Anda di halaman 1dari 9

I.

BIAYA DIBAYAR DI MUKA ATAU BEBAN DI TANGGUHKAN

Biaya dibayar di muka, beban ditangguhkan adalah asset yang umurnya bervariasi dari
beberapa bulan hingga berapa tahun. Hal tersebut termasuk :

 Sewa dibayar di muka


 Biaya Organisasi
 Pajak dibayar di muka
 Beban yang ditangguhkan

Biaya dibayar di muka adalah biaya yang dibayar secara tunai dan dicatat sebagai asset
sebelum digunakan atau dikonsumsi. Atau juga asset dibayar dan dicatat sebelum perusahaan
menggunakannya. Biaya di bayar dimuka dikelompokkan dalam asset lancar karena
mencerminkan jasa yang diberikan yang tidak akan memerlukan penggunaan asset lancar. Jika
perusahaan mengeluarkan biaya, maka perusahaan akan mendebit akun asset untuk menunjukkan
jasa atau manfaat yang akan diterima di masa depan. Perusahaan melaporkan biaya dibayar di
muka sebesar jumlah biaya yang belum berakhir atau tidak digunakan. Biaya dibayar di muka
akan berakhir dengan berjalannya waktu(misalnya, sewa dan asuransi) atau melalui penggunaan
dan konsumsi (misalnya, perlengkapan).

Biaya dibayar di muka perlu dilakukan penyesuaian. Jurnal penyesuaian selama


penangguhan, di perlukan pada tanggal laporan, mencatat porsi penangguhan yang merupakan
biaya yang terjadi dalam periode akuntansi saat ini. Jika perusahaan tidak melakukan
penyesuaian selama penangguhan ini, maka asset akan dinyatakan terlalu tinggi, serta beban
akan dinyatakan terlalu rendah. Untuk itu perlu penyesuaian, di mana biaya dibayar di muka
menyesuaikan dengan mendebit ke akun beban dan mengkredit ke akun asset.

Beban tangguhan merupakan biaya yang telah terjadi dan akan ditangguhkan karena
beban tersebut diharapkan akan dapat memberikan manfaat di masa depan. Contoh : biaya
penelitian dan pengembangan.

Pada dasarnya biaya mempunyai dua kedudukan penting, yaitu sebagai aset dan sebagai
pengurang penghasilan (beban). Atas dasar konsep kontinuitas usaha, biaya mula-mula
diperlakukan sebagai aset kemudian baru diperlakukan sebagai pengurang penghasilan (beban).
Proses pembebanan biaya pada dasarnya merupakan proses pemisahan biaya. Bagian biaya yang
telah diakui sebagai beban pada periode berjalan dan bagian biaya yang akan dilaporkan sebagai
aset (diakui sebagai beban periode mendatang) harus dapat ditentukan dengan jelas. Hal ini
dilakukan supaya informasi yang dihasilkan akurat. Semua biaya dapat ditangguhkan
pembebanannya apabila biaya tersebut memenuhi kriteria sebagai aset, yaitu:
a. Memenuhi definisi aset (memiliki manfaat ekonomi masa depan, dikendalikan perusahaan,
berasal dari transaksi masa lalu).
b. Ada kemungkinan yang cukup bahwa manfaat ekonomi masa mendatang yang melekat pada
aset dapat dinikmati oleh entitas yang menguasai.
c. Besarnya manfaat dapat diukur dengan cukup andal.
Atas dasar hal tersebut, maka biaya yang dikeluarkan memenuhi kriteria sebagai aset
dapat ditunda pembebanannya. Apabila terdapat kasus biaya yang jenis pengeluarannya terjadi
berulang-ulang setiap periode, maka biaya tersebut dapat langsung dibebankan pada periode
terjadinya. Biaya dilaporkan sebesar nilai pertukarannya. Biaya yang ditangguhkan
pembebanannya akan dikapitalisasikan dan dilaporkan di neraca sebagai aset. Biaya yang
dibebankan pada periode berjalan dilaporkan di laporan laba rugi sebagai pengurang
penghasilan.

II. SISTEM AKUNTANSI BEBAN DIBAYAR DI MUKA DAN BEBAN TANGGUHAN

Istilah sistem akuntansi berasal dari dua kata yaitu sistem dan akuntansi. Kata sistem
didefinisikan sebagai sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang
berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu . Setiap sistem dibuat untuk menangani
sesuatu yang berulangkali atau secara rutin terjadi. Sedangkan akuntansi berasal dari kata “to
Accaount” yang berarti “memperhitungkan”. Dengan kata lain akuntansi adalah serangkaian
kerja yang dimulai dari transaksi sampai membuat laporan keuangan yang berguna untuk
pemakai laporan keuangantersebut. Terdapat beberapa sistem akuntansi yang terkait dengan
beban dibayar dimuka dan beban ditangguhkan,salah satunya adalah sistem pengeluaran kas
A. Pengertian Sistem Pengeluaran Kas
Sistem akuntansi pengeluaran kas digunakan untuk melaksanakan pengeluaran kas
dengan cek dan uang tunai melalui kas kecil. Menurut Susanto dalam bukunya yang berjudul
“Sistem Akuntansi” menyatakan bahwa : “Pengeluaran Kas adalah suatu catatan yang dibuat
untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang
digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.Dokumen yang digunakan pada Sistem Akuntansi
Pengeluaran Kas Pada Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan uang tunai menggunakan
beberapa dokumen :

a) Bukti kaskeluar
Dalam sistem dana kas kecil, dokumen ini diperlukan pada saat pembentukan dana kas kecil
dan pada saat pengisian kembali dana kas kecil.
b) Cek
Dokumen ini digunakan pada saat pemakai dana kas kecil itu meminta uang kepada
pemegang dana kas kecil.
c) Permintaan pengeluaran kaskecil
Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk meminta uang kepada pemegang
dana kas kecil.

PERMINTAAN PENGELUARAN KAS KECIL

Diminta No. PPKK Tgl. Departemen Disetujui

2
Jumlah Rupiah dengan
angka

Jumlah Rupiah
dengan huruf

Penjelasan

d) Bukti pengeluaran kaskecil

BUKTI PENGELUARAN KAS KECIL


Jumlah yang diterima Rp N0.BPKK
menurut PPKK
Jumlah yang telah Rp No.PPKK
dikeluarkan
Jumlah sisalebih (kurang) Rp Tanggal

Tgl No rekening Keterangan Jumlah

Disetujui Diperiksa Dibuat

Dokumen ini dibuat pemakai dana kas kecil untuk mempertanggungjawabkan pemakaian
dana kas kecil.
e) Permintaan pengisian kembali kaskecil
Dokumen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta kepada bagian utang agar
dibuatkan bukti kas keluar guna pengisian kembali dana kas kecil.catatan yang digunakan
dalam Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas adalah sebagai berikut:
1) Jurnal Pengeluaran kas
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dalam pembentukan
dana kas kecil dan dalam pengisian kembali dana kas kecil.
2) Register cek
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat cek perusahaan yang dikeluarkan
untuk pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil.
3) Jurnal Pengeluaran dana kaskecil
Untuk mencatat transaksi pengeluaran dana kas kecil diperlukan jurnal khusus. Jurnal
ini berfungsi sebagai alat distribusi pendebitan yang timbul akibat pengeluaran dana
3
kaskecil.
B. Fungsi yang Terkait dengan Sistem Pengeluaran Kas
Pada dasarnya pengeluaran kas dalam perusahaan yang tidak dapat dilakukan
dengan cek, dilaksanakan melalui uang tunai. Dalam pelakasanaannya melibatkan
fungsi yang terkait dalam hal ini adalah sebagai berikut:
a) Fungsikas
Fungsi ini bertanggungjawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek dan menyerahkan cek
kepada pemegang dana kas kecil pada saat pembentukan dana kas kecil dan pada saat pengisian kembali
dana kaskecil.
b) Fungsi akuntansi
Dalam sistem dana kas kecil, fungsi akuntansi bertanggungjawab atas antara lain:
(1)
Pencatatan pengeluaran kas kecil yang menyangkut biaya dan persediaan.
(2)
Pencatatan transaksi pembetukan dana kaskecil.
(3)
Pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran kas atau registercek.
(4)
Pencatatan pengeluaran dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran kaskecil.
(5)
Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam
mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Fungsi ini juga
bertanggungjawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan keabsahan dokumen
pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kaskeluar.
c) Fungsi pemegang dana kaskecil
Fungsi ini bertanggungjawab atas penyimpanan dana kas kecil, pengeluaran dana kas kecil
sesuai dengan otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjuk dan permintaan pengisian kembali
dana kas kecil.
d) Fungsi yang memerlukan pembayarantunai
e) Fungsi pemeriksaanintern
Fungsi ini bertanggungjawab atas penghitungan dana kas kecil secara periodik dan pencocokan
hasil perhitungannya dengan catatan kas. Fungsi ini juga bertanggungjawab atas pemeriksaan
secara mendadak terhadap saldo dana kas kecil yang ada di tangan pemegang dana kas kecil.
Prosedur Pengeluaran Kas dengan UangTunai Berikut ini Prosedur Sistem Akuntansi
Pengeluaran Kas dengan Uang Tunai: (Bagan Alir terdapat dalam lampiran di akhir halaman)
III. AUDIT UNTUK ASET LANCAR (BEBAN DIBAYAR DI MUKA)

Beban dibayar di muka, biaya ditangguhkan dan aktiva tak berwujud merupakan aktiva yang
berbeda-beda umurnya dari yang berumur beberapa bulan hingga beberapa tahun.

Dimasukkannya aktiva-aktiva tersebut sebagai aktiva merupakan hasil dari konsep


penandingan beban dengan pendapatan ketimbang nilai jual atau likuidasinya. Berikut adalah
contoh-contoh aktiva tersebut : sewa dibayar di muka, biaya organisasi, pajak dibayar di muka,
paten, asuransi dibayar di muka, merek dagang, biaya ditangguhkan, dan hak cipta.

4
Dalam beberapa kasus, akun-akun tersebut sangat material. Akan tetapi, dalam audit khusus,
perusahaan tidak memiliki banyak akun yang disebutkan di atas atau jumlahnya tidak material.

Prosedur analitis sering kali mudah mencukupi untuk beban dibayar di muka, beban
ditangguhkan, dan aktiva tak berwujud. Dalam audit tertentu, beberapa dari aktiva tersebut dapat
menjadi signifikan. Dalam bagian ini, kita akan membahas beberapa pengendalian internal
khusus dan pengujian audit terkait yang biasanya berkaitan dengan beban dibayar di muka.
Dalam pembahasan berikut, contoh audit atas asuransi dibayar di muka akan digunakan sebagai
representatif akun kelompok ini karena : (1)asuransi dibayar di muka ditemukan pada sebagian
besar audit-hampir semua perusahaan memiliki beberapa jenis asuransi, (2)masalah yang
umumnya dihadapi dalam audit asuransi dibayar di muka merupakan hal yang umum bagi kelas
akun ini, (3)tanggung jawab auditor untuk mereview cakupan asuransi merupakan pertimbangan
tambahan yang tidak ditemukan pada akun lainnya dalam kategori ini.

1. Tujuan Pemeriksaan Beban Dibayar Dimuka


Complience test dan seubstantive untuk beban dibayar dimuka dilakukan bertujuan untuk :
 Untuk memriksa apakah terdapat internal control yang cukup atas beban dibayar dimuka
 Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun berikutnya sudah
dicatat sebagai beban dibayar dimuka
 Untuk memeriksa apakah biaya dibayar dimuka yang mempunyai kegunaan untuk tahun
berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai beban tahun berjalan
 Meyakinkan bahwa amortisasi atau penghapusan beban dibayar dimuka dan biaya yang
ditangguhkan telah dihitung atas dasar yang dapat diterima serta diterapkan secara
konsisten dengan tahun-tahun yang lalu
 Menetukan bahwa penambahan biaya selama masa pemeriksaan merupakan hal yang
wajar terhadap perkiraan tersebut dan memang merupakan biaya yang sebenarnya
 Untuk memeriksa apakah penyajian beban dibayar dimuka dalam laporan keuangan telah
sesuai dengan PSAK.
2. Pengujian Pengendalian (Complience Test) untuk Beban Dibayar Dimuka
Pengujian pengendalian untuk beban dibayar dimuka dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
 Dapatkan gambaran sistem pengendalian intern rekening beban dibayar dimuka melalui
kuesioner sistem pengendalian intern,flow chart atau uraian tertulis
 Untuk memperoleh pemahaman yang memadai atas pengawasan internal klien,auditor
harus memberikan perhatian yang cukup terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
yang memiliki jawaban “tidak”
 Melalui kuesioner,dapat diperoleh kekuatan dan kelemahan pengendalian internal klien.
Berikut ini contoh kuesioner yang dapat diberikan untuk mengetahui sistem pengendalian
internal beban dibayar dimuka

5
3. Penilaian Risiko Bawaan-Biaya dibayar di muka
Risiko bawaan untuk beban/biaya dibayar di muka seperti asuransi dibayar di muka secara
umum akan dinilai rendah karena akun-akun ini tidak melibatkan isu akuntansi apa pun yang
kompleks atau bermasalah. Lebih lanjut lagi, salah saji yang mungkin terdeteksi dalam audit
sebelumnya secara umum akan memiliki jumlah yang tidak material.
4. Penilaian Risiko Pengendalian-Biaya dibayar di muka
Transaksi beban dibayar di muka, beban ditangguhkan, dan aktiva tidak berwujud biasanya
diproses melalui proses pembelian. Pembahasan yang tersisa berfokus pada akun asuransi
dibayar di muka karena akun tersebut akan ditemui pada hamper semua perikatan. Bagian
dari penentuan auditor atas risiko pengendalian untuk transaksi asuransi dibayar di muka
didasarkan pada efektivitas prosedur pengendalian dalam proses pembelian. Contohnya,
prosedur pengendalian dalam proses pembelian harus memastikan bahwa polis asuransi
yang baru telah diotorisasi dengan tepat dan dicatat.

Prosedur pengendalian tambahan dapat digunakan untuk mengendalikan transaksi dan


informasi asuransi. Sebagai contoh, daftar asuransi (insurance register) dapat dibuat sebagai
catatan yang terpisah mengenai semua polis asuransi yang masih berlaku. Daftar asuransi
berisi informasi penting seperti hal-hal yang dijamin asuransi dan tanggal habis masa berlaku
tiap polis asuransi. Daftar ini harus di-review secara berkala oleh orang yang independen
untuk memverifikasi bahwa entitas telah memiliki jaminan asuransi yang konsisten dengan
kebutuhannya.
Entitas juga perlu melakukan pengendalian atas alokasi sistematis dari asuransi
dibayar di muka ke beban asuransi. Pada tiap akhir bulan, karyawan klien harus menyiapkan
ayat jurnal untuk mengakui porsi yang jatuh tempo dari asuransi dibayar di muka. Dalam
beberapa kasus, entitas menggunakan jumlah estimasi ketika mencatat ayat jurnal ini pada
6
tahun berjalan. Pada akhir tahun, akun asuransi dibayar di muka disesuaikan untuk
mencerminkan jumlah actual dari asuransi yang belum jatuh tempo.
Tinjauan atas asuransi dibayar di muka
Pengendalian intern untuk asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan tepat dibagi
ke dalam 3 kategori: pengendalian terhadap perolehan dan pencatatan asuransi, pengendalian
terhadap daftar asuransi dan pengendalian pembebanan beban asuransi.

Prosedur Substantif-Asuransi dibayar di muka

Pada banyak audit, auditor dapat mengumpulkan bukti yang memadai dan kompeten atas
asuransi dibayar di muka dengan melakukan prosedur analitis substantive. Pengujian terinci
atas transaksi, jika dilakukan, dilaksanakan sebagai bagian dari pengujian proses pembelian.
Pengujian terinci atas saldo asuransi dibayar di muka biasanya diperlukan hanya ketika salah
saji diperkirakan.
1) Prosedur Analitis Substantif
Karena pada umumnya terdapat beberapa transaksi pada akun asuransi dibayar di
muka dan arena jumlah yang dilaporkan pada laporan keuangan untuk asuransi dibayar di
muka biasanya tidak material, prosedur analitis substantive adalah efektif untuk
memverifikasi saldo akun. Prosedur analitis sunbstantif berikut biasanya digunakan untuk
menguji asuransi dibayar di muka:
 Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka dan beban asuransi untuk tahun berjalan
dengan saldo tahun lalu setelah mempertimbangkan adanya perubahan dalam operasi.
 Menghitung rasio beban asuransi terhadap aktiva atau penjualan dan membandingkannya
dengan rasio tahun lalu.

7
Prosedur analitis substantive untuk akun-akun yang berkaitan dengan beban dibayar
dimuka dan beban ditangguhkan ,secara umum memiliki prosedur yang hampir serupa.
Berikut ini prosedur analitis substantive untuk akun sewa dibayar di muka :
 Minta rincian (schedule) prepaid rent per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
 Check ketelitian perhitungan matematis (mathematical accuracy)
 Cocokkan saldo prepaid rent per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dengan saldo
buku besar (general ledger) prepaid rent.
 Cocokkan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu
 Lakukan vouching untuk pembayaran prepaid rent di tahun berjalan dan periksa lease
agreement (jika sudah dilakukan di compliance test,refer ke kertas kerja compliance test)
 Tie-up/tie-in (cocokkan) total yang dibebankan sebagai biaya sewa ke buku besar biaya
sewa. Dalam hal ada biaya sewa yang langsung dibebankan ke perkiraan biaya sewa
(tanpa melalui prepaid rent),jumlah biaya sewa di buku besar akan terlihat lebih besar
 Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
2) Pengujian Terinci atas Akun Asuransi Dibayar di Muka

Pengujian terinci atas saldo asuransi dibayar di muka dan beban asuransi mungkinperlu
ketika auditor mencurigai salah saji berdasarkan audit tahun lalu atau ketika prosedur analitis
substantive menunjukan bahwa saldo akun mungkin mengandung salah saji. Auditor mulai
menguji saldo akun asuransi dibayar di muka dengan memperoleh skedul dari klien yang
berisi analisis terinci mengenai polis yang termasuk dalam akun asuransi dibayar di muka.
3) Keberadaan dan Kelengkapan (Existence and Completeness)
Auditor dapat menguji keberadaan dan kelengkapan dari polis asuransi yang tercakup
dalam analisis akun dengan mengirimkan konfirmasi kea gen asuransi entitas, meminta
informasi dari tiap nomor polis, cakupan, tanggal akhir masa berlaku, dan premi. Hal ini
8
merupakan cara yang efektif dan efisien dalam mendapatkan bukti mengenai dua asersi.
Pendekatan alternative adalah pemeriksaan dokumen pendukung yang mendasarinya seperti
tagihan dan polis asuransi. Auditor dapat juga menguji kelengkapan dengan membandingkan
polis terinci di daftar asuransi tahun berjalan dengan polis yang ada di daftar asuransi tahun
lalu.
4) Hak dan Kewajiban (Right and Obligation)
Pemegang polis dapat diuji dengan meminta informasi tersebut dikonfirmasi yang
dikirimkan kea gen asuransi atau dengan memeriksa polis asuransi. Jika pemegang polis
adalah orang lain di luar klien, auditor dapat memiliki bukti atas kewajiban yang tidak
tercatat atau bukti behwa pihak lain memiliki klaim atas aktiva yang diasuransikan.
5) Penilaian (Valuation)
Auditor berkepentingan dengan apakah porsi yang belum jatuh tempo atas asuransi
dibayar di muka, dan juga beban asuransi, telah dinilai dengan tepat. Hal ini dapat dengan
mudah diuji dengan menghitung kembali porsi asuransi yang belum jatuh tempo setelah
mempertimbangkan premi yang dibayar dan termin polis. Drngan memverifikasi porsi
asuransi dibayar di muka yang belum jatuh tempo, auditor juga memverifikasi jumlah total
beban asuransi.
6) Klasifikasi (Classification)
Pertimbangan auditor mengenai klasifikasi adalah bahwa berbagai jenis asuransi
dialokasikan secara tepat ke berbagai akun beban asuransi. Biasanya, pemerikasaan
mengenai cakupan polis asuransi menunjukan jenis asuransi. Misalnya, polis asuransi
kebakaran pada fasilitas pabrik dan administrasi utama harus dibebankan baik kea kun beban
asuransi overhead manufaktur maupun kea kun beban asuransi umum dan administrasi.

Anda mungkin juga menyukai