Anda di halaman 1dari 13

PENGAUDITAN 2

PENGAUDITAN SALDO KAS

Kelas C Akuntansi Malam


Kelompok 7
1. Ni Made Regita Febriana Nugraha 17/2102622010252
2. Ni Kadek Ella Silvia 18/2102622010253
3. Putu Ima Ganitri Wikasari 19/2102622010254

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2023
Sifat Siklus Kas
Terdapat lima siklus yaitu siklus pendapatan, siklus pengeluaran, siklus pendanaan, siklus
investasi dan siklus jasa personalia. Penerima kas merupakan realisasi pendapatan, apabila
terjadi pendapatan melalui penjualan kredit, maka perusahaan akan mendebit piutang dagang,
apabila pelanggan membayar piutang dagang tersebut maka perusahaan akan menerima aset
yang pada umumnya berupa kas.
Perusahaan yang menjual saham atau utang utang obligasi (siklus pendanaan) akan
memperoleh aset tamahan yang biasnya berupa kas. Perusahaan harus mengeluarkan kasnya
untuk memperoleh berbagai sumber daya yang diperlukan perusahaan (siklus pengeluaran).
Pengeluaran kas tersebut meliputi pula pengeluaran untuk memperoleh sumber daya manusia
(siklus jasa personalia).
Siklus investasi juga berkaitan erat dengan kas. Perusahaan yang menanamkan investasi
harus mengeluarkan sejumlah biaya untuk membeli saham atau surat berharga lain. Investasi
tersebut akan dapat menghasilkan pendapatan yang pada akhirnya akan menambah kas
perusahaan. Sedangkan siklus produksi tidak mempunyai kaitan langsung dengan kas. Saldo kas
meliputi cash on hand, kas di bank dan dan tertentu yang disisihkan seperti dana kas kecil.
Tujuan Audit
Tujuan audit ini ditentukan atas lima kategori asersi laporan keuangan yang dinyatakn dalam
manajemen yaitu :
1. Asersi keberadaan dan keterjadian
Saldo kas tercatat benar-benar ada pada tanggal neraca
2. Asersi kelengkapan
Saldo kas tercatat meliputi pengaruh semua transaksi kas yang telah terjadi dan transfer
kas antar bank pada akhir tahun, telah dicatat pada periode yang tepat
3. Asersi hak dan kewajiban
Klien mempunyai hak legal atas seluruh saldo kas yang tampakpada tanggal neraca
4. Asersi penilaian dan pengalokasian
Saldo kas tercatat dapat direalisasi pada jumlah yang dinyatakan dalam neraca dan sesuai
dengan skedul pendukung
5. Asersi pelaporan dan pengungkapan
Saldo kas telah diidentifikasi dan dikelompokkan dengan tepat dalam neraca dan
identifikasi dan pengungkapan yang tepat dan memadai telah dilakukan sehubungan
dengan adanya pembatasan penggunaan kas tertentu
Materialitas, Risiko dan Strategi Audit
Volume transaski kas pada kebanyakan perusahaan adalah sangat tinggi. Hal ini tidak terlepas
dari keterkaitan siklus kas dengan kelima siklus yang telah disebutkan. Tingginya volume
transaksi menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus kas. Disamping itu ada beberapa faktor
penyebab tingginya risiko bawaan siklus kas yaitu :
1. Tingginya potensi salah saji akbat volume transaksi yang tinggi
2. Sifat kas (paling likuid dan sangat diminati)
3. kesempatan manipulasi dalam bentuk kitting maupun window dressing
Tingginya risiko bawaan siklus ini menyebabkan banyak perusahaan memprioritaskan
struktur pengendalian intern siklus kas untuk mencegah dan mendeteksi salah saji. Perluasan
struktur pengendalian intern signifikan mengurangi risiko pengendalian siklus kas. Frekuensi
transaski kas sangat tinggi, oleh karena itu auditor akan menghemat biaya kalau melakukan
pengujian pengendalian untuk menghimpun bukti yang mendukung. Meskipun demikian,
auditor tetap harus melaksanakan pengujian substantif.
Pemahaman Struktur Pengendalian Intern
A. Lingkungan Pengendalian
Lingkunga pengendalian sangat penting untuk mewujudkan struktur pengendalian intern
kas yang baik. Pemahaman pengendalian meliputi pemahaman pemberian kekuasaan dan
tanggung jawab atas transaski kas. Auditor juga perlu memahami metode pengendalian
manajemen. Metode pengendlian ini meliputi ada tidaknya perencanaan strategik atas
pengelolaan keuangan perusahaan. Praktik dan kebijakan personalia yang baik meliputi
kebijakan perekrutan karyawan yang jujur.
B. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko entitas ini untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan
pengidentifikasian, analisis dan pengelolaan risiko yang telah relevan dengan penyusunan
laporan keuanganyang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi. Karena
kas merupakan aktiva yang paling likuid maka manajemen perusahaan harus benar-benar
mempertimbangkan fungsi-fungsi yang terlibat dalam siklus kas.
C. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Pemahaman informasi dan komunikasi ini diperoleh melalui penelaahan buku manual
akuntansi dan flowchart system, dan pengalaman terdahulu dengan klien. Akuntansi
harus memahami kompetensi personil akuntansi dan bagian EDP yang bertanggung
jawab atas pengolahan transaksi kas. Kaitannya informasi dan komunikasi dengan siklus
kas mencangkup metode dan catatan yang digunakan untuk :
a) Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi
b) Menjelaskan transaksi dalam siklus kas dengan rinci
c) Mengukur nilai transaksi dari siklus yang tepat
D. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas yang relevan dengan audit atas transaksi dalam siklus kas dapat digolongkan
menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan :
a) Review kerja
Aktivitas ini mencakup review atas kinerja yang sesungguhnya dari transaksi
dalam siklus kas
b) Pengolahan Informasi
Terdapat dua pengendalian yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
Pengendalian umum berkaitan dengan pengendalian atas opersional dari transaksi
dalam siklus kas, sedangkan pengendalian aplikasi berlaku untuk pengolahan
aplikasi secara individual dimana pengendalian ini membantu menetapkan bahwa
transaksi dalam siklus kas adalah sah
c) Pengendalian Fisik
Aktivitas ini mencakup keamanan fisik aktiva yang dikelola, termasuk penjagaan
memadai seperti fasilitas yang terlindungi dari akses yang tidak dikehendaki
d) Pemisahan Tugas
Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk memberikan otorisasi
transaksi dalam siklus kas yang dimaksud untuk mengurangi kemungkinan orang
untuk berbuat curang
Dokumen dan Catatan
Dokumen dan catatan ini meliputi :
a) Bukti Kas Masuk
Dokumen ini dibuat oleh bagia piutang sebagai tanda terima yang dikirimkan kepada
kreditur dan sebagai bukti dasar pencatatan transaksi pencatatan kas dan piutang ke dalam
jurnal penerimaan kas
b) Surat Pemberitahuan
Dokumen ini diterima oleh perusahaan dan sebagai pemberitahuan untuk apa pembayaran
debitur tersebut dilakukan
c) Daftar Surat Pemberitahuan
Dokumen ini dibuat oleh bagian sektretariat yang berisi daftar surat pemberitahuanyang
diterima oleh debitur
d) Bukti setor
Dokumen ini dibuat oleh bagian kas untuk menyetor uang tunai dan cek ke bank
e) Bukti Kas Keluar
Dokumen ini sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian kas sebesaryang tercantum
di dalam dokumen tersebut
f) Permintaan Pengeluaran Kas Kecil
Dokumen ini digunakan pemakai dana kas kecil untuk meminta uang ke pemegang dana
kas kecil
g) Bukti Pengeluaran Kas Kecil
Dokumen ini dibuat oleh pemakai kas kecil untuk mempertanggungjawabkan pemakai
dana kas kecil dengan dilampirkan bukti-bukti pengeluaran kas kecil
h) Permintaan Pengisian Kembali Kas Kecil
Dokumen ini dibuat untuk meminta kepada bagian utang agar membuat bukti kas keluar
guna pengisian kembali dana kas kecil
Fungsi
Fungsi yang terkait yaitu :
1. Fungsi Pencatatan Piutang
2. Fungsi penerimaan Surat
3. Fungsi Penyimpanan Kas
4. Fungsi Pembuat Bukti Kas Keluar
5. Fungsi Penyimpan Dana Kas Kecil
6. Fungsi Akuntansi Biaya
7. Fungsi Akuntansi Keuangan
8. Fungsi Pemeriksa Intern
a) Bagian Piutang
Bagian ini berfungsi sebagai pencatat berkurangnya piutang dengan diterimanya
pelunasan piutang dari debitur
b) Bagian Sekretariat
Bagian ini berfungsi sebagai penerimaan surat dan debitur yang berisi surat
pemberitahuan dan cek.
c) Bagian Kasa
Bagian ini berfungsi sebagai menerima uang dari pembelian dalam transaksi
penjualan tunai, menerima cek. Dalam transaksi pengeluaran kas, bagian kasa
mengisi cek, memintakan otoritas cek dan mengirimkan cek kepada kreditur via
pos atau membayarkan langsung kepada kreditur
d) Bagian Utang
Bagian ini berfungsi membuat bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada
bagian kasa untuk mengeluarkan cek sebesar yang tercantuk di dokumen tersebut
dengan melakukan verifikasi kelengkapan dokumen pendukung yang dipakai
dasar pembuatan bukti kas keluar.
e) Pemegang Dana Kas Kecil
Berfungsi memegang dana kas kecil, mengelurkan dana kas kecil seusai dengan
otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjuk dan memintakan pengisian kembali
dana kas kecil
f) Bagian Kartu Persediaan dan Kartu Biaya
Bagian ini berfungsi mencatat pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan
persediaan
g) Bagian Jurnal Buku Besar dan Laporan
Bagian ini berfungsi mencatat transaksi penerimaan kas di dalam jurnal
penerimaan kas dan transaksi pengeluaran kas di dalam jurnal pengeluaran kas
atau register cek
h) Bagian Pemeriksaaan Intern
Bagian ini berfungsi melakukan perhitungan kas secara periodik dan mencocokan
hasil perhitungannya dengan catatan kas, melakukan pemeriksaan secara
mendadak terhadap saldo kas yang ada di tangan dan membuat rekonsiliasi bank
secara periodik
Pengujian Pengendalian Siklus Kas
1. Lakukan pengamatan terhadap pemisahan fungsi penyimpanan kas dengan fungsi
pencatatan kas
2. Lakukan pengamatan terhadap fasilitas pengamanan yang melindungi kasir dari
pencurian dan perampokan kas yang disimpannya.
3. Mintalah salinan notulen rapat direksi mengenai pembukaan dan penutupan rekening
bank serta pembentukan dana kas kecil.
4. Mintalah salinan polis asuransi fidelity bond, cash on hand dan cash in transit.
Ambil Sampel Bukti Kas Masuk
Untuk memperoleh keyakinan mengenai adanya unsur pengendalian intern dalam penerimaan
kas, akuntan mengambil sampel bukti kas masuk yang disimpan di dalam arsip di Jurnal, Buku
Besar dan Laporan. Bukti kas masuk diperiksa:
1. Otorisasi yang tercantum di dalamnya.
2. Surat pemberitahuan dari debitur yang melampirinya
3. Jumlah kas yang diterima menurut bukti kas masuk dengan daftar surat pemberitahuan
dan bukti setor bank yang bersangkutan.
4. Pencatatannya ke dalam kartu piutang dan jurnal penerimaan kas.
Ambil Sampel Bukti Kas Keluar yang Telah Dibayar
Prosedur pemeriksaan ini telah dilaksanakan oleh akuntan pada pengujian kepatuhan terhadap
siklus pembelian. Bukti kas keluar diperiksa mengenai:
1. Otorisasi yang tercantum di dalamnya
2. Nomor urut tercetaknya dan pertanggungjawaban pemakaian nomor urut tersebut
3. Kelengkapan dokumen pendukungnya
4. Otorisasi yang tercantum di dalam dokumen pendukungnya
5. Cap lunas yang dibubuhi pada dokumen pendukungnya
6. Pencatatannya ke dalam register cek
7. Pencatatannya ke dalam buku pembantu yang bersangkutan
8. Kesesuaiannya dengan jumlah cek yang tercantum di dalam rekening koran
Ambil Berita Acara Penghitungan Kas
Praktik yang sehat mengharuskan dilakukannya penghitungan secara periodik kas yang
ada di tangan dan pencocokan jumlah kas hasil penghitungan tersebut dalam catatan akuntansi
kas. Penghitungan kas tersebut dilakukan oleh Bagian Pemeriksa intern dan dicantumkan di
dalam berita acara penghitungan kas.
Pengujian Substantif Saldo Kas
Dalam rangka untuk merancang pengujian substantif, akuntan pertama kali harus
menentukan tingkat risiko deteksi yag diterima untuk masing-masing asersi terkait signifikansi.
Tinggi rendahnya risiko deteksi tergantung pada besarnya risiko audit yang ditetapkan, risiko
bawaan, dan risiko pengendalian. Karena karakteristik kas yang spesifik, maka banyak prosedur
pengujian substantif yang dapat diterapkan untuk memperoleh bukti material beberapa asersi.
Pada kebanyakan audit, auditor terutama menekankan pada asersi keberadaan dan keterjadian
mengingat besarnya kemungkinan overstatement kas.
Tingginya risiko overstatement kas terutama disebabkan oleh adanya peluang pencurian.
Oleh karena itu, auditor perlu mengadakan perhitungan kas di tangan dan memperoleh
konfirmasi atas kas di bank dari bank. Di samping itu, manajemen dapat memanipulasi saldo kas
untuk menunjukkan posisi keuangan yang lebih baik dari yang sebenarnya. Manajemen dapat
melakukannya dengan cara menyatakan adanya suatu penjualan menyembunyikan adanya suatu
pengeluaran kas. Pengujian yang dilakukan pada atau dekat dengan tanggal neraca antara lain:
1. Penghitungan kas di tangan.
2. Pisah batas penerimaan kas
3. Pisah batas pengeluaran kas.
Prosedur Inisial
Prosedur pengujian ini merupakan titik awal pengujian substantifsiklus kas. Auditor
melakukan pengusutan ke saldo awal tahun dan kertas kerja tahun yang lalu. Selanjutnya, auditor
menganalisa adanya transaksi yang tidak biasa yang menuntut penelitian khusus. Auditor harus
menguji ketepatan perhitungan matematis saldo-saldo kas dalam buku besar dan schedule kas
pendukungnya yang dibuat klien. Schedule tersebut meliputi alasan seluruh saldo kas di bank
dan kas yang disimpan di berbagai tempat. Saldo kas dalam schedule tersebut harus sesuai
dengan saldo kas yang tercantum dalam buku besar. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi
penilaian atau pengalokasian.
Penerapan Prosedur Analitis
Saldo kas dipengaruhi secara signifikan oleh manajemen melalui strategi dan keputusan
pembiayaan perusahaan. Dengan demikian, saldo kas mungkin tidak menunjukkan hubungan
yang dapat diprediksi dengan data keuangan atau data operasional lainnya. Meskipun demikian,
prosedur analitis juga berguna, misalnya saldo, kas dibandingkan dengan sasaran atau harapan
yang ingin dicapai dalam anggaran.
Apabila pembandingan tersebut menunjukkan adanya hasil atau hubungan yang masuk
akal, maka hal tersebut merupakan bukti bahwa saldo kas benar-benar ada, telah lengkap
pencatatannya, dan telah dinilai secara tepat. Oleh karena itu, pengujian ini berkaitan erat dengan
siklus keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, penilaian dan pengalokasian.
Pengujian Detail Transaksi
Melaksanakan Pengujian Pisah Batas Kas
Pengujian pisah batas pengeluaran kas dirancang auditor untuk memastikan bahwa
pengeluaran kas dicatat dalam periode dikeluarkannya kas tersebut. Bukti dapat dihimpun
melalui observasi dan menelaah dokumentasi internal. Pengujian ini sangat penting dalam
menentukan berapa saldo kas yang semestinya tercantum dalam neraca akhir tahun. Oleh karena
itu, penyajian ini semestinya dilakukan pada tanggal neraca. Bukti dapat dihimpun melalui
observasi dan menelaah dokumentasi internal. Auditor dapat memeriksa cek yang dikeluarkan
pada akhir tahun dan mengusutnya ke pencatatan akuntansinya. Hal ini memungkinkan auditor
menilai ketepatan pisah batas pengeluaran kas. Pengujian ini menghasilkan bukti yang
berhubungan dengan asersi kelengkapan, dan keberadaan atau keterjadian.
Melakukan Pengujian Pisah Batas Penerimaan Kas
Pengujian ini dirancang untuk memastikan penerimaan kas dicatat dalam periode
diterimanya kas tersebut. Pengujian ini dilakukan pada tanggal neraca. Pengujian ini
menghasilkan bukti yang berhubungan dengan asersi kelengkapan, dan keberadaan dan
keterjadian. Bukti dapat diperoleh melalui observasi dan penelaahan dokumen (menentukan
kesesuaian total slip deposit dengan ikhtisar kas harian).
Auditor mungkin dapat menemukan beberapa penyimpangan setelah melakukan prosedur ini.
Misalnya cek yang tidak tercantum dalam daftar cek beredar pada akhir tahun, ternyata dicairkan
di bank. Hal ini mengindikasikan adanya ketidakberesan yang berupa rating. Ada beberapa
penyebab yang mungkin, yaitu:
1) Keterlambatan pengiriman atau penyampaian cek
2) Penyimpanan cek oleh pihak yang menerima cek
3) Sedang diproses oleh bank
Akan tetapi auditor dapat menemukan bahkan ada jumlah keseluruhan yang sangat material
adanya cek yang tercantum daftar cek beredar pada akhir tahun, ternyata tidak dicairkan bank.
Dalam hal ini auditor perlu mempertimbangkan kemungkinan adanya window dressing.
Pengujian ini berkaitan erat dengan siklus keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, hak dan
kewajiban, dan penilaian atau pengalokasian.
Mengusut Transfer Bank
Kebanyakan perusahaan mempunyai beberapa rekening dalam beberapa bank. Hal ini
membuka kesempatan adanya kitting. Ilustrasi berikut ini digunakan untuk mengelaskan apakah
kitting itu. Perusahaan ABC mempunyai rekening di Bank A dan Bank B. Kitting terjadi apabila
perusahaan ABC mengambil kas sebesar Rp1.000.000,00 berupa cek dari rekeningnya di Bank
A. kemudian perusahaan tersebut menyetorkan seluruhnya ke Bank B. Dengan demikian,
rekening kas di bank akan overstate sebesar Rp1.000.000,00. Hal ini disebabkan karena Bank A
belum mencatat pengeluaran cek perusahaan ABC, sementara Bank B sudah mencatat
penerimaan setoran dari ABC.
Perusahaan melakukan kitting dengan dua alternatif alasan, yaitu:
a. Karyawan yang bertugas mengelola cek melakukan pencurian uang atau korupsi, dan ia
melakukan kitting untuk menyembunyikan adanya korupsi.
b. Manajemen perusahaan ingin agar akun kas dalam neraca overstated sehingga posisi
keuangan perusahaan tampak baik. Kitting sangat mungkin terjadi apabila ada kelemahan
pengendalian intern berupa tidak adanya pemisahan tugas antara karyawan yang
berwenang mengeluarkan cek, dengan yang mencatat pengeluaran cek. Di samping itu,
kitting dapat dilakukan oleh dua orang yang mempunyai tanggung jawab terpisah atas
pengeluaran cek dan pencatatan pengeluaran cek, tetapi mereka melakukan kolusi.
Menyiapkan Proof of Cash (Pembuktian Kas)
Proofofcash mempunyai sedikit perbedaan dengan rekonsiliasi bank. Proof of cash
merupakan rekonsiliasi simultan atas berbagai transaksi dan saldo bank dengan data akuntansi
yang terkait untuk suatu periode tertentu, misalnya satu bulan. Prosedur ini cukup dilaksanakan
apabila tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah rendah. Pelaksanaan pengujian
pembuktian kas dilaksanakan pada saat interim selang beberapa bulan sebelum tanggal neraca.
Langkah-langkah dalam pengujian pembuktian kas adalah sebagai berikut:
a. Mendapatkan data data dari bank
b. mendapatkan data saldo awal dan saldo akhir data data yang ada di dalam rekonsiliasi
c. Menentukan data rekonsiliasi
Pengujian Detail Saldo
Penghitungan Kas yang Disimpan dalam Perusahaan
Penghitungan ini memungkinkan auditor untuk mengetahui keberadaan kas tersebut. Dalam
melaksanakan prosedur ini, auditor harus:
a. Mengendalikan seluruh kas yang dimiliki atau disimpan perusahaan klien, sampai seluruh
penghitungan selesai dilaksanakan.
b. Auditor harus memastikan bahwa fungi penyimpanan kas tidak turut campur dalam
penghitungan kas. Meskipun demikian, fungsi penyimpanan kas tetap per|u melihat dan
mengawasi penghitungan kas oleh auditor. Hal in untuk menghindari klaim dari
perusahaan tentang adanya kas yang hilang akibat pelaksanaan penghitungan kas.
c. Auditorharus meminta tanda tangan dari fungsi penyimpanan kas sebagai bukti bahwa
seluruh kas telah dikembalikan pada perusahaan.
c. Pengujian ini berkaitan erat dengan siklus keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, hak
dan kewajiban, dan penilaian atau pengalokasian.
Konfirmasi Saldo Deposit dan Saldo Pinjaman di Bank
Prosedur konfirmasi merupakan suatu hal yang sangat umum bagi auditor. Auditor
menghimpun konfirmasi bank atas saldo kas yang didepositkan dansaldopinjaman pada tanggal
neraca. Konfirmasi dikirim ke semua bank meski saldo deposit klien di bank tersebut adalah nol.
Bila auditor tidak melakukan konfirmasi, ia harus mencantumkan dalam kertas kerja mengenai
alasannya dan bagaimana akuntan mengatasinya atau tindakan alternatif yang dilakukan.
Konfirmasi harus dikirim ke seluruh bank dimana perusahaan mempunyai nomor rekening.
Hal ini dilakukan meskipun rekening di bank tersebut ber saldo nol menurut catatan perusahaan.
Prosedur pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan,
hak dan kewajiban, serta asersi penilain atau pengalokasian.
Konfirmasi Perjanjian atau Kontrak Lain dengan Bank
Perjanjian atau kontrak yang dimaksud di sini misalnya kewajiban kontinjensi (kewajiban
yang belum pasti), compensating balances (saldo minimum yang harustersisa di bank untuk
setiap harinya), dan lines ofcredit (berbagai ketentuan kontrak dengan bank). Lines of credit
adalah berbagai ketentuan yang harus dijalankan, misalnya harus adanya penyisihan dana untuk
compensating. Surat konfirmasi harusdikirimkan ke personel bank yang menanggapi hubungan
keuangan antara bank dengan perusahaan klien. Pelaksanaan konfirmasi ini pada umumnya
dilakukan seiring dengan pelaksanaan konfirmasi kas di bank.
Melakukan Scanning, Menelaah, atau Membuat Rekonsiliasi Bank
Apabila tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah tinggi, maka auditor cukup
melakukan scanning atas rekonsiliasi bank yang disiapkan atau dibuat oleh klien dan melakukan
verifikasi atas ketepatan perhitungan matematis dan rekonsiliasi bank tersebut. Apabila tingkat
risiko deteksi yang dapat diterima auditor adalah moderate maka auditor tidak cukup hanya
melakukan scanning. Auditor perlu menelaah lebih mendalam (tidak cukup hanya dengan
scanning) atas rekonsiliasi bank yang disiapkan atau dibuat oleh klien.
Apabila tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah rendah, maka auditor perlu
menyiapkan sendiri atau membuat rekonsiliasi bank dengan menggunakan data dari laporan bank
(bank statement) yang disampaikan ke klien dan kemudian oleh klien diberikan pada auditor.
Apabila tingkat risikodeteksi yang dapat diterima adalah sangat rendah, maka auditor harus
menghimpun laporan bank (bank statement)secaralangsung dari bank. Auditor kemudian
melakukan rekonsiliasi bank dengan menggunakan data dari laporan bank tersebut. Prosedur ini
sebenarnya kurang memadai untuk memverifikasi saldo kas di bank. Alasannya adalah karena
adanya ketidakpastian dalam item rekonsiliasi bank, yaitu setoran dalam perjalanan dan cek
beredar. Prosedur ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membandingkan saldo akhir rekening bank dengan saldo yang ada dalam laporan
bank.
b. Memverifikasi validitas deposit in transit dan check yangmash beredar.
c. Melakukan verifikasi matematis untuk menguji keakuratan rekonsiliasi.
d. Menelusuri data-data yang ada di dalam rekonsiliasi.
e. Menyelidiki data-data cek beredar yang lama tidak dicairkan dan data-data yang
nampak tidak biasa.
Menghimpun dan Menggunakan Laporan Pisah Batas Bank
Pengujian in dirancang oleh auditor untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa
penerimaan maupun pengeluaran kas telah dicatat dalam periode yang tepat. Laporan pisah batas
bank merupakan laporan bank yang diberikan setelah tanggal neraca. Tanggal laporan pisah
batas bank harus ditentukansedemikian rupa sehingga auditor dapatmemastikan bahwa cek yang
beredar pada akhir tahun, telah dicairkan ke bank.Laporan tersebut biasanya dilampiri dengan
cancelled check, duplikat slip deposit, dan dokumenlain yang dapat menjelaskan transaksi dan
saldo yang dinyatakan dalam laporan pisah batas bank. Pengujian ini berkaitan erat dengan siklus
keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban dan penilaian atau pengalokasian.
Membandingkan Penyajian Laporan Keuangan dengan Prinsip Akuntansi Berterima
Umum
Prosedur ini dilakukan untuk memastikan bahwa:
a. Kas di bank telah didentifikasi dan dikelompokkan secara tepat dalam neraca sebagai aset
lancar.
b. Dana kas yang disisihkan untuk melunasi utang obligasi (bond sinkingfund)telah
didentifikasi dan dikelompokkan secara tepat dalam neraca sebagai investasi jangka
c. Identifikasi dan pengungkapan yang teat dan memadai telah dilakukan sehubungan
dengan adanya kewajiban kontinjensi (belum pasti), compensating balances, dan lines
ofcredit dengan bank.
Pengujian ini berkaitan dengan asersi pelaporan dan pengungkapan. Auditor dapat menentukan
ketepatan penyajian dengan cara:
a. Penelaahan atas draft laporan kuangan klien.
b. Bukti yang dihimpun dari pengujian substantif sebelumnya.
c. Penelaahan atas notulen rapat pertemuan dewan komisaris.
d. Mengajukan pertanyaan pada manajemen untuk membuktikanadanya pembatasan dana
kas.
e. Pengujian ini berkaitan erat dengan siklus penyajian dan pengungkapan.
Pengujian Untuk Mendeteksi Lapping
Lapping merupakan suatu ketidakberesan yang melibatkan ketidaktepatan jumlah
penerimaan kas. Lapping dapatmencakup manipulasi temporeratausementara,maupun permanen.
Lapping sebenarnya merupakan pencatatan penerimaan kas yang tidak lengkap danfiktif yang
disengaja. Hal ini dimaksudkanuntuk menutupi penggunaan kas perusahaan untuk kepentingan
pribadi. Sebenarnya risiko terjadinya lapping dapat dikurangi dengan cara menerapkan
pemisahan tugas yang memadai antara penerima atau pemegang kas, dan pencatat penerimaan
kas. Kondisi yang menimbulkanterjadinyalappingmisalnya orang yang menangani penerimaan
kas, juga memegang tau mengelola buku piutang dagang. Prosedur yang dapat dilakukan untuk
mendeteksi lapping antara lain:
a. Konfirmasi piutangdagang
b. Melakukan perhitungankas secara mendadak
c. Membandingkan detail penjurnalan penerimaan kas dengan detail slip deposit
(setoran kebank) harian yang terkait.
Pengauditan Dana Kas Kecil
Dana kas kecil dibentuk dengan cara memindahkan atau menyisihkan sebagian kecil
rekening kas perusahaan ke rekening kas kecil dengan sistem dana tetap (imprest).misalnya
untuk membeli kertasHVS yang harganya hanya sekitar Rp8.000,00. Pengendalian yang dapat
diterapkan untuk dana kas kecil, antara lain:
a. Dana dijaga dan dikelola pada tingkat jumlah yang tetap. Jadi, kas(uangtunai) dalam
dana kas kecil ditambah jumlah penerimaan kas (pengisian kembali) merupakan
jumlah rupiah yang tetap.
b. Dana kas kecil hanya dipegang oleh satu orang.
c. Kas dana tersebut dikunci dan disimpan dalam kotak yang aman meski tidak terpakai.
Pada hakikatnya audit saldo kas kecil harus lebih merupakan, pengujian atas transaksi
daripada pengujian atas saldo akhir. Jadi, apabila saldo kas kecil pada akhir tahun sangat kecil
bahkan dapat bersaldo nihil, maka masih ada kemungkinan terjadinya transaksi pengeluaran kas
kecil yang tidak semestinya. Apabila risiko deteksi tinggi, maka auditorcukup menguji
sejumlahkecil transaksi penggantian atau pengisian kembali dana kas kecil. Pengujian
pengendalian meliputi:
a. Penelaahan terhadap dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas kecil.
b. Penggunaan dokumen bernomor urut tercetak.
c. Penentuan bahwa cek yang diberikan untuk meng isi kembali dana kas kecil adalah
tepat jumlahnya sesuai dengan dana kas kecil yangterpakai.
Pengauditan Rekening Di Bank yang Khusus Dipakai Untuk Membayar Gaji dan Upah
Pertimbangan Pengendalian Intern
Rekening gaji dan upah di bank dibentuk dengan menyetorkan sejumlah uang denganpengisian
kembali secara periodik agar dananya selalu tetap jumlahnya. Pengendalian intern atas rekening
tersebut meliputi:
a. Hanya seorang karyawan sebagai petugas pembayar atau asisten bendahara mempunyai
otorisasi.
b. Rekening tersebut khusus digunakan hanya untuk kegiatan pembayaran gaji dan upah.
c. Rekening gaji dan upah di bank harusdirekonsiliasi setiap bulan secara independen.
d. Saldo rekening dijaga dan dikelola pada tingkatjumlah yang tetap.
Pengujian Substantif
Pada umumnya risiko bawaan dan risiko pengendalian adalah rendah untuk rekening gaji dan
upah di bank. Dengan demikian, tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah tinggi. Oleh
karena itu, auditor sangatsedikit menggunakan pengujian substantif, tetapi lebih menitikberatkan
pada pengujian pengendalian. Pengujian substantif meliputi:
a. Konfirmasi saldo rekening di bank
b. Menelaahrekonsiliasi yangdilakukan klien
c. Penggunaan laporan pisah batas bank

Anda mungkin juga menyukai