Anda di halaman 1dari 7

PENGENDALIAN INTERN DAN AKUNTANSI UNTUK KAS

Pada perusahaan kecil, pemilik perusahaan dapat melakukan pengawasan atas


semua operasi perusahaan melalui pengawasan langsung dan terlibat langsung
dalam operasi perusahaan, tetapi jika perusahaan sudah berkembang menjadi
perusahaan besar, maka manajer harus mendelegasikan sebagian wewenangnya
dan mengandalkan pada prosedur-prosedur pengendalian intern.

Sistim pengendalian intern yang dirancang dengan baik akan dapat mendorong
ditetapkannya kebijakan manajemen, disamping itu juga menciptakan efisiensi
operasi, melindungi aktiva dari pemborosan, kecurangan dan pencurian.

Prosedur pengendalian intern berbeda-beda antara satu perusahaan dengan


perusahaan lain tergantung dari banyak faktor, namun pada prinsipnya
pengendalian intern dapat diterapkan pada semua perusahaan.

Ada 7 prinsip pengendalian intern yang pokok meliputi:

1. Penetapan tanggungjawab secara jelas.


2. Penyelenggaraan pencatatan yang memadai.
3. Pengasuransian Kekayaan dan karyawan perusahaan.
4. Pemisahan pencatatan dan penyimpanan aktiva.
5. Pemisahan tanggungjawab dan transaksi yang berkaitan.
6. Pemakaian peralatan mekanis (bila memungkinkan).
7. Pelaksanaan pemeriksaan secara independen.

Penetapan tanggungjawab secara jelas

Untuk menciptakan pengendalian intern yang baik, manajemen harus menetapkan


tanggungjawab secara jelas dan tiap orang memiliki tanggung jawab untuk tugas
yang diberikan kepadanya. Apabila perumusan tanggungjawab tidak jelas dan
terjadi kesalahan, maka akan sulit untuk mencari siapa yang bertanggungjawab
atas kesalahan tersebut.

Penyelenggaraan catatan yang memadai

Untuk melindungi aktiva dan menjamin karyawan melaksanakan prosedur yang


telah ditetapkan diperlukan pencatatan yang baik. Catatan yang yang bisa
dipercaya akan menjadi sumber informasi yang dapat digunakan manajemen
untuk memonitor perusahaan.

Pengasuransian kekayaan dan karyawan perusahaan

Kekayaan perusahaan harus diasuransikan dengan jumlah pertanggungan yang


memadai. Demikian pula karyawan yang menangani kas dan surat-surat berharga
harus dipertanggungkan. Salah satu cara mempertanggungkan karyawan ialah
dengan membeli polis asuransi atas kerugian akibat pencurian oleh karyawan.

Pemisahan pencatatan dan dan Penyimpan aktiva

Prinsip pokok pengendalian intern adalah bahwa pegawai yang menyimpan atau
bertanggungjawab atas aktiva tertentu tidak diperkenankan mengurusi catatan
akuntansi aktiva yang bersangkutan.

Pemisahan tanggungjawab atas transaksi yang berkaitan

Pertanggungjawaban atas transaksi yang berkaitan atau bagian-bagian dari


transaksi yang berkaitan harus ditetapkan pada orang-orang atau bagian-bagian
dalam perusahaan, sehingga pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang akan
diperiksa (dicek) oleh orang lain.
Penggunaan peralatan mekanis (jika memungkinkan)

Apabila memungkinkan sebaiknya perusahaan menggunakan peralatan mekanis


seperti kas register, mesin pencatat waktu dsb. Kas register yang memiliki pita
pencatat terkunci didalamnya akan mencatat semua transaksi penjualan tunai.

Pelaksanaan pemeriksaan secara independen

Walaupun pengendalian intern sudah dirancang dengan baik penyimpangan


mungkin saja tetap terjadi oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian ulang secara
teratur, yaitu dengan pemeriksaan intern yang tidak terlibat langsung pada operasi
perusahaan. Selain itu perusahaan biasanya diperiksa oleh akuntan publik yang
bertindak sebagai pemeriksa ektsern. Akuntan publik akan melakukan pengujian
atas catatan akuntansi dan memberi pendapat apakah laporan keuangan tersebut
telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara
umum.

PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KAS

Penerimaan kas dari penjualan tunai


Sebaiknya dilakukan melalui register kas pada saat transaksi penjualan terjadi.

Penerimaan kas melalui pos atau transfer


Dapat berupa bukti transfer

Pengeluaran kas
Untuk mengawasi pengeluaran kas, maka semua pengeluaran kas dilakukan
dengan menggunakan cek, kecuali pengeluaran yang jumlahnya kecil dapat
dilakukan melalui kas kecil.

Pada perusahaan besar biasanya menggunakan sistem voucher misalnya faktur.


Sistem voucher ini menetapkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Kewajiban perusahaan hanya dapat terjadi dari transaksi yang telah
disetujui atau disahkan oleh orang yang berwenang dalam perusahaan.
2. Prosedur yang berkaitan dengan terjadinya kewajiban meliputi verifikasi,
pengesahan, dan pencatatan harus ditetapkan
3. Cek hanya dibayarkan bila untuk kewajiban yang telah diverifikasi dan
disahkan secara benar
4. Kewajiban harus dicatat pada saat terjadi transaksi pembelian.

Dana Kas Kecil

Salah satu prosedur pengendalian intern pengeluaran kas adalah setiap


pengeluaran harus dengan cek, tetapi bila pengeluaran itu jumlahnya kecil bila
menggunakan cek tentunya akan menyebabkan pemborosan waktu dan biaya.
Maka perusahaan perlu membentuk suatu kas kecil yang disediakan khusus untuk
itu.

Untuk membentuk suatu kas kecil, perusahaan menaksir jumlah kas yang
diperlukan untuk jangka waktu tertentu seperti seminggu atau sebulan.

Pada saat pemakaian kas kecil, perusahaan belum mencatat transaksi tersebut
tetapi pemegang kas kecil menyimpan bukti pengeluaran. Jika kas kecil akan diisi
kembali maka pada saat itu dibuat jurnal dengan mendebet rekening biaya dan
menkredit rekening kas.
Pada saat pembentukan dana kas kecil sebesar Rp. 100.000 jurnalnya
adalah sebagai berikut ;

Kas kecil 100.000


Kas 100.000

Pembayaran melalui kas kecil

Setiap pembayaran dengan menggunakan kas kecil harus didokumentasikan


dengan menggunakan bukti pengeluaran kas kecil. Bukti-bukti pengeluaran kas
kecil harus disimpan pada tempat penyimpanan uang sampai kas kecil diisi
kembali.

Pengisian kembali kas kecil

Apabila uang dalam kas kecil mencapai tingkat minimum, maka dana harus diisi
kembali, untuk itu semua daftar pengeluaran harus disiapkan dan diajukan kepada
bendahara perusahaan untuk diteliti keabsahannya, dan apabila disetujui maka
kas kecil dapat diisi kembali pada jumlah semula.
Misalnya ;
Tanggal 15 maret pemegang kas kecil mengajukan permintaan kembali kas kecil
sebesar Rp. 87.000,- yang dilampiri dengan bukti pengeluaran kas kecil berupa
biaya pos Rp. 44.000,-, Biaya angkut pembelian Rp. 18.000,-, Perlengkapan
kantor Rp.20.000,- dan macam-macam biaya lainnya Rp. 5.000,-, maka jurnal
yang harus dibuat adalah

15/3 Biaya Pos 44.000


Biaya angkut Pembelian 18.000
Perlengkapan kantor 20.000
Macam-macam biaya 5.000
Kas 87.000

Dalam pengisian kembali kas kecil kadang-kadang terjadi kekurangan atau


kelebihan kas, misalnya contoh diatas, uang yang ada dalam peti seharusnya
Rp.13.000,- tetapi yang ada sesungguhnya hanya sebesar Rp.12.000, maka hal
ini perlu dibuat rekening khusus yaitu rekening selisih kas. Jika terjadi kekurangan
kas maka rekening selisih kas harus didebet, jika sebaliknya terjadi kelebihan kas
rekening selisih kas harus dikredit. Saldo debet rekening kas dilaporkan dalam
Laporan rugi laba sebagai biaya lain-lain, sedangkan saldo kredit rekening kas di
laporan dalam rugi laba sebagai pendapatan lain-lain.

Jurnal untuk selisih kas

Kas 12.000
Selisih Kas 1.000
Kas Kecil 13.000

Begitupun sebaliknya
REKENING GIRO BANK SEBAGAI ALAT PENGAWASAN
Penyimpanan kas dalam rekening giro bank adalah merupakan bagian dari
pelaksanaan pengendalian intern, karena bank biasanya menerapkan praktek
tertentu dalam mengamankan kas. Selain itu bank memberikan laporan kepada
pemegang giro secara periodik mengenai transaksi-transaksi yang terjadi secara
terinci.

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam pengawasan rekening giro berupa


kartu tanda tangan, bukti setoran, cek dan rekonsiliasi bank.

Kartu Tanda Tangan


Bank mensyaratkan setiap orang yang diberi kewenangan menandatangani cek
untuk mencantumkan tanda tangannya pada kartu tanda tangan. Kartu tanda
tangan akan digunakan bank untuk dibandingkan dengan tanda tangan yang
tercantum dalam cek yang ditarik oleh pemegang giro.

Bukti Setoran
Bank menyediakan formulir yang digunakan pada saat seseorang akan menyetor
ke rekening giro.yang disebut dengan formulir setoran

Cek
Untuk mengambil uang pada rekening giro pemegang harus menggunakan cek,
yaitu perintah kepada bank untuk membayar kepada orang atau perusahaan
sejumlah uang sebagaimana yang tertulis pada cek tersebut.

Laporan Bank
Pada akhir bulan bank biasanya mengirimkan laporan bank bulanan kepada para
pemegang giro. Laporan tersebut berisi saldo awal dan saldo akhir bulan, serta
daftar transaksi yang terjadi selama bulan yang bersangkutan

Rekonsiliasi Bank
Pembukuan perusahaan dan laporan bank seringkali menunjukkan jumlah saldo
yang berbeda, tetapi keduanya sama-sama benar, kadang perbedaan ini terjadi
karena perbedaan waktu pencatatan, oleh karena itu akuntan harus dapat
menjelaskan sebab-sebab terjadinya perbedaan tersebut. Proses ini disebut
rekonsiliasi bank.

Beberapa penyebab perbedaan antara saldo menurut pembukuan perusahaan


dengan laporan bank adalah sebagai berikut:

1. Bank belum mencatat transaksi tertentu


a. Setoran dalam perjalanan
b. Cek dalam perjalanan
2. Perusahaan belum mencatat transaksi tertentu
a. Penerimaan kas melalui bank
b. Biaya administrasi bank
c. Pendapatan bunga atau jasa giro
d. Cek kosong dari debitur atau konsumen
e. Cek dikembalikan kepada penyetro karena alas an lain seperti
rekening yang sudah ditutup, cek kadaluarsa, tanda tangan pada
cek tidak sah, kesalahn pada penulisan cek
3. Bank atau perusahaan atau kedua-duanya melakukan kesalahan
pencatatan
Tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi bank

1. Mulailah dari saldo yang tercantum dalam laporan bank dan saldo yang
tercantum dalam rekening kas perusahaan, kedua saldo tersebut mungkin
tidak sama oleh karena perbedaan-perbedaan diatas
2. Tambahkan atau kurangkan pada saldo per bank hal-hal yang tercantum
dalam pembukuan perusahaan tetapi tidak tercantum dalam laporan bank
a. Tambahkan setoran dalam perjalanan pada saldo per bank
b. Kurangkan cek dalam perjalanan dari saldo per bank
3. Tambahkan atau kurangkan pada saldo per buku, hal-hal yang tercantum
dalam laporan bank tetapi tidak tercatat dalam pembukuan perusahaan.
a. Tambahkan pada saldo per buku (a) Penerimaan kas langsung
melalui bank, (b) Pendapatan bunga atas saldo giro di bank.
b. Kurangkan dari saldo per buku (a) Biaya administrasi bank, (b)
Biaya pencetakan cek, (c) Pengurangan yang dilakukan oleh bank
misalnya pengembalian cek kosong.
4. Hitunglah saldo per bank yang telah disesuikan dan saldo per buku yang
telah disesuaikan, kedua saldo tersebut harus sama.
5. Buatlah jurnal untuk setiap hal yang terdapat pada butir 3 diatas.
6. Perbaiki semua kesalahn yang terdapat pada pembukuan perusahaan, dan
sampaikan pemberitahuan kepada bank jika bank melakukan kesalahan.

Contoh rekonsiliasi bank

PT. Nusantara memiliki rekening giro di bank Niaga. Pada akhir bulan Januari PT.
Nusantara menerima Laporan dari Bank Niaga. Menurut laporan bank, saldo PT.
Nusantara per 31 Januari adalah Rp. 5.388.480,-, menurut pembukuan PT.
Nusantara saldo giro di bank Niaga adalah Rp. 3.294.210,-. Setelah dilakukan
pembandingan ditemukan hal-hal sebagai berikut :

1. Setoran tanggal 30 Januari sebesar Rp. 1.591.630,- tidak tercantum dalam


laporan bank.
2. Bank telah melakukan kesalahan, yaitu cek yang ditarik oleh PT. Antara
sebesar Rp. 100.000 telah dikurangkan pada rekening giro PT. Nusantara.
3. Lima lembar cek ditarik akhir Januari telah dicatat dalam jurnal pengeluaran
kas PT. Nusantara, belum dibayar oleh bank.
No. Cek Tanggal Jumlah
337 27 Jan Rp. 286.000
338 28 Jan Rp. 319.470
339 28 Jan Rp. 83.000
340 29 Jan Rp. 203.140
341 30 Jan Rp. 458.530
4. Bank telah menerima pelunasan selembar wesel tagih milik PT. Nusantara
sebesar Rp. 2.114.000 (termasuk didalamnya pendapatan bunga sebesar
Rp. 214.000,-). Penerimaan wesel ini belum dicatat dalam jurnal peneriman
kas oleh PT. Nusantara
5. Laporan bank menunjukkan bahwa bank telah memberi bunga pada PT.
Nusantara sebesar Rp. 28.010,-
6. Cek nomor 333 sebesar Rp. 150.000,- yang telah dibayarkan pada PT.
Bromo telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas oleh PT. Nusantara
dengan jumlah Rp. 510.000 sehingga saldo perbuku menjadi terlalu rendah
Rp. 360.000,-
7. Biaya Administrasi bank bulan Januari sebesar Rp. 14.250,-
8. Laporan bank menunjukkan adanya pengembalian cek yang tidak cukup
dananya (cek kosong) sebesar Rp. 52.000,- cek tersebut berasal dari PT.
Rosalina.
Berdasarkan data diatas PT. Nusantara menyusun rekonsiliasi bank.

PT. Nusantara
Laporan Rekonsiliasi Bank
31 Januari 20xx

Per bank Per Buku


Saldo 31 Jan Rp. 5.388.480 Saldo 31 Jan Rp. 3.294.210
Tambah Tambah
Setoran dlm perjalanan Rp. 1.591.630 Penerimaan wesel.
Koreksi kesalahan bank Rp. 100.000 melalui bank Rp. 2.114.000
Rp. 7.080.110 Pendpt bunga bank Rp. 28.010
Kesalahan pembukuan Rp. 360.000
Rp. 5.796.220
Kurang Kurang
Cek dalam perjalanan By. Adm. Bank Rp. 14.250
No. 337 Rp. 286.000 Cek Kosong Rp. 52.000
No. 338 Rp. 319.470 (Rp. 66.259)
No. 339 Rp. 83.000
No. 340 Rp. 203.140
No. 341 Rp. 458.530
(Rp.1.350.140)

Saldo per bank yang Rp. 5.729.970 Saldo Per buku yang Rp. 5.729.970
Telah disesuaikan telah disesuiakan

Jurnal penyesuaian

31/1 Kas 28.010


Pendapatan bunga 28.010

31/1 Kas 360.000


Utang dagang 360.000

31/1 Macam-macam biaya 14.250


Kas 14.250

31/1 Piutang dagang 52.000


Kas 52.000

31/1 Kas 2.114.000


Piutang wesel 1.900.000
Pendapatan Bunga 214.000
.

Anda mungkin juga menyukai