Anda di halaman 1dari 3

Nama: Citra Suharti

Prodi: Manajement / Semester 2

NPM: 43181340219135

Kelas: Karyawan Sabtu-Minggu

Dosen: Dian Ayu Anggraeni, S.Pd.MA

1. Bagaimana pengendalian internal atas penerimaan kas dilakukan?

2. Bagaimana cara pengendalian internal atas pembayaran kas yang menggunakan cek?

3. Bagaimana kas disajikan di neraca?

4. Apa yang dimaksud dengan laporan rekonsiliasi bank dan apa tujuan dibuat laporan
rekonsiliasi bank?

5. Mengapa selisih kas dicatat ke dalam rekening pendapatan / biaya non operasional

Jawaban:

1.

 Penetapan tanggung jawab secara jelas


 Penyelenggaraan pencatatan yang memadai
 Pengasuransian kekayaan dan karyawan perusahaan
 Pemisahan pencatatan dan penyimpanan aktiva
 Pemisahan tanggung jawab atas transaksi yang berkaitan
 Pemakaian peralatan mekanis (bila memungkinkan)
 Pelaksanaan pemeriksaan secara independen

2.

 Hanya pejabat tertentu saja yang secara khusus memiliki otorisasi untuk
menandatangani cek (biasanya manajer keuangan).
 Adanya pemisahan tugas (segregation of duties) antara individu yang menyetujui
pembayaran kas, melakukan pembayaran kas, dan yang mencatat/ membukukan
pengeluaran kas.
 Menggunkan cek yang telah bernomor urut tercetak, setiap cek harus dilampiri
dengan bukti tagihan.
 Simpanlah blankko cek yang belum terpakai (yang telah bernomor urut tercetak tadi)
dlam save deposit box, dan hanya satu orang tertentu saja yang ditunjuk atau meniliki
akses untuk membukanya, cetak jumlah nilai cek yang akan dibayarkan dan tujuan
serta penerimaan pembayaran dengan menggunakan mesin cetak.
 Dilakukan pengecekan independen atau verivikasi internal. Bandingkan antara cek
dengan bukti tagihan dan cocokanlah dengan laporan bank atau rekening Koran
bulanan.
 Faktur tagihan yang telah dibayar lunas (invoice) yang telah dibayar lunas harus
diberi stempel lunas.

3. Karena kas merupakan aktiva yang paling likuid yang dimiliki perusahaan, kas akan diurut
atau ditempatkan sebagai komponen pertama dari aktiva lancar dalam neraca. Beberapa
perusahaan menggunakan istilah "kas dan setara kas" dalam melaporkan kas-nya. Kas sendiri
terdiri dari uang kas yang disimpan di bank (cash in bank) dan uang kas yang tersedia di
perusahaan (cash on hand). Sedangkan setara kas adalah investasi yang sangat likuid yang
dapat dikonversi atau dicairkan menjadi uang kas dalam jangka waktu yang sangat segera,
biasanya kurang dari tiga bulan (90 hari). Investasi ini memang pada awalnya sengaja
dilakukan oleh perusahaan dengan maksud untuk memperoleh pendapatan bunga dari uang
kasnya yang untuk sementara waktu memang berlebih atau tidak terpakai dalam kegiatan
operasional perusahaan. Contoh dari setara kas adalah sertifikat deposito yang diterbitkan
bank, surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memiliki peringkat kredit yang
baik (commercial paper), obligasi atau surat utang yang diterbitkan perusahaan, obligasi atau
surat utang yang diterbitkan pemerintah atau negara, dan investasi dalam dana pasar uang.
4. Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank merupakan proses penyesuaian informasi antara catatan kas menurut bank
dengan perusahaan. Penyesuaian ini bisa dilakukan dengan menyamakan catatan akuntansi
milik perusahaan dengan rekening Koran yang dicetak oleh pihak bank. Rekening koran ini
bisa diminta untuk rekening individu ataupun atas nama perusahaan. Dalam rekening koran
tersedia informasi transaksi lengkap dengan tanggal dan nominal uang masuk dan keluar.
Dengan adanya rekening Koran ini anda juga bisa mengetahui darimana sumber dana yang
masuk dan keluar. Sayangnya rekening koran ini biasanya dikenakan biaya oleh pihak bank.
Untuk nominalnya sendiri beragam dan anda bisa meminta rekening koran untuk periode
yang diinginkan nasabahnya.
Tujuan Rekonsiliasi Bank
Ada pula beberapa tujuan rekonsiliasi bank bagi perusahaan. Beberapa tujuan tersebut bisa
anda simak sebagai berikut :
1. Untuk mengecek ketelitian pencatatan dalam rekening kas dan bank yang belum
tercatat oleh perusahaan
2. Untuk memeriksa apakah penggunaan dana sudah melewati batas yang ditentukan
atau tidak
3. Sebagai internal control atas pengelolaan dana kas apakah sudah optimal atau belum
4. Sebagai pendeteksi kecurangan akuntansi sejak dini
5. Memvalidasi informasi klien atas pembayaran produk yang dipesan maupun piutang
usaha
6. Memeriksa kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh pegawai perusahaan seperti
dalam menjumlah, menambah, membagi atau dalam menjurnal transaksi
7. Memeriksa selisih kurs apabila terjadi transaksi valuta asing
8. at utang yang diterbitkan pemerintah atau negara, dan investasi dalam dana pasar
uang.
5. pendapatan yang timbul bukan dari kegiatan utarna bisnis bank. Contoh dari pendapatan
operasional lainnya adalah penerimaan deviden dari anak perusahaan atau penyertaan
saham, laba rugi penjualan surat berharga pasar modal, dan lainnya.
Pengakuan pendapatan dari deviden erat kaitannya dengan metode pencatatan dari
penyertaan, apakah secara cost atau equity method. Hal ini telah dibahas pada bab
penyertaan pada bagian akuntasi penanaman dana.

Pendapatan Non-operasional.
Yang termasuk dalam kelompok pendapatan non-operasional adalah rupa-rupa pendapatan
yang berasal dari aktivitas diluar usaha utama bank. Contohnya adalah pendapatan dari
penjualan aktiva tetap, penyewaan fasilitas gedung yang dimiliki oleh bank, dan lainnya.
Pendapatan ini harus diakui sebagai pendapatan pada periode berjalan.

Anda mungkin juga menyukai