Anda di halaman 1dari 11

BAB 10

SISTEM AKUNTANSI
OLEH KELOMPOK 5 :
REZA FAUZAN HANIF 2001061005
MUHAMMAD HAFIDH NAUFAL 2001061024
FAHRI SUHADA 2001061028

JURUSAN D3 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Puji syukur
atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya.
Sehingga penulis dapat menyusun makalah tentang sistem akuntansi utang dan
memahaminya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuannya mengenai sistem
akuntansi utang Dalam penyusunan makalah ini,penulis banyak menghadapi kesulitan dan
rintangan. Namun, hal tersebut dapat diatasi berkat ketekunan dan kesabaran penulis serta
bantuan dari berbagai pihak.Untuk itu,sudah selayaknyalah pada kesempatan ini penulis
menghaturkan ucapan terimakasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah
memberikan saran, dukungan, dan bantuan selama proses penyelesaian makalah ini.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan
dari para pembaca sekalian guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah
pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi bagi para pembaca.

Bandar Lampung, April 2021

Penulis
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................i
KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN ..........................................................................1
I.1 Latar Belakang ............................................................................1
I.2 Rumusan Masalah ..........................................................................2
I.3 Tujuan Penulisan ............................................................................2
II. KAJIAN TEORI .............................................................................3
II.1 Sistem Retur Pembelian ....................................................................
II.1.1 Deskripsi Kegiatan ..................................................................
II.1.2 Fungsi yang Terkait ..................................................................
II.1.3 Dokumen yang Digunakan. ......................................................
II.1.4 Catatan Akuntansi yang Digunakan .........................................
II.1.5 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem ............................
II.1.6 Unsur Pengendalian Internal ....................................................
II.2 Prosedur Pencatatan Utang .................................................................
II.3 Distribusi Pembelian
II.4 Metode Distribusi Pembelian ............................................................
III. PENUTUP .....................................................................................................
III.1 Kesimpulan ........................................................................................
III.2 Saran .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan zaman sekarang ini, perusahaan dalam


melalkukan pembelian tidak lagi harus dengan pembelian tunai namun
bisa melakukan kredit ataupun hutang.

Secara umum setiap perusahaan akan mengalami utang baik utang

jangka pendek maupun utang jangka panjang. Utang jangka pendek timbul

akibat aktivitas operasi perusahaan misalnya utang dagang maupun utang

gaji karyawan. Dengan adanya transaksi pembelian secara kredit maka kas

yang tersedia di dalam perusahaan bisa digunakan untuk kegiatan yang

lainnya seperti investasi.

Setiap utang yang terjadi di suatu perusahaan harus dicatat sebagai


kewajiban perusahaan. Pencattan tersebut hendaknya dicatat sesuai faktur
atau dokumen-dokumen sejenisnya sebagai bukti adanya pembayaran yang
tertunda. Prosedur pencattan transaksi yang efektif dan efisien dibutuhkan
agar utang yang terjadi di perusahaan dapat.

Pencatatan tersebut hendaknya dicatat sesuai faktur atau dokumen-


dokumen sejenisnya sebagai bukti adanya pembayaran yang tertunda.
Prosedur pencattan transaksi yang efektif dan efisien dibutuhkan agar
utang yang terjadi di perusahaan dapat terkontrol dengan baik. Oleh
karenanya sebuah perusahaan membutuhkan suatu sistem yang dapat
mengelola hal ini dengan baik yaitu sistem akunansi utang.

Melihat pentingnya mempelajari dan mengetahui mengenai sistem


akuntansi utang suatuperusahaan, penulis tertarik memilih TOKO DIVA
ELEKTRONIC AND FURNITURE untuk dijadikaan studi kasus dan
mengangkatnya menjadi sebuah makalah yang berjudul ” Sistem
Akuntansi Utang Toko Diva Elektronic and Furniture”
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran umum profil toko Diva Electronic and Furniture?

2. Bagaimana sistem retur pembelian di Toko Diva Electronic and


Furniture?
I.3 Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui profil perusahaan Toko Diva Electronic and
Furniture
2. Dapat mengetahui sistem retur pembelian yang ada
di Toko Diva Electronic and Furniture
3. Dapat mengetahui prosedur pencatatan utang di Toko Diva
Electronic and Furniture
4. Dapat mengetahui distribusi pembelian di Toko Diva
Electronic and Furniture
5. Dapat mengetahui metode distribusi pembelian di Toko Diva
Electronic and Furniture

II. KAJIAN TEORI


II.1Sistem Retur Pembelian
II.1.1 Deskripsi Kegiatan
Barang yang sudah diterima dari pemasok terkadang tidak sesuai dengan barang yangdipesan
menurut surat order pembelian. Ketidaksesuaian tersebut terjadi kemungkinan karenabarang
yang diterima tidak cocok dengan spesifikasi yang tercantum dalam surat orderpembelian,barang
mengalami kerusakan dalam pengiriman, atau barang diterima melewatitanggal pengiriman yang
dijanjikan oleh pemasok. Sistem retur pembelian digunakan dalamperusahaan untuk
pengembalian barang yang sudah dibeli kepada pemasoknya.
II.1.2 Fungsi Terkait
1. Fungsi Pembelian. Dalam sistem retur pembelian, fungsi ini bertanggung jawab
untukmengeluarkan memo.
2. Fungsi Gudang. Dalam sistem retur pembelian fungsi ini bertanggung jawab
untukmenyerahkan barang kepada fungsi pengiriman seperti yang tercantum dalam
tembusanmemo debit yang diterima dari fungsi pembelian.
3. Fungsi Pengiriman. Dalam sistem retur pembelian, fungsi ini bertanggung jawab
dalammengirimkan kembali barang kepada pemasok sesuai dengan perintah retur
pembeliandalam memo debit yang diterima dari fungsi pembelian. Dalam struktur organisasi,
fungsipengiriman berada ditangan bagian pengiriman.
4. Fungsi Pengiriman. Dalam sistem retur pembelian, fungsi ini bertanggung jawab
dalammengirimkan kembali barang kepada pemasok sesuai dengan perintah retur
pembeliandalam memo debit yang diterima dari fungsi pembelian. Dalam struktur organisasi,
fungsipengiriman berada ditangan bagian pengiriman.
5. Fungsi Akuntansi.Dalam sistem retur pembelian, fungsi ini bertanggung jawab untuk
mencatat: a) Transaksi retur pembelian
dalam jurnal retur pembelian atau jurnal umum. b) Berkurangnya harga pokok persediaan karena
retur pembelian dalam kartu persediaan. c) Berkurangnya utang yang timbul dari transaksi retur
pembelian dalam arsip buku kaskeluar yang belum dibayar atau dalam kartu utang.

II.1.3 Dokumen yang Digunakan


1. Memo Debit. Merupakan formulir yang diisi oleh fungsi pembelian yang memberikan
otorisasi bagi fungsi pengiriman untuk mengirimkan kembali barang yang telah dibeli oleh
perusahaan dan bagi fungsi akuntansi untuk mendebit rekening utang karena transaksi retur
pembelian.
2. Laporan Pengiriman Barang. Dokumen ini dibuat oleh fungsi pengiriman untuk
melaporkan jenis dan kuantitas barang yang dikirimkan kembali kepada pemasok dengan
perintah retur pembelian dalam memo debit dari fungsi pembelian.
II.1.4 Catatan Akuntansi yang Digunakan
1. Jurnal retur pembelian atau jurnal umum. Jurnal retur pembelian digunakan untuk
mencatat retur pemelian yang mengurangi jumlah persediaan dan utang dagang. Jika perusahaan
tidak menggunakan jurnal khusus karena rendahnya frekuensi transaksi retur pembelian,
perusahaan menggunakan jurnal umum untuk mencatat transaksi tersebut.
2. Kartu persediaan. Dalam sistem retur pembelian, kartu persediaan digunakan untuk
mencatat berkurangnya harga pokok persediaan karena dikembalikannya barang yang telah
dibeli kepada pemasok.
3. Kartu utang. Dalam sistem retur pembelian, kartu utang digunakan untuk mencatat
berkurangnya utang kepada debitur.
II.1.5 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
1. Prosedur perintah retur pembelian. Retur pembelian terjadi atas perintah fungsi
pembelian kepada fungsi pengiriman kembali barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan
(dalam
sistem akuntansi pembelian) kepada pemasok yang bersangkutan.
2. Prosedur pengiriman barang. Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang
kepada pemasok sesuai dengan perintah retur embelian yang tercantum dalam memo debit dan
membuat laporan pengiriman barang untuk transaksi retur pembelian tersebut.
3. Prosedur pencatatan utang. Dalam fungsi ini, fungsi akuntansi memeriksa dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan retur
pembelian dan mencatat berkurangnya utang dalam kartu uang atau mengarsipkan dokumen
memo debit sebagai pengurang utang.
II.1.6 Unsur Pengendalian Internal
1. Organisasi. a) fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi. b) transaksi retur
pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi pembelian, fungsi pengiriman, fungsi pencatata utang,
dan fungsi akuntansi yang lain.
2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan. a) memo debit untuk retur pembelian
diotorisasi oleh fungsi pembelian. b) laporan pengiriman barang untuk retur pembelian
diotorisasi oleh fungsi pengiriman.
3. Praktik yang sehat. a) memo debit untuk retur pembelian
bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian. b)
laporan pengiriman barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan
oleh fungsi pengiriman.

II.2 Prosedur Pencatatan Utang


Ada dua metode pencatatan utang: account payable procedure dan voucher payable procedure.
Dalam account payable procedure, catatan utang adalah berupa kartu utang yang diselenggarakan
untuk tiap kreditur, yang
memperlihatkan catatan mengenai nomor faktur dari pemasok, jumlah yang
terutang, jumlah pembayaran, dan saldo utang. Dalam voucher payable procedure, tidak
diselenggarakan kartu utang, namun digunakan arsip voucher (bukti kas keluar) yang disimpan
dalam arsip menurut abjad atau tanggal jatuh temponya. Arsip bukti kas keluar ini berfungsi
sebagai catatan utang.
II II .2.1 Accccount Payaable Proceceddurure
Dokumen yang digunakan :
a.Faktur dari pemasok
b.Kuitansi tanda terima uang yang ditandatangani oleh pemasok atau tembusan surat
pemberitahuan (remittance advice)yang dikirim ke
pemasok, yang berisi keterangan untuk apa pembayaran tersebut dilakukan.
Catatan akuntansi yang di gunakan :
a.Kartu utang. Digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo utang kepada tiap kreditur.
b.Jurnal pembelian. digunakan untuk mencatat transaksi pembelian.
c.Jurnal pengeluaran kas. Digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran utang dan
pengeluaran kas yang lain.
Prosedur pencatatan uang :
1.Faktur dari pemasok dicatat dalam jurnal pembelian.
2.informasi dalam jurnal pembelian kemudian di-posting ke dalam kartu utang yang
diselenggarakan untuk setiap debitur.
Pada saat jumlah dalam faktur dibayar :
1.cek dicatat dalam jurnal pengeluaran kas
2.informasi di dalam jurnal pengeluaran kas yang terkait dengan pembayaran utang di-posting ke
dalam kartu utang.
IIII .2.2 Voucher Payable Pr oceceddurure
Dalam voucher payable procedure, pencatatan utang hanya melalui dua tahap: pencatatan utang
dalam register bukti kas keluar (voucher register) dan jurnal pengeluaran kas. Bahkan dalam
prosedur pencatatan utang tertentu (one-time voucher procedure dengan cash basis) pencatatan
utang hanya dilakukan melalui satu tahap saja.
Dokumen yang digunakan adalah : Bukti kas keluar atau kombinasi bukti kas keluar dan cek
(voucher atau voucher check), ini merupakan formulir pokok
dalam voucher payable procedure. Formulir ini memiliki tiga fungsi: (1) sebagai surat perintah
kepada bagian kas, (2) sebagai pemberitahuan kepada kreditur
mngenai tujuan pembayaran (sebagai remittance advice), dan (3) sebagai media untuk dasar
pencatatan utang dan persediaan atau distribusi lain.
Catatan akuntansi yang digunakan adalah : register bukti kas keluar dan register cek.
Prosedur pencatatan dalam voucher payable procedure dapat dibagi sebagai berikut :
1.One-time Voucher Prrococeeddurure
Dalam prosedur ini, untuk setiapfaktur dari pemasok dibuatkan satu set voucher(terdiri dari tiga
lembar). One-time voucher proceduredibagi menjadi dua:
a.. One-timme voucher proceduredengan dasar tunai (cash basis)
b.. One-timme voucher proceduredengan dasar waktu (accrual basis)
2. Built-up Voucher Pr oceceddurure
Dalam prosedur ini, satu set voucher dapat digunakan untuk menampung lebih dari satu faktur
dari pemasok. Faktur yang diterima oleh fungsi akuntansi dari

pemasok dicatat dalam bukti kas keluar, kemudian bukti kas keluar dilampiri fakturnya disimpan
sementara dalam arsip menurut abjad.
II.3 Distribusi Pembelian
Distribusi adalah prosedur peringkasan rincian yang tercantum dalam media (misalnya, faktur
dari pemasok) dan pengumpulan total ringkasan tersebut untuk keperluan pembuatan laporan.
Jika diterapkan dalam pembelian, distribusi ini terkait dengan peringkasan pendebitan yang
timbul dari transaksi pembelian dan pembayarannya untuk penyusunan laporan dan pencatatan
dalam jurnal. Hampir semua debit dari transaksi pembelian terkait dengan persediaan dan biaya.
II.4 Metode Distribusi Pembelian:
1. Metode jurnal berkolom atau metode spread sheet
Distribusi debit dari trasaksi pembelian dapat dilakukan dengan menggunakan jurnal
pengeluaran kas, jurnal pembelian, atau register bukti kas keluar. Jika jurnal pengeluaran kas
dipakai sebagai alat distribusi, dalam jurnal tersebut harus disediakan kolom-kolom untuk
menampung klasifikasi pokok yang diinginkan. Faktur dari pemasok dicatat dalam jurnal
pengeluaran kas pada saat faktur tersebut dibayar.
2. Metode akun berkolom
Distribusi pendebitan dari transaksi pembelian dapat dilakukan dengan menggunakan akun
berkolom. Sumber informasi untuk postingke dalam akun berkolom adalah register bukti kas
keluar.
3. Metode akun tunggal
Penggunaan akun tunggal untuk mendistribusikan pendebitan yang timbul dari transaksi
pembelian dilakukan melalui prosedur berikut ini:
a) Faktur yang telah disetujui untuk dibayar diurutkan menurut klasifikasiyang
dikehendagki (misalnya menurut departemen).
b) Dari faktur yang disertai tersebut dibuat pre-list tape.
c) Faktur tersebut kemudian di-postingke dalam akun yang bersangkutan (misalnya beban
menurut departemen). Rupiah yang di-postingke
dalam akun dijumlah dan di-postingke dalam akun kontrol yang bersangkutan dalam buku besar,
dan cocokkan dengan pre-list tape.
d) Laporan dibuat brdasarkan informasi yang terkumpul dalam akun.
4. Metode tiket tunggal (unit ticked method)
Berdasar bukti kas keluar yang biasanya berupa media campuran (mixed media) dibuat tiket
tunggal untuk setiap unsur klasifikasi yang tercantum di dalamnya. Tiket tunggal ini kemudian
direkap dan hsil rekapitulasinya dipakai sebagai dasar posting ke dalam aku kontrol yang
bersangkutan dalam buku besar. Tiket tunggal ini kemudian diarsipkan menurut nomor akun
dalam klasifikasi. Pada akhir bulan, dari arsip tiket tunggal ini dibuat rekap dan hasilnya dicatat
dalam summary trip. Summary tripinilah yang berfungsi sebagai laporan.
5. Metode distribusi dengan komputer
Metode distribusi pendebitan yang timbul dari transaksi pembelian dengn menggunakan
komputer dilakukan dengan memberi kode transaksi yang terjadi sesuai dengan klasifikasi yang
diinginkan. Jika transaksi sudah diberikan kode dengan benar, proses komputer mengurutan akan
dilakukan oleh komputer melalui program

IV. PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Menurut PSAK, utang/kewajiban/ liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang
timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan pengeluaran
sumber daya entitas. Liabilitas juga merupaakan hutang yang harus dilunasi atau pelayanan yang
harus dilakukan pada masa datang kepad pihak lain. Utang dapat diklasifikasikan menjadi dua
bagian yaitu :
1. Utang Jangka Pendek
2. Utang Jangka Panjang
Toko Diva Electronic and Furniture melakukan pembelian barang secara kredit kepada pemasok
untuk pengadaan persediaan barang dagang yang akan
diperjual belikan perusahaan di tokonya. Pembelian secara kredit ini tentu akan menimbulkan
utang bagi perusahaan dan piutang bagi pemasok. Bagi Diva
Electronic and Furniture sebagai pihak yang mengutang atau debitur maka harus melalui
berbagai prosedur dalam pencatatan utang perusahaan. Dalam hal prosedur pencatatan utang
entitas Diva Electronic and Furniture menerapkan metode account payable procedure. Metode ini
dicirikan dengan pengadaan kartu utang yang disiapkan entitas atas utang perusahaan kepada
setiap kreditur. Kartu utang digunakan sebagai sarana untuk mencatat mutasi utang secara
terperinci kepada setiap kreditur. Kartu utang juga dikelompokkan berdasarkan jangka
waktu pelunasan. Kartu utang ini juga sangat membantu bagi entitas untuk mengetahui secara
detail jumlah utang perusahaan kepada para kreditur.
Toko Diva Electronic and Furniture juga menerapak sistem retur pembelian dimana transaksi
retur ini nantinya akan menyebabkan berkurangnya piutang. Retur biasanya terjadi jika barang
yang diberikan pemasok mengalami kecacatan atau tidak sesuai dengan spesfikasi. Sistem retur
ini sendiri juga memiliki fungsi yang terkait sendiri, dokumen yang digunakan untuk meretur,
catatan akuntansi yang dipakai, jaringan prosedur yang dibentuk dan juga unsur pengendalian
internalnya.

Anda mungkin juga menyukai