Anda di halaman 1dari 15

BAB 14

‘AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN :


PENGUJIAN PENGENDALIAN”

(Halaman 137 – 145)

Disusun oleh :

Sulistyani Utari 15.05.52.0030

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS STIKUBANK (UNISBANK) SEMARANG


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun persembahkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat

kesehatan jasmani dan rohani, sehingga dapat menyelesaikan makalah mata kuliah

Audit Keuangan ini .Mungkin di dalam makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena

itu kritik dan saran yang membantu untuk pembuatan makalah-makalah selanjutnya sangat

diharapkan agar pembuatan makalah-makalah selanjutnya menjadi lebih baik lagi, Akhir

katapenyusun mengucapkan banyak terima kasih atas kritik dan saran yang membantu untuk

kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya, Dan semoga makalah ini juga berguna untuk

kita semua.

Semarang, September 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Salah Saji Potensial, Aktivitas Pengendalian yang Diperlukan, dan
Prosedur Audit untuk Pengujian Pengendalian yang dapat Digunakan
oleh Auditor terhadap Transaksi Pengeluaran
Kas......................................................................................................... 5
2.2 Aktivitas Pengendalian dalam Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran
Kas......................................................................................................... 6
2.3 Penjelasan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap
Transaksi Pengeluaran Kas...................... ........... .......................... 8
2.4 Evaluasi Hasil Pengujian Pengendalian................................................ 10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tiada bangsa di dunia ini yang tidak menginginkan kemakmuran bagi masyarakatnya.
Kemakmuran tidak lepas dari kekayaan yang dimiliki dan dikelola oleh suatu
masyarakat.dengan kekayaan yang dimilikinya, suatu masyarakat akan dapat melakukan
banyak hal mengisi kehidupan didunia ini.

Masyarakat modern, kekayaan dinilai dengan dengan uang dan setiap transaksi aliran
kekayaan antar individu didalam masyarakat diukur dengan satuan uang. Untuk
mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan masyarakat modern memerlukan uang
sebagai ukuran transaksi. Bahkan masyarakat yang telah maju peradabannya, uang kertas
dan uang logam telah mulai digantikan dengan uang elektronik untuk mempercepat dan
mempermudah transaksi antar mereka. Bagi masyarakat yang tidak dialiri uang ibarat
bagian tubuh yang tidak dialiri oleh darah. Miskin dan tidak banyak yang dilakukan untuk
mengisi kehidupan.

Uang berbicara melalui bahasa komunikasi yang disebut akuntansi. Penggunaan uang
telah merembes ke semua aspek kehidupan manusia modern memerlukan akuntansi
sebagai komunikasi keuangan antar individu didalam masyarakat. Kebutuhan akan
informasi akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan kekayaan yang dimiliki
oleh masyarakat.

Setiap pihak yang diserahi wewenang untuk mengelola kekayaan investor,


berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan kekayaan tersebut kepada
investor. Dalam mempertanggung jawabkan kekayaan, manajemen perusahaan
menggunakan akuntansi sebagai bahasa komunikasi. Untuk itu, perusahaan perlu
menyelenggarakan akuntansi yang memungkinkan disajikannya laporan pertanggung
jawaban keuangan kepada para investor.

1
Pertanggung jawaban keuangan memerlukan dua unsur yaitu :
a. Kompetensi dalam bidang akuntansi, dan
b. Keandalan informasi akuntansi yang dihasilkan

Semakin kompleks perekonomian suatu masyarakat, semakin kompleks transaksi


keuangan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut, sehingga memerlukan kompetensi
yang tinggi untuk mencerminkan transaksi keuangan mereka dengan informasi akuntansi.
Disamping itu, pertanggung jaawaban keuangan diperlukan pengetahuan yang disebut
auditing.

Pengetahuan auditing menjadikan orang kompeten untuk menilai kewajaran


pertanggung jawaban keuangan, sehingga memungkinkan orang yang terjun dalam profesi
akuntan publik mampu menghasilkan jasa yang menjadikan masyarakat keuangan dapat
memperoleh informasi keuangan yang andal. Informasi keuangan yang andal bagi
masyarakat keuangan dalam mengambil keputusan pengalokasian sumber daya ekonomi
secara efektif dan efisien.

Sehubungan dengan uraian-uraian diatas, maka diperlukan perancangan program


audit terhadap siklus kegiatan perusahaan. Pengujian pengendalian ditujukan oleh akuntan
publik untuk menguji efektivitas pengendalian dengan kliennya. Pengujian pengendalian
disesuaikan dengan penggolongan siklus kegiatan perusahaan. Pada kesempatan kali ini,
hal yang akan dibahas ialah mengenai materi tentang audit terhadap siklus pengeluaran;
pengujian pengendalian.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa sajakah aktivitas pengendalian dalam sistem informasi akuntansi pengeluaran
kas ?
2. Bagaimana prosedur program audit untuk pengujian pengendalian terhadap
transaksi pengeluaran kas ?
3. Apa sajakah evaluasi hasil pengujian pengendalian ?

2
1.3. Tujuan
1. Untuk memaparkan aktivitas – aktivitas pengendalian dalam sistem informasi
akuntansi pengeluaran kas.
2. Untuk menjelaskan prosedur program audit untuk pengujian pengendalian
terhadap transaksi pengeluaran kas.
3. Untuk menjelaskan evaluasi hasil pengujian pengendalian.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Salah Saji Potensial, Aktivitas Pengendalian yang Diperlukan, dan Prosedur
Audit untuk Pengujian Pengendalian yang dapat Digunakan oleh Auditor
terhadap Transaksi Pengeluaran Kas

Tabel dibawah ini meringkas salah saji potensial dalam setiap tahap transaksi
pengeluaran kas, aktivitas pengendalian yang diperlukan, dan prosedur audit untuk
pengujian pengendalian yang dapat digunakan oleh auditor untuk melakukan pengujian
pengendalian terhadap setiap tahap transaksi pengeluaran kas

Tahap Salah Saji Aktivitas Pengujian Pengendalian K K H P P


Transaksi Potensial Pengendalian yang yang dapat K K A P
diperlukan dilaksanakan
Pembayar Cek Penandatangan cek Lakukan pengamatan √ √
an utang dikeluarkan harus meriview terhadap prosedur
untuk bukti kas keluar
pembelian dan kelengkapan
yang tidak dokumen
diotorisasi pendukungnya

Bukti kas Bubuhkan cap Periksa cap “lunas” √


keluar “lunas” terhadap yang tercantum dalam
dibayar bukti kas keluar bukti kas keluar yang
lebih dari yang telah dibayar telah dibayar beserta
satu kali beserta dokumen dokumen
pendukungnya pendukungnya
Cek Pengecekan Pelaksanaan kembali √
dikeluarkan independen antara pengecekan independen
dengan cek dengan bukti
jumlah yang kas keluar
salah
Pencatatan Cek yang Pertanggungjawaba Periksa √
dikeluarkan n semua nomer pertanggungjawaban
tidak dicatat urut cek semua nomor urut cek

Kesalahan Pengecekan secara Review bukti adanya √ √ √


dalam independen posting pengecekan independen
pencatatan ke dalam jurnal
cek dengan akun
kontrol ke dalam
buku besar

Cek tidak Rekonsiliasi bank Periksa rekonsiliasi √ √ √
dicatat secara periodik bank
segera oleh pihak
independen

Pengecekan Lakukan pengamatan √ √


independen terhadap prosedur
terhadap tanggal pelaksanaan kembali
yang tercantum
dalam bonggol cek
dengan tanggal
pencatatannya

KK = keberadaan dan keterjadian; K = kelengkapan; HK = hak dan kewajiban; PA =


penilaian atau alokasi; PP = penyajian dan pengungkapan

5
2.2. Aktivitas Pengendalian dalam Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas

Berdasarkan salah saji yang diperkirakan akan terjadi dalam transaksi pengeluaran kas
sebagaimana dirinci dalam tabel diatas, aktivitas pengendalian yang dapat mencegah dan
mendeteksi salah saji tersebut mencakup :

1. Penandatangan cek harus mereview bukti kas keluar dan dokumen pendukungnya
Untuk menjamin bahwa cek yang dikeluarkan adalah untuk pembayaran
transaksi pembelian yang telah disetujui, penandatangan cek diwajibkan untuk
melakukan review terhadap bukti kas keluar dan dokumen pendukungnya, sebelum ia
menandatangani cek. Review dilakukan terhadap :
1) Jumlah moneter yang dicantumkan dalam cek sama dengan jumlah moneter
yang tercantum dalam bukti kas keluar
2) Kelengkapan dokumen pendukung bukti kas keluar
3) Setiap dokumen pendukung ditandatangani oleh manajer yang berwenang
4) Bukti kas keluar ditandatangani oleh manajer yang berwenang
Aktivitas pemgendalian ini ditujukan untuk menjamin asersi keberadaan dan
keterjadian serta hak dan kewajiban transaksi pengeluaran kas.

2. Pembubuhan cap lunas terhadap bukti kas keluar yang telah dibayar beserta dokumen
pendukungnya
Untuk mengurangi risiko terjadinya pembayaran bukti kas keluar lebih dari
satu kali, bukti kas keluar yang telah dibayar dibubuhi cap ‘lunas’ diatasnya dan juga
untuk menghindari pembuatan bukti kas keluar lebih dari satu kali untuk pembelian
barang yang sama, dokumen pendukung bukti kas keluar yang bersangkutan
dibayar.Aktivitas ini ditujukan untuk menjamin asersi keberadaan dan keterjadian
serta hak dan kewajiban transaksi pengeluaran kas.

3. Pengecekan secara independen antara cek dengan bukti kas keluar


Pengecekan independen mengecek jumlah moneter yang ditulis dalam cek
dengan jumlah moneter yang tercantum dalam bukti kas keluar.Akticitas
pengendalian ini ditujukan untuk menjamin asersi penilaian transaksi pengeluaran
kas.

6
4. Pertanggungjawaban semua nomor urut cek
Pemakaian formulir cek perlu diawasi dengan menggunakan formulir cek
bernomor tercetak.Penggunaan formulir cek harus dipertanggungjawabkan melalui
pemakaian nomor urut tercetak yang tercantum dalam formulir cek.Cek yang
dibatalkan akibat keliru penulisannya atau rusak tetap harus disimpan untuk
dipertanggungjawabkan.Aktivitas ini ditujukan untuk menjamin asersi kelengkapan
transaksi pengeluaran kas.

5. Pengecekan secara independen posting ke dalam catatan akuntansi


Dalam pencatatan pengeluaran kas, dokumen sumber yang digunakan sebagai
dasar pencatatan pengurangan kas adalah bukti kas keluar.Data ini dicatat melalui dua
jalur: (1) dicatat kedalam register cek dan kemudian diringkas ke dalam akun kontrol
kas dan utang usaha dalam buku besar (2) dicatat dalam buku pembantu utang
sebagai rincian akun kontrol utang yang tercantum dakam buku besar.Dengan
demikian untuk mengecek ketelitian data akuntansi yang dicatat di akun kontrol utan
usaha dalam buku besar, aktivitas pengendalian mengharuskan secara periodik
diadakan rekonsiliasi antara buku pembantu utang dengan akun kontrol utang usaha
dalam buku besar.

6. Rekonsiliasi bank secara periodik oleh pihak ketika yang independen


Untuk menjamin keandalan catatan kas perusagaabm secara periodik fungsi
audit intern melakukan rekonsiliasi anatara catatan kas perusahaan dengan rekening
koran bank yang diterima secara periodik dari bank.Aktivitas pengendalian ini
ditujukan untuk menjamin asersi keberadaan dan keterjadian, kelengkapan, penilaian
atau alokasi, serta penyajian dan pengungkapan transaksi pengeluaran kas.

7
7. Pengecekan secara independen terhadap tanggal yang tercantum dalam bonggol cek
dan tanggal pencatatannya
Untuk mendorong pencatatan segera cek yang telah dibayarkan kepada
pemasok ke dalam register cek fungsi audit intern melakukan pengecekan secara
independen terhadap tanggal yang tercantum dalam bonggol dan tanggal
pencatatannya.Aktivitas ini ditujukan untuk menjamin asersi keberadaan dan
keterjadian serta kelengkapan transaksi pengeluaran kas.

2.3. Penjelasan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi


Pengeluaran Kas
1. Lakukan Pengamatan Terhadap Prosedur Pembuatan Cek dan Pencatatan Cek ke
Dalam Register Cek
Pengamatan ini ditujukan untuk membuktikan : (1) adanya pemisahan dua fungsi
pokok : fungsi penyimpanan dan fungsi akuntasi dalam transaksi pengeluaran kas ; (2)
setiap transaksi pengeluaran kas dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi sehingga
tercipta adanta pengecekkan intern dalam setiap pelaksanaan transaksi tersebut ; (3)
setiap pengeluaran kas segera dicatat dalam catatan akuntansi yang
bersangkutan.Pengamatan dilaksanakan dengan mengikuti pelaksanaan pembuatan
cek ini, auditor melakukan pengamatan terhadap :
1) Review yang dilakukan oleh pembuat cek atas bukti kas keluar beserta
dokumen pendukungnya sebelum penulisan cek
2) Review atas otirisasi yang tercantum dalam bukti kas keluar beserta dokumen
pendukungnya

2. Ambil Sampel Transaksi Pengeluaran Kas dari Register Cek dan Lakukan
Pemerikasaan Terhadap Dokumen Pendukung
Auditor mengambil sampel bukti kas keluar yang telah dibayar dari arsip dokumen
tersebut yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi umum.Aktivitas pengendalian
yang diperiksa oleh auditor dalam pemeriksaannya terhadap bukti kas keluar yang
telah dibayar tersebut adalah :

8
1) Penggunaan formulir bukti kas keluar dan cek yang bernomor urut tercetak
2) Adanya pertanggungjawaban penggunaan formulir bukti kas keluar dari cek
yang bernomor urut tercetak tersebut
3) Tanda tangan otorisasi atas bukti kas keluar dari yang berwenang
4) Kesesuaian informasi yang dicantumkan dalam bukti kas keluar dengan
informasi yang tercantum dalam dokumen pendukungnya (misalnya nama
pemasok, jumlah moneter)
5) Kelengkapan dokumen pendukung bukti kas keluar (permintaan cek, kuitansi)
6) Tanda tangan otorisasi atas dokumen pendukung dari yang berwenang
7) Ketelitian pencatatan informasi yang tercantum dalam bukti kas keluar ke
dalam buku pembantu utang dan register cek

3. Periksa Bukti Digunakannya Formulir Bernomor Urut Tercetak dan


Pertanggungjawaban Pemakaian Formulir Tersebut.
Dalam transaksi pengeluaran kas, formulir bukti kas keluar dan cek harus bernomor
urut tercetak dan pemakaian formulir tersebut diipertanggungjawabkan melalui
pemakaian nomor urut tercetak tersebut. Auditor memeriksa apakah klien
menggunakan formulir bernomor urut tercetak pada waktu auditor mengambil sampel
bukti kas keluar dan pada waktu melakukan inspeksi terhadap formulir cek yang
belum dipakai.

4. Ambil Sampel Bukti Kas Keluar yang Telah Dibayar dan Lakukan Pengusutan ke
Dokumen dan Catatan Akuntansi yang Bersangkutan.
Untuk membuktikan bahwa setiap transaksi pengeluaran kas telah didahului dengan
adanya otorisasi dari fungsi keuangan, auditor mengambil sampel bukti kas keluar
yang telah dibayar dari arsip dokumen tersebut yang disimpan oleh fungsi akuntansi
umum. Bukti kas keluar dalam arsip tersebut dilampiri dengan permintaan cek
membuktikan telah disetujuinya pengeluaran kas kepada pemasok yang bersangkutan.
Dalam pemeriksaan terhadap bukti kas keluar tersebut, auditor melakukan
pemeriksaan terhadap pengguna nomor urut dan pertanggungjawaban pengguna
dokumen bernomor urut.

9
5. Periksa Adanya Pengecekan Independen Terhadap Posting ke Buku Pembantu dan
Jurnal
Untuk menguji keandalan prosedur pencatatan transaksi pengeluaran kas,
auditor menguji ketelitian posting ringkasan register cek ke dalam akun yang
bersangkutan dalam buku besar.Auditor mengambil sampel rekapitulasi bulanan
register cek dan membandingkan dengan jujmlah yang di-posting dalam akun yang
bersangkutan dalam buku besar.

2.4. Evaluasi Hasil Pengujian Pengendalian

Penaksiran risiko pengendalian untuk suatu asersi merupakan faktor penentu


tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk suatu aseri, yang pada gilirannya akan
berdampak terhadap tingkat pengujian subtantif yang direncanakan yang harus dilakukan
untuk menyelesaikan audit. Jika risiko pengendalian ditaksir terlalu rendah, risiko deteksi
dapat terlalu tinggi ditetapkan dan auditor dapat melaksanakan pengujian subtantif yang
tidak memadai sehingga auditnya tidak efektif. Sebaliknya, jika risiko pengendalian
ditaksir terlalu tinggim auditor dapat melakukan pengujian subtantif melebihi dari jumlah
yang diperlukan, sehingga auditor melakukan audit yang tidak efisien.

Berbagai tahap penaksiran risiko pengendalian terhadap berbagai sistem informasi


akuntansi yang membentuk siklus pengeluaran merupakan proses audit yang dilaksanakan
oleh auditor dalam rangka memperoleh pemahaman tentang struktur pengendalian intern
terhadap siklus pengeluaran. Setelah memperoleh pemahaman atas kebijakan dan prosedur
struktur pengendalian intern yang relevan dengan pelaporan keuangan siklus pengeluaran
dan setelah menaksir risiko pengendalian untuk berbagai asersi akun yang terkait dengan
siklus pengeluaran, auditor harus membandingkan tingkat risiko pengendalian
sesungguhnya atau final dengan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk
asersi tersebut.

Jika tingkat risiko pengendalian final sama dengan yang direncanakan, auditor
dapat melanjutkan untuk mendesain pengujian subtantif khusus berdasarkan tingkat
pengujian subtantif yang direncanakan.Jika tingkat risiko pengendalian final tidak sama
dengan yang direncanakan, auditor harus mengubah tingakt pengujian subtantif sebelum
auditor mendesain pengujian subtantif khusus untuk menampung tingakt risiko deteksi
yang dapat diterima.
10
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan salah saji yang diperkirakan akan terjadi dalam transaksi pengeluaran kas
sebagaimana dirinci dalam tabel diatas, aktivitas pengendalian yang dapat mencegah dan
mendeteksi salah saji tersebut mencakup :

1) Penandatangan cek harus mereview bukti kas keluar dan dokumen


pendukungnya
2) Pembubuhan cap lunas terhadap bukti kas keluar yang telah dibayar beserta
dokumen pendukungnya
3) Pengecekan secara independen antara cek dengan bukti kas keluar
4) Pertanggungjawaban semua nomor urut cek
5) Pengecekan secara independen posting ke dalam catatan akuntansi
6) Rekonsiliasi bank secara periodik oleh pihak ketika yang independen
7) Pengecekan secara independen terhadap tanggal yang tercantum dalam
bonggol cek dan tanggal pencatatannya

Jika tingkat risiko pengendalian final sama dengan yang direncanakan, auditor dapat
melanjutkan untuk mendesain pengujian subtantif khusus berdasarkan tingkat pengujian
subtantif yang direncanakan.Jika tingkat risiko pengendalian final tidak sama dengan
yang direncanakan, auditor harus mengubah tingakt pengujian subtantif sebelum auditor
mendesain pengujian subtantif khusus untuk menampung tingakt risiko deteksi yang
dapat diterima.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi (2009), Auditing Edisi 6 Buku II, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai