Kas (cash) meliputi uang koin, uang kertas, cek, wesel (money order atau kiriman uang
melalui pos yang lazim berbentuk draft bank atau cek bank; hal ini untuk selanjutnya
diistilahkan dengan wesel), dan uang yang disimpan di bank yang dapat ditarik tanpa
pembatasan dari bank yang bersangkutan. (Warren, 2005)
Kas dapat berupa uang logam atau uang kertas yang ada dalam perusahaan (cash on
hand) dan disimpan di bank yang pengambilannya tidak pasti (cash on bank) misalnya
simpanan giro, tabungan yang bebas pengambilannya serta alat pembayaran lainnya.
( Munawir, 2002)
Kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia
dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.
(Soemarso, 2004)
Kas adalah uang tunai yang dipersembahkan dengan saldo giro yang tidak dibatasi
penggunaannya untuk membiayai kegiatan entitas pemerintah daerah. (Bastian, 2002)
Berdasarkan beberapa definisi diatas
dapat disimpulkan kas sebagai harta
paling lancar yang meliputi uang logam,
uang kertas, dan pos-pos lainnya yang
dapat dipergunakan sebagai media
tukar dan mempunyai pengukuran
akuntansi.
Sifat dan Pentingnya Pengendalian Terhadap Kas
Kas dapat diubah menjadi aktiva lain dan digunakan untuk membeli barang atau
jasa, serta memenuhi kewajiban dengan lebih mudah bila dibandingkan dengan
aktiva lainnya. Oleh karena itu kas disebut juga aktiva liquid (cair).
Karena sifatnya yang sangat liquid, kas sering menjadi sasaran kecurangan atau
pencurian. Itulah sebabnya dalam akuntansi untuk kas, prosedur- prosedur untuk
melindunginya dari pencurian dan penyalahgunaan sangat penting artinya.
Untuk mengatasi hal diatas, dalam menjalankan perusahaan manajer harus
mendelegasikan sebagian wewenangnya dan mengandalkan pada prosedur-
prosedur pengendalian intern.
Sistem pengendalian intern yang dirancang dengan baik, akan dapat mendorong
ditetapkannya kebijakan manajemen. Selain itu mendorong terciptanya efisiensi
operasi, melindungi aktiva perusahaan dari pemborosan, kecurangan dan
pencurian serta menjamin terciptanya data akuntansi yang tepat dan bisa
dipercaya.
Pengertian dan Tujuan Pengendalian Intern
Pengendalian intern yang baik terhadap kas memerlukan prosedur- prosedur yang
memadai untuk melindungi penerimaan kas maupun pengeluaran kas. Dalam
merancang prosedur- prosedur tersebut hendaknya diperhatikan tiga prinsip pokok
pengendalian intern.
1. Harus terdapat pemisahan tugas secara tepat, sehingga petugas yang
bertanggung jawab menangani transaksi kas dan menyimpan kas tidak
merangkap sebagai petugas pencatat transaksi kas.
2. Semua penerimaan kas hendaknya disetorkan seluruhnya ke Bank secara harian.
3. Semua pengeluaran kas hendaknya dilakukan dengan menggunakan cek, kecuali
untuk pengeluaran yang kecil jumlahnya dimungkinkan untuk menggunakan uang
tunai yaitu melalui kas kecil.
Contoh Pengendalian Terhadap Kas
Pengawasan atas penerimaan kas yang berasal dari penjualan tunai dan penerimaan
kas melalui pos, merupakan hal yang penting. Akan tetapi kecurangan atau
penyelewengan biasanya jarang terjadi melalui transaksi penerimaan kas melainkan
melalui pengeluaran kas atau dengan menggunakan faktur fiktif. Oleh karena itu
pengawasan atas pengeluaran kas sama pentingnya atau bahkan kadang- kadang
lebih penting daripada penerimaan kas. Untuk mengawasi pengeluaran kas, maka
semua pengeluaran kasa harus dilakukan dengan menggunakan cek, kecuali untuk
pengeluaran yang jumlahnya kecil dapat dilakukan melalui kas kecil.
Rekening bank merupakan salah satu alat utama yang digunakan perusahaan untuk
mengendalikan kas. Misalnya perusahaan sering kali menetapkan bahwa semua
penerimaan kas pada awalnya disetor ke rekening bank, begitu pula pada saat
terjadinya pembayaran perusahaan biasanya menggunakan cek. Bila sistem semacam
ini digunakan, maka terdapat dua catatan terpisah atas transaksi kas (satu oleh
perusahaan dan satu lagi oleh bank). Perusahaan dapat menggunakan laporan bank
untuk membandingkan transaksi kas yang dicatat dalam catatan akuntansi dengan
yang dicatat oleh bank. Biasanya saldo kas pada laporan bank menunjukkan jumlah
yang berbeda.
Demi pengendalian yang efektif, sebab-sebab terjadinya perbedaan antara saldo kas
menurut pembukuan perusahaan harus diteliti dengan menyiapkan rekonsiliasi bank.
Rekonsiliasi bank adalah daftar transaksi dan jumlahnya yang menyebabkan saldo kas
yang dilaporkan pada laporan bank berbeda dari saldo kas pada pembukuan
perusahaan.
Penyebab Perbedaan Saldo Kas
Menurut Pembukuan Perusahaan dengan Laporan Bank
PT. Nusantara
Laporan Rekonsiliasi Bank
31 Januari 2006
7.080.110,- 5.796.220,-
Kurang: Kurang:
339 83.000,-
340 203.140,-
Berdasarkan rekonsiliasi bank diatas, PT. Nusantara perlu
membuat jurnal penyesuaian berikut (jurnal- jurnal ini
diberi tgl 31 Januari untuk mengoreksi saldo rekening kas
pada tgl tersebut)
31 Kas Rp 28.010,-
Pendapatan Bunga Rp 28.010,-
(pendapatan bunga atas saldo giro)
31 Kas Rp 360.000,-
Utang Dagang Rp 360.000,-
(koreksi kesalahan cek no. 333)