Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK 7

PENGAUDITAN 2
PENGAUDITAN
SALDO KAS
KELOMPOK 7

Ni Made Regita Febriana Ni Kadek Ella Silvia Putu Ima Ganitri


Nugraha 18/2102622010253 Wikasari
17/2102622010252 19/2102622010254
PENGAUDITAN SALDO KAS
Sifat Siklus Kas
Tujuan Audit
Materialitas, Risiko dan Strategi Audit
Pemahaman Struktur Pengendalian Intern
Pengujian Pengendalian Siklus Kas
Pengujian Substantif Saldo Kas
Pengujian Untuk Mendeteksi Lapping
Pengauditan Dana Kas Kecil
Pengauditan Rekening Di Bank yang Khusus Dipakai Untuk
Membayar Gaji dan Upah
Sifat Siklus Kas
Penerima kas merupakan realisasi pendapatan, apabila terjadi pendapatan
melalui penjualan kredit, maka perusahaan akan mendebit piutang dagang, apabila
pelanggan membayar piutang dagang tersebut maka perusahaan akan menerima aset
yang pada umumnya berupa kas.
Perusahaan yang menjual saham atau utang utang obligasi (siklus pendanaan) akan
memperoleh aset tambahan yang biasanya berupa kas. Perusahaan harus
mengeluarkan kasnya untuk memperoleh berbagai sumber daya yang diperlukan
perusahaan (siklus pengeluaran). Pengeluaran kas tersebut meliputi pula pengeluaran
untuk memperoleh sumber daya manusia (siklus jasa personalia).
Siklus investasi juga berkaitan erat dengan kas. Perusahaan yang menanamkan
investasi harus mengeluarkan sejumlah biaya untuk membeli saham atau surat
berharga lain. Investasi tersebut akan dapat menghasilkan pendapatan yang pada
akhirnya akan menambah kas perusahaan. Sedangkan siklus produksi tidak
mempunyai kaitan langsung dengan kas.
Tujuan Audit
Tujuan audit ini ditentukan atas lima kategori asersi laporan
keuangan yang dinyatakan dalam manajemen yaitu :

1. Asersi keberadaan dan keterjadian


2. Asersi kelengkapan
3. Asersi hak dan kewajiban
4. Asersi penilaian dan pengalokasian
5. Asersi pelaporan dan pengungkapan
Materialitas, Risiko dan Strategi Audit

Volume transaski kas pada kebanyakan perusahaan adalah sangat tinggi.


Tingginya volume transaksi menyebabkan tingginya risiko bawaan
siklus kas.
Ada beberapa faktor penyebab tingginya risiko bawaan siklus kas yaitu :

1. Tingginya potensi salah saji akbat volume transaksi yang tinggi


2. Sifat kas (paling likuid dan sangat diminati)
3. kesempatan manipulasi dalam bentuk kitting maupun window
dressing
Pemahaman Struktur Pengendalian Intern

Lingkungan Pengendalian

Penaksiran Risiko

Informasi dan Komunikasi


(Sistem Informasi)

Aktivitas Pengendalian
Dokumen dan catatan Fungsi
Dokumen dan catatan ini meliputi : Fungsi yang terkait yaitu :
a) Bukti Kas Masuk 1. Fungsi Pencatatan Piutang
b) Surat Pemberitahuan 2. Fungsi penerimaan Surat
c) Daftar Surat Pemberitahuan 3. Fungsi Penyimpanan Kas
d) Bukti setor 4. Fungsi Pembuat Bukti Kas Keluar
e) Bukti Kas Keluar 5. Fungsi Penyimpan Dana Kas Kecil
f) Permintaan Pengeluaran Kas Kecil 6. Fungsi Akuntansi Biaya
g) Bukti Pengeluaran Kas Kecil 7. Fungsi Akuntansi Keuangan
h) Permintaan Pengisian Kembali Kas 8. Fungsi Pemeriksa Intern
Pengujian Pengendalian Siklus Kas

1. Lakukan pengamatan terhadap pemisahan fungsi penyimpanan kas


dengan fungsi pencatatan kas
2. Lakukan pengamatan terhadap fasilitas pengamanan yang
melindungi kasir dari pencurian dan perampokan kas yang
disimpannya.
3. Mintalah salinan notulen rapat direksi mengenai pembukaan dan
penutupan rekening bank serta pembentukan dana kas kecil.
4. Mintalah salinan polis asuransi fidelity bond, cash on hand dan
cash in transit.
Ambil Sampel Bukti Kas Ambil Sampel Bukti Kas Keluar Ambil Berita Acara
yang Telah Dibayar Penghitungan Kas
Masuk
Bukti kas keluar diperiksa mengenai:
1. Otorisasi yang tercantum di dalamnya
Bukti kas masuk diperiksa: 2. Nomor urut tercetaknya dan Praktik yang sehat mengharuskan
pertanggungjawaban pemakaian dilakukannya penghitungan secara
1. Otorisasi yang tercantum di
nomor urut tersebut periodik kas yang ada di tangan dan
dalamnya.
3. Kelengkapan dokumen pendukungnya pencocokan jumlah kas hasil
2. Surat pemberitahuan dari debitur 4. Otorisasi yang tercantum di dalam penghitungan tersebut dalam catatan
yang melampirinya dokumen pendukungnya akuntansi kas. Penghitungan kas
3. Jumlah kas yang diterima 5. Cap lunas yang dibubuhi pada tersebut dilakukan oleh Bagian
menurut bukti kas masuk dengan dokumen pendukungnya Pemeriksa intern dan dicantumkan
daftar surat pemberitahuan dan 6. Pencatatannya ke dalam register cek di dalam berita acara penghitungan
bukti setor bank yang 7. Pencatatannya ke dalam buku kas.
bersangkutan. pembantu yang bersangkutan
8. Kesesuaiannya dengan jumlah cek
4. Pencatatannya ke dalam kartu yang tercantum di dalam rekening
piutang dan jurnal penerimaan koran
kas.
Pengujian Substantif Saldo Kas
Dalam rangka untuk merancang pengujian substantif, akuntan pertama kali harus menentukan tingkat
risiko deteksi yag diterima untuk masing-masing asersi terkait signifikansi. Tinggi rendahnya risiko deteksi
tergantung pada besarnya risiko audit yang ditetapkan, risiko bawaan, dan risiko pengendalian. Karena
karakteristik kas yang spesifik, maka banyak prosedur pengujian substantif yang dapat diterapkan untuk
memperoleh bukti material beberapa asersi. Pada kebanyakan audit, auditor terutama menekankan pada
asersi keberadaan dan keterjadian mengingat besarnya kemungkinan overstatement kas.
Tingginya risiko overstatement kas terutama disebabkan oleh adanya peluang pencurian. Oleh karena
itu, auditor perlu mengadakan perhitungan kas di tangan dan memperoleh konfirmasi atas kas di bank dari
bank. Di samping itu, manajemen dapat memanipulasi saldo kas untuk menunjukkan posisi keuangan yang
lebih baik dari yang sebenarnya. Manajemen dapat melakukannya dengan cara menyatakan adanya suatu
penjualan menyembunyikan adanya suatu pengeluaran kas. Pengujian yang dilakukan pada atau dekat
dengan tanggal neraca antara lain:
1. Penghitungan kas di tangan.
2. Pisah batas penerimaan kas
3. Pisah batas pengeluaran kas.
Prosedur Inisial Penerapan Prosedur Analitis
Prosedur pengujian ini merupakan titik awal Saldo kas dipengaruhi secara signifikan oleh
Sejarah Berdirinya Organisasi
pengujian substantif siklus kas. Auditor melakukan manajemen melalui strategi dan keputusan
pengusutan ke saldo awal tahun dan kertas kerja tahun pembiayaan perusahaan. Dengan demikian, saldo kas
yang lalu. Selanjutnya, auditor menganalisa adanya mungkin tidak menunjukkan hubungan yang dapat
transaksi yang tidak biasa yang menuntut penelitian diprediksi dengan data keuangan atau data operasional
khusus. Auditor harus menguji ketepatan perhitungan lainnya. Meskipun demikian, prosedur analitis juga
matematis saldo-saldo kas dalam buku besar dan berguna, misalnya saldo, kas dibandingkan dengan
schedule kas pendukungnya yang dibuat klien. sasaran atau harapan yang ingin dicapai dalam
Schedule tersebut meliputi alasan seluruh saldo kas di anggaran.
bank dan kas yang disimpan di berbagai tempat. Saldo Apabila pembandingan tersebut menunjukkan
kas dalam schedule tersebut harus sesuai dengan saldo adanya hasil atau hubungan yang masuk akal, maka
kas yang tercantum dalam buku besar. Pengujian ini hal tersebut merupakan bukti bahwa saldo kas benar-
berkaitan erat dengan asersi penilaian atau benar ada, telah lengkap pencatatannya, dan telah
pengalokasian. dinilai secara tepat.
Pengujian Detail Transaksi

Melakukan
Melaksanakan Pengujian Pisah
Pengujian Pisah Batas
Batas Kas Penerimaan
Kas

Menyiapkan
Mengusut Proof of Cash
Transfer Bank (Pembuktian
Kas)
Pengujian Detail Saldo
Penghitungan Kas yang Disimpan dalam Perusahaan

Konfirmasi Saldo Deposit dan Saldo Pinjaman di Bank

Konfirmasi Perjanjian atau Kontrak Lain dengan Bank

Melakukan Scanning, Menelaah, atau Membuat


Rekonsiliasi Bank

Menghimpun dan Menggunakan Laporan Pisah Batas Bank

Membandingkan Penyajian Laporan Keuangan dengan Prinsip Akuntansi


Berterima Umum
Pengujian Untuk Mendeteksi Lapping

Lapping merupakan suatu ketidakberesan yang melibatkan ketidaktepatan jumlah


penerimaan kas. Lapping dapat mencakup manipulasi temporer atau sementara,maupun
permanen. Lapping sebenarnya merupakan pencatatan penerimaan kas yang tidak lengkap
dan fiktif yang disengaja. Hal ini dimaksudkan untuk menutupi penggunaan kas perusahaan
untuk kepentingan pribadi. Sebenarnya risiko terjadinya lapping dapat dikurangi dengan cara
menerapkan pemisahan tugas yang memadai antara penerima atau pemegang kas, dan
pencatat penerimaan kas. Kondisi yang menimbulkan terjadinya lapping misalnya orang
yang menangani penerimaan kas, juga memegang tau mengelola buku piutang dagang.

Prosedur yang dapat dilakukan untuk mendeteksi lapping antara lain:


a. Konfirmasi piutang dagang
b. Melakukan perhitungan kas secara mendadak
c. Membandingkan detail penjurnalan penerimaan kas dengan detail slip deposit (setoran
kebank) harian yang terkait.
Pengauditan Dana Kas Kecil
Dana kas kecil dibentuk dengan cara memindahkan atau menyisihkan sebagian kecil rekening kas
perusahaan ke rekening kas kecil dengan sistem dana tetap (imprest). Pengendalian yang dapat diterapkan untuk
dana kas kecil, antara lain:
a. Dana dijaga dan dikelola pada tingkat jumlah yang tetap. Jadi, kas(uang tunai) dalam dana kas kecil
ditambah jumlah penerimaan kas (pengisian kembali) merupakan jumlah rupiah yang tetap.
b. Dana kas kecil hanya dipegang oleh satu orang.
c. Kas dana tersebut dikunci dan disimpan dalam kotak yang aman meski tidak terpakai.
Pada hakikatnya audit saldo kas kecil harus lebih merupakan pengujian atas transaksi daripada pengujian
atas saldo akhir. Jadi, apabila saldo kas kecil pada akhir tahun sangat kecil bahkan dapat bersaldo nihil, maka
masih ada kemungkinan terjadinya transaksi pengeluaran kas kecil yang tidak semestinya. Apabila risiko deteksi
tinggi, maka auditor cukup menguji sejumlah kecil transaksi penggantian atau pengisian kembali dana kas kecil.
Pengujian pengendalian meliputi:
d. Penelaahan terhadap dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas kecil.
e. Penggunaan dokumen bernomor urut tercetak.
f. Penentuan bahwa cek yang diberikan untuk meng isi kembali dana kas kecil adalah tepat jumlahnya sesuai
dengan dana kas kecil yang terpakai.
Pengauditan Rekening Di Bank yang Khusus Dipakai
Untuk Membayar Gaji dan Upah

Pertimbangan Pengendalian Intern Pengujian Substantif


Rekening gaji dan upah di bank dibentuk dengan Pada umumnya risiko bawaan dan risiko
menyetorkan sejumlah uang dengan pengisian kembali pengendalian adalah rendah untuk rekening gaji dan
secara periodik agar dananya selalu tetap jumlahnya. upah di bank. Dengan demikian, tingkat risiko
Pengendalian intern atas rekening tersebut meliputi: deteksi yang dapat diterima adalah tinggi. Oleh
a. Hanya seorang karyawan sebagai petugas pembayar karena itu, auditor sangat sedikit menggunakan
atau asisten bendahara mempunyai otorisasi. pengujian substantif, tetapi lebih menitikberatkan
b. Rekening tersebut khusus digunakan hanya untuk pada pengujian pengendalian.
kegiatan pembayaran gaji dan upah. Pengujian substantif meliputi:
c. Rekening gaji dan upah di bank harus direkonsiliasi a. Konfirmasi saldo rekening di bank
setiap bulan secara independen. b. Menelaah rekonsiliasi yang dilakukan klien
d. Saldo rekening dijaga dan dikelola pada tingkatjumlah c. Penggunaan laporan pisah batas bank
yang tetap.
ANY
QUESTIONS?
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai