Anda di halaman 1dari 13

Pengertian Pengendalian Intern

Pengertian pengendalian intern menurut American Institute Of Certified Public Accountan


didefinisikan sebagai pengawasan intern, dimana :
Pengawasan intern meliputi struktur organisasi , semua metode dan pengukuran yang
terkoordinasi dalam suatu perusahaan, untuk melindungi aktiva, menjaga ketelitian dan
keterpercayaan data akuntansi, meningkatkan efisiensi dan mendorong dipatuhinya
kebijaksanaan manajemen. (Wing Wahyu Winarno,1994:88)

Tujuan Sistem Pengendalian Intern adalah :


a. Menjaga Kekayaan dan Catatan Akuntansi
b. Memeriksa Ketelitian dan Keandalan Data Akuntansi
c. Mendorong Efisiensi
d. Mendorong Dipatuhinya Kebijakan Manajemen

Sistem Akuntansi Penerimaan Kas


Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu penerimaan dari penjualan
tunai dan penerimaan kas dari piutang atau dari penjualan secara kredit. Dibawah ini akan
dibahas mengenai kedua sistem akuntansi penerimaan kas tersebut.
a. Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
mengharuskan :
1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan
cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.
2. Penerimaan kas secara tunai dilakukan melalui transaksi secara kredit, yang melibatkan bank
penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.
Prosedur penerimaan kas dari pejualan tunai ada tiga macam, yaitu :
1. Prosedur penerimaan kas dari over the counter sales.
2. Prosedur penerimaan kas dari cash on delivery sales ( COD sales ).
3. Prosedur penerimaan kas dari credit card sales.

Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai melibatkan beberapa fungsi yang terkait, yaitu :
1. Fungsi Penjualan
2. Fungsi Kas
3. Fungsi Gudang
4. Fungsi Pengiriman
5. Fungsi Akuntansi

Informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemen dalam penerimaan kas dari penjualan
tunai adalah :
1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka
waktu tertentu.
2. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.
3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
4. Nama dan alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam penjualan produk tertentu , namun
pada umumnya informasi nama dan alamat pembeli ini tidak diperlukan oleh manajemen dari
kegiatan penjualan tunai.
5. Kuantitas produk yang yang dijual.
6. Otorisasi jabatan yang berwenang.
(Mulyadi, 1993:464-465)

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :
1. Faktur Penjualan Tunai
2. Pita Register Kas
3. Credit Card Sales Slip
4. Bill Of Lading
5. Faktur Penjualan COD
6. Bukti Setor Bank
7. Rekap Harga Pokok Penjualan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :
1. Jurnal Penjualan
2. Jurnal Penerimaan Kas
3. Jurnal Umum
4. Kartu Persediaan
5. Kartu Gudang

Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :
1. Prosedur Order Penjualan
2. Prosedur Penerimaan Kas
3. Prosedur Penyerahan Barang
4. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai
5. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank
6. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
7. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan

Unsur pengendalian intern yang seharusnya ada dalam sistem penerimaan kas dari penjualan
tunai adalah :
Organisasi
1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.
2. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi .
3. Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi
pengiriman, dan fungsi akuntansi.
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
4. Penerimaan order dari pembeli diotorisai oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir
faktur penjualan tunai.
5. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan membubuhkan cap lunas pada faktur
penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut.
6. Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit
kartu kredit.
7. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap sudah
diserahkan pada faktur penjualan tunai.
8. Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan
tanda pada faktur penjualan tunai.

Praktek yang Sehat


9. Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh
fungsi penjualan.
10. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang
sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.
11. Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak
oleh fungsi pemeriksa intern.
( Mulyadi, 1993 : 472 473)

b. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang


Penerimaan kas dari piutang berasal dari penjualan secara kredit. Berdasarkan sistem
pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari piutang mengharuskan :
1. Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindahbukuan melalui
rekening bank (giro bilyet).
2. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam jumlah
penuh.
Prosedur penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu sebagai berikut :
1. Melalui penagihan perusahaan
2. Melalui pos
3. Melalui lock box collection plan

Sistem penerimaan dari piutang melibatkan beberapa fungsi yang terkait yaitu :

1. Fungsi Sekretariat.
Bertanggung jawab dalam menerima cek dan surat pemberitahuan melalui pos dari para debitur
perusahaan dan bertugas membuat daftar surat pemberitahuan atas dasar surat pemberitahuan
yang diterima bersama cek dari para debitur.
2. Fungsi Penagihan
Bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada debitur perusahaan berdasarkan daftar
piutang yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
3. Fungsi Kas
Bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat (jika penerimaan kas dari piutang
dilaksanakan melalui pos) atau dari fungsi penagihan (jika penerimaan kas dari piutang
dilaksanakan melalui penagihan perusahaan). Fungsi kas juga bertanggung jawab untuk
menyetorkan kas yang diterima dari berbagai fungsi tersebut dengan segera ke bank dalam
jumlah penuh.
4. Fungsi Akuntansi
Bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan
kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang.
5. Fungsi Pemeriksa Intern
Bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan kas yang ada di tangan fungsi kas secara
periodik. Selain itu juga bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank untuk mengecek
ketelitian catatan kas yang diselenggarkan oleh fungsi akuntansi.

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah :
1. Surat Pemberitahuan
2. Daftar Surat Pemberitahun
3. Bukti Setor Bank
4. Kuitansi

Unsur pengendalian intern dalam sistem penerimaan kas dari piutang disajikan sebagai berikut :
Organisasi
1. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan fungsi penerimaan kas.
2. Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan


3. Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama atau dengan cara
pemindah bukuan (giro bilyet).
4. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih
yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
5. Pengkreditan rekening pembantu piutang oleh fungsi akuntansi (Bagian Piutang ) harus
didasarkan atas surat pemberitahuan yang berasal dari debitur.

Praktek yang Sehat


6. Hasil perhitungan kas harus direkam dalam berita acara penghitungan kas dan disetor penuh
ke bank dengan segera.
7. Para penagih dan kasir harus diasuransikan (fidelity bond insurance).
8. Kas dalam perjalanan (baik yang ada di tangan Bagian Kasa maupun di tangan penagih
perusahaan ), harus diasuransikan (cash in safe dan cash in transit insurance).
(Mulyadi, 1993 : 492-493)
Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
Pembayaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan cek kecuali untuk
pembayaran dalam kecil, biasanya dilaksanakan melalui dana kas kecil. Dana kas kecil
merupakan uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya
relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek. (Zaki Baridwan, 1980 : 63). Seperti
halnya ongkos transport atau unit keperluan sehari-hari dimana pembayaran dengan cek untuk
hal-hal yang sekecil itu akan mengakibatkan pekerjaan menjadi tertunda, membosankan, dan
beban pencatatannya mahal. Dana kas kecil diserahkan kepada kasir kas kecil yang bertanggung
jawab untuk membayar biaya yang relatif kecil dan meminta pengisian kembali dari kas besar.

Metode yang digunakan dalam penyelenggaraan kas kecil ada dua, yaitu sebagai berikut :
1. Metode Fluktuasi
Dalam metode ini pembentukan dana kecil dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil.
Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit rekening dana kas kecil, sehingga saldo
rekening kas kecil selalu berubah. Dalam pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sesuai
dengan keperluan (tidak berdasarkan jumlah pengeluaran sebelumnya) dan dicatat dengan
mendebit rekening dana kas kecil.

2. Metode Imprest
Pembentukan dana kas kecil dengan metode ini dilakukan dengan cek dan dicetak dengan
mendebit rekening dana kas kecil. Saldo kas kecil tidak berubah sesuai yang ditetapkan, kecuali
jika saldo yang ditetapkan itu dinaikkan atau dikurangi. Pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat
dalam jurnal tetapi hanya dilakukan dengan mengumpulkan bukti-bukti transaksi sebagai arsip
sementara oleh pemegang kas kecil. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah rupiah
yang tercantum dalam kumpulan bukti pengeluaran kas kecil. Bukti penggeluaran ini dicap
telah dibayar agar tidak digunakan lagi. Pengisian ini dilakukan dengan cek dan dicatat dengan
mendebit rekening biaya dan mengkredit rekening kas.

Pengeluaran kas dengan menggunakan cek memiliki kebaikan ditinjau dari pengendalian intern,
yaitu :
a. Dengan digunakan cek atas nama, pengeluaran cek akan dapat diterima oleh pihak yang
namanya sesuai dengan yang ditulis pada formulir cek.
b. Dilibatkannya pihak luar dalam hal ini bank, dalam pencatatan transaksi pengeluaran kas.
c. Bagi perusahaan yang mengeluarkan cek, pengembalian cancelled check digunakan sebagai
tanda terima dari pihak yang menerima pembayaran. Check Issuer secara otomatis menerima
tanda penerimaan kas di pihak yang menerima pembayaran.

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah :
1. Bukti Kas Keluar
2. Cek
3. Permintaan cek
Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah :
1. Jurnal Pengeluaran Kas
2. Register Cek
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah :
1. Fungsi yang Memerlukan Pengeluaran Kas
Apabila suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas, maka fungsi tersebut mengajukan permintaan
cek kepada fungsi pencatat utang.
2. Fungsi Pencatat Utang
Bertanggung jawab atas pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi
keuangan dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen terebut. Fungsi ini
juga bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan validitas dokumen
pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar. Selain itu fungsi ini juga
bertanggung jawab untuk menyelenggarakan arsip bukti kas keluar yang belum dibayar yang
berfungsi sebagai buku pembantu.
3. Fungsi Keuangan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek dan
mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur.
4. Fungsi Akuntansi Biaya
Fungsi ini bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan
persediaan.
5. Fungsi Akuntansi Umum
Bertanggung jawab atas pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau
register.
6. Fungsi Audit Intern
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan perhitungan kas secara periodik dan
mencocokkan hasil penghitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi. Selain itu juga
bertanggung jawab melakukan pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo kas yang ada di
tangan dan membuat rekonsiliasi bank secara periodik.

Unsur pengendalian intern dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek dirancang
dengan merinci unsur organisasi, sistem otorisasi, dan prosedur pencatatan, serta unsur praktek
yang sehat yang disebutkan di bawah ini :
Organisasi
1. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
2. Transasksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh Bagian
Kasa sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan dari fungsi yang lain.
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
3. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwewenang
4. Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang
berwewenang.
5. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas (atau dalam metode pencatatan tertentu dalam
register cek) harus didasarkan bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang
berwewenang dan yang dilampiri dengan dokumen mendukung yang lengkap.

Praktek yang Sehat


6. Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan
yang tidak semestinya.
7. Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas harus dibubuhi cap
lunas oleh Bagian Kasa setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan.
8. Penggunaan rekening koran bank (bank statement), yang merupakan informasi dari pihak
ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksa intern (internal audit
function) yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas.
9. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima
pembayaran atau dengan pemindah bukuan.
10. Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran ini dilakukan sistem
akuntansi pengeluaran kas melalui dana kas kecil, yang akuntansinya diselenggarakan dengan
imprest system.
11. Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan dengan jumlah kas
menurut catatan akuntansi.
12. Kas yang ada di tangan (cash insafe) dan kas yang ada di perjalanan (cash in transit) di
asuransikan dari kerugian.
13. Kasir diasuransikan (fidelity bond insurance).
14. Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang ada
di tangan (misalnya mesin register kas, almari besi, dan strong room).
15. Semua nomor cek harus dipertanggungjawabkan oleh Bagian Kasa.
(Mulyadi, 1993 : 519-520)

Berdasarkan pengertian kas tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kas merupakan sesuatu
yang dapat diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.

1. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas


Sistem Akuntansi Penerimaan Kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan
kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutag yang siap dan bebas digunakan
untuk kegiatan umum perusahaan. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas adalah proses aliran kas
yang terjadi di perusahaan adalah terus menerus sepanjang hidup perusahaan yang bersangkutan
masih beroperasi. Aliran kas terdiri dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi penerimaan kas
adalah suatu kesatuan untuk mengumpulkan, mencatat transaksi yang dapat membantu pimpinan
untuk menangani penerimaan perusahaan.
Beberapa bentuk pembayaran dari langganan di dunia usaha yang dikenal antara lain :
a. Uang tunai.
b. Cek.
c. Giro bilyet.
d. Transfer lewat bank.
e. Wesel bank.
Cara penerimaan uang dari langganan dapat dilakukan melalui cara :
1. Langganan membayar sendiri atau oleh petugasnya.
2. Harus ditagih oleh kreditur.
3. Kompensasi utang piutang.
Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama yaitu penerimaan kas dari penjualan
tunai dan penerimaan kas dari piutang.
a. Sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai.
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga
prosedur Yaitu :
1. Penerimaan kas dari over-the-counter sale.
2. Prosedur peneriman kas dari cash-on delivery sale (COD sales).
3. Prosedur penerimaan dari credit card sale.
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari
penjualan tunai yaitu: 10
1. Fungsi penjualan.
2. Fungsi kas.
3. Fungsi Gudang.
4. Fungsi Pengiriman.
5. Fungsi Akuntansi.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas
yaitu:
1. Faktur penjualan tunai.
2. Pita register kas
3. Credit card sales slip
4. Bill of lading.
5. Faktur penjualan COD.
6. Bukti setor bank.
7. Rekspitulasi harga pokok penjualan.
Catatan Akuntansi Yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan
kas yaitu :
1. Jurnal penjualan.
2. Jurnal penerimaan kas.
3. Jurnal umum.
4. Kartu persediaan.
5. Kartu gudang.
b. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang. Penerimaan kas dari piutang dapat
dilakukan melalui :
1. Melalui Penagih Perusahaan
2. Melalui Pos.
3. Melalui Lock-Box-Collection Plan.
Dalam penelitian yang akan dibahas dalam tugas akhir ini yang akan
penulis bahas adalah hanya penerimaan kas yang berasal dari piutang.
Menurut sistem pengendalian intern yang baik, semua penerimaan kas dari
debitur harus dalam bentuk cek atas nama atau giro bilyet.
1. Penerimaan kas dari piutang melalui penagih perusahaan dilaksanakan
dengan prosedur berikut ini :
a. Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya
ditagih kepada penagih.
b. Bagian penagihan mengirimkan penagih yang merupakan karyawan
perusahaan untuk melakukan penagihan ke debitur.
c. Bagian penagihan menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan
dari debitur.
d. Bagian penagihan menyerahkan cek ke bagian kasa.
e. Bagian penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian
piutang untutk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.
f. Bagian kasa mengirim kwitansi sebagai tanda penerimaan kas
kepada debitur.
g. Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek tersebut
dilakukan endorsment oleh pejabat yang berwenang.
h. Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank
debitur.
2. Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Pos dilaksanakan dengan
prosedur sebagai berikut :
a. Bagian pengiriman mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur
pada saat transaksi penjualan kredit terjadi.
b. Debitur mengirim cek atas nama yang dilampiri surat
pemberitahuan melalui pos.
c. Bagian sekretariat menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan
dari debitur.
d. Bagian sekretariat menyerahkan cek kepada bagian kasa.
e. Bagian sekretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian
piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.
f. Bagian kasa mengirim kuitansi kepada debitur sebagai tanda terima
pembayaran dari debitur.
g. Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas nama
tersebut dilakukan endorsemen oleh pejabat yang berwenang.
h. Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank
debitur.
3. Penerimaan Kas Melalui Lock-Box-Collection Plan dilaksanakan
dengan prosedur sebagai berikut :
a. Bagian penagihan mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur
pada saat transaksi terjadi.
b. Debitur melakukan pembayaran utangnya pada saat faktur jatuh
tempo dengan mengirimkan cek dan surat pemberitahuan ke PO
BOX di kota terdekat.
c. Bank membuka PO BOX dan mengumpulkan cek dan surat
pemberitahuan yang diterima oleh perusahaan.
d. Bank membuat daftar surat pemberitahuan. Dokumen ini dilampiri
dengan surat pemberitahuan dikirimkan oleh bank ke bagian
sekretariat.
e. Bank mengurus check clearing.
f. Bagian sekretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian
piutang untuk mengkredit rekening pembantu piutang debitur yang
bersangkutan.
g. Bagian sekretariat menyerahkan daftar surat pemberitahuan ke
bagian kasa.
h. Bagian kasa menyerahkan daftar surat pemberitahuan ke bagian
jurnal untuk mencatat di dalam jurnal penerimaan kas.Prosedur penerimaan uang melibatkan
beberapa bagian dalam perusahaan agar transaksi penerimaan uang tidak terpusat pada satu
bagian saja. Hal ini perlu agar pengendalian intern dapat dilaksanakan dengan baik.Fungsi atau
unit kerja yang tekait dalam penerimaan kas dari piutang antara lain :
1. Fungsi Sekretariat.
Bertanggung jawab menerima cek dan surat pemberitahuan dari debitur.
Fungsi ini juga bertugas membuat daftar surat pemberitahuan atas dasar
surat pemberitahuan yang diterima bersama cek dari para debitur.
2. Fungsi Penagihan.
Bertanggung jawab melakukan penagihan langsung kepada debitur
melalui penagih perusahaan, berdasarkan daftar piutang yang dibuat
oleh fungsi akuntansi.
3. Fungsi Kas.
Bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat atau dari fungsi penagihan.
4. Fungsi Akuntansi.
Bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas.
5. Fungsi Pemeriksa Intern.
Bertanggung jawab atas perhitungan uang kas yang ada di tangan fungsi
kas secara periodik. Pendapat lain mengenai
fungsi dalam penerimaan kas adalah Fungsi yang terkait dalam penerimaan kas dari piutang
yaitu :
1. Fungsi Bagian Piutang
Fungsi ini bertugas membuat catatan piutang, menyiapkan dan
mengirimkan surat pernyataan piutang, dan membuat daftar analisa
umur piutang setiap periode.
2. Bagian Surat Masuk.
Bagian surat masuk bertugas menerima surat yang diterima perusahaan.
Surat-surat yang berisi pelunasan piutang harus dipisahkan dari suratsurat lainnya. Setiap hari
bagian surat masuk membuat daftar penerimaan uang harian, mengumpulkan cek dan remittance
advice.
Setelah daftar penerimaan uang harian selesai dikerjakan oleh bagian
surat masuk maka daftar tesebut didistribusikan sebagai berikut :
Satu lembar dengan cek diserahkan pada kasir, satu lembar bersama
dengan remittance advice diserahkan ke bagian akuntansi.
3. Fungsi Kasir.
Fungsi kasir bertugas menerima uang yang berasal dari bagian surat
masuk, pembayaran langsung atau dari penjualan oleh salesman. Setiap
hari membuat bukti setor ke bank dan menyetorkan semua uang yang
diterimanya. Menyetorkan bukti setor bank ke bagian akuntansi.
4. Fungsi akuntansi
Menerima bukti setor dari bagian kasa.
Berdaskan dua teori tersebut dapat dilihat bahwa teori dari Mulyadi
lebih lengkap. Dalam penelitin ini penulis akan menggunakan teori dari
Mulyadi karena lebih sesuai dengan keadaan PT. Dharma Lautan
Nusantara Semarang.
Dokumen yang Digunakan dalan Sistem Penerimaan Kas
1. Surat Pemberitahuan.
Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahu maksud
pembayaran yang dilakukan. Biasanya berupa tembusan bukti kas
keluar yang dibuat oleh debitur. Oleh perusahaan dokumen ini dijadikan
dokumen sumber dalam pencatatan berkurangnya piutang.
2. Daftar Surat Pemberitahuan.
Merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat fungsi sekretariat
atau fugsi penagihan.
3. Bukti Setor Bank.
Dokumen ini dibuat fungsi kas sebagai bukti penyetoran ke bank.
Dokumen ini dibuat rangkap 3.
4. Kuitansi.
Merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi para
debitur yang telah melakukan pambayaran utang mereka.
Pengeluaran Kas
Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk
melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai
yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Menurut
Depdiknas Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas adalah suatu proses, cara,
perbuatan mengeluarkan alat pertukaran yang diterima untuk pelunasan utang dan
dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya,
juga simpanan dalam bank atau tempat-tempat lainnya yang dapat diambil
sewaktu-waktu.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan
Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas adalah suatu proses yang dilaksanakan untuk
melaksanakan pengeluaran kas baik dengan cek maupun uang tunai untuk
kegiatan perusahaan. Sistem Akuntansi pokok yang digunakan untuk
melaksanakan pengeluaran kas yaitu sistem akuntansi pengeluaran kas dengan
cek dan sistem akuntansi pengeluaran kas dengan melalui dana kas kecil.
1. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek
Fungsi Yang Terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
yaitu :
a. Fungsi Hutang.
Fungsi ini menerima dokumen-dokumen dari bagian lain yang nantinya
akan digunakan sebagai dokumen pendukung bukti pengeluaran uang dan
menyiapkan bukti pengeluaran uang.
b. Fungsi Kasir.
Fungsi ini menerima bukti pengeluaran uang dari bagian utang,
menuliskan besarnya uang yang harus dikeluarkan dalam cek dan
memintakan tandatangannya kepada pejabat yang berwenang, serta
memberikan cek kepada pihak yang namanya tercantum dalam cek.
c. Fungsi Akuntansi.
Bagian akuntansi yang terkait dalam pengeluaran uang ini adalah bagian
kartu persediaan dan kartu biaya serta bagian buku jurnal, buku besar dan
pelaporan. Tugasnya yaitu menerima dari bagian utang lembar pertama
bukti pengeluaran kas beserta bukti-bukti pendukung. Selain itu
menyimpan bukti-bukti pengeluaran uang beserta bukti-bukti pendukung
ke dalam suatu file yang disebut dengan file bukti pengeluaran uang yang
telah dibayar. Dalam menyimpan bukti-bukti pengeluaran uang ini,
sebelumnya diurutkan menurut urutan nomor urut bukti pengeluaran
uang.
d. Bagian Pengawasan Intern.
Bagian ini bertugas memverifikasi pengeluaran-pengeluaran uang ini,
termasuk mengecek penanggungjawab dari pejabat-pejabat yang
berwenang atas dan selama proses pengeluaran uang tersebut.
Dokumen yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas
a. Dokumen pelengkap pengadaan dan penerimaan barang/jasa.
Dokumen ini merupakan dokumen yang digunakan untuk mendukung
permintaan pengeluaran kas.
b. Cek
Dari sudut sistem informasi akuntansi cek merupakan dokumen yang
digunakan untuk memerintahkan melakukan pembayaran sejumlah uang
kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum dalam cek.
c. Voucher
Dokumen ini sebagai permintaan dari yang memerlukan pengeluaran
kepada fungsi akuntansi untuk membuat kas keluar.
Catatan Akuntansi Yang digunakan dalam Sistem akuntansi
pengeluaran kas
a. Jurnal Pengeluaran Kas.
Digunakan untuk mencatat pengeluaran kas.
b. Register Cek.
Register cek digunakan untuk mencatat cek-cek perusahaan yang
dikeluarkan untuk pembayaran kreditur atau pihak lain.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam pengeluaran kas yaitu :
a. Buku pembantu utang
b. Buku jurnal pembelian
c. Buku jurnal pengeluaran uang
d. Remittance advice

kesimpulan
* . Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
a. Prosedur penerimaan kas dilakukan melalui dua cara yaitu melalui
penagihan perusahaan dan melalui transfer bank. Penerimaan kas
disamping berupa cek dan giro, juga berupa uang tunai.
b. Bagian-bagian yang terkait dalam sistem penerimaan kas yaitu :
bagian perbendaharaan, bagian penagihan, bagian kasir, sub bagian
umum/tata usaha, dan bagian akuntansi.
c. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas
yaitu : kwitansi, surat perintah tagih, bukti penerimaan kas/bank,
rekening koran, bukti transfer bank, dan surat pemberitahuan dari
bank.
d. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan
kas yaitu : jurnal penerimaan kas, buku kas kasir, buku harian, buku
besar, dan kartu piutang .
* . Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
a. Prosedur pengeluaran kas dilakukan dengan menggunakan cek, giro,
dan uang tunai.
b. Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran yaitu bagian
akuntansi, bagian kasir, dan bagian pengawas intern yaitu kepala
bagian keuangan dan kepala cabang.
c. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
yaitu : bukti pengeluaran kas/bank, cek, giro, dan bukti transfer bank.
d. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi
pengeluaran kas yaitu : jurnal pengeluaran kas, register cek dan buku
kas kasir.

Anda mungkin juga menyukai