuangan dalam pokok kewajiban jangka pendek.
e. Pengungkapan
Informasi yang diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan meliputi rincian utang jangka pendek lainya dan
informasi lainya yang relevan.
 Kewajiban jangka panjang
a. Pengertian
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang akan jatuh tempo
dalam jangka lebih dari satu tahun dari tanggal laporan keuangan.
b. Klasifikasi
Kewajiban jangka panjang diklasifikasikan menjadi hutang sewa guna
usaha , jangka panjang kepada BUMN pembina lain, dan hutang jangka
panjang lainya.
 Hutang sewa guna usaha
a. Pengertian
hutang sewa guna usaha adalah hutang yang timbul karena
kegiatan sewa guna usaha yang dilakukan oleh unit PKBL
baik finance leasa maupun operating lease, dengan batasan-
batasan berikut ini :
 Finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha, dimana
penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak mempunyai
hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha
berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.
 Operating lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana
penyewa guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk
membeli objek sewa guna usaha. Perlakuan akuntansi
untuk operating lease ini sama halnya dengan akuntansi
sewa biasa.
c. Pengakuan
hutang sewa guna usaha diakui pada saat terjadinya perjanjian
sewa guna usaha dan telah terjadi serah terima barang.
d. Pengukuran dan pencatatan
Hutang sewa guna usaha diukur dan dicatat sebagai kewajiban
pada awal masa sewa guna usaha sebesar nilai tunai dari
seluruh pembayaran sewa guna usaha, ditambah nilai sisa
yang harus dibayar oleh penyewa guna usaha pada akhir masa
sewa guna usaha.
e. Penyajian
Hutang sewa guna usaha disajikan dalam laporan posisi
keuangan pada kelompok kewajiban jangka panjang.
f. Pengungkapan
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan informasi
tentang jenis, jumlah, dan persyaratan kewajiaban, tingkat
diskonto.
 Hutang jangka panjang kepada BUMN pembina lain.
a. Pengertian
Hutang jangka panjang kepada BUMN pembina lain adalah
semua kewajiabn jangka panjang berkaitan dengan penyaluran
dana PKBL yang diterima dari unit PKBL BUMN pembina
lain.
b. Pengakuan
Hutang jangka panjang kepada BUMN pembina lain diakui
pada saat penerimaan dan dari unit PKBL BUMN lain.
c. Pengukuran dan pencatatan
Hutang jangka panjang kepada BUMN pembina lain diukur
dan dicatat sebesar jumlah yang diterima dari unit PKBL
BUMN lain, setelah dikurangi dengan jumlah pengembalian
yang telah dibayarkan dan bagian lancar hutang jangka
panjang kepada BUMN pembina.
d. Penyajian
Hutang jangka panjang kepada BUMN pembina lain disajikan
dalam laporan posisi keuangan dalam kelompok kewajiban
jangka panjang.
e. Pengungkapan
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan informasi
tentang jenis, jumlah, dan persyaratan kewajiban, serta
jaminan
 Hutang jangka panjang lainya
Hutang jangka panjang lainya adalah kewajiban yang harus
dipenuhi unit PKBL dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan yang
tidak dapat secara layak digolongkan ke dalam golongan hutang
jangka panjang diatas.
c. Pengakuan
Kewajiban jangka panjang lainya diakui pada saat terjadinya
transaksi pinjaman.
d. Pengukuran dan pencatatan
Kewajiban jangka panjang lainya diukur dan dicatat sebesar
jumlah yang menjadi kewajiban unit PKBL.
e. Penyajian
Kewajiban jangka panjang lainya disajikan dalam laporan
posisi keuangan pada pokok kewajban jangka panjang.
f. Pengungkapan
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan informasi
tentang jenis, jumlah, persyaratan kewajiban, serta jaminan.
Kewajiban berbunga jangka panjang tetap diklarifikasikan
sebagai kewajiban jangka panjang, walaupun kewajiban
tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan sejak
tanggal laporan posisi keuangan, apabila (PSAK NO1,
paragraf 47).
Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu
lebih dari 12 bulan : perusahaan bermaksut membiayai
kembali kewajiabn dengan pendanaan jangka panjang dan
maksut tersebut didukung dengan perjanjian pembiayaan yaitu
penjadwalan kembali pembayaran yang disepakati oleh pihak
kreditur dan pihak unit PKBL sebelum laporan keuangan
disetujui.

3.1 Kebijakan Akuntansi Aktiva Bersih

a. Pengertian
Aktiva bersih adalah aktiva dikurangi dengan kewajiban.
b. Penyajian
Aktiva bersih disajikan dalam laporan posisi keuangan setelah kewajiban.
c. Pengungkapan
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan informasi tentang saldo
awal aktiva bersih, dan surplus atau defisist tahun bberjalan. Catatan atas
laporan keuangan juga mengungkapkan informasi mengenai pembatasan
penggunaan aktiva bersih terikat.
d. Kualifikasi
Aktiva bersih dikualifikasikan menjadi aktiva bersih tidak terikat dan
aktiva bersih terikat.
 Aktiva bersih tidak terikat
Aktiva bersih tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaanya tidak
dibatasi untuk tujuan tertentu.
 Aktiva bersih terikat
Aktiva bersih terikat adalah sumber daya yang penggunaanya dibatasi
untuk tujuan tertentu atau tidak dapat digunakan untuk kegiatan
operasional.

4.1 Kebijakan Penyisihan BUMN Peduli

a. Pengertian
aktiva bersih terikat (ABT) adalah sumber daya yang penggunanya
dibatasi untuk tujuan tertentu atau tidak dapat digunakan untuk kegiatan
operasional.
 ABT – penyisihan BUMN peduli
Penjelasan rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan
akuntansi terinci khusus untuk program bina lingkungan.
 ABT – terbatas
Penjelasan rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan
akuntansi terinci khusus untuk program bina lingkungan.
5.1 Kebijakan Akuntansi Penerimaan Dan Pendapatan
a. pengertian
penerimaan dan pendapatan adalah arus masuk bruto sumber daya yang
merupakan hasil kegiatan utama unit PKBL selama suatu periode yang
mengakibatkan kenaikan atau penurunan aktiva bersih.
 Penerimaan
 Alokasi bagian laba dari BUMN pembina
a. Pengertian
Alokasi bagian laba dari BUMN pembina adalah alokasi dari
BUMN pembina atas penyisihan laba setelah pajak BUMN
pembina yang dotetapkan oleh RUPS/RPB untuk unit PKBL.
b. Pengakuan
Alokasi bagian laba dari BUMN pembina diakui pada saat RUPS
/RPB telah disetujui laporan keuangan BUMN pembina dan
menetapkan besarmya alokasi laba pada unit PKBL.
c. Pengukuran dan pencatatan
Alokasi bagian laba dari BUMN pembina untuk periode tertentu
diukur dan dicatat atas dasar jumlah dana yang dialokasikan
untuk program kemitraan dan program bina lingkungan sesuai
dengan keputusan RUPS/RPB.
d. Penyajian
Posisi bagian laba dari BUMN pembina disajikan dalam laporan
aktivitas pada urutan kelompok penerimaan.
e. Pengungkapan
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan rincian alokasi
bagian laba dari unit pembina, diantaranya adalah besarnya
presentase alokasi laba yang telah diakui oleh RUPS/RPB untuk
masing-masing program, jumlah nominal, tahun buku yang
dialokasikan, dan informasi lainya yang relevan.
 Penerimaan pelimpahan dana dari PKBL lain.
a. Pengertian
Penerimaan pelimpahan dana dari PKBL lain adalah jumlah
dana yang diterima unit PKBL BUMN lain tanpa kewajiban
mengembalikan untuk disalurkan kepada pembinaan.
b. Pengakuan
Penerimaan pelimpahan dana dari PKBL lain diakui pada
saat diterimanya dana unit PKBL lain.

c. Pengukuran dan pencatatan


Penerimaan pelimpahan dana dari PKBL lain diukur dan
dicatat sebesar jumlah dana yang diterima dari unit PKBL
lain.
d. penyajian
penerimaan pelimpahan dana dari PKBL lain disajikan
dalam laporan aktivitas pada kelompok penerimaan.
e. Pengungkapan
Informasi yang perlu diungkapkan diantaranya adalah
rincian penerimaan dari masing-masing BUMN yang
melimpahkan dana dan informasi lainya yang relevan.
 Penggantian beban operasional
a. Pengertian
Penggantian beban operasional adalah penerimaan dana
dari BUMN pembina atas penggantian beban operasional
unit PKBL yang melebihi batas pagu yang telah ditetapkan.
b. Pengakuan
Penggantian beban operasional diukur dan dicatat sebesar
realisasi penggantian beban operasional.
c. Pengukuran dan pencatatan
Penggantian beban operasional diukur dan dicatat sebesar
realisasi penggantian beban operasional.
d. Penyajian
Penggantian beban opearasional disajikan dalam laporan
aktivitas pada kelompok peneriamaan.
e. Pengungkapan
Informasi yang perlu diungkapakan diantaranya adalah
rincian beban operasional yang melebihi batas pagu yang
telah ditetapkan serta informasi lainya yang relevan.
 Sumbangan
a. Pengertian
Sumbanngan adalah dana atau barang yang diterima dari
pihak diluar unit PKBL tanpa adanya imbalan prestasi,
selain penerimaan pelimpahan dana dari unit PKBL lainya.
Contohnya adalah dana dari BUMN pembina untuk
program kemitraan dan atau program bina lingkungan
ketika BUMN pembina mengalami kerugian atau ketika
tidak ada pembagian laba.
b. Pengakuan
Sumbangan diakui pada saat dana atau barang diterima oleh
unit PKBL.
c. Pengukuran dan pencatatan
Sumbangan diukur dan dicatat sebesar nilai sumbangan
atau nilai wajar barang yang disumbangkan.
d. Penyajian
Sumbangan disajikan dalam laporan aktivitas pada
kelompok penerimaan.
e. Pengungkapan
Informasi yang perlu diungkapkan diantaranya adlaha
rincian pemberi sumbangan dengan jumlah sumbangan
serta informasi lainya yang relevan.
 Pendapatan
 Pendapatan jasa administrasi pinjaman
Penjelasan rinci terdpat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi
terinci khusus untuk program kemitraan.
 Pendapatan bagi hasil
a. Pengertian
Pendapatan bagi hasil merupakan pendapatan yang timbul dari
transaksi akad bersama usaha antara unit PKBL sebagai
pemilik dan mitra binaan sebagai kelola dana dengan nisbah
bagi hasil menurut kesepakatan dimuka.
b. Pengakuan
Pendapatan bagi hasil diakui pada saat nilai bagi hasil sesuai
nisbah yang dispakati telah diketahui secara pasti.
c. Pengukuran dan pencatatan
Pendapatan bagi hasil dapat diukur dengan menggunakan dua
metode, yaitu bagi laba atau bagi pendapatan. Menurut metode
bagi laba pendapatan bagi hail dihitung dari jumlah pendapatan
setelah dikurangi dengan penjualan yang berkaitan dengan
pengeloalaan dana. Sedangkan menurut metode bagi
pendapatan, pendapatan bagi hasil dihitung dari presentasi total
pendapatan pengelolaan dana, sesuai kesepakatan.
d. Penyajian
Pendapatan bagi hasil disjikan dalam laporan aktivitas
kelompok pendapatan.
e. Pengungkapan
Informasi yang perlu diungkapkan diantaranya adalah jumlah
pendapatan bagi hasil per propinsi serta informasi yang
relevan.
 Pendapatan sewa – beli syariah
a. Pengertian
Pendapatan sewa beli syariah merupakan pendapatan yang
diakibatkan dari adanya akad ijarah muntahiyah bittamlik yaitu
akad sewa menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa
untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang
disewaakanya dengan opsi perpindahan hak milik objek sewa
pada saat tertentu, sesuai akad sewa :
b. Pengakuan
Pendapatan sewa beli syariah diakui pada saat
diterima/terealisir.
c. Pengukuran / pencatatan
Pendapatan sewa beli syariah diukur dan dicatat sebesar
pendapatan yang terealisir.
d. Penyajian
Pendapatan sewa beli syariah disajikan dalam laporan aktivitas
pada kelompok pendapatan.
e. Pengungkapan
Informasi yang perlu diungkapkan diantaranya adalah jumlah
pendapatan sewa beli syariah per wilayah serta informasi
lainya yang relevan.
 Pendapatan bunga
a. Pengertian
Pendapatan bunga adalah pendapatan yang berasal dari bunga
deposito, jasa giro, bunga tabungan atau bunga simpanan
lainya.
b. Pengakuan
Pendapatan bunga diakui pada saat pendapatan tersebut telah
jatuh tempo.
c. Pengukuran dan pencatatan
Pendapatan bunga diukur dan dicatat sebesar nilai yang telah
ditentukan dalam ketetntuan.
d. Penyajian
Pendapatan bunga disajikan dalam laporan aktivitas pada
kelompok pendapatan.
e. Pengungkapan
Informasi yang perlu diungkapkan diantaranya adalah rincian
pendapatan bunga dan informasi lainya yang relevan.
 Pendapatan lain-lain
a. Pengertian
Pendapatan lain-lain adalah pendapatan yang tidak dapat
digolongkan menurut alokasi pendapatan di atas. Termasuk
dalam pendapatan lain-lain di antaranya “piutang bermasalah
dihapus - diterima kembali”. Penjelasan secara rinci “piutang
bermasalah dihapus – diterima kembali” terdapat pada uraian
mengenai kebijakan akuntansi terinci khusus untuk program
kemitraan.
b. Pengakuan
Pendapatan lain-lain diakui pada saat diterima.
c. Pengukuran dan pencatatan
Pendapatan lain-lain diukur dan dicatat sebesar nilai yang
diterima unit PKBL.
d. Penyajian
Pendapatan lain-lain disajikan dalam laporan aktivitas pada
urutan terakhir dalam pokok pendapatan.
e. Pengungkapan
Rincian informasi mengenai pendapatan lain-lain unit PKBL
perlu diungkapkan atas catatatn laporan keuangan. Rincian
tersebut memuat informasi mengenai jenis pendapatan lain-lain
tersebut, jumlah nominal, serta informasi lainya yang relevan.

6.1 Kebijakan Akuntansi Penyaluran, Beban Dan Pengeluaran

a. Pengertian
Penyaluran, beban, dan pengeluaran adalah pengeluaran yang diizinkan
untuk digunakan oleh pengelolaan unit PKBL dalam rangka pengelolaan
unit PKBL.
 Penyaluran
 Pembinaan kemitraan
Penjelasan rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan
akuntansi terinci khusus untuk program kemitraan.
 Penyaluran bina lingkungan
Penjelasan rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan
akuntansi terinci khusus untuk program bina lingkungan.
 Pelimpahan dana ke unit PKBL lain
a. Pengertian
Pelimpahan dan ke unit PKBL lian adalah penyaluran dana
kepada unit PKBL lain, tanpa kewajiban untuk
mengembalikanya, untuk disalurkan kepada mitra binaan.
b. Pengakuan
Pelimpahan dana ke unit PKBL lain diakui pada saat terjadi
penyerahan dana ke unit PKBL lain.
c. Pengukuran dan pencatatan
Pelimpahan dana ke unit PKBL lain diukur dan dicatat sesuai
jumlah dana yang diserahkan ke unit PKBL lain.
d. Penyajian
Pelimpahan dana ke unit PKBL lain disajikan dalam laporan
aktivitas kepada kelompok penyaluran.
e. Pengungkapan
Informasi yang perlu diungkapkan di antaranya adalah rincian
pelimpahan dana PKBL kepada masing-masing BUMN, dan
informasi lainya yang relevan.
 Beban dan pengeluaran
 Beban pembinaan
a. Pengertian
Beban pembinaan adalah beban yang dikeluarkan unit PKBL
berkaitkan dengan penyaluran pinjaman kepada mitra binaan
yang terdiri atas :
1. Beban survei
Beban survei adalah beban yang dikeluarkan oleh
unit PKBL untuk melakukan penelitian dan uji
kelayakan calon mitra binaan yang telah
mengajukan proposal pengajuan pinjaman.
2. Beban monitoring
Beban monitoring adalah beban yang dikeluarkan
oleh unit PKBL untuk melakukan pengawasan
terhadap saldo pinjaman mitra binaan.
3. Beban penagihan pinjaman
Beban penagihan pinjaman adalah beban yang
dikeluarkan oleh unit PKBL untuk melakukan
penagihan piutang kepada mitra binaan.
b. Pengakuan
Beban pembinaan diakui pada saat beban tersebut telah
menjadi kewajiban akibat transaksi keuangan yang dilakukan
oleh unit PKBL.
c. Pengukuran dan pencatatan
Beban pembinaan diukur dan dicatat sebesar beban yang telah
menjadi kewajiban akibat transaksi keuangan yang dilakukan
oleh unit PKBL.
d. Penyajian
Beban pembinaan disajikan pada kelompok beban dan
pengeluaran dalam suatu aktivitas.
 Beban upah tenaga harian / honorer
a. Pengertian
Beban upah tenaga kerja harian / honorer adalah beban yang
dikeluarakn unit PKBL untuk membayar upah tenaga harian /
honorer yang bekerja di unit PKBL.
b. Pengakuan
Beban upah tenaga harian / honorer diakui pada saat beban
tersebut telah menjadi kewajiban sebgai akibat transaksi
keuangan yang dilakukan oleh unit PKBL.
c. Pengukuran dan pencatatan
Beban upah tenga harian / honorer diukur dan dicatat sebesar
beban yang telah menjadi kewajiban sebagai akibat transaksi
keuangan yang dilakukan oleh unit PKBL.
d. Penyajian
Beban upah tenaga harian / honorer disajikan pada kelompok
beban dan pengeluaran dalam laporan aktivitas.
 Beban administrasi dan umum
a. Pengertian
Beban administrasi dan umum adalah beban – beban yang
dikeluarkan sehubungan dengan aktivitas klerikal unit PKBL.
Contoh beban ini adalah pembelian alat-alat kantor, beban
listrik, beban telfon, dan lain-lain.
b. Pengakuan
Beban administrasi dan umum diakui pada saat beban tersebut
telah menjadi kewajiban sebagai akibat transaksi keuangan
yang dilakukan oleh unit PKBL.
c. Pengukuran dan pencatatan
Beban administrasi dan umum diukur dan dicatat sebesar
beban yang telah menjadi kewajiban sebagai akibat transaksi
keuangan yang dilakukan oleh unit PKBL.
d. Penyajian
Beban administrasi dan umum disajikan pada kelompok beban
dan pengeluaran dalam laporan aktivitas.
 Beban pemeliharaan
a. Pengertian
Beban pemeliharaan adalah beban untuk perbaikan / perawatan
aktiva tetap untuk menjaga manfaat ekonomi masa yang yang
akan datang dan untuk mempertahankan standar kerja semula
atas suatu aktiva, yang dibebankan pada tahun berjalan. Beban
pemeliharaan meliputi beban pemeliharaan inventaris dan
peralatan, beban pemeliharaan kendaraan, dan beban
pemeliharaan bangunan/kantor.
b. Pengakuan
Beban pemeliharaan diakui pada saat beban tersebut telah
menjadi kewajiban sebagai akibat transaksi keuangan yang
dilakukan oleh unit PKBL.
c. Pengukuran dan pencatatan
Beban pemeliharaan diukur daan dicatat sebesar jumlah beban
yang telah menjadi kewajiaba.
d. Penyajian
Beban pemeliharaan disajiakn pada kelompok beban dan
pengeluaran dalam laporan akktivitas.
e. Pengungkapan
Catatan atas laoran keuangan menyajikan rincian besarnya
beban pemeliharaan untuk masing-masing jenis beban
pemeliharaan.
 Beban sewa
a. Pengertian
Beban sewa adalah beban untuk penyewaan barang/aktiva
tertentu yang dibebankan pada tahun berjalan.
b. Pengakuan
Beban sewa diakui pada saat beban tersebut telah menjadi
kewajiban sebagai akibat transaksi keuangan yang dilakukan
oleh unit PKBL.
c. Pengukuran dan pencatatn
Beban sewa diukur dan dicatat sebesar jumlah beban yang
telah menjadi pengeluaran.
d. Penyajian
Beban sewa disajikan pada kelompok beban dan pengeluaran
dalam laporan posisi keuangan.
 Beban penyusutan aktiva tetap
a. Pengertian
Beban penyusutan merupakan alokasi jumlah suatu aktiva yang
dapat disusutkan sepanjang massa manfaat yang dapat
diestimasi. Yang dapat disusutkan adalah aktiva yang ;(a)
diharapkan untuk digunakan terutama lebih dari satu periode
akuntansi;(b) memiliki suatu manafaat yang terbatas; yang
dikuasai oleh unit PKBL untuk digunakan dalam pemberian
jasa, untuk disewakan, atau tujuan operasional. Dengan
manfaat adalah periode suatu aktiva diharapkan digunakan
oleh unit PKBL dengan jumlah jasa atau unit serupa yang
diharapkan diperoleh dari aktiva unit PKBL. Jumlah yang
dapat disusutkan adalah biaya perolehan suatu aktiva dikurangi
nilai sisanya. Beban penyusutan aktiva tetap terdiri dari beban
penyusutan inventaris dan beban penyusutan kendaraan, dan
beban penyusutan bangunan.
b. Pengakuan
Beban penyusutan diakui pada akhir periode akuntansi.
c. Pengukuran dan pencatatan
Beban penyusutan diukur dan dicatat sebesar jumlah beban
penyusutan dari masing-masing aktiva yang dimiliki
berdasarkan metode penyussutan yang digunakan. Metode
yang digunakan adalah metode garis lurus dengan rincian tarif
sebagai berikut :

Jenis aktiva metode penyusutan tarif penyusutan

1. Bangunan garis lurus 5%


2. Kendaraan garis lurus 12,5%
3. Inventaris & peralatan garis lurus 25%

d. Penyajian
Beban penyusutan disajikan pada kelompok beban dan
pengeluaran dalam suatu aktivitas.
e. Pengungkapan
Catatan atas laporan keuangan menyajikan rincian besarnya
beban penyusutan untuk masing-masing jenis aktiva.
 Beban penyisihan piutang pinjaman
Penjelasan rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan
akuntansi terinci khusus untuk program kemitraan.
 Beban pajak
a. pengertian
beban pajak merupakan jumlah pajak yang ditanggung oleh
unit PKBL. Pajak – pajak dimaksut dapat berupa pasal 25/29,
PBB, dan atau pajak lainya, sesuai dengan peraturan perpajakan
yang berlaku.
b. pengakuan
beban pajak diakui pada saat transaksi terjadi, berdasarkan
peraturan perpajakan yang berlaku.
c. Pengukuran
Beban pajak diukur dan dicatat sebesar jumlah pajak terhutan,
berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku.
d. Penyajian
Beban pajak disajikan pada kelompok beban dan pengeluaran
dalam laporan aktivitas.
e. Pengungkapan
Beban pajak diungkapkan dalam bentuk rincian yang memuat
jenis pajak dan jumlah beban pajak, sesuai dengan peraturan
perpajakan yang berlaku.
 Beban dan pengeluaran lainya
a. Pengertian
Beban dan pengeluaran lainya adalah pengeluaran –
pengeluaran yang dibayarkan oleh unit PKBL dalam rangka
aktivitas unit PKBLyang tidak dapat dikategorikan pada
pos lainya. Termasuk dalam kelompok beban dan
pengeluaran lainya adalah beban bunga.
b. Pengakuan
Beban dan pengeluarn lainya diakui pada saat telah menjadi
kewajiban.
c. Pengukuran dan pencatatan
Beban dan pengeluaran lainya diukur dan dicatat sebesar
beban atau pengeluaran yang telah menjadi kewajiban.
d. Penyajian
Beban dan pengeluaran lainya disajikan pada kelompok
beban dan pengeluaran dalam laporan aktivitas.
e. Pengungkapan
Beban dan pengeluaran lainya diungkapkan dalam bentuk
kelompok beban atau pengeluaran yang terjadi beserta nilai
dan informasi lainya yang relevan.

7.1 Kebijakan Akuntansi Penyisihan

 Alokasi dana – BUMN peduli


Penjelasan rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci
khusus untuk program bina lingkungan.
 Aktiva bersih terikat – berakhir pemenuhan program
Penjelasan rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci
khusus untuk program bina lingkungan.
 Aktiva bersih terikat – berakhir waktu
Penjelasan rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci
khusus untuk program bina lingkungan.

8.1 Kebijakan Akuntansi Pos Luar Biasa

Pos – pos luar biasa adalah kejadian-kejadian yang meemnuhi kriteria-kriteria berikut:

1. Bersifat tidak normal, yaitu suatu peristiwa atau transaksi yang memiliki tingkat
abnormalitas yang tinggi dan secara nyata tidak ada hubunganya dengan kegiatan
– kegiatan rutin unit PKBL.
2. Tidak sering terjadi, yaitu suatu peristiea atau transaksi yang dianggap jarang
terjadi dan diharapkan tidak akan terulang dimasa mendatang.
 Keuntungan (kerugian) penjualan/penghapusan aktiva tetap
a. Pengertian
Keuntunga (kerugian) penjualan / penghapusan aktiva tetap adalah
beban / pendapatan yang timbul antara lain karena adanya penjualan /
penghapusan aktiva tetap baik karena habis masa manfaatnya, rusak,
pencurian, maupun bencana alam.
b. Pengakuan
Keuntungan (kerugian) penjualan / penghapusan aktiva tetap diakui
pada saat terjadinya keuntungan (kerugian) akibat penjualan /
penghapusan aktiva tetap.
c. Pengukuran dan pencatatan
Keuntungan (kerugian) penjualan aktiva tetap diukur dan dicatat
sebesar selisih antara nilai buku aktiva yang dijual dengan harga jual
aktiva tersebut. Keuntungan (kerugian) penghapusan aktiva tetap
diukur dan dicatat sebesar nilai buku.
d. penyajian
keuntungan (kerugian) penjualan / penghapusan aktiva tetap disajikan
setelah kelompok penyaluran, beban, dan pengeluaran dalam laporan
aktivitas.
e. Pengungkapan
Keuntungan (kerugian) penjualan/penghapusan aktiva tetap
diungkapkan dalam bentuk rincian aktiva yang dijual/dihapuskan
beserta nilai keuntungan atau kerugian dan informasi lain yang
relevan.

 Pendapatan luar biasa


a. Pengertian
Pendapatan yang berasal transaksi yang tidak biasa dan sangat
jarang terjadi. Contoh : kerugian akibat terjadinya kebakaran.
b. Pengakuan
Pendapatan dan beban luar biasa diakui pada saat peristiwa
tersebut terjadi.
e. pengukuran dan pencatatan
pendapatan dan beban luar biasa diukur dan dicatat pada saat
peristiwa tersebut terjadi sebesar keuntungan yang diperoleh atau
kerugian yang diderita.
f. Penyajian
Pendapatan dan beban luar biasa disajikan dalam laporan –
laporan aktivitas pada kelompok penyaluran, beban, dan
pengeluaran.
g. Pengungkapan
Pendapatan dan beban luar biasa diungkapkan dalam bentuk
rincian dari pendapatan dalam beban dan proses pos tersebut.
KESIMPULAN

Tujuan kebijakan akuntansi aktiva adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi


aktiva. Perlakuan akuntansi aktiva mencakup antara lain pengertian, pengakuan,
pengukuran dan pencatatan, penyajjian, dan pengungkapan. Dan Tujuan kebijakan
akuntansi kewajiban adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi kewajiabn.
Perlakuan akuntansi kewajiban mencakup antara lain pengertian, pengakuan,
pengukuran dan pencatatan, penyajian, pengungkapan, dan klasifikasi.
Kebijakan akuntansi penyaluran, beban dan pengeluaran adalah Penyaluran,
beban, dan pengeluaran adalah pengeluaran yang diizinkan untuk digunakan oleh
pengelolaan unit PKBL dalam rangka pengelolaan unit PKBL.
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Negara Badan Usaha Milik Negara, Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL) BUMN, Pedoman Akuntansi; hal 29-58

Anda mungkin juga menyukai