Anda di halaman 1dari 7

Sistem Informasi Akuntansi

Ujian Tengah Semester

Disusun Oleh :
Rusmini
19622010100709
Akuntansi 5A

PRODI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SANGATTA
2021
1. Prosedur Penjualan Tunai
Prosedur yang membentuk sistem dalam sistem penjualan tunai menurut Mulyadi (2001:469)
adalah sebagai berikut :

1) Prosedur Order Penjualan


Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan membuat faktur
penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran harga barang ke fungsi
kas dan untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan barang uang
akan diserahkan kepada pembeli.

2) Prosedur penerimaan kas


Dalam prosedur ini, fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari pembeli dan
memberikan tanda pembayaran (berupa pita register kas dan cap “Lunas” pada faktur penjualan
tunai) kepada pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan barang
yang dibelinya dari fungsi pengiriman.

3) Prosedur penyerahan barang


Dalam prosedur ini pengiriman hanya menyerahkan barang kepada pembeli.

4) Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai


Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dalam
jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas. Disamping itu fungsi akuntansi juga mencatat
berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam kartu persediaan.

5) Prosedur penyetoran kas ke bank


Sistem pengendalian intern terhadap kas mengharuskan penyetoran dengan segera ke bank
semua kas yang diterima pada satu hari. Dalam prosedur ini, fungsi kas menyetorkan kas yang
diterima dari penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh.

6) Prosedur pencatatan penerimaan kas


Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas dalam jurnal penerimaan kas
berdasar bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas.

7) Prosedur pencatatan harga pokok penjualan


Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga pokok penjualan
berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan. Berdasarkan rekapitulasi harga pokok
penjualan ini, fungsi akuntansi membuat bukti memorial sebagai dokumen sumber untuk
pencatatan harga pokok penjualan ke dalam jurnal umum.
2. Prosedur Penjualan Kredit
Ada beberapa prosedur yang membentuk sistem akuntansi penjualan kredit. Menurut Mulyadi
(2001:219), terdapat 7 (tujuh) jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi penjualan
kredit, yaitu:

1. Prosedur order penjualan.


Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan
informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi penjualan kemudian membuat faktur
penjualan kredit dan mengirimkannya kepada berbagai fungsi yang lain untuk memungkinkan
fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani order dari pembeli.

2. Prosedur persetujuan kredit.


Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan kredit kepada pembeli tertentu dari
fungsi kredit.

3. Prosedur pengiriman.
Dalam prosedur ini, biasa dirangkap oleh fungsi gudang dalam mengupayakan pengiriman
sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat order pengiriman, dikirim secepat mungkin
dan dengan biaya serendah mungkin.

4. Prosedur penagihan.
Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada
pembeli.

5. Prosedur pencatatan piutang.


Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam kartu
piutang atau dalam metode pencatatan tertentu mengarsipkan dokumen tembusan menurut abjad
yang berfungsi sebagai catatan piutang.

6. Prosedur distribusi penjualan.


Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi
yang diperlukan oleh manajemen.

7. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan.


Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok yang dijual
dalam periode akuntansi tertentu.
3. Prosedur Piutang
Suatu piutang terjadi karena adanya transaksi penjualan secara kredit. Sistem Akuntansi
Piutang secara lebih rinci terbentuk melalui prosedur dalam perusahaan. Prosedur-prosedur
tersebut antara lain:
1. Prosedur Pencatatan Piutang Prosedur Pencatatan Piutang bertujuan untuk mencatat mutasi
piutang perusahaan kepada debitur.
2. Prosedur Pembuatan Pernyataan Piutang
Prosedur Pernyataan Piutang merupaka prosedur yang digunakan dalam mendukung kartu
piutang yang telah dibuat oleh perusahaan atas data piutang debitur. Pernyatan piutang ini
merupakan dokumen penjelas atas kartu piutang perusaahaan.
3. Prosedur Distribusi Penjualan Prosedur Distribusi Penjualan merupakan prosedur yang
memperlihatkan alur pendistribusian atas penjualan yang terjadi di perusahaan.
Prosedur Pencatatan Piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada
debitur (Mulyadi, 2001:257). Dalam akuntansi piutang dihasilkan pernyataan piutang yang
merupakan unsur pengendalian intern yang baik dalam hal pencatatan piutang perusahaan.
Perlakuan atas pernyataan piutang ini yang apabila dilakukan secara terorganisir dengan
pemberitahuan kepada debitur perusahaan., akan menimbulkan efek yang baik bagi perusahaan.
Terutama dalam hal keandalan, keakuratan, dan kepercayaan debitur atas data piutangnya
terhadap perusahaan. Maka
dapat disimpulkan bahwa prosedur pencacatan piutang adalah kegiatan klerikal perusahaan yang
dilaksanakan untuk menjamin adanya penangan yang seragam terhadap transaksi pencatatan
piutang yang sering terjadi guna memenuhi kebutuhan perusahaan.
4. Prosedur Hutang
Menurut Ferry Rinaldi (2016) dalam jurnalnya Kebijakan dan Prosedur Hutang Dagang(Account
Payable) – SOP menyebutkan bahwa kebijakan pembayaran hutang antara lain :
1. Perencanaan pembayaran harus dilakukan setiap bulan, berdasarkan tanggal jatuh tempo dan
dapat dikontrol dengan melihat daftar hutang yang jatuh tempo.

2. Perencanaan pembayaran telah dibuat pada setiap akhir bulan untuk digunakan oleh bagian
akuntansi dalam pembuatan perkiraan Cash flow / arus kas Bulanan.

3. Bagian akuntansi harus membuat proposal pembayaran secara rutin untuk direview oleh
Supervisor Keuangan dan disetujui oleh Kepala Bisnis Manager. Proposal pembayaran dibuat
berdasarkan Umur Hutang.

4. Pemilihan dan prioritas pembayaran merupakan tanggung jawab Supervisor Keuangan dan
disetujui oleh Kepala Bisnis Manager berdasarkan proposal pembayaran yang dibuatkan oleh
bagian akuntansi dan ketersediaan dana, proposal pembayaran yang pasti atau telah ditentukan
akan dibuat berdasarkan proses ini. Hal ini mengacu kepada Payment List / Daftar Pembayaran.

5. Daftar pembayaran dibuat oleh bagian akuntansi dan diinformasikan kepada Supervisor
Keuangan. Bagian akuntansi membuat voucher pembayaran dan bagian kasir mengisi cek
berdasarkan daftar pembayaran.

6. Pembayaran untuk transaksi operasional perusahaan dilakukan melalui bank transfer, giro,
transfer dana elektronik, namun pembayaran tunai dapat dilakukan kepada pemasok tertentu.

7. Pembayaran dengan cek dibatasi dan harus mendapat persetujuan dari pihak bank.

8. Pembayaran dengan cek juga dibatasi untuk transaksi biaya perjalanan dinas karyawan. Jika
melebihi jumlah yang ditentukan harus didiskusikan dan disetujui oleh Supervisor Keuangan dan
Kepala Bisnis Manager.

9. Otorisasi batas pembayaran atau penandatanganan cek / giro atau transfer diatur dalam manual
of Authority (sesuai otorisasi dari masing – masing bank dengan perusahaan).

10. Voucher pembayaran bank atau tunai dibuat oleh bagian akuntansi dan dicetak.

11. Voucher pembayaran bank atau tunai harus disertai dengan dokumen pendukung.

12. Voucher pembayaran bank atau tunai harus direview dan disetujui oleh Kepala Bisnis
Manager.

13. Pembukuan transaksi pembayaran hanya bisa dilakukan setelah transaksi disetujui dan
transfer bank telah dilakukan.

14. Bagian kasir harus mencatat transaksi atas pembayaran utang dagang secara
harian.
5. Prosedur Penerimaan Kas

Prosedur penerimaan kas yang biasanya dilakukan bisa beragam, seperti penerimaan kas dari
langganan, pembuatan voucher penerimaan kas, penyetoran kas ke bank, pencatatan buku kas
dan bank (Laporan mutasi kas dan bank), serta stok opname kas harian

1. Penerimaan Kas dari langganan

Prosedur penerimaan kas bisa dimulai pada saat pelanggan melakukan penyetoran kas ke kasir,
kemudian mengeluarkan invoice (asli) dan invoice lembar ketiga (lembar kasir) untuk dicocokan
dengan penerimaan kas. Apabila sudah sesuai, maka invoice asli dan invoice rangkap ketiga
tersebut dicap (stempel) lunas dan ditandatangani oleh kasir. Invoice asli beserta dengan
dokumen lain kemudian diberikan kepada pelanggan, sedangkan invoice lembar ketiga akan di
arsip bersama dengan Voucher Penerimaan Kas.

2. Pembuatan Voucher Penerimaan Kas

Voucher penerimaan kas merupakan dokumen yang digunakan sebagai bukti penerimaan kas
yang akan dilampirkan dengan invoice (copy kasir). Kemudian, diarsipkan sesuai dengan nomor
urut voucher penerimaan kas. Voucher ini memberikan berbagai informasi. Antara lain: tanggal,
jenis voucher penerimaan kas (keci/besar), nomor invoice, nama langganan, jumlah penerimaan
kas, tanda-tangan petugas kasir, dan tanda tangan pihak yang memeriksa dan yang menyetujui.

3. Penyetoran Kas ke Bank

Hampir setiap perusahaan akan menyetorkan uang ketika telah menerima uang kas.  Penyetoran
ke bank dilakukan dengan membuat Slip Setoran Bank beserta dengan uang kas yang disetor ke
bank.

4. Pencatatan Buku Kas dan Laporan mutasi kas

Dalam prosedur ini, Ada 3 (tiga) tahap pembuatan laporan yaitu, laporan pada saat penerimaan
kas, laporan pada saat penyetoran kas ke bank, kemudian penandatanganan persetujuan di buku
kas dan bank oleh kasir.

Laporan pada saat penerimaan kas dibuat berdasarkan voucher penerimaan kas. Sedangkan
laporan saat penyetoran kas ke bank dibuat dalam 2 bentuk, yaitu saldo kas berkurang dan saldo
kas bertambah.

5. Stok Opname Kas Harian

Prosedur penerimaan kas diakhiri dengan stock opname kas untuk mencocokkan saldo fisik kas
dengan saldo menurut laporan buku kas. Stock opname kas harian dilakukan untuk bahan
rujukan jika terjadi perbedaan antara saldo buku kas dengan saldo fisik. Stok opname kas juga
bisa dilakukan pada waktu tertentu oleh perusahaan untuk proses audit (pemeriksaan) saldo kas.
Daftar Pustaka

http://eprints.uny.ac.id/9054/3/BAB%202%20-08412141016.pdf
http://eprints.perbanas.ac.id/3079/4/BAB%20II.pdf
http://eprints.undip.ac.id/59738/3/TA_BAB_III.pdf
http://eprints.undip.ac.id/60500/3/BAB_3.pdf
https://www.harmony.co.id/blog/pengertian-prosedur-penerimaan-kas-
dalam-akuntansi

Anda mungkin juga menyukai