NIM : 20043083
Prodi : Akuntansi S1
b. Fungsi usaha : Pemrosesan order pembelian, penerimaan barang dan jasa, pengakuan
kewajiban.
1
3. Pengendalian intern untuk perolehan.
b. Rangkapan dokumen dikirim ke bagian gudang dan rangkapan lain dikirim ke bagian
hutang usaha.
d. Pegawai bagian penerimaan harus independen dari bagian gudang dan bagian
akuntansi.
Pengakuan Kewajiban
1. Jurnal perolehan (acquisition journal): jurnal untuk mencatat rincian masing-masing
transaksi perolehan.
2
4. Nota debet (debet note): dokumen yang menunjukkan pengurangan jumlah hak
pemasok karena pengembalian barang atau pengurangan harga.
5. Voucher: dokumen yang seringkali digunakan oleh berbagai organisasi sebagai sarana
formal pencatatan dan pengendalian perolehan.
6. Berkas induk hutang usaha (account payable master file): berkas untuk mencatat
perolehan individual, pengeluaran kas, serta retur an pengurangan harga perolehan
untuk masing-masing pemasok.
7. Neraca saldo hutang usaha (account payable trial balance): daftar yang menjadi
jumlah hak masing-masing pemasok pada saat tertentu.
8. Laporan pemasok (vendor statement): laporan yang disiapkan setiap bulan oleh
pemasok yang menunjukkan saldo awal, perolehan, retur dan pengurangan harga,
pembayaran kepada pemasok, dan saldo akhir.
3
Beberapa kecurangan yang mungkin terjadi pada kas perusahaan antara lain:
1. Terjadinya Kitting
Yaitu penggelapan uang kas dengan cara mengundurkan waktu pencatatan penerimaan
kas akibat adanya pinjaman pemegang kas.
2. Terjadinya Lapping
Yaitu adanya kecurangan dengan cara melakukan transfer dana antar bank akhir bulan,
atau pihak bank mengkreditkan rekening perusahaan sebelum cek yang bersangkutan
disetorkan terlebih dahulu.
3. Adanya Uang Palsu
Yaitu adanya kecurangan dengan cara mencampurkan sebagian uang palsu kedalam uang
asli yang dikeluarkan oleh pemegang kas Untuk menghindarkan hal-hal tersebut diatas
maka diperlukan adanya pengendalian internal kas yang baik, agar memudahkan pihak
manajemen dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan tujuan dari sistem pengendalian internal kas itu sendiri ialah:
Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan
dengan kas
Membuktikan kewajaran uang kas yang dicantumkan dalam neraca
Membuktikan kewajaran penyajian pengungkapan uang kas di neraca
Memperkecil kemungkinan penyelewengan atau manipulasi terhadap kas sehingga
tetap dalam keadaan seimbang dan data keuangan yang dihasilkan dapat lebih akurat
dan dapat diuji kebenarannya
Dengan adanya fungsi pemisahan tugas antara mencatat kas dengan yang memegang
kas, maka pencatatan laporan keuangan perusahaan dapat sesuai dengan transaksi
yang sesungguhnya, sehingga antara administrasi dengan keuangan perusahaan
memiliki data yang sama
Dengan adanya sistem otorisasi atau ditandatangani terlebih dahulu setiap dilakukan
pengeluaran kas memperkecil kemungkinan adanya pengeluaran yang berlebih,
tetapi terbatas hanya pada kebutuhan tertentu saja.
4
Bentuk-bentuk prosedur sistem pengendalian internal terhadap arus pengeluaran kas
menurut Waluyo (2012:73) :
1. Pengeluaran uang harus menggunakan cek, kecuali pengeluaranpengeluaran
yang jumlahnya kecil, yaitu menggunakan kas kecil
2. Dibentuk kas kecil
3. Diadakan pemisahan antara pihak yang mengumpulkan bukti pengeluaran, yang
menulis cek, dan yang menandatangani cek serta mencatat pengeluaran kas
4. Pemeriksaan internal pada jangka waktu yang tidak tentu
5. Dibuat laporan pengeluaran kas harian sebagai pertanggungjawaban
Ada beberapa syarat agar sistem pengendalian internal kas dapat disebut baik dan
efektif, yaitu:
1. Tidak diperkenankan seorang karyawan menangani/mengurus suatu transaksi
dari awal sampai akhir
2. Pengurusan uang kas harus dipisahkan dari pencatatan uang kas
3. Penerimaan uang kas sedapat mungkin dipusatkan
4. Penerimaan uang kas harus dicatat pada waktu penerimaannya
5. Penerimaan uang kas diharuskan disetor setiap hari kepada bank
6. Semua pengeluaran kas yang besar jumlahnya harus dilakukan dengan
mengeluarkan cek
7. Rekonsiliasi salinan rekening giro dari bank harus dilakukan oleh petugas yang
tidak mengeluarkan cek-cek dan mengurusi uang kas
Pengujian atas Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
1. Pengujian atas perolehan (test of acquisition): pemrosesan order pembelian,
penerimaan barang dan jasa, dan pengakuan kewajiban.
4. Rancang dan laksanakan proseur analitis untuk siklus perolehan dan pembayaran.
5. Rancang pengujian terinci atas saldo akun hutang usaha untuk memenuhi tujuan
spesifik audit (prosedur audit, ukuran sampel, pos/unsur yang dipilih, saat
pelaksanaan).
d. Hitung rasio seperti pembelian ibagi hutang usaha, dan hutang usaha dibagi kewajiban
lancar.
b. Memeriksa dokumen yang mendasari setiap tagihan yang belum dibayarkan beberapa
minggu setelah akhir tahun.
c. Menelusuri laporan penerimaan barang yang dibuat sebelum akhir tahun ke faktur
pemasoknya.