Anda di halaman 1dari 17

Marti Dewi Ungkari, SE., M.Si., Ak.

, CA

2017 AKUNTANSI PENGANTAR II


DEFINISI KAS

Kas (cash) meliputi uang koin, uang kertas, cek, wesel (money order atau kiriman uang
melalui pos yang lazim berbentuk draft bank atau cek bank; hal ini untuk selanjutnya
diistilahkan dengan wesel), dan uang yang disimpan di bank yang dapat ditarik tanpa
pembatasan dari bank yang bersangkutan. (Warren, 2005)

Kas dapat berupa uang logam atau uang kertas yang ada dalam perusahaan (cash on
hand) dan disimpan di bank yang pengambilannya tidak pasti (cash on bank) misalnya
simpanan giro, tabungan yang bebas pengambilannya serta alat pembayaran lainnya.
( Munawir, 2002)
Kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia
dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.
(Soemarso, 2004)
Kas adalah uang tunai yang dipersembahkan dengan saldo giro yang tidak dibatasi
penggunaannya untuk membiayai kegiatan entitas pemerintah daerah. (Bastian, 2002)
Berdasarkan beberapa definisi diatas
dapat disimpulkan kas sebagai harta
paling lancar yang meliputi uang logam,
uang kertas, dan pos-pos lainnya yang
dapat dipergunakan sebagai media
tukar dan mempunyai pengukuran
akuntansi.
Sifat dan Pentingnya Pengendalian Terhadap Kas

• Kas dapat diubah menjadi aktiva lain dan digunakan untuk membeli barang atau
jasa, serta memenuhi kewajiban dengan lebih mudah bila dibandingkan dengan
aktiva lainnya. Oleh karena itu kas disebut juga aktiva liquid (cair).
• Karena sifatnya yang sangat liquid, kas sering menjadi sasaran kecurangan atau
pencurian. Itulah sebabnya dalam akuntansi untuk kas, prosedur- prosedur untuk
melindunginya dari pencurian dan penyalahgunaan sangat penting artinya.
• Untuk mengatasi hal diatas, dalam menjalankan perusahaan manajer harus
mendelegasikan sebagian wewenangnya dan mengandalkan pada prosedur-
prosedur pengendalian intern.
• Sistem pengendalian intern yang dirancang dengan baik, akan dapat mendorong
ditetapkannya kebijakan manajemen. Selain itu mendorong terciptanya efisiensi
operasi, melindungi aktiva perusahaan dari pemborosan, kecurangan dan
pencurian serta menjamin terciptanya data akuntansi yang tepat dan bisa
dipercaya.
Pengertian dan Tujuan Pengendalian Intern

Pengendalian intern/internal (Internal Control) adalah kebijakan dan prosedur yang


melindungi aktiva perusahaan dari kesalahan penggunaan, memastikan bahwa informasi
usaha yang disajikan akurat dan meyakinkan bahwa hukum serta peraturan telah diikuti.

Tujuan pengendalian Intern adalah:


1. Aktiva dilindungi dan digunakan untuk pencapaian tujuan usaha
2. Informasi bisnis akurat
3. Efisiensi operasi
4. Karyawan mematuhi peraturan dan ketentuan

Untuk melindungi kas dari pencurian dan penyalahgunaan, perusahaan harus


mengendalikan kas mulai dari diterimanya hingga disetor ke bank. Prosedur semacam
itu disebut pengendalian preventif (Preventif control) sedangkan prosedur yang
dirancang untuk mendeteksi pencurian dan penyalahgunaan kas disebut pengendalian
detektif (detective control).
Pengendalian Intern Terhadap Kas

Pengendalian intern yang baik terhadap kas memerlukan prosedur- prosedur yang
memadai untuk melindungi penerimaan kas maupun pengeluaran kas. Dalam
merancang prosedur- prosedur tersebut hendaknya diperhatikan tiga prinsip pokok
pengendalian intern.
1. Harus terdapat pemisahan tugas secara tepat, sehingga petugas yang
bertanggung jawab menangani transaksi kas dan menyimpan kas tidak
merangkap sebagai petugas pencatat transaksi kas.
2. Semua penerimaan kas hendaknya disetorkan seluruhnya ke Bank secara harian.
3. Semua pengeluaran kas hendaknya dilakukan dengan menggunakan cek, kecuali
untuk pengeluaran yang kecil jumlahnya dimungkinkan untuk menggunakan uang
tunai yaitu melalui kas kecil.
Contoh Pengendalian Terhadap Kas

Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai


Penerimaan kas yang berasal dari hasil penjualan tunai sebaiknya dilakukan dengan
melalui kas register pada saat transaksi penjualan terjadi. Untuk menjamin bahwa angka
rupiah yang dimasukan (dicatat) kedalam kas register sesuai dengan harga jual yang
sesungguhnya, maka kas register harus ditempatkan pada loket kasir sehingga dapat
terbaca oleh pembeli.

Penerimaan Kas Melalui Pos


Penerimaan kas melalui pos dapat berujud cek yang diterima dalam amplop atau berupa
poswesel. Apabila cek diterima melalui pos, maka pada saat amplop dibuka harus
dihadiri oleh 2 orang petugas. Seorang diantaranya membuat daftar cek yang diterima
sebanyak 3 rangkap.
Pengeluaran Kas

Pengawasan atas penerimaan kas yang berasal dari penjualan tunai dan penerimaan
kas melalui pos, merupakan hal yang penting. Akan tetapi kecurangan atau
penyelewengan biasanya jarang terjadi melalui transaksi penerimaan kas melainkan
melalui pengeluaran kas atau dengan menggunakan faktur fiktif. Oleh karena itu
pengawasan atas pengeluaran kas sama pentingnya atau bahkan kadang- kadang
lebih penting daripada penerimaan kas. Untuk mengawasi pengeluaran kas, maka
semua pengeluaran kasa harus dilakukan dengan menggunakan cek, kecuali untuk
pengeluaran yang jumlahnya kecil dapat dilakukan melalui kas kecil.

Sistem Voucher dan Pengawasan


Sistem voucher dirancang untuk membantu dalam pelaksanaan pengawasan terhadap
pengeluaran kas. Sistem ini menetapkan ketentuan- ketentuan sbb:
1. Kewajiban perusahaan hanya dapat terjadi dari transaksi yang telah disetujui
(disahkan) oleh orang yang diberi wewenang oleh perusahaan
2. Prosedur- prosedur yang berkaitan dengan terjadinya kewajiban yang meliputi
verifikasi, pengesahan dan pencatatan harus ditetapkan
3. Cek hanya dapat dikeluarkan untuk pembayaran kewajiban yang telah diverifikasi,
disahkan, dan dicatat dengan benar
4. Kewajiban harus dicatat pada saat terjadi, dan setiap transaksi pembelian harus
diperlakukan sebagai transaksi yang independen.

Transfer Dana Secara Elektronik


Banyak perusahaan menggunakan sistem yang lebih efisien untuk membukukan dan
mentransfer kas di antara perusahaan.
Rekening Bank Sebagai Pengendalian Terhadap Kas

Rekening bank merupakan salah satu alat utama yang digunakan perusahaan untuk
mengendalikan kas. Misalnya perusahaan sering kali menetapkan bahwa semua
penerimaan kas pada awalnya disetor ke rekening bank, begitu pula pada saat
terjadinya pembayaran perusahaan biasanya menggunakan cek. Bila sistem semacam
ini digunakan, maka terdapat dua catatan terpisah atas transaksi kas (satu oleh
perusahaan dan satu lagi oleh bank). Perusahaan dapat menggunakan laporan bank
untuk membandingkan transaksi kas yang dicatat dalam catatan akuntansi dengan
yang dicatat oleh bank. Biasanya saldo kas pada laporan bank menunjukkan jumlah
yang berbeda.
Demi pengendalian yang efektif, sebab-sebab terjadinya perbedaan antara saldo kas
menurut pembukuan perusahaan harus diteliti dengan menyiapkan rekonsiliasi bank.
Rekonsiliasi bank adalah daftar transaksi dan jumlahnya yang menyebabkan saldo kas
yang dilaporkan pada laporan bank berbeda dari saldo kas pada pembukuan
perusahaan.
Penyebab Perbedaan Saldo Kas
Menurut Pembukuan Perusahaan dengan Laporan Bank

• Bank belum mencatat transaksi tertentu:


Setoran dalam perjalanan. Perusahaan telah mencatat setoran ke bank, tetapi bank belum mencatatnya.
Cek dalam perjalanan (cek masih beredar). Cek yang ditarik dan telah dibukukan oleh perusahaan, tetapi
bank belum mencatatnya.
• Perusahaan belum mencatat transaksi tertentu:
Penerimaan kas melalui bank. Bank kadang- kadang melakukan penerimaan kas untuk dibukukan ke dalam
rekening giro perusahaan, sehingga transaksi semacam ini kadang- kadang belum diketahui oleh
perusahaan sehingga perusahaan belum mencatatnya
Biaya administrasi bank. Bank biasanya membebankan sejumlah biaya untuk menangani transaksi-
transaksi yang dilakukan pemegang giro. Pada umumnya biaya administrasi bank baru diketahui jumlahnya
oleh perusahaan setelah laporan bank diterima.
• Pendapatan bunga atau jasa giro: Bank memberikan bunga atas saldo giro yang dihitung atas dasar %
tertentu dari saldo giro rata- rata per bulan. Jumlah bunga yang menjadi pendapatan perusahaan biasanya
baru diketahui setelah perusahaan menerima laporan bank.
• Cek kosong dari konsumen atau debitur: Perusahaan sering menerima pembayaran dari para konsumen
atau debitur dalam bentuk cek yang diperlakukan sama dengan uang tunai. Cek kosong adalah cek yang
tidak cukup dananya (jumlah Rp dalam cek lebih besar dari saldo giro si pemegang giro di bank pada saat ia
menarik cek tsb). Apabila perusahaan menerima cek yang tidak cukup dananya (cek kosong), biasanya hal
itu baru diketahui pada saat perusahaan menerima laporan bank.
• Cek dikembalikan kepada penyetor karena alasan lain: Bank kadang- kadang mengembalikan cek kepada
penyetor karena alasan- alasan berikut: (1) rekening penarik cek telah ditutup, (2) cek telah kadaluwarsa,
(3) tanda tangan yang tercantum pada cek tidak sah, (4) terdapat kesalahan dalam penulisan cek.
• Kesalahan bank atau perusahaan: Bank atau perusahaan (atau kedua- duanya) telah melakukan kesalahan
pencatatan. Apabila salah satu pihak atau kedua- duanya melakukan kesalahan pencatatan, maka dapat
dipastikan bahwa saldo menurut catatan perusahaan tidak akan sama dengan saldo yang tercantum dalam
laporan bank. Apabila hal ini terjadi, maka penyebab kesalahan harus ditemukan dan dikoreksi, dan
perbaikan kesalahan ini merupakan bagian dari rekonsiliasi bank.

Tahap- tahap Penyusunan Rekonsiliasi Bank


1. Mulailah dengan saldo yang tercantum dalam laporan bank dan saldo yang tercantum dalam rekening kas
perusahaan (saldo per buku).
2. Tambahkan atau kurangkan pada saldo per bank, hal- hal yang tercantum dalam pembukuan perusahaan
tetapi tidak tercantum dalam laporan bank:
• Tambahkan setoran dalam perjalanan pada saldo per bank
• Kurangkan cek dalam perjalanan dari saldo per bank
3. Tambahkan atau kurangkan pada saldo per buku, hal- hal yang tercantum dalam laporan bank tetapi
tidak tercatat dalam pembukuan perusahaan :
• Tambahkan pada saldo per buku (1) penerimaan- penerimaan kas langsung melalui bank dan (2)
pendapatan bunga atas saldo giro di bank.
• Kurangkan dari saldo per buku (1) biaya administrasi bank, (2) biaya pencetakan cek dan (3)
pengurangan yang telah dilakukan oleh bank lainnya (adanya pengembalian cek kosong atau cek
kadaluwarsa.
4. Teliti kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pembukuan perusahaan atau laporan bank
5. Hitunglah saldo per bank yang telah disesuaikan dan saldo per buku yang telah disesuaikan. Kedua
saldo tsb harus sama.
6. Buatlah jurnal untuk setiap hal yang terdapat pada butir 3 di atas, yaitu hal- hal yang tercantum pada sisi
per buku dalam rekonsiliasi bank.
Misalkan PT. Nusantara memiliki rekening giro di Bank Niaga. Pada akhir bulan Januari
PT. Nusantara menerima laporan dari Bank Niaga yang berisi informasi mengenai saldo
awal bulan, pertambahan dan pengurangan yang telah dilakukan bank selama bulan
Januari atas rekening giro PT. Nusantara, dan saldo per 31 Januari. Menurut laporan
bank , saldo giro PT. Nusantara per 31 Januari adalah Rp 3.294.210,-. Menurut
pembukuan PT. Nusantara , saldo rekening giro di Bank Niaga adalah Rp 5.388.480,-.
Setelah dilakukan perbandingan sesuai dengan prosedur yang telah diuraikan diatas,
ditemukan hal- hal sebagai berikut:
1. Setoran tgl 30 Januari sebesar Rp 1.591.630,- tidak tercantum dalam laporan bank
2. Bank telah melakukan kesalahan pembukuan, yaitu cek yang ditarik oleh PT. Antara
sebesar Rp 100.000,- (No. cek 656) telah dikurangkan pada rekening giro PT.
Nusantara
3. Lima lembar cek yang ditarik pada akhir bulan Januari dan telah dicatat dalam jurnal
pengeluaran kas oleh PT. Nusantara, belum dibayar oleh bank, yaitu:
No Cek Tanggal Jumlah
337 27 Jan Rp 286.000,-
338 28 Jan 319.470,-
339 28 Jan 83.000,-
340 29 Jan 203.140,-
341 30 Jan 458.530,-

4. Bank telah menerima pelunasan selembar wesel tagih milik PT. Nusantara sebesar
Rp 2.114.000,- (termasuk didalamnya pendapatan bunga sebesar Rp 214.000,-).
Penerimaan pelunasan wesel ini belum dicatat dalam jurnal penerimaan kas oleh
PT. Nusantara.
5. Laporan bank menunjukkan bahwa bank telah memberi bunga pada PT. Nusantara
sebesar Rp 28.010,-
6. Cek No 333 sebesar Rp 150.000,- yang dibayarkan pada PT. Bromo telah dicatat
dalam jurnal pengeluaran kas oleh PT. Nusantara dengan jumlah Rp 510.000,
7. Biaya administrasi bank bulan Januari adalah Rp 14.250,-
8. Laporan bank menunjukkan adanya pengembalian cek kosong sebesar Rp 52.000,-
Cek tsb berasal dari PT. Kelud
Berdasarkan data diatas, PT. Nusantara menyusun laporan rekonsiliasi bank
sebagai berikut:

PT. Nusantara
Laporan Rekonsiliasi Bank
31 Januari 2006

Per Bank: Per Buku:


Saldo 31 Jan 5.388.480,- Saldo 31 Jan 3.294.210,-
Tambah: Tambah:
Penerimaan melalui bank termasuk
Setoran dalam perjalanan 1.591.630,- 2.114.000,-
bunga
Koreksi kesalahan bank- Cek PT. Antara 100.000,- Pendapatan bunga bank 28.010,-
Kesalahan pembukuan Cek No 333 360.000,-
7.080.110,- 5.796.220,-
Kurang: Kurang:
Cek dalam perjalanan: Biaya administrasi 14.250,-
No 337 286.000,- Cek kosong 52.000,-
338 319.470,- (66.250,-)
339 83.000,-
340 203.140,-
341 458.530,-
(1.350.140,-)
Saldo per bank setelah disesuaikan 5.729.970,- Saldo per buku setelah disesuaikan 5.729.970,-
Berdasarkan rekonsiliasi bank diatas, PT. Nusantara perlu membuat jurnal
penyesuaian berikut (jurnal- jurnal ini diberi tgl 31 Januari untuk
mengoreksi saldo rekening kas pada tgl tersebut)

Jan 31 Kas Rp 2.114.000.-


Wesel Tagih Rp 1.900.000,-
Pendapatan Bunga Rp 214.000,-
(penerimaan wesel melalui bank)

31 Kas Rp 28.010,-
Pendapatan Bunga Rp 28.010,-
(pendapatan bunga atas saldo giro)

31 Kas Rp 360.000,-
Utang Dagang Rp 360.000,-
(koreksi kesalahan cek no. 333)

31 Macam- macam Biaya Rp 14.250,-


Kas Rp 14.250,-
(biaya administrasi bank)

31 Piutang Dagang Rp 52.000,-


Kas Rp 52.000,-
(cek kosong yang dikembalikan oleh bank)

Anda mungkin juga menyukai