PENDAHULUAN
Dokumen sumber dan pendukung yang dipakai sebagai dasar pencatatan dalam
pencatatan akuntansi merupakan keluaran berbagai sistem tersebut.
Informasi merupakan data yang telah diolah sedemikian rupa, sehingga dapat
dijadikan dasar bagi pengambilan keputusan. Informasi memegang peran yang
sangat penting dalam suatu perusahaan untuk mengetahui kegiatan apa yang telah
terjadi dengan perusahaannya, melakukan evaluasi apakah kegiatan yang dilakukan
telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan menjamin agar data tersebut
dapat diolah secara efisien menjadi informasi yang akurat, dapat dipercaya dan tepat
waktu maka dalam pengolahan data tersebut diperlukan suatu alat yang dinamakan
sistem informasi.
Piutang merupakan suatu proses yang penting, yang dapat menunjukkan satu bagian
yang besar dari harta likuid perusahaan.
Piutang sering dikatakan sebagai tagihan atas segala sesuatu hak perusahaan baik
berupa uang, barang maupun jasa atas pihak ketiga setelah perusahaan
melaksanakan kewajibannya, sedangkan secara sempit piutang diartikan sebagai
tagihan yang hanya dapat diselesaikan dengan diterimanya uang di masa yang akan
datang.
1.2 TUJUAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan uraian dari Latar Belakang diatas, bahwa kegiatan pokok perusahaan
manufaktur terdiri dari: desain dan pengembangan produk pengolahan bahan baku
menjadi produk jadi, dan penjualan produk jadi kepada pembeli.
Dokumen sumber adalah dokumen yang datanya dipakai sebagai sumber pencatatan
kedalam catatan akuntansi (jurnal dan buku pembantu).dokumen pendukung adalah
dokumen yang menguatkan data yang dicantumkan didalam dokumen sumber.
Dokumen sumber dan pendukung yang dipakai sebagai dasar pencatatan dalam
pencatatan akuntansi merupakan keluaran berbagai sistem berikut ini :
Sistem akuntansi utang dirancang untuk mencatat transaksi terjadinya utang dan
berkurangnya utang. Terjadinya utang berasal dari transaksi pembelian kredit
dan berkurangnya utang berasal dari transaksi retur pembelian dan pelunasan
utang. Transaksi pelunasan utang dikelompokan kedalam sistem akuntansi kas.
Kegiatan retur pembelian dimulai dengan pembuatan memo debit oleh fungsi
pembelian, kemudian dilanjutkan dengan pengiriman barang kepada pemasok,
pencatatan berkurangnya utang karena transaksi retur pembelian dan berahir
dengan distribusi pembelian. Oleh karena itu sistem akuntansi untuk mencatat
berkurangnya utang karena retur pembelian terdiri dari jarigan prosedur berikut
ini :
Pada dasarnya informasi merupakan data yang telah diolah sedemikian rupa,
sehingga dapat dijadikan dasar bagi pengambilan keputusan. Informasi memegang
peran yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk mengetahui kegiatan apa
yang telah terjadi dengan perusahaannya, melakukan evaluasi apakah kegiatan yang
dilakukan telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan menjamin agar data
tersebut dapat diolah secara efisien menjadi informasi yang akurat, dapat dipercaya
Ada beberapa perbedaan sistem informasi yang diterapkan perusahaan. Salah satu
sistem informasi yang sangat diperlukan bagi manajemen untuk mengolah data
administrasi dan keuangan adalah sistem informasi akuntansi. Perbedaan tersebut
sebenarnya hanya terletak pada penekanannya saja, namun pada dasarnya tetap
mengandung pengertian yang sama.
Penjelasan di atas menekankan pada proses dan prosedur pengelolaan atas informasi
keuangan organisasi mulai dari penerimaan sampai dengan informasi tersebut tidak
berguna lagi bagi organisasi.
Pengertian di atas jelas mengenai sistem informasi akuntansi dan dapat diambil
kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi mencakup proses dan prosedur
pengelolaan informasi keuangan organisasi dengan tujuan untuk pelaporan kepada
pihak intern maupun ekstern perusahaan.
2.2 Piutang
Piutang merupakan suatu proses yang penting, yang dapat menunjukkan satu bagian
yang besar dari harta likuid perusahaan.
Penjelasan definisi di atas diketahui bahwa piutang secara luas diartikan sebagai
tagihan atas segala sesuatu hak perusahaan baik berupa uang, barang maupun
jasa atas pihak ketiga setelah perusahaan melaksanakan kewajibannya,
sedangkan secara sempit piutang diartikan sebagai tagihan yang hanya dapat
diselesaikan dengan diterimanya uang di masa yang akan datang.
Pada umumnya piutang timbul ketika sebuah perusahaan menjual barang atau jasa
secara kredit dan berhak atas penerimaan kas di masa mendatang, yang prosesnya
dimulai dari pengambilan keputusan untuk memberikan kredit kepada langganan,
melakukan pengiriman barang, penagihan dan akhirnya menerima pembayaran,
dengan kata lain piutang dapat juga timbul ketika perusahaan memberikan pinjaman
uang kepada perusahaan lain dan menerima promes atau wesel, melakukan suatu
jasa atau transaksi lain yang menciptakan suatu hubungan dimana satu pihak
berutang kepada yang lain seperti pinjaman kepada pimpinan atau karyawan.
Piutang merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam modal kerja suatu
perusahaan. Sebagian piutang dapat dimasukkan dalam modal kerja yaitu bagian
piutang yang terdiri dari dana yang diinvestasikan dalam produk yang terjual dan
sebagian lain yang termasuk modal kerja potensial yaitu bagian yang merupakan
keuntungan.
Pada umumnya piutang bersumber dari kegiatan operasi normal perusahaan yaitu
penjualan kredit atas barang dan jasa kepada pelanggan, tetapi selain itu masih
banyak sumber-sumber yang dapat menimbulkan piutang.
Smith and Skousen memberikan klasifikasi piutang terdiri atas “piutang dagang
(trade receivables) dan piutang bukan dagang”.
Piutang dagang
Wesel tagih ini didukung oleh suatu janji formal tertulis untuk membayar.
Piutang usaha merupakan piutang dagang yang tidak dijamin “rekening terbuka”.
Piutang dagang merupakan suatu perluasan kredit jangka pendek kepada
pelanggan. Pembayaran-pembayarannya biasanya jatuh tempo dalam tiga puluh
sampai sembilan puluh hari. Perjanjian kreditnya merupakan persetujuan
informal antara penjual dan pembeli yang didukung oleh dokumen-dokumen
perusahaan yaitu faktur dan kontrak-kontrak penyerahan. Biasanya piutang
dagang tidak mencakup bunga, meskipun bunga atau biaya jasa dapat saja
ditambahkan bilamana pembayaran tidak dilakukan dalam periode tertentu,
dengan kata lain piutang dagang merupakan tipe piutang paling besar.
Piutang bukan dagang ini meliputi seluruh tipe piutang lainnya dan mempunyai
beberapa transaksi-transaksi yaitu :
Piutang merupakan klaim atautagihan perusahaan terhadap pihak ketiga yang timbul
karena adanya suatu transaksi. Pada dasarnya piutang dapat dikelompokkan menjadi
3 jenis, yaitu :
1. Piutang Dagang
2. Piutang wesel
Piutang wesel adalah piutang berupa perjanjian tertulis debitur kepada kreditur
untuk membayar sejumlah uang yang tercantum dalam surat janji tersebut pada
waktu tertentu di masa yang akan datang. Umumnya piutang wesel berjangka
waktu lebih dari 60 hari, apabila piutang wesel berjangka waktu kurang dari satu
tahun dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar, sedangkan untuk piutang
wesel berjangka waktu lebih dari satu tahun diperlakukan sebagai piutang
jangka panjang.
3. Piutang lain-lain
Piutang lain-lain adalah tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pihak lain
akibat dari transaksi yang secara tidak langsung berhubungan dengan kegiatan
normal usaha perusahaan. Beberapa contoh yang termasuk dalam piutang lain-
lain diantaranya :
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 10
Tuntutan kerugian kepada perusahaan asuransi
Tuntutan atas pengurangan pajak
Piutang merupakan aktiva yang penting dalam perusahaan dan dapat menjadi bagian
yang besar dari likuiditas perusahaan. Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila
perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti bahwa perusahaan
lebih mengutamakan keselamatan kredit daripada pertimbangan profitabilitas.
Syarat yang ketat misalnmya dalam bentuk batas waktu pembayaran yang
pendek, pembebanan bunga yang berat pada pembayaran piutang yang terlambat.
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 11
e. Kebiasaan Membayar Dari Para Langganan
Kebiasaan para langganan untuk membayar dalam periode cash discount akan
mengakibatkan jumlah piutang lebih kecil, sedangkan langganan membayar
periode setelah cash discount akan mengakibatkan jumlah piutang lebih besar
karena jumlah dana yang tertanam dalam piutang lebih lama untuk menjadi kas.
Misalnya:
PT. ABC pada tanggal 14 Januari 2013 menjual barang dagangan kepada PT.
Sentosa seharga Rp. 20.000.000 dengan termin 2/10, n/30. Pada tanggal 16 Januari
2013 ada beberapa barang yang cacat sehingga dikembalikan kepada PT. ABC. Bila
dihitung barang yang dikembalikan tersebut sebesar 1.000.000. Pada tanggal 24 PT.
ABC menerima pelunasan dari PT. Sentosa sebesar saldo tagihannya. Jurnal yang
dibutuhkan untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut adalah sebagai berikut :
Penjualan 20.000.000
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 12
Catatan: Potongan biasanya diberikan oleh produsen kepada distributor atau
grosir atau dari grosir kepada pengecer dan jarang diberikan dari
pengecer ke konsumen.
Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan
dalam neraca sebesar nilai kas bersih (netto) yang bisa direalisasikan yaitu jumlah
piutang setelah dikurangi Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih (CKP) .
Aktiva Lancar
Suatu saat Anda mendapati barang yang Anda beli dalam kondisi rusak, maka
apa yang akan Anda lakukan? Mungkin Anda mengembalikan barang tersebut
atau Anda akan menerimanya saja. Dalam perusahaan, transaksi seperti ini
dicatat sebagai akun pengembalian barang atau sering disebut sebagai retur
pembelian. Akun retur pembelian dan pengurangan harga ini berfungsi untuk
mencatat transaksi pengem- balian barang yang sudah dibeli kepada pihak penjual
atau pengurangan harga yang disepakati penjual. Misalnya, barang yang dibeli
sebagian rusak.
Transaksi pembelian yang dibeli secara kredit dan tunai terdapat dalam contoh
berikut.
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 13
25 Februari 2006 Dikembalikan barang dagangan yang dibeli tanggal 17
Februari sebesar Rp2.500.000,00.
25 Kas Rp 2.500.000,00 -
Retur pembelian & pengurangan harga - Rp 2.500.000,00
Setiap usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan akan mengandung resiko
yang tidak dapat dihindari. Dalam hal ini resiko hanya bisa dikendalikan agar
berada dalam batas yang wajar. Resiko yang timbul karena transaksi penjualan
secara kredit disebut resiko kerugian piutang.
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 14
a. Resiko tidak dibayarnya seluruh tagihan (Piutang)
Resiko ini terjadi jika jumlah piutang tidak dapat direalisasikan sama sekali. Hal
ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya karena seleksi yang kurang
baik dalam memilih langganan sehingga perusahaan memberikan kredit kepada
langganan yang tidak potensial dalam membayar tagihan, juga dapat terjadi
adanya stabilitas ekonomi dan kondisi negara yang tidak menentu sehingga
piutang tidak dapat dikembalikan.
Hal ini akan menimbulkan adanya tambahan dana atau untuk biaya penagihan.
Tambahan dana ini akan menimbulkan biaya yang lebih besar apabila harus
dibelanjai oleh pinjaman.
Resiko ini terjadi karena adanya tingkat perputaran piutang yang rendah
sehingga akan mengakibatkan jumlah modal kerja yang tertanam dalam piutang
semkin besar dan hal ini bisa mengakibatkan adanya modal kerja yang tidak
produktif.
Piutang dagang yang dimiliki oleh perusahaan belum tentu seluruhnya dapat ditagih.
Hal ini disebabkan karena debitur tidak mau membayar utangnya, tidak mampu
membayar atau dinyatakan bangkrut, tidak diketahui keberadaannya dsb. Piutang
usaha yang tidak dapat ditagih biasanya dinamakan kerugian piutang dan dalam
akuntansi dicatat dalam akun kerugian piutang.
Terdapat dua metode yang digunakan untuk mencatat adanya kerugian piutang
yaitu :
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 15
Metode ini digunakan apabila kerugian piutang cukup besar jumlahnya. Tiga hal
yang penting berkaitan dengan metode cadangan yaitu :
1. Piutang yang tidak tertagih ditaksir jumlahnya terlebih dahulu, dan diakui
sebagai biaya pada periode penjualan, bila piutang tak tertagih berasal dari
tahun 2012 maka kerugian piutang diakui pada tahun 2012 juga.
2. Taksiran kerugian piutang dicatat dengan mendebet kerugian piutang dan
mengkredit cadangan kerugian piutang melalui jurnal penyesuaian.
3. Piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih dicatat dengan mendebet
rekening cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang usaha
pada saat suatu piutang itu dihapus dari pembukuan.
Apabila suatu piutang diyakini tidak dapat ditagih lagi, maka kerugian atas
piutang tersebut langsung didebetkan ke dalam rekening kerugian piutang dan
mengkredit rekening piutang dagang.
Dalam metode ini, rekening kerugian piutang hanya akan menunjukkan jumlah
kerugian yang sesungguhnya diderita dan piutang dagang akan dilaporkan
dalam neraca sejumlahnya brutonya, selain itu kerugian seringkali dilaporkan
pada periode yang berbeda dari periode penjualannya sehingga tidak dapat
memberikan gambaran tentang nilai piutang bersih yang dapat direalisasi, oleh
karena itu metode ini tidak diakui untuk pelporan keuangan kecuali bila
kerugian piutangnya jumlahnya tidak material/kecil.
Contoh soal :
Pada Juli 2011 PT. Hokindo melakukan penjualan kredit kepada PT. Agung
sebesar Rp. 10.000.000. Hingga akhir tahun 2011 terdapat piutang sebesar Rp.
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 16
500.000 yang belum dapat ditagih. Manajemen memperkirakan Rp. 100.000
tidak akan dapat ditagih. Pada bulan Juli 2012 bagian penagihan menyatakan
bahwa piutang sebesar Rp. 50.000 dihapus dari pembukuan karena tidak
mungkin dapat diterima pelunasannya dari PT. Agung. Secara tidak terduga
pada bulan Oktober 2012 PT. Agung melakukan pelunasan utangnya yang
belum terbayar.
Diminta :
Buatlah jurnal penyesuaian dan jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi
diatas baik dengan metode cadangan maupun dengan metode penghapusan
langsung!
Penerimaan kembali piutang yang sudah dihapus : Penerimaan kembali piutang yang sudah dihapus :
(Untuk mencatat kembali piutang yang sudah dihapus) (Untuk mencatat kembali piutang yang sudah dihapus)
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 17
2.2.9 Metode Penaksiran Piutang Tak Tertagih / Kerugian Piutang
Terdapat tiga metode untuk menaksir piutang yang tidak tertagih yaitu :
1. Persentase Penjualan
Contoh :
PT. Hokindo menetapkan taksiran piutang yang tidak dapat ditagih adalah
sebesar 1% dari penjualan kredit bersih. Apabila jumlah penjualan kredit selama
tahun 2011 adalah sebesar Rp. 100.000.000 maka kerugian piutang ditaksir
sebesar (1 % x 100.000.000 = 1.000.000).
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 18
Des 31 Kerugian Piutang 1.000.000
CKP 1.000.000
Jika pada rekening CKP sampai akhir tahun bersaldo kredit sebesar Rp.
250.000 maka saldo CKP setelah penyesuaian adalah Rp. 1.250.000 (Rp.
1.000.000 + Rp. 250.000) begitu pula sebaliknya.
Dalam metode ini saldo piutang pada akhir periode dapat digunakan sebagai
dasar untuk menaksir piutang usaha yang tidak dapat ditagih.
Contoh :
PT. Hokindo pada tanggal 31 Desember 2011 mempunyai saldo piutang usaha
sebesar Rp.50.000.000. Taksiran piutang usaha yang tak tertagih sebesar 5 %
dari saldo piutang usaha yaitu sejumlah (5 % x 50.000.000 = 2.500.000). Untuk
menghitung kerugian piutang harus memperhatikan saldo rekening CKP
sebelum penyesuaian. Jika salso CKP sebelum penyesuaian bersaldo nol maka
jumlah kerugian piutang sebesar Rp. 2.500.000 dan jurnal penyesuaiannya
adalah:
CKP 2.500.000
Jika rekening CKP sebelum penyesuaian bersaldo kredit sebesar Rp. 1.250.000
maka kerugian piutang sebesar Rp. 1.250.000 (Rp. 2.500.000 - Rp. 1.250.000).
Jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut :
CKP 1.250.000
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 19
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp.
2.500.000 (5 % dari saldo piutang)
Jika rekening CKP sebelum penyesuaian bersaldo debet sebesar Rp. 1.000.000
maka kerugian piutang sebesar Rp. 3.500.000 (Rp. 2.500.000 + Rp. 1.000.000).
Jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut
CKP 3.500.000
Dalam metode ini, perusahaan membuat daftar umur piutang pelanggan dengan
membuat kelompok umur piutang berdasarkan masa lewat waktu dari jatuh tempo
piutang dan juga menetapkan persentase taksiran kerugian piutang yang didasarkan
pada kebijakan dan pengalaman masa lalu terhadap total masing-masing kelompok
umur piutang.
Biasanya suatu piutang dagang yang umur jatuh temponya semakin lama, maka
tingkat kemungkinan tak tertagihnya juga semakin besar.
Untuk piutang yang belum jatuh tempo, 2 % tak tertagih. Untuk piutang yang jatuh
tempo kurang dari 30 hari, 5 % tak tertagih. Yang jatuh tempo 31 hari sampai 60
hari, 10 % tak tertagih. Yang jatuh tempo 61 hari sampai 90 hari, 25 % tak tertagih.
Piutang yang jatuh tempo diatas 90 hari, 50 % tak tertagih.
PT. Hokindo
(dalam rupiah)
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 20
No Pelanggan Jumlah Belum Jumlah Hari Waktu Jatuh
Jatuh Lewat Tempo
Tempo
1-30 31-60 61-90 > 90
1 A 25.000 15.000 10.000
2 B 18.000 7.000 11.000
3 C 42.000 35.000 6.000 1.000
4 D 10.000 10.000
5 E 25.000 25.000
6 F 20.000 12.000 8.000
7 G 25.000 15.000 5.000 5.000
Total 165.000 104.000 50.000 6.000 5.000
Berdasarkan tabel analisa umur piutang, maka kita dapat menentukan besarnya
jumlah piutang tak tertagih sebagai berikut :
Sudah JT
CKP 6.430.000
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 21
b. Penagihan piutang seringkali memakan waktu yang cukup lama dan terkadang
juga memerlukan biaya sehingga perusahaan bersedia menerima kas yang lebih
kecil jumlahnya dari jumlah yang seharusnya diterima dari piutang, asalkan kas
dapat diterima lebih cepat.
1. Penjualan piutang
Piutang usaha dapat dijual kepada bank atau lembaga keuangan lainnya. Pada
saat menjual piutang perusahaan harus memberitahu perusahaan debitur (yang
berutang) agar membayar utangnya kepada pembeli piutang. Resiko tidak
tertagihnya piutang ditanggung oleh pihak pembeli piutang. Pembeli piutang
biasanya akan menahan sebagian dari harga beli piutang untuk menjaga
kemungkinan adanya retur penjualan, potongan penjualan dan lain-lain yang
akan mengurangi hasil penagihan piutang.
Misalnya :
Pada tanggal 10 Agustus 2011 PT. Hokindo menjual piutang usahanya yang
bernilai Rp. 2.500.000 kepada Bank BCA. Harga jual piutang usaha tersebut
adalah Rp. 2.250.000. CKP pada tanggal 10 Agustus 2011 sebesar Rp. 150.000.
Untuk berjaga-jaga Bank BCA menahan 10 % dari harga jual piutang usaha,
maka :
Piutang yang diperkirakan dapat ditagih adalah : Rp. 2.350.000 (Rp. 2.500.000 –
Rp. 150.000)
Rugi atas penjualan piutang usaha Rp. 100.000 (Rp. 2.350.000 – Rp. 2.250.000)
Pembayaran yang ditahan oleh Bank adalah Rp. 225.000 (10 % x Rp. 2.250.000)
Jurnal:
Piutang usaha dapat dijaminkan untuk memperoleh pinjaman uang dari bank
atau lembaga keuangan lainnya.Penagihan piutang usaha yang dijaminkan tetap
dilakukan oleh perusahaan peminjam. Hasil penagihan tersebut kemudian
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 22
digunakan untuk membayar pinjaman ke Bank. Jika pinjaman sudah lunas sisa
piutang usaha menjadi milik peminjam.
Misalnya :
Pada tanggal 1 Mei 2005 PT. Hokindo memperoleh pinjaman dari Bank BCA
dengan jaminan piutang usaha sebesar Rp. 2.000.000. Pinjaman yang diterima
90 % dari piutang yang dijaminkan dipotong biaya administrasi Rp. 25.000.
Bunga pinjaman 18 % setahun. Jumlah pinjaman Rp. 1.800.000 (90 % x Rp.
2.000.000). Pinjama yang diterima Rp. 1.775.000 (Rp. 1.800.000 – Rp. 25.000).
Jurnal yang dibuat :
Pada saat menerima pembayaran piutang usaha yang dijaminkan tersebut, jurnal
yang dibuat adalah jurnal untuk mencatat penerimaan piutang yang dijaminkan
dan jurnal untuk mencatat pembayaran pinjaman.
Misalnya :
Pada tanggal 31 Mei 2005 PT. Hokindo menerima pembayaran piutang yang
dijaminkan sebesar Rp. 1.500.000. Bunga bulan Mei sebesar Rp. 30.000 (Rp.
2.000.000 x 18 % x 1/12) sehingga jumlah uang yang dibayar ke Bank sebesar
Rp. 1.530.000 (Rp. 1.530.000 + 30.000). Jurnal yang dibuat :
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 23
Kas Rp. 1.530.000
Jika terdapat retur atau penghapusan piutang maka saldo piutang yang
dijaminkan harus dikurangi. Misal tanggal 5 Juni 2005 PT. Hokindo menerima
kembali barang dagangan yang telah dijual sebesar Rp. 50.000. Jurnal yang
dibuat :
Penjualan dengan kartu kredit terdapat tiga pihak yang terlibat, yaitu : Penjual,
Penerbit Kartu Kredit dan Pembeli.
Misalnya :
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 24
2.3 Sistem Akuntansi Piutang
2.3.2 Dokumen
Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan kedalam kartu piutang
adalah:
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 25
2.3.3 Catatan Akuntansi
2.3.4 Organisasi
Pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut ini:
1. Metode Konvesional
Dalam metode ini posting kedalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang
dicatat dalam jurnal.berbagai transaksi yang mempengaruhi piutang adalah:
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 26
d. Transaksi Penghapusan Piutang, transaksi berkurangnya piutang dari
transaksi penghapusan piutang di posting ke dalam kartu piutang atas
dasar data yang dicatat dalam jurnal umum.
2. Metode Posting Langsung, metode ini dibagi menjadi dua golongan berikut ini:
a. Metode Posting Harian
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 27
saat diterima dari bagian penagihan. Pencocokan ini
dimaksudkan untuk membuktikan ketelitian posting yang telah
dilakukan.
2) Media di posting kedalam kartu piutang sesuai dengan urutan
pada waktu diterima dari bagian penagihan.
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 28
b. Metode Posting Periodik
1. Posting Ditunda. Pada metode ini faktur penjualan yang diterima dari
bagian penaggihan, oleh bagian piutang disimpan sementara,
menunggu beberapa hari, untuk nantinya secara sekaligus di posting
kedalam kartu piutang bersama-sama dalam sekali periode posting
dengan menggunakan mesin pembukuan.
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 29
2. Penagihan Bersiklus (Cycle Billing). Dalam metode ini pada akhir
bulan, dilakukan kegiatan posting yang meliputi (1) posting media
yang dikumpulkan selama sebulan tersebut kedalam pernyataan
piutang dan kartu piutang. (2) mencatat dan menghitung saldo kartu
piutang.. metode ini membagi pekerjaan posting kedalam kartu
piutang dan pernyataan piutang tersebut tersebar merata kedalam hari
kerja selama sebulan. Setiap pelanggan akan menerima pernyataan
piutang pada tanggal hari kerja yang sama setiap bulan.
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 30
d. Metode Pencatatan Piutang Dengan Komputer.
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 31
2.3.6 Prosedur Pernyataan Piutang
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 32
yang bersangkutan. Lembar pertama formulir tersebut berfungsi sebagai
pernyataan piutang. Lembar kedua kemudian disimpan dalam arsip
menurut nama debitur, dan berfungsi sebagai catatan piutang (buku
pembantu piutang)
e. Pada awal bulan berikutnya, satu set formulir pernyataan piutang yang
baru (2 lembar) diambil disisi dengan saldo piutang kepada debitur yang
bersangkutan pada akhir bulan yang sebelumnya (diambilkan dari arsip
tembusan pernyataan piutang)
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 33
1. Hasil Penjualan Menurut Produk
2. Hasil Penjualan Menurut Pelanggan
3. Hasil Penjualan Menurut Besarnya Order
4. Hasil Penjualan Menurut Daerah Pemasaran
5. Hasil Penjualan Menurut Saluran Distribusi
6. Hasil Penjualan Menurut Pramuniaga
Dalam metode ini, distribusi data penjualan dilakukan dengan menyediakan satu
kolom untuk setiap unsur dalam klasifikasi, atau satu kolom untuk setiap
kelompok unsur dalam klasifikasi. Dengan demikian metode ini ditentukan oleh
dua faktor: (1) jumlah unsur dalam klasifikasi, dan (2) frekuensi kegiatan setiap
unsur dalam klasifikasi tersebut. Metode berkolom ini terdiri dari:
b. Metode worksheet.
Jumlah kolom yang disediakan oleh jurnal sangat terbatas, worksheet akan
mampu menampung tambahan unsur dalam klasifikasi, lebih banyak yang
dapat ditampung oleh jurnal berkolom. Namun jumlha unsur dalam
kasifikasi yang dapat ditampun oleh worksheet inipun terbatas. Faktur
penjuaan dicatat kedalam worksheet yang bersangkutan ssetiap hari dan
pada akhir bulan setiap kolom worksheet dijumlah, dan jumlah tersebut
disajikkan dalam laporan hasil penjualan menurut jenis produk.
Dalam metode ini jurnal berkolom merupakan alat untuk menampung data
sesuai dengan klasifikasi yang diinginkan dan merupakan sumber informasi
untuk membuat laporan penjualan. Dalam metode ini jurnal penjualan
dihasilkan dari hasil posting transaksi penjualan kedalam kartu piutang.
Jurnal penjualan merupakan tembusan yang dihasilkan dari posting dengan
mesin pembukuan transaksi penjualan kedalam dartu piutang.
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 34
Penggunaan rekening tunggal dan rekening berkolom merupakan jawaban untuk
menampung unsur klasifikasi yang banyak. Setiap unsur dalam klasifikasi
disediakan satu rekening, dengan demikian jumlah unsur berapapun dalam
klasifikasi dapat ditampung dengan penyediaan rekening ini.
Metode register dalam distribusi penjualan dilakukan dengan alat register kas.
Register kas yang sederhana dilengkapi dengan dua register yang
memungkinkan setiap hari register kas ini menyajikan jumlah penjualan dengan
dua macam klasifikasi. Register kas yang lebih canggih dapat memilki register
sampai 16, sehingga memungkinkan dihasilkannya laporan penjualan harian
untuk 16 macamklasifikasi barang, jika register kas ini di hubungkan dengan
komputer, berbagai distribusi penjualan dapat dilkukan dengan komputer
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 35
tersebut, sehingga mmanajemen dapatmemperoleh laporan penjualan menurut
informasi yang dikehendakinya.
Metode ini menghasilkan informasi penjualan yang luar biasa, kita hanya perlu
memberikan kode yang benar terhadap transaksi penjualan yang terjadi, sperti
klasifikasi informasi yang dikehendaki tampak pada laporan dan dengan
menggunakan metode ini juga pekerjaan sortasi dan sortasi kembali dilakukan
dengan program komputer yang memerlukan waktu yang singkat, dengan
ketelitian yang tinggi.
Dalam memilih metode distribusi berbagai faktor berikut ini harus dipertimbangkan:
Jika media yang dipakai sebagai dasar berupa media campuran, hal ini
memerlukan pengubahan media tersebut menjadi media tunggal untuk
memudahkan sortasi bagi keperluan pembuatan laporan. Jika media berupa
media tunggal, hal ini akan mendorong orang untuk memilih metode
distribusi yang berisi didalamnya kegiatan sortasi penjualan.
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 36
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sistem akuntansi piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang
perusahaan kepada setiap debitur, yang terjadi karena transaksi
penjualan kredit, retur dan potongan penjualan kredit, penerimaan
kas dari piutang, dan penghapusan piutang.
2. Dokumen sumber untuk dasar pencatatan mutasi piutang adalah
faktur penjualan, memo kredit, bukti kas masuk, dan bukti
memorial. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem
akuntansi piutang adalah jurnal penjualan, jurnal retur penjualan,
jurnal penerimaan kas, jurnal umum, dan kartu piutang.
3. Ada 4 metode pencatatan piutang kedalam buku pembantu piutang:
metode konvensional, metode posting langsung ke dalam kartu
piutang atau pernyataan piutang, metode pencatatn tanpa buku
pembantu (ledgerless bookkeeping). Dalam metode konvensional,
posting ke dalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang
dicatat dalam jurnal. Metode posting langsung ke dalam kartu
piutang dibagi menjadi dua golongan: metode posting langsung ke
dalam kartu piutang dengan tulisan tangan; jurnalhanya
menunjukkan total harian saja (tidak rinci) atau dilakukan langsung
kedalam kartu piutang dan pernyataan piutang. Dalam metode
posting periodic, posting dokumen sumber kedalam kartu piutang
dapat dilakukan dengan metode posting ditunda (delayed posting)
atau metode penagihan bersiklus (cycle billing). Dalam metode
pencatatan tanpa buku pembantu, tidak digunakan buku pembantu
piutang (ledgerless). Sebagai ganti buku pembantu piutang,
ledgerless bookkeeping menggunakan arsip faktup penjualan.
4. Dalam system akuntansi piutang, pernyataan piutang merupakan
salah satu keluaran yang digunakan untuk mengkomunikasikan
informasi piutang perusahaan kepada debitur. Pernyataan piutang
adalah formulir yang menyajikan jumlah kewajibandebitur pada
tanggal tertentu dan (dalam pernyataan piutang bentuk tertentu)
disertai dengan rinciannya. Pernyataan piutang dapat berbentuk : (1)
Pernyataan saldo akhir bulan (balance-end-od month), (2)
Pernyataan satuan (unit statement), (3) Pernyataan saldo berjalan
dengan rekening konvensional (running balance statement with
conventional account), (4) Pernyataan faktur yang belum di lunasi
(open item statement).
5. Distribusi adalah prosedur peringkasan rincian yang tercantum
dalam media dan pengumpulan total ringkasan tersebut untuk
kepentingan pembuatan laporan. Ada 5 metode distribusi : (1)
metode berkolom (columnar methods), (2) metode rekening tunggal
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 37
dan rekening berkolom (unit account and columnar account
methoids), (3) metode summary strip dan metode tiket tunggal
(summary strip and unit ticket methods), (4) metode register
(register method), (5) metode distribusi dengan computer.
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 38
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Internet:
http://danukusumapraja.wordpress.com/2012/10/12/sistem-informasi-akuntansi-
piutang/
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad
=rja&uact=8&ved=0CDQQFjAD&url=https%3A%2F%2Fjosephtangon.files.w
ordpress.com%2F2013%2F07%2Fprosedur-pencatatan-
piutang.docx&ei=4xJzVIcnxrG4BNCvgLAL&usg=AFQjCNHl5Xs37wSKU10
1UWSvm0JxfL44vA&sig2=CVJpdLCayIIMWZfCMFfzdw&bvm=bv.8018599
7,d.c2E
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=
rja&uact=8&ved=0CFMQFjAI&url=http%3A%2F%2Felearning.gunadarma.ac
.id%2Fdocmodul%2Fsoal_jawab_sistem_akuntansi_1%2Fbagian8_prosedur_p
encatatan_piutang.pdf&ei=4xJzVIcnxrG4BNCvgLAL&usg=AFQjCNGP9S5H
MMmkrthZE2uhJ5SoZboW3Q&sig2=Mcr37XW-
5UW2MCw2hUDZEw&bvm=bv.80185997,d.c2E
S i s t e m A k u n t a n s i P i u t a n g | 39